• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Teoritis

4) Sumbangan terhadap masyarakat

a) Untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat secara lebih baik.

b) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat dalam membantu sekolah. 10

Begitu banyak fungsi dan makna kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Terutama manfaat ekstrakurikuler bagi siswa yang seyogyanya dapat memberikan berbagai pengalaman dalam segala hal, memperluas hubungan dan pergaulan, menguatkan kesehatan mental dan jasmani, dan yang terutama memberikan kesempatan kepada mereka untuk berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara baik sehingga secara tidak langsung memberikan dampak positif bagi prestasinya di dalam kelas.

d. Prinsip kegiatan.ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler secara umum dapat diartikan sebgai satu kegiatan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang bertujuan memperluas wawasan siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbagai aspek.

Untuk mencapai suatu tujuan kegiatan yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip kegiatan yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip ekstrakurikuler disini adalah aturan-aturan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun prinsip-prinsip kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah:

1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik secara individual.

2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.

3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikut sertaan peserta didik secara penuh.

4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang menggembirakan dan menimbulkan kepuasan peserta didik.

5) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.11

10

Siti Memah, "Minat Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler di MTs al-Jalfharotun-naqiyyah Jerang Barat Cilegon Banton " (Skripsi S I Fakultas 11mu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.25.

11

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama dan

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler haruslah membuat pesertanya memiliki rasa gembira, menimbulkan kepuasan dan keaktifan secara penuh, sehingga mampu mengembangkan bakat, minat, dan keterampilan siswa, yang akan memberikan manfaat bagi dirinya, masyarakat, dan negara.

e. Materi dan jenis ekstrakurikuler

Begitu banyak kegiatan di luar kelas yang temasuk kedalam kegiatan ekstrakurikuler, adapun materi dan jenis jenis ekstrakurikuler adalah:

1) Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa Jenis kegiatannya adalah : (a) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, (b) memperingati hari-hari besar agama, (c) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, (d) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (e) rnenyelenggarakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.

2) Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara

Jenis kegiatanya adalah (a) melaksanakan upacara bendera pada hari Senin, Berta hari-hari besar nasional, (b) melaksanakan bakti sosial, (c) melaksanakan lomba karya tulis, (d) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, (f) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional. 3) Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis

kegiatannya adalah: (a) melaksanakan tata tertib sekolah, (b) melaksanakan baris-berbaris, (c) mempelajari dan menghayati sejarah pejuangan bangsa, (d) melaksanakan wisata siswa dan. kelestarian lingkungan alam, (e) mempelajari dan menghayati semangat perjuangn para pahlawan bangsa. 4) Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur

Jenis kegiatannya adalah: (a) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan. Pengamalan Pancasila, (b) melaksanakan tats krama pergaulan, (c) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan aural, (d) meningkatkan sikap honnat siswa terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan masyarakat.

5) Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan Jenis kegiatannya adalah: (a) mengembangkan peran siswa dalam, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), (b) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (c) mengadakan forum diskusi ilmiah, (d) mengadakan media komunikasi OSIS, (e) mengorganisir suatu penientasan atau bazar.

6) Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan

Jenis kegiatannya adalah: (a) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, (b) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (c) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (d) meningkatkan usaha koperasi sekolah, (e) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

7) Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi

Jenis kegiatannya adalah : (a) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (b) meningkatkan kesehatan mental, (c) menyelenggarakan kantin sehat, (d) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.

8) Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni

Jenis kegiatanya adalah : (a) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni, (b) menyelenggarakan sanggar belajar semacam seni, (c) meningkatkan daya cipta seni, (d) mementaskan, memamerkan basil berbagai cabang seni.

f. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Parakan

Begitu banyaknya jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah, adapun jenis kegiatan ekstrakurikuler yang penulis angkat adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada pada sekolah SMP Muhammadiyah Parakan, yaitu: 1) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, terencana, terarah, dan bertanggung jawab.

Secara definitif, Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setup jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai Bari TK/ RA sampai SMU/ SMK/ MA.12

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.

Sedangkan dalam buku Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di Sekolah secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup:

a) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, Berta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan usaha sekolah, madrasah dan diperguruan agarna lainnya, dirurnah tangga maupun di lingkungan masyarakat.

b) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial, maupun lingkungan; dan c) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok. Serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi, pornoaksi, dan masalah-masalah sosial lainnya.13

2) Pramuka / Hizbul Whatan

Pramuka merupakan proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi pesertanya, kegiatan ini lebih difokuskan bagaimana berteman dengan alam. Sebagairnana yang dikutip M.Alimron dari buku

BPS Out Look, karya Lord Baden Powell yang mendefinisikan bahwa

12

Departemen Agama RI., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di

Madrasah (Jakarta: Direktorat Jendral Kelambagaan Agama Islam, 2005) h. 7.

13

Departemen Agama Rl., Panduan Pengembangan: UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di

kepramukaan, adalah: "Scouting is not Science to be solemly, not is it collection of doctrines and texs. No.It is a jolly game in the doors, and younger brothers picking uphealth and happines, handicrqft and fullness.14

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan, dan kesediaan memberi petolongan.

Tujuan kegiatan pramuka menurut Muhaimin adalah:

a) Sebagai wahana bagi peserta didik untuk berlatih berorganisasi b) Melatih peserta didik untuk terampil dan mandiri. 15

Dengan demikian tujuan dari pramuka adalah sarana untuk melatih kepribadian manusia agar berwatak dan berbudi luhur, tinggi mental, moral, berbudi pekerti serta kuat keyakinan agamanya, tinggi kecerdasan keterampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya.

3) Pesantren Kilat

Pesantren kilat merupakan salah satu upaya "penggembangan" siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Secara umum Pesantren Kilat terdiri dari dua kata kunci, yaitu Pesantren dan Kilat. Kata pertama disebut "pesantren", yang berasal dari asal kata "santri", yaitu istilah yang digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Penggunaan istilah pesantren sistem yang dipakai cenderung menggunakan ciri khusus keIslaman, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang pendidik atau yang disebut Kyai (guru).

14

M. Alimron, "Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan dalam Pengembangan Bakat

Kepemimpinan Siswa SLIP Dahlia, (Skripsi SI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2008), h.17.

15

Muhaimin,dkk., Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KMP) pada

Sedangkan "Kilat" mempunyai arti makna cepat atau singkat. Jadi kegiatan pesantren tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan ini biasanya dapat dilakukan saat libur sekolah atau pada bulan suci Ramadhan.

Dengan demikian Pesantren Kilat adalah kegiatan pendidikan agama Islam yang diikuti oleh pelajar, mahasiswa, remaja, pemuda yang dilaksanakan oleh sekolah, madrasah, kampus, maupun masjid, TPA, majlis ta'lim, lembaga dakwah dalam waktu relatif singkat pada waktu libur atau pada saat Ramadhan.16

Pesantren kilat bertujuan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman ajaran Islam pada peserta didik, sehingga mereka dapat menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam buku Paduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat dijelaskan bahwa tujuan dari diadakannya pesantren kilat yaitu:

a) Agar mampu meningkatkan, memperdalam dan memantapkan serta meningkatkan penghayatan siswa mengenai ajaran Islam, khususnya tentang keimanan, ibadah, akhlak, dan pemahaman isi al-Qur’an. b) Agar siswa mampu mengimplementasikan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga perilakunya sesuai dengan ajaran Islam. Sinkronisasi antara pemahaman dan amalan yang seiring akan membentuk mental spiritual yang tangguh, memiliki kepribadian yang kokoh dan mampu mengadapi proses modernisasi dan globalisasi. 17 4) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)

Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera. Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan suatu kegiatan atau aktifitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertugas sebagai pengibar bendera.

16

Departemen Agama RI, Panduan Penyelenggaraan Pesantren Kilat (Jakarta:

Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2005) h. 2. 17

5) Tapak Suci

Tapak Suci adalah ilmu bela diri asli Muhammadiyah. Tapak Suci merupakan salah satu seni budaya yang di wariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia khususnya warga Muhammadiyah. Olahraga Tapak Suci mengandung unsur keterampilan budi pekerti, pembentukan kepribadian yang kuat, dan semangat kebangsaan yang berguna untuk membentuk dan membina, manusia pembangunan yang diperlukan oleh masyarakat, bangsa dan negara.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam, pendapat-pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai basil pengalamanya sendiri datam interaksi dengan lingkunganya.18 Menurut Witting dalam bukunya Psychology qf' Learning mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai basil pengalaman.19

Witherington mendefinisikan. belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.20 Ada juga yang menafsirkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interkast dengan lingkungan.21

18

Slameto, Belajar dan Faktor-jbktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), ed. Revisi, cet-V, h.2.

19

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. VI, h. 90.

20

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, t.1), h.84.

21

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembek aran (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet-IX,h. 37.

Menurut Alisuf Sabri, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.22 Dengan kata lain, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat mewujudkan dalam bentuk tingkah lakunya.23 Uzer Usman mensyaratkan bahwa perubahan tingkah laku tersebut haruslah melalui interaksi antara individu dan individu dengan kelompoknya.24 Hal ini sejalan dengan pendapat Hilgard yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang melahirkkan atau merubah suatu kegiatan melalui jalan latihan baik dalam labolatorium ataupun dalam lingkungan alamiah.25

Rahman Abror yang dikutip Nashar berpendapat, bahwa belajar itu menimbulkan perubahan yang relatif tetap yang membedakan antara keadaan sebelwn individu berada dalam situasi belajar dan sesudah diperlakukan belajar.26

Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang mempengaruhi tingkah laku. seseorang.27

Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai hasil yang telah dicapai dari aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu, baik aktual maupun potensial.

22

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet4lf, h.55.

23

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta: 2005), cet-I, h.20.

24

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), cet-XIII, h.5.

25

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cct.I, h.35.

26

Nashar, Peranan Motivasi dan Kemamptian Awal dalam Kegiatan Pembelajaran

(Jakarta: Delia Press, 2004), cet-11, h. 50.

27

b. Prinsip-.prinsip belajar

Belajar secara umum. dapat diartikan sebagai satu proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan sumber belajar dalam bal ini guru, buku-buku maupun lingkungan. Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran yang baik perlu didukung oleh prinsip-prinsip belajar yang mendasarinya. Yang dimaksud prinsip belajar disini adalah aturan-aturan tentang belajar. Prinsip-prinsip umum belajar dibedakan menjadi dua yaitu prinsip-prinsip umum yang memandang belajar sebagai suatu proses dan prinsip umumnya memandang belajar sebagai suatu hasil atau produk.

Adapun prinsip-prinsip umum belajar sebagai proses memandang bahwa: 1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mengadakan reaksi, tujuan,

memperoleh pola yang dipelajari, dituntut partisipasi aktif para siswa, 2) Respon individu diubah selama belajar,

3) Situasi belajar ditentukan oleh tujuan belajar oleh siswa, 4) Proses belajar diawali oleh suatti kebutuhan dan tujuan,

5) Proses belaiar akan berlangsung efektif bila materi dan hasil yang diperoleh disesuaikan dengan pengalaman siswa,

6) Proses belajar akan baik dan efektif bila siswa dapat melihat hasil yang dicapainya dan memahami makna belajar,

7) Proses belajar dan hasilnya dipergunakan untuk tingkat aspirasi siswa 8) Siswa akan mengalami kesukaran, hambatan dan situasi yang tidak

menyenangkan dalam mencapai tujuan belajar,

9) Proses belajar akan berlangsung baik jika disertai bimbingan pengajaran, 10) Proses belajar dan basil individu ada kaitannya dengan perbedaan individu

kemampuan dan latar belakang siswa.

Sedangkan prinsip umum mengenai belajar sebagaimana hasil atau produk disebutkan bahwa hasil belajar berupa sikap dan tingkah laku dan perubahan langsung bagi diri siswa.

c. Prestasi Belajar

Secara etimologi, prestasi berarti; pencapaian, penampilan, dan kemampuan.28 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata prestasi dikaitikan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).29

Arif Gunarso mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.30 Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, memberi pengertian tentang prestasi belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.31

Dari pengertian basil belajar yang sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya.

Prestasi belajar menurut Benyamin Bloom secara garis besar dibagi 3 ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.32 Ketiga ranah tersebutlah yang menjadi objek penilain, Nana Sudjana merinci ketiga aspek tersebut:

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu.

a) Pengetahuan (knowledge) b) Pemahaman (comprehension) c) Penerapan (application) d) Penguraian (analysis) 28

Mohamad Ngajenan, Kamus Etitnologi Bahasa Indonesia (Semarang: Dahara Prize, 1986), h. 143.

29

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Bala] Pustaka, 2007), ed-III, cet-IV, h. 895.

30

Sunarto, "pengertian Prestasi Belajar," Artikel diakses pada 06 Nopember 2010 dari http:Hstinartombs.wordpress.com/2009/01/'05/Pengertian-prestasi-belajar/

31

Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet.-IV, h. 22.

32

e) Pemanduan (syntesis)

f) Penilaian (evalualif)

Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa, perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa, mampu melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan bidang studi yang dihadapinya.

2) Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Menurut Nana Sudjana, tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah lake seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.33

Adapun jenis katagori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari belajar yang mulai dari tingkat dasar sampai yang kompleks, yaitu

a) Menerima, rangsangan (receving)

b) Merespon rangsangan (responding)

c) Menilal sesuatu (valuing)

d) Mengorganisasi nilai (organization)

e) Mengintemalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai (characteazion by value or value compleks)

Pada ranah afektif ini harapkan siswa mampu lebih peka terhadap nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam bidang ilmunya.

3) Ranah Psikomotorik.

Ranah Psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampitan yang bersifat konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar yang

33

bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Dalam hal ini belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan kedalarn dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkung.an masyarakat.

Bahruddin merinci faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :34 1) Faktor intern (faktor dalam diri manusia)

Faktor ini meliputi:

a) Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi: (1). Karena sakit

Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya. (2). Karena kurang sehat

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pdajaran berkurang, saraf otak tidak.mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola, menginterprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran

34

Bahruddin dan Ersa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), cet-11, h. 19-28.

melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya.

(3). Karena cacat tubuh

Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu :

(a).Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, penglihatan, dan gangguan psikomotor.

(b).Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu dan sebagainya. Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat guru memperhatikan dan memperlakukan siswa dengan wajar. Sedangkan bagi orang . yang memiliki cacat tubuh serius hares mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB).

b) Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) Faktor psikologi meliputi:

(1). Intelegensi

Menurut Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat.35 Sedangkan menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. 36

Setiap orang merniliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ I 10-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

35

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.... h.133-134. 36

Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. IV, h.245

Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah, yang banyak mengalami kesulitan belajar.

(2). Bakat

Menurut Chaplin dan Reber, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.37 Dengan demikian bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir.

Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang, akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal hal tersebut akan tampak pada anak sutra mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nilainya rendah.

(3). Minat

Menurut Muhibbin, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 38 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak ' sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap

Dokumen terkait