• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.1 Deskripsi Hasil Wawancara tentang Impelementasi Kebijakan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada Dinas

IV.1.2 Sumber Daya a.Staf / Pegawai a.Staf / Pegawai

Berdasarkan LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan tahun 2011, jumlah tenaga administrasi dinas ini mencapai 265 orang. Jikalau dipandang dari segi kuantitas untuk beban kerja yang ditanggung oleh Dinas Kebersihan Kota Medan sebenarnya sudah melebihi kapasitas. Hal ini menyebabkan kerancuan dalam pembagian kerja, misalnya beban itu menumpuk di satu orang pegawai dan 3 pegawai lainnya tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya hal ini berdampak pada

kehadiran dari pegawai Dinas Kebesihan Kota Medan yang sering tidak tepat waktu, bahkan jarang berada di kantor pada jam kerja.

Menurut penuturan Bapak Ir. Surrahman saat ditanya mengenai jumlah pegawai yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan menyatakan bahwa,

“Yah, namanya juga PNS, sudah tahu sama tahu lah kita di dalamnya. Kalo mau jujur sebenarnya sekarang kita sudah kelebihan tenaga kerja. Kalau diilustrasikan bisa dibilang beban kerja satu orang itu lah dibagi sama empat orang. Ujung-ujungnya ya ada yang kerja dan ada yang gak kerja lah”

Hal ini pun sebenarnya terlihat dari hasil observasi peneliti di lapangan ketika mengadakan penelitian di Dinas Kebersihan Kota Medan. Dalam beberapa kali kunjungan terlihat bangku-bangku dan meja yang kosong pada hal masih dalam jam kerja. Ketika ditanyakan kepada informan yang lain, hal yang serupa menjadi jawaban,

“Kalo PNS ini kan gini nya dek. Adalah yang capk-capek sendiri. Kami berdua ini aja lah (bersama seorang rekan di bagiannya– penulis) yang selalu jadi penghuni kantor ini”

Jika ditinjau dari segi kulitas berdasarkan tingkat pendidikan, para pejabat struktural dan pegawai administrasi yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Kota Medan sudah memenuhi syarat dengan komposisi, 3 (tiga) orang berpendidikan S2, 44 orang berpendidikan S-1 dan sebanyak 4 orang berpendidikan D-III. Selain itu, softskillyang dimiliki oleh pegawai Dinas Kebersihan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya sudah cukup baik, misalnya mampu mengoperasikan komputer secara sederhana menggunakan jaringan internet untuk keperluan tugas dan tanggung jawab. Namun untuk keahlian yang khusus di bidangnya masih

perlu untuk dilatih lagi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional. Hal ini disebabkan karena proses penerimaan PNS yang bersifat umum dan keseluruhan dalam artian tidak dipersiapkan untuk satu keterampilan khusus. Memandang hal itu, Dinas Kebersihan selalu mengarahkan pegawainya untuk mengikuti diklat-diklat dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan dan manajerial yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian dari bidang yang ditanganinya. Beberapa pelatihan dan diklat yang pernah diikuti oleh pegawai Dinas kebesihan antara lain; Disomempo ( pelatihan komputer dan jaringan), Diklat tentang LAKIP, Diklat Penyusunan Renja, dsb.

Masih menurut Ir. Surrahman, ketika ditanyakan tentang kualitas dari PNS di lingkungan Dinas Kebersihan Kota Medan,

“Mereka yang muda-muda ini secara khusus banyak kok yang pintar-pintar, lulusan dari PTN nya rata-rata. Tapi gak bisa dibantah juga kalau untuk tugas yang khusus dan spesifik misalnya nyusun rencana kerja dan lain-lainnya masih terus belajar lah. Karena kan penerimaan PNS itu bersifat keseluruhan jadi gak ada penekanan kemampuan tertentu. Nah, jadi kalo ada diklat gitu, ya mereka ikut lah. Kalo ditanya sepulang diklat ya banyak lah pengetahuan yang bertambah”

Informan lain, yaitu Bapak Erianto Pasaribu, SE dan Ibu Kristina, ST yang juga pernah mengikuti diklat menyatakan,

“Sangat banyak lah pengetahuan yang didapat kalo misalnya rajin ikut diklat dan pasti selalu ada pelajaran/ pemahaman baru untuk diterapkan dalam kerjaan di bidangnya masing-masing, misalnya jadi tahu program komputer yang baru, semakin tahu cara dan kiat nyusun program dan perencanaan dan dalam penyusunan LAKIP”

Namun hal yang bertentangan juga terjadi pada beberapa pegawai pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Ada juga pegawai yang cenderung cuek dan tidak mau mencari pengembangan dirinya dan kurang giat untuk belajar dari

teman-teman satu bidangnya yang cukup punya potensial. Hal ini disampaikan oleh seorang Informan, yaitu Bapak Marisi Sumantri Sinaga, MM; staf Subbagian Peny. Program yang merupakan lulusan S1 Manajemen Unpad dan S2 Manajemen USU, ketika ditanyai tentang kondisi kualitas pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan

“Sebenarnya banyaknya diluar diklat itu yang bisa dijadikan pengembangan diri sama pegawai. Misalnya aku lah, cukup baiknya bahasa Inggrisku, tapi gak mau rekan-rekan ku ini belajar sama-sama, ntah mulai dari percakapan singkat aja pun kan, ini malah jadi aneh aku di liat. Jadinya aku pun tidak berkembang disini, belum lagi kurangnya tantangan pekerjaan kalo jadi PNS ini. hal yang sama selalu yang dikerjkan, ya diterima aja lah apa adanya”

Selain dari segi kuantitas dan kualitas, kondisi motivasi kerja pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan pun merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan. Sebagai pelayanan publik yang memberikan pelayanan sangat dituntut komitmen untuk mengerjakan kewajibannya. Namun di Dinas Kebersihan sendiri motivasi kerja pegawai masih kurang baik, sehingga senantiasa harus terus didorong. Hal utama yang menyebabkan ini adalah minimnya gaji atau pendapatan mereka,kurangnya tantangan kerja dan rancunya pembagian tugas antar pegawai dalam satu bidang. Maka terjadilah kondisi seperti pernyataan beberapa informan diatas tentang kurangnya kemauan belajar dari pegawai dan ketidakdisiplinan dalam hal waktu bahkan ada juga PNS yang cenderung melakukan pekerjaan lain untuk menambah uang masuk mereka. Untuk menyikapi hal tersebut, Bapak Andi Harahap selaku kepala bidang menyatakan solusi yang pernah dikerjakannya untuk memotivasi pegawinya, yaitu:

“Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan sangat banyak yang harus dipenuhi sehinga PNS ini kadang suka nyari kerjaan lain di luar.

Nah,dari pada mereka jadi tidak taat aturan dan malas akhirnya datang ke kantor semakin kita libatkan lah mereka dalam mengejakan proyek-proyek di sini. Yah, lumayanlah untuk nambah-nambah uang masuk dan mereka pun semakin semangat kerjanya”

Berbeda dengan pegawai secara umum, Tim LAKIP sendiri dirasakan sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas. Untuk tahun 2011 diangkat 13 orang yang menjadi Tim LAKIP yang menjadi perwakilan dari tiap bidang di lingkup Dinas Kebersihan Kota Medan. Pemilihan Tim LAKIP ini didasarkan pada keterampilan dan pemahaman masing-masing terhadap beban tugas dan tanggung jawab dari bidangnya. Untuk semakin meningkatkan pemahaman dari tim ini maka diadakanlah Seminar dan pembekalan serta pembinaan dari Inspektorat Jenderal Kota Medan. Seorang informan yang merupakan anggota Tim LAKIP, yaitu Ibu Kristina Sianipar, ST menyatakan,

“Kalo untuk Tim LAKIP sendiri kan anggotanya rata-rata kapala bidangnya masing-masing, jadi untuk pemahaman bagian kerjanya sudah baiklah. Karena mereka pun orang-orang yang berpengalaman di bidangnya masing-masing”

b. Fasilitas

Fasilitas yang diperhatikan dalam hal ini dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu fasilitas kantor dan fasilitas lapangan. Jika dilihat dari segi fasilitas kantor, sarana perkantoran di Dinas Kebersihan Kota Medan sudah cukup baik. Hal ini meliputi ruangan yang nyaman dan kondusif dan beberapa ruangan dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), seperangkat komputer dan printer untuk tiap bidang, telepon, lemari dan alat tulis kantor yang mendukung kinerja dari pegawai. Dalam waktu ini pun sedang dilakukan renovasi bangunan kantor Dinas kebersihan Kota Medan

untuk meningkatkan kualitas ruangan dan fasilitas yang mendukung kinerja pegawai. Berkenaan dengan fasilitas kantor ini, Ir. Surrahman memberikan pendapat ketika ditanya tentang kelengkapan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah, yaitu,

“Sejauh ini masih baiklah fasilitas yang ada, masih sesuai dengan kebutuhan kerja, tidak menjadi permasalahan. Komputer untuk ngetik aman, printernya juga, telepon untuk komunikasi juga seperti itu. Kita juga nyaman karena tiap bagian dan bidang sudah punya kantor masing-masing. Ya, kebutuhan kan pasti meningkat lah tiap tahun, tapi sejauh kita cermat memprediksi kebutuhan dan dimasukkah ke dalam rencana pengadaan fasilitas, selalu dipenuhi kok sejauh ini”

Memang ada beberapa keperluan lagi yang belum dimiliki oleh setiap bagian misalnya mesin fotocopi, namun tidak lah menjadi kendala bagi pelaksanaan tugas setiap harinya. Mereka pun menyiasatinya dengan memijam atau menumpang pada mesin fotocopi di bagian lain.

Untuk kondisi fasilitas lapangan, berdasarkan LAKIP tahun 2011Dinas Kebersihan Kota Medan dilengkapi dengan fasilitas seperti di bawah ini.

Tabel 4.2 Daftar Fasilitas Lapangan Dinas Kebersihan Kota Medan

No Nama Alat Jumlah Kondisi

1 Truk angkutan sampah 154 unit Baik

2 Truk tinja 10 unit Baik

3 Pick up angkutan sampah 8 unit Baik

4 Alat berat 5 unit (4 unit sudah tua sehinga tidak layak pakai lagi)

5 Minibus 5 unit Baik

7 TPA 2 lokasi

Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan visinya, Dinas Kebersihan Kota Medan masih sangat membutuhkan penambahan unit di tiap jenisnya dengan pertimbangan beban kerja yang tiap saat bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk Kota Medan. Untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas itu, Dinas kebersihan pun setiap tahun selalu memasukkan anggaran dana untuk pembelian alat yang baru, misalnya yang telah direalisasikan dalam tahun ini adalah truk penyiram tanaman dan penyapu jalan, truk pengangkut tinja dan gerobak sampah.

Dana operasional Dinas Kebersihan Kota Medan berasal dari PAD Dinas kebersihan Kota Medan yang dikumpul dalam bentuk retribusi sampah dari masyarakat senilai Rp. 5000,- (lima ribu rupiah) per rumah tangga dan juga berasal dari APBD Kota Medan. Berdasarkan pengukuran rasional yang telah disusun selama ini, dilihat dana operasional yang ada demi mewujudkan kebersihan Kota Medan sesuai dengan pernyataan Visi dan Misi Walikota Medan masih sangatlah kurang. Dengan beban hanya Rp.5000,- saja per rumah tangga per bulannya dibandingkan dengan jumlah sampah yang harus diangkut tiap harinya sangat tidak sesuai. Bapak Andi Harahap selaku Kabid Retribusi, ketika ditanyakan tentang kemampuan Dinas Kebersihan dalam menjaga kebersihan Kota Medan sesuai dengan mandat visi dari Walikota Medan menyatakan masih sangat kurang maksimal dikerjakan dengan uraian sebagai berikut,

“Tugas untuk menjaga kebersihan Kota Medan sebenarnya bukan semata-mata tugas Dinas Kebersihan, namun sebagai SKPD pelaksana teknis adalah tanggung jawab yang secara legal diserahkan pada kami. Dalam mengerjakan hal itu sebenarnya

dibutuhkan dana dan upaya yang sangat besar. Kalau dibandingkan antara tuntutan dan kemampuan dinas masih 1:3 secara pengukuran rasionalnya. Untuk menjaga tetap bersih dibutuhkan tenaga kerja yang siap beroperasi setiap hari di seluruh daerah kota Medan, namun biaya operasional tidak mencukupi hanya dengan retribusi Rp.5000,-/bulan/rumah tangga. Sehingga perhatian harus difokuskan pada tempat-tempat tertentu yaitu kawasan jalan kota, sementara daerah lainnya harus terima dengan frekuensi 2-3x/minggu dilewati oleh truk pengangkut sampah”

Oleh sebab itu, Dinas Kebersihan Kota Medan akan lebih gencar lagi dalam upaya pemenuhan dana tersebut dan sampai saat ini solusi yang dipikirkan adalah dengan memperbaiki sistem pengutipan retribusi sampah pada masyarakat dan mempertimbangkan untuk menaikkan nilai retribusi tersebut.

Dalam pelaksanaan AKIP sendiri secara khusus penyusunan LAKIP, tim didukung dengan fasilitas yang diberikan yaitu berupa anggaran penyusunan dari APBD yang diturunkan berdasarkan SK Kepala Dinas tentang Anggaran Dana Penyusunan LAKIP. Anggaran ini diperuntukkan sebagai honor tim, pembelian alat tulis kantor, penggandaan LAKIP yang telah selesai dikerjakan dan biaya makan serta minum tim. Anggaran ini mutlak dibutuhkan untuk mendukung pengerjaan LAKIP Dinas Kebersihan. Kendala yang dirasakan oleh Tim LAKIP yaitu keterlambatan pencairan dana yang pada ujungnya mempengaruhi kinerja. Sebagai contoh pada tahun 2011, LAKIP Dinas Kebersihan Kota Medan harus diserahkan dalam bentuk softcopy kepada Inspektorat Medan karena belum adanya dana pencetakan dan penggandaannya, seperti yang dinyatakan oleh informan ketika ditanya tentang fasilitas anggaran AKIP yang diberikan oleh pemerintah,

“Kalo fasilitas untuk LAKIP ini bentuknya anggaran, bukan peralatan keras. Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan LAKIP ya duitnya dari anggaran itu, untuk makan dan minum, ATK dan semuanyalah. Tapi itulah juga agak jadi masalah, misalnya terlambat lah pencairannya berdampak ke semua juga. Kayak tahun ini contohnya, jadi bentuk softcopy lah kami kasi LAKIP ke Inspektorat daripada terlambat”

c.Wewenang

Menurut beberapa informan batasan wewenang Dinas Kebersihan Kota Medan sudah jelas dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 26 Juni 2001 Jo Keputusan Walikota Medan Nomor 10 Tahun 2002 tanggal 11 Januari 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan, diperbaharui dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2009 tanggal 4 Maret 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Dinas Kebersihan Kota Medan. Lalu diperbaharui lagi berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan.

Setiap bagian dan bidang pun punya barisan tugas dan fungsi yang jelas sehingga sudah ada pembagian tugas yang jelas juga. Informan pun dengan yakin menyatakan bahwa tidak terjadi tumpang tindih atau rebutan beban kerja antarbagian atau antarbidang.

Dokumen terkait