BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.8 Sumber daya
3.8.1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi atau institusi. SDM dalam hal ini disebut sebagai pegawai merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi atau dapat dikatakan sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keadaan Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan
71
Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2017 berjumlah 57 pegawai, yang dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut:
Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongannya
Table
Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan KesehatanBerdasarkan golongan
NO Subdit / Subag Golongan Jumlah
I II III IV 1. Fasyankes Primer 11 3 14 2. Fasyankes Rujukan 2 11 1 14 3. Fasyankes Lainnya 3 10 3 16 4. Tata Usaha 12 1 13 Jumlah 5 44 8 57
Berdasar tabel diatas maka golongan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terbanyak adalahgolongan III, diikuti golongan IV dan golongan II.
Gambar : Infografis Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Golongan
72
Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Tingkat Pendidikannya
Table
Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan tingkat pendidikan
NO Subdit / Subag Tingkat Pendidikan Jumlah
SMA/SMAK/STM DIII DIV S1 S2
1. Fasyankes Primer 1 2 - 7 4 14
2. Fasyankes Rujukan 2 1 - 7 4 14
3. Fasyankes Lainnya 3 2 - 7 4 16
4. Tata Usaha 3 2 1 6 1 13
Jumlah 9 7 1 27 13 57
Berdasar tabel diatas maka tingkat pendidikan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terbanyak adalah S1, diikuti S2, SMA/SMAK/STM, DIII dan DIV
Gambar : Infografis Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Jenjang Pendidikan
73
Idealnya jumlah pegawai yang ada disesuaikan dengan hasil perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) pada suatu unit organisasi. ABK dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan kegiatannya yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan, tingkat efisiensi kerja dan standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Selain itu ABK juga dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pemberdayaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian.
Tabel
Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Jenjang jabatan
Berdasarkan kedua tabel di atas dan hasil ABK tahun 2017 di lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan diperoleh informasi bahwa jumlah pegawai tersebut belum mencukupi kebutuhan organisasi dan tentunya hal ini mempengaruhi pada pencapaian target kinerja di lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Guna mengefektifkan pegawai yang ada diperlukan penguatan kinerja pegawai. Penguatan tersebut berupa program-program dalam
74
rangka pengembangan kapasitas pegawai yang memerlukan dukungan dan komitmen para pimpinan organisasi untuk segera merealisasikan dengan kegiatan-kegiatan dalam bentuk investasi jangka panjang, misalnya peningkatan pendidikan formal pegawai sampai ke jenjang strata 1, strata 2, dan strata 3 serta pengembangan diklat khusus pegawaiyang terpadu dan berkelanjutan. Peningkatan kapasitas pegawai menjadi salah satu titik tolak yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kapasitas pegawai sekaligus peningkatan kapasitas organisasi.
3.8.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Rekapitulasi sumber daya sarana prasarana Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan kondisi per 31 Desember 2017 sbb :
2017 2016 Jumlah %
ASET
ASET LANCAR
Persediaan 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02
JUMLAH ASET LANCAR 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02
ASET TETAP
Peralatan dan Mesin 72,693,000,093 39,417,850,566 33,275,149,527 84.41 Aset Tetap Lainnya 417,577,806 371,927,806 45,650,000 12.27 Konstruksi Dalam Pengerjaan 5,345,328,400 5,345,328,400 - 0.00 Akumulasi Penyusutan (41,524,552,426) (35,933,657,673) (5,590,894,753) 15.55
JUMLAH ASET TETAP 36,931,353,873 9,201,449,099 27,729,904,774 301.36
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud 2,718,877,750 2,497,830,000 221,047,750 8.84 Aset Lain-lain 1,183,711,640 1,183,711,640 - 0.00 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi
Aset Lainnya (2,825,511,361) (2,303,762,445) (521,748,916) 22.64
JUMLAH ASET LAINNYA 1,077,078,029 1,377,779,195 (300,701,166) (21.82)
JUMLAH ASET 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61
EKUITAS
EKUITAS
Ekuitas 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61
JUMLAH EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61
75
Laporan Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset lancar, aset tetap dan aset lainnya Kementerian Negara/Lembaga per31 Desember 2017. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset Lancar adalah sebesar Rp. 152,563,492,919.00 (Seratus lima puluh dua milyar lima ratus enam puluh tiga juta empat ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus sembilan belas rupiah),nilai Aset Tetap sebesar Rp. 36,931,353,873.00 (Tiga puluh enam milyar sembilan ratus tiga puluh satu juta tiga ratus lima puluh tiga ribu delapan ratus tujuh puluh tiga rupiah), nilai Aset Lainnya sebesar Rp. 1,077,078,029.00 (Satu milyar tujuh puluh tujuh juta tujuh puluh delapan ribu dua puluh sembilan rupiah),sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatanper Tahun Anggaran 2017adalah sebesar Rp. 190,571,924,821,00 (Seratus sembilan puluh milyar lima ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus dua puluh empat ribu delapan ratus dua puluh satu rupiah) dan Akumulasi penyusutan sebesarRp. (44,350,063,787.00) (Minus empat puluh empat milyar tiga ratus lima puluh juta enam puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh rupiah). Nilai mutasi BMN tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-keuangan. Mutasi BMN yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan nilai BMN yang berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari pembiayaan APBN selama periode tahun berjalan, sedangkan transaksi non-keuangan merupakan transaksi penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.
3.8.3. Sumber Daya Anggaran
Pada Tahun Anggaran 2017 terjadi beberapa kali revisi mulai dari revisi POK sampai dengan revisi DIPA, hal ini disebabkan oleh efisiensi, optimalisasi dan pemanbahan anggaran recofusing. Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki alokasi anggaran DIPA Tahun 2017 terdiri :
No Uraian Belanja Barang Belanja Modal Total Anggaran Keterangan 1. DIPA AWAL 17.796.650.000 - 17.796.650.000 - 2. Revisi 1 17.796.650.000 - 17.796.650.000 -
76 3. Revisi 2 17.796.650.000 - 17.796.650.000 - 4. Revisi 3 17.796.650.000 - 17.796.650.000 Optimalisasi 5. Revisi 4 16.794.457.000 - 16.794.457.000 Efisiensi 6. Revisi 5 30.837.323.000 35.957.134.000 66.794.457.000 Recofusing 7. Revisi 6 32.765.864.000 36.028.593.000 68.794.457.000 APBNP 8. Revisi 7 32.765.864.000 36.028.593.000 68.794.457.000 Optimalisasi
Akuntabilitas keuangan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat digambarkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun anggaran 2017. Realisasi pendapatan negara tahun 2017 sebesar Rp. 234,681,074.00 dan realisasi belanja sebesar Rp. 61,957,170,091.00 atau 90.06% dari Anggaran sebesar Rp. 68,794,457,000.00 sehingga pada tahun 2017 sisa anggaran APBN Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 7,506,313,372.00.
77