• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang - evaluasi individual

Allowance for impairment losses on receivables - individual assessment

Perusahaan dan Entitas Anaknya mengevaluasi akun piutang tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan dan Entitas Anaknya mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak-pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan dan Entitas Anaknya. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang.

The Company and its Subsidiaries evaluate specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company and its Subsidiaries use judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current credit status based on any available third parties credit reports and known market factors, to record specific provisions for customer’s receivable amount to reduce the amount that the Company and its Subsidiaries expect to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables.

Nilai tercatat dari piutang usaha sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing

sebesar Rp132.955.303.374 dan

Rp107.783.414.513. Penjelasan lebih jauh

diungkapkan dalam Catatan 5. Sedangkan nilai tercatat dari piutang lain-lain - pihak ketiga sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp5.442.023.855 dan Rp5.730.478.439.

The carrying amounts of the trade receivable before allowance for impairment losses as of December 31, 2014 and 2013 were amounted to Rp132,955,303,374 and Rp107,783,414,513, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amounts of the other receivables - third parties before allowance for impairment losses as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp5,442,023,855 and Rp5,730,478,439, respectively.

Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama

estimasi ketidakpastian lain pada tanggal

pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat

aset dan liabilitas untuk tahun keuangan

berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan dan Entitas Anaknya mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan dan Entitas Anaknya. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company and its Subsidiaries based their assumptions and estimates on parameters available when the consolidated financial statements were prepared. Existing circumstances and assumptions about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company and its Subsidiaries. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.

34

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

(lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang - evaluasi kolektif

Allowance for impairment losses on receivables - collective assessment

Bila Perusahaan dan Entitas Anaknya

memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang, baik yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan dan Entitas Anaknya menyertakannya dalam kelompok piutang dengan risiko kredit yang serupa karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

If the Company and its Subsidiaries determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed receivables, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such trade receivables by being indicative of the customers’ ability to pay all amounts due.

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk

penurunan nilai diestimasi berdasarkan

pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang pada kelompok tersebut.

Future cash flows in a group of receivables that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for the trade receivables with credit risk characteristics similar to those in the group.

Nilai tercatat dari piutang usaha sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing

sebesar Rp132.955.303.374 dan

Rp107.783.414.513. Penjelasan lebih jauh

diungkapkan dalam Catatan 5. Sedangkan nilai tercatat dari piutang lain-lain - pihak ketiga sebelum penyisihan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp5.442.023.855 dan Rp5.730.478.439.

The carrying amounts of the trade receivable before allowance for impairment losses as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp132,955,303,374 and Rp107,783,414,513, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amounts of the other receivables - third parties before allowance for impairment losses as of December 31, 2014 and 2013 amounted to Rp5,442,023,855 and Rp5,730,478,439, respectively.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Imbalan kerja Employee benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan dan Entitas Anaknya bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat cacat, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan dan Entitas Anaknya yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti, ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Meskipun Perusahaan dan Entitas Anaknya berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan

signifikan dalam asumsi yang ditetapkan

Perusahaan dan Entitas Anaknya dapat

mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat atas liabilitas imbalan kerja karyawan

Perusahaan dan Entitas Anaknya pada

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing- masing adalah sebesar Rp19.901.973.000 dan

Rp15.836.580.000. Penjelasan lebih rinci

diungkapkan dalam Catatan 26.

The determination of the Company and its Subsidiaries’ cost for employee benefits liability is dependent on their selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such amounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate. Actual results that differ from the Company and its Subsidiaries’ assumptions which effects are more than 10% of the defined benefit obligation are deferred and amortized on a straight-line method method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company and its Subsidiaries believe that their assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company and Subsidiaries’ actual results or significant changes in the Company and its Subsidiaries’ assumptions may materially affect their estimated liabilites for employee benefits and net employee benefits expense. The carrying amounts of the Company and its Subsidiaries’ for employee benefits liability as of December 31, 2014 and 2013 were Rp19,901,973,000 and Rp15,836,580,000, respectively. Further details are disclosed in Note 26.

Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai dengan 20 tahun, yang merupakan masa manfaat ekonomis yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Perusahaan dan Entitas Anaknya menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan

karenanya beban penyusutan masa depan

mungkin direvisi. Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan dan Entitas Anaknya pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-

masing sebesar Rp2.192.961.820.092 dan

Rp1.911.663.349.593. Penjelasan lebih rinci

diungkapkan dalam Catatan 9.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over their estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets to be within 3 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company and its Subsidiaries conduct their businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. The net carrying amounts of the Company and its Subsidiaries’ fixed assets as of December 31, 2014 and 2013 were Rp2,192,961,820,092and Rp1,911,663,349,593, respectively. Further details are disclosed in Note 9.

36

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN

(lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Instrumen keuangan Financial instruments

Perusahaan dan Entitas Anaknya mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu berdasarkan nilai wajar pada pengakuan awal, yang mengharuskan

penggunaan estimasi akuntansi. Sementara

komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perusahaan dan Entitas Anaknya menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan dan Entitas Anaknya. Nilai tercatat dari aset keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing

adalah sebesar Rp162.332.487.595 dan

Rp144.104.407.476, sedangkan nilai tercatat

liabilitas keuangan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan

2013 masing-masing adalah sebesar

Rp1.557.266.644.804 dan Rp1.244.448.323.032.

Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam

Catatan 30.

The Company and its Subsidiaries recorded certain financial assets and liabilities initially based on fair values, which require the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair values would differ if the Company and its Subsidiaries utilized different valuation methodology. Any changes in fair value of these financial assets and liabilities would affect directly the Company and its Subsidiaries’ profit or loss. The carrying amount of financial assets in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2014 and 2013 were Rp162,332,487,595 and Rp144,104,407,476, respectively, while the carrying amount of financial liabilities carried in the consolidated statement of financial position as of December 31, 2014 and 2013 were Rp1,557,266,644,804 and Rp1,244,448,323,032 respectively. Further details are disclosed in Note 30.

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets

Aset pajak tangguhan diakui atas beda temporer antara dasar keuangan dan dasar pajak atas aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Seluruh rugi fiskal yang belum digunakan diakui

sepanjang besar kemungkinannya bahwa

penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga rugi fiskal tersebut dapat digunakan. Estimasi manajemen yang signifikan dibutuhkan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang akan diakui, berdasarkan waktu dan tingkat penghasilan kena pajak bersamaan dengan strategi perencanaan pajak masa depan. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Entitas Anak telah mengakui aset pajak tangguhan masing-

masing sebesar Rp202.823.882 dan

Rp153.145.896. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 16.

Deferred tax asset is recognized for temporary differences between the financial bases and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. All unused tax losses are recognized to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of taxable profits together within future tax planning strategies. As of December 31, 2014 and 2013, Subsidiaries have recognized deferred tax assets amounting to Rp202,823,882 and Rp153,145,896, respectively. Further details are disclosed in Note 16.

3. SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN (lanjutan)

3. SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY

(continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Pajak penghasilan Income tax

Estimasi signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan dan Entitas Anaknya mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.

Significant estimate is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and its Subsidiaries recognize liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.

Penurunan nilai aset non-keuangan Impairment of non-financial assets

Penurunan nilai terjadi pada saat nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkannya, yaitu yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada data yang tersedia dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset.

An impairment exists when the carrying value of an asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm’s length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset. In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anaknya menggunakan model penilaian yang sesuai untuk

menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-

perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda

atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan.

In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, the Company and its Subsidiaries use an appropriate valuation model to determine the fair value of the assets. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators. The value in use calculation is based on a discounted cash flow model.

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan Entitas Anaknya, tidak ada peristiwa atau

perubahan keadaan yang mengindikasikan

penurunan nilai dalam nilai tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Based on the assessment of the Company and its Subsidiaries’ management, there are no events or changes in circumstances that may indiciate impairment in the value of fixed assets as of December 31, 2014 and 2013.

38

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of the following:

2014 2013

Kas - Rupiah 1.463.343.620 1.598.296.646 Cash on hand - Rupiah

Kas di bank - Pihak ketiga Cash in banks - Third parties

Rekening Rupiah Rupiah Account

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.325.197.775 10.793.542.408 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Central Asia Tbk 3.233.862.385 6.934.802.767 PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Internasional Indonesia Tbk 3.204.474.450 2.271.231.826 PT Bank Internasional Indonesia Tbk

PT Bank UOB Indonesia 2.408.250.187 - PT Bank UOB Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 1.017.641.106 365.273.086 (Persero) Tbk

PT Bank Lampung 445.592.493 - PT Bank Lampung

PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk 439.447.496 230.451.465 (Persero) Tbk

PT Bank Tabungan Negara PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 374.073.458 - (Persero) Tbk

PT Bank Sulselbar 303.119.909 - PT Bank Sulsebar

PT Bank OCBC NISP Tbk 123.282.982 1.838.107.609 PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank Industrial and PT Bank Industrial and

Commercial Bank of China Commercial Bank of China

Limited (ICBC) Indonesia 101.526.084 35.426.154 Limited (ICBC) Indonesia

PT Bank Mayora 38.133.516 393.539.842 PT Bank Mayora

PT Bank Panin Tbk 27.022.785 27.291.812 PT Bank Panin Tbk

PT Bank Sumatera Utara 24.754.044 339.400.550 PT Bank Sumatera Utara

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 15.736.978 988.600.841 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

PT Bank Permata Tbk 2.254.608 2.614.384 PT Bank Permata Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.481.246 14.360.776 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank QNB Indonesia Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk

(dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk) - 37.955.289 (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk)

PT Bank CIMB Niaga Tbk - 1.649.577 PT Bank CIMB NiagaTbk

Rekening Dolar Amerika Serikat United States Dollar Account

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(AS$10.024 pada tahun 2014 dan (US$10,024 in 2014 and

AS$10.021 pada tahun 2013) 124.708.263 122.151.697 US$10,021 in 2013)

Sub-total 15.210.559.765 24.396.400.083 Sub-total

Deposito berjangka - Rupiah Time deposits - Rupiah

PT Bank Industrial and PT Bank Industrial and

Commercial Bank of China Commercial Bank of China

Limited (ICBC) Indonesia 5.000.000.000 - Limited (ICBC) Indonesia

Sub-total 5.000.000.000 - Sub-total

Total 21.673.903.385 25.994.696.729 Total

Tingkat suku bunga tahunan deposito berjangka pada tahun 2014 adalah berkisar antara 10,00% sampai dengan 10,50%.

The annual interest rates on the time deposits were ranging from 10.00% to 10.50% in 2014.