• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dan Tongkol (Euthynnus affinis) di Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalamadalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

Muklis

ABSTRACT

MUKLIS. Fishing Ground Mapping of Skipjack and Eastern Little Tuna in North Nanggroe Aceh Darussalam Waters. Supervised by DOMU SIMBOLON, and JONSON LUMBAN GAOL.

Potential fishing ground mapping of skipjack and eastern little tuna can be determined from oceanographic parameters such as sea surface temperature (SST) and chlorophyll-a concentration derived from Aqua MODIS satellite images. The objectives of this study are to analyse the temporal and spatial variability of SST and chlorophyll-a; and it’s relationship on potential fishing ground. chlorophyll-a concentration and SST derived from Moderate Imaging Spectroradiometer sensors using SeaDAS image processing software. Catch data of skipjack and eastern little tuna collected from Lampulo fishing base, Banda Aceh city from January 2006 until November 2007. Linier regression is used to analyse the relationship between catch per unit effort of fish and oceanographic parameters. The analysis of SST and chlorophyll-a concentration shows the temporal and spatial variation in northern part of Aceh seawaters. Both of chlorophyll-a concentration and SST have positive relationship on skipjack and eastern little tuna. Base on oceanographic parameters (SST and chlorophyll-a concentration), the potential skipjack and eastern little tuna varieties spatially and temporally in northern part of Aceh Seawaters.

Keywords: Mapping, potential fishing ground, skipjack and eastern little tuna, North Nanggroe Aceh Darussalam Waters.

RINGKASAN

MUKLIS. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

dan Tongkol (Euthynnus affinis) di Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam. Dibimbing oleh DOMU SIMBOLON dan JONSON LUMBAN GAOL.

Perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam berada di sebelah ujung barat Pulau Sumatera memiliki potensi perikanan laut yang cukup besar terutama kelompok ikan yang bernilai ekonomis penting. Produksi perikanan laut Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2004 tercatat 102.555 ton, dari produksi tersebut terdapat produksi cakalang dan tongkol sebesar 15.862 ton. Dari data produksi ikan cakalang dan tongkol di atas menunjukkan bahwa data hasil tangkapan ikan cakalang di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 793.462 kg dan tongkol sebesar 452.500 kg. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi dalam kegiatan eksploitasi sumberdaya perikanan di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam adalah ketidakpastian posisi dan sulitnya menentukan daerah penangkapan (fishing ground), karena masih terbatasnya penelitian-penelitian parameter oseanografi (SPL, dan klorofil-a) sehingga distribusi dan kondisi indikator oseanografi di daerah ini belum banyak diketahui, sehingga menyebabkan hasil tangkapan ikan belum optimal. Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam usaha penangkapan ikan adalah ketepatan dalam menentukan suatu daerah penangkapan ikan (DPI) yang layak untuk dapat dilakukan suatu operasi penangkapan ikan. Pada umumnya nelayan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menemukan schooling ikan. Dengan cara ini trip operasi penangkapan ikan menjadi lebih lama dan biaya operasional akan semakin tinggi. Parameter oseanografi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil tangkapan ikan terutama ikan cakalang dan tongkol, seperti SPL dan klorofil-a.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis penyebaran dan variasi SPL dan klorofil-a secara spasial dan temporal. (2) Menganalisis hubungan antara SPL dan klorofil-a terhadap jumlah hasil tangkapan ikan cakalang dan tongkol. (3) Mengidentifikasi daerah potensial penangkapan ikan cakalang dan tongkol dengan membuat peta daerah penangkapan ikan potensial berdasarkan kondisi oseanografis di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam.

Lokasi penelitian adalah perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam pada posisi 05o07'05"–06o00'00" LU dan 94o52'05"-95o35'25" BT. Penelitian dilakukan selama empat bulan, sejak bulan Agustus hingga Nopember 2007. Data yang digunakan dalam penelitian adalah citra SPL dan klorofil-a dari satelit Aqua MODIS level 3 dalam format HDF (Hierarchical Data Format). Data tersebut bersifat mingguan (perdelapan harian) selama dua tahun dengan rincian, yaitu 92 citra klorofil-a dan 92 citra SPL. Data perikanan yang meliputi jenis ikan hasil tangkapan ikan cakalang dan tongkol, daerah penangkapan ikan berdasarkan wawancara dengan nelayan dan panglima laot. Data hasil tangkapan ikan yang didaratkan di PPP Lampulo Kota Banda Aceh, data SPL dan klorofil-a selama dua tahun dari tahun 2006 sampai tahun 2007, dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan hasilnya dan selanjutnya digunakan untuk memprediksi daerah penangkapan ikan potensial di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam. Data hasil tangkapan ikan hubungannya dengan SPL dan klorofil-a ditentukan derajat hubungan antara variabel-vaiabel maka dilakukan Analisis Regresi linier sederhana. Analisis daerah potensi penangkapan ikan merupakan hasil dari sebaran SPL yang diintegrasikan dengan data klorofil-a.

Selanjutnya, data SPL dan klorofil-a divalidasi dengan daerah yang sering dilakukan operasi penangkapan oleh nelayan.

SPL tertinggi pada daerah penangkapan ikan cakalang terjadi pada bulan Agustus 2007 (musim timur) sebesar 30,10oC dan terendah terjadi pada bulan Nopember 2006 (peralihan timur-barat) sebesar 26,86oC. Sedangkan SPL

tertinggi pada daerah penangkapan ikan tongkol terjadi pada bulan April 2006 (peralihan barat-timur) sebesar 30,08oC dan terendah pada bulan Juni 2007 (musim timur) sebesar 28,00oC. Sementara konsentrasi klorofil-a tertinggi pada daerah penangkapan ikan cakalang terdapat pada setiap musim sebesar 0,33 mg/m3 dan terendah terjadi pada bulan April 2007 (peralihan barat-timur) sebesar 0,27 mg/m3. Sedangkan konsentrasi klorofil-a tertinggi pada daerah penangkapan ikan tongkol terjadi pada musim peralihan barat-timur tahun 2006 sebesar 0,33 mg/m3 dan terendah terjadi pada bulan Oktober 2007 (peralihan timur-barat) sebesar 0,26 mg/m3, kedua parameter oseanografi tersebut cenderung bersifat musiman.

Hasil tangkapan yang diperoleh di perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam didominasi oleh cakalang, layang, tongkol dan lemuru. Variabilitas hasil tangkapan ikan cakalang dan tongkol dari perairan tersebut yang didaratkan di PPP Lampulo Kota Banda Aceh secara signifikan dipengaruhi SPL untuk cakalang (r = 0,75) dan konsentrasi klorofil-a untuk tongkol (r = 0,75). Selama tahun 2006-2007 berdasarkan periode musim, CPUE cakalang tertinggi terdapat pada musim timur tahun 2006 dan 2007 sebesar 5.804 kg/trip dan 4.648 kg/trip, sedangkan ikan tongkol lebih banyak tertangkap pada musim peralihan barat- timur tahun 2006 dan 2007 sebesar 5.531 kg/trip dan 6.078 kg/trip.

Kata kunci : Pemetaan DPI, parameter oseanografi, cakalang dan tongkol, perairan Utara Nanggroe Aceh Darussalam.

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PEMETAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG

(Katsuwonus pelamis) DAN TONGKOL (Euthynnus affinis)

Dokumen terkait