PENYAJIAN DATA
5.1. Identitas Informan
4.2.3 Variabel Penelitian Evaluasi Program Pemberdayaan Kelembagaan
4.2.3.1 Sumber Daya Pendukung dan Bahan-Bahan Dasar yang diperlukan Untuk Melaksanakan Kebijakan
4.2.3.1.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia ini mencoba melihat kepada kemampuan dan keterampilan aparatur pemerintah dalam melaksanakan pekerjaannya. Berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan jaringan pemasaran UKM didalam program pemberdayaan kelembagaan UKM, maka penelitian lebih dikhususkan kepada pemahaman aparatur pemerintah daerah terhadap isi program, ketersediaan unit- unit/bagian-bagian yang mampu mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengembangan jaringan pemasaran UKM dan melihat kepada usaha-usaha Pemerintah Daerah dalam memboboti aparatur/pegawai tentang kemampuan dan pengetahuan di bidang perpajakan daerah.
Untuk memperoleh gambaran mengenai pengembangan jaringan pemasaran UKM dalam program pemberdayaan kelembagaan UKM, maka lebih dulu harus dipahami apa sebenarnya makna daripada program pemberdayaan kelembagaan UKM itu sendiri. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan daripada Dinas Koperasi Kota Medan tentang program pemberdayaan kelembagaan UKM, maka penulis mengadakan wawancara dengan aparat Dinas
Koperasi dengan menanyakan, apakah bapak memahami program pemberdayaan kelembagaan UKM.
Dari hasil wawancara dapat diperoleh gambaran bahwa sebenarnya Dinas Koperasi sudah memahami betul permasalahan UKM sehingga melahirkan program pemberdayaan kelembagaan UKM. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan-pernyataan dari semua informan yang diwawancarai sebagai berikut Pertama, Bapak Hormat Karo-Karo (Kepala Seksi Penyusunan Program), yang mana bagian ini lah yang merancang program pemberdayaan kelembagaan UKM di Kota Medan, mengemukakan pendapatnya tentang program pemberdayaan kelembagaan UKM:
“Pertumbuhan UKM di Kota medan saat ini telah berkembang pesat, namun tetap saja permasalahan mereka adalah persoalan manajerial, permodalan, dan kewirausahaan kelompok UKM yang kami lihat muncul sebagai akibat dari lemahnya kelembagaan UKM itu sendiri. Dimana kelembagaan UKM tersebut mencakup faktor internal dan eksternal UKM yang saling berkaitan sehingga akhirnya mencakup seluruh persoalan UKM”.
Selanjutnya, hal senada disampaikan oleh Bapak W. Kaban (Kepala Seksi Bina UKM), yang mana bagian inilah yang bersentuhan langsung dengan UKM, terkait program pemberdayaan kelembagaan UKM di kota Medan:
“Tidak kondusifnya lingkungan usaha di kota Medan saat ini jelas sangat menghambat pertumbuhan UKM yang notabene ingin dijadikan tulang punggung perekonomian kota Medan, berbagai persoalanpun lahir. Dan untuk itu dilahirkan program pemberdayaan kelembagaan UKM untuk memperkuat sistem kelembagaan... Kelembagaan menjadi fokus pemberdayaan karena kelembagaan itu mencakup seluruh aspek permasalahan UKM yang tidak bisa diselesaikan secara terpisah. Sehingga diharapkan program ini dapat membantu UKM agar mampu menghadapi tantangan dan ancaman yang menghambat pertumbuhan UKM itu sendiri”
Mengingat bahwa prinsip pemberdayaan adalah keterlibatan dari pihak yang akan diberdayakan itu sendiri, maka penulis menanyakan hal yang sama mengenai pemahaman program pemberdayaan kelembagaan kepada pelaku UKM sebagai informan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dalam penelitian ini. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa UKM yang akan diberdayakan sudah memahami apa yang disebut dengan program pemberdayaan kelembagaan UKM tersebut seperti jawaban dari Bapak Suradi (Pemilik UKM UD. Fajar) yang mengatakan bahwa:
“kami memahami betul program pemberdayaan kelembagaan UKM dari Dinas Koperasi yang membantu kami dalam penguatan kelembagaan UKM agar nantinya kami bisa mengatasi persoalan kami, karena kelembagaan UKM mencakup berbagai hal pokok yang saling berhubungan dalam menopang pertumbuhan UKM.”
Adapun program pemberdayaan kelembagaan UKM terdiri dari beberapa kegiatan pemberdayaan, seperti permodalan, manajemen, dan pemasaran. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada pengembangan jaringan pemasaran UKM. Pemasaran didalam melaksanakan bisnis adalah faktor yang sangat penting karena keberhasilan menghasilkan produk, manajemen yang baik dan didukung modal yang kuat tetapi tidak disertai kemampuan memasarkan produk tersebut adalah kehancuran bagi pelaku bisnis khususnya bagi UKM.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan UKM-UKM lahir karena mereka telah terlebih dahulu melihat pasar yang tersedia, dalam artian bahwa UKM-UKM telah terlebih dahulu melihat kebutuhan masyarakat akan sesuatu baru berani untuk menciptakan sebuah produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Anggapan UKM tersebut memang tidak dapat disalahkan karena adanya hasrat dari UKM untuk menghindari resiko kerugian. Namun
anggapan tersebut tidaklah dapat dipertahankan karena seiring dengan perjalanan UKM nantinya, mau tidak mau, agar UKM dapat bertumbuh semakin besar, mereka harus mengembangkan pemasaran produk mereka. UKM harus dapat mencari pasar baru yang dapat menampung hasil produksi mereka.
Keberhasilan daripada pengembangan jaringan pemasaran UKM tidak terlepas dari pemahaman para pemberdaya (Dinas Koperasi) akan pentingnya pemasaran bagi UKM. Oleh karena itu, penulis melakukan wawancara dengan key informan mengenai pentingnya kegiatan pengembangan jaringan pemasaran ini dilaksanakan. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas Koperasi kota Medan sudah memahami betul pentingnya kegiatan ini bagi UKM dan oleh karena itu, pengembangan jaringan pemasaran merupakan kegiatan andalan untuk menumbuhkembangkan UKM. Kesadaran akan pentingnya pengembangan jaringan pemasaran UKM diteruskan kepada pelaksanaan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung kegiatan tersebut.
Hal ini dapat dilihat dari penjelasan key informan berikut ini: Bpk. Kepala Sub Dinas Koperasi dan UKM (Andi Rachmat) menjelaskan sebagai berikut: “sangatlah mustahil jika UKM-UKM tidak menginginkan usaha mereka dapat bertumbuh besar. Dan cara yang paling memungkinkan untuk hal tersebut adalah bagaimana mereka mampu mengembangkan pemasaran produk mereka.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bpk. Hormat Karo-Karo yang mengungkapkan bahwa:
“pengembangan jaringan pemasaran merupakan salah satu cara untuk semakin mengembangkan UKM, dimana UKM dalam hal ini tidaklah sanggup jika hanya mengandalkan kemampuan mereka sendiri dalam pemasaran produk, mereka harus membangun jaringan-jaringan yang kuat agar kegiatan pemasaran merekapun semakin baik”.
Ketika hal yang sama ditanyakan kepada UKM, Bpk. Dahnial (pemilik UD. Nisa) menyatakan bahwa:
“pemasaran merupakan nyawa bagi UKM karena dengan modal yang umumnya sangat terbatas, pemasaran yang baik sangat membantu perputaran modal yang dapat digunakan untuk lebih memperbanyak produk”
Dari hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan bahwa baik Dinas Koperasi maupun UKM sangat memahami betul pentingnya program pemberdayaan kelembagaan UKM, begitu juga terhadap kegiatan pengembangan jaringan pemasaran UKM yang tercakup didalam program tersebut.
Penulis juga melihat langsung hal ini. Ketika penulis menanyakan lebih jauh tentang pelaksanaan kegiatan, pegawai Dinas Koperas pun menjelaskan dengan baik tentang pelaksanaan tugas yang diatur dalam kebijakan ini bahkan tugas-tugas yang dilakukannya setiap hari berkaitan dengan pelaksanaan program ini.
Untuk lebih jelasnya, penulis mewawancarai para informan mengenai pelaksanaan tugas yang harus dia lakukan setiap harinya berkaitan dengan pelaksanaan pengembangan jaringan UKM. Penulis mewawancarai kembali Bpk. Warista Kaban, beliau menjelaskan bahwa :
“Selama ini saya bertugas melakukan pendataan terhadap UKM-UKM yang ada di Kota Medan, selain itu, saya juga bersentuhan langsung dengan UKM, dimana saya melaksanakan kegiatan sosialisasi terhadap program maupun kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh Dians Koperai.”
Penulis juga mewawancarai Bpk. Andi Rachmat dan menanyakan hal yang sama. Beliau menjelaskan :
“Dalam hal ini saya mempunyai tugas melakukan pemantauan terhadap program ataupun kegiatan Dinas Koperasi baik itu yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan untuk kemudian menuliskan laporan kegiatan untuk dievaluasi, karena pelaksanaan program maupun kegiatan Dinas Koperasi untuk UKM ditangani sepenuhnya oleh seksi bina UKM.”.
Hal yang sama juga ditanyakan kepada Bpk. Hormat Karo-Karo, beliau menjelaskan :
“Yang menjadi tugas saya dalam hal ini adalah merumuskan dan mengkoordinasikan proses penyusunan program di bidang pemberdayaan, baik itu koperasi maupun UKM tentunya dengan masukan yang diberikan oleh seksi UKM”.
Dari hasil wawancara tersebut, penulis menyimpulkan bahwa setiap aparatur Dinas Koperasi telah betul-betul mengetahui tentang tugas apa yang harus mereka laksanakan untuk melaksanakan program.
Adanya unit-unit/bagian-bagian yang tersedia juga mempengaruhi pelaksanaan program ataupun kegiatan ini dengan efektif. Terkhusus dalam memperlancar proses administrasi bagi pelaksanaan program. Adanya mekanisme/tata cara yang harus diikuti dalam pelaksanaan program ini, membuat Pemerintah Kota Medan seharusnya juga memikirkan pembentukan unit-unit kerja. Hal ini dapat dilihat dalam struktur organisasi yang telah dibentuk oleh Pemerintah Kota Medan pada Dinas Koperasi selaku Dinas pelaksana di bidang koperasi dan UKM
Dalam hal ini, penulis melihat kembali struktur organisasi dari Dinas Koperasi Kota Medan. Dan untuk mengetahui lebih jauh tentang ketersediaan unit-unit yang mendukung pelaksanaan program pemberdayaan kelembagaan
UKM., maka penulis mewawancarai Bpk Andi Rachmat yang kemudian menyatakan :
“Untuk melaksanakan program pemberdayaan kelembagaan UKM, menurut saya unit-unit/bagian-bagian yang tersedia sudah bisa dikatakan cukup memadai dan selama ini unit-unit ini saling bekerjasama dalam melaksanakan kebijakan ini.”
Saat hal yang sama ditanyakan dengan Bpk. Warista Kaban, beliau menyatakan:
“kalau soal unit kerja, saya pikir Dinas Koperasi telah memiliki unit kerja yang memada, hanya saja harus diakui bahwa personil dinas koperasi sangat minim jika kita bandingkan dengan jumlah UKM yang dibina. Dan kalaupun tidak terjadi penambahan personil ke seksibina UKM, hendaknya dibentuk unit kerja pengawasan yang fungsinya nanti dapat mengontrol perkembangan UKM setelah terlibat dalam kegiatan maupun program Dinas Koperasi.”
Disadari bahwa kemampuan dan keterampilan manajerial merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan demi pelaksanaan program pemberdayaan yang baik dan optimal. Untuk itu diperlukan usaha dan cara-cara yang tepat untuk dilakukan dengan membekali para pegawai/aparatur pemerintah daerah agar mereka semakin mengetahui tugas dan tanggungjawabnya serta semakin mempunyai keterampilan yang baik dalam bekerja. Dimana hal ini sebenarnya juga merupakan kebutuhan dari setiap pegawai yang harus dan tetap diperhatikan oleh Pemerintah.
Di lingkungan Dinas Koperasi Kota Medan, ada usaha-usaha yang mungkin telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan manajerial bagi para pegawai Dinas Koperasi sendiri khususnya pemberian pemahaman akan pengetahuan tentang pengembangan jaringan pemasaran dan penguatan kelembagaan UKM. Untuk lebih jelasnya, penulis mewawancarai ketiga informan dengan mengajukan
pertanyaan yaitu, sejauh ini bagaimana usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aparat untuk pemberdayaan UKM.
Dari jawaban yang dikemukakan oleh Bpk. Warista Kaban, diperoleh penjelasan yaitu :
“Pemerintah Kota Medan memang pernah melakukan semacam forum diskusi dan juga seminar yang juga melibatkan Disperindag yang juga membina UKM dan kalangan akademisi untuk mensosialisasikan pentingnya pengembangan kelembagaan UKM disegala bidang termasuk pemasaran.”
Hal yang senada juga disampaikan oleh Bpk. Andi Rachmat dan beliau juga menambahkan bahwa ::
“Pemko telah mengadakan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pegawai dan selain itu juga telah mengadakan pengiriman pegawai untuk mengikuti program tugas belajar dan training ke pusat ataupun ke kota-kota lain dalam rangka peningkatan kemampuan aparat Dinas Koperasi dalam melaksanakan tugas.”