• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pemahaman Responden Tentang Jamu Instan Kunyit Asam

2. Sumber pengenalan

Sumber pengenalan tentang manfaat jamu instan kunyit asam dapat berasal dari keluarga sendiri atau teman, iklan di media massa, kemasan jamu instan kunyit asam, dan buku atau berita.

Tabel V. Sumber pengenalan manfaat jamu instan kunyit asam

No. Pernyataan SS + S TS + STS Kecenderungan 1. Saya tahu tentang khasiat dan

kegunaan jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman.

83% 17% SETUJU

2. Saya tahu tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari iklan di televisi, koran, atau majalah.

81,5% 18,5% SETUJU

3. Saya tidak pernah membaca khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari kemasannya.

21% 89% TIDAK

SETUJU

4. Saya tidak pernah membaca buku atau berita tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam.

31,5% 68,5% TIDAK

SETUJU

a. Informasi dari keluarga atau teman

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Saya tahu tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman.” Hasil yang diperoleh adalah 17% (34 responden) menyatakan sangat setuju, 66% (132 responden) menyatakan setuju, 14,5% (29 responden) menyatakan tidak setuju, dan 2,5% (5 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 83%.

Kebiasaan mengkonsumsi jamu oleh masyarakat telah diwariskan secara turun-menurun sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia (Anonim, 2006). Hal ini berlaku juga untuk jamu instan kunyit asam di mana sebagian besar konsumen mengetahui manfaat jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman.

b. Informasi dari iklan

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Saya tahu tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari iklan di televisi, koran, atau majalah.” Hasil yang diperoleh adalah 16,5% (33 responden) menyatakan sangat setuju, 65% (130 responden) menyatakan setuju, 14% (28 responden) menyatakan tidak setuju, dan 4,5% (9 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 81,5%.

Dari hasil penelitian Vania (2009) diketahui bahwa iklan tidak mempengaruhi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Farmasi di DIY terhadap obat tradisional. Adanya perbedaan hasil penelitian tersebut dengan kecenderungan responden dimungkinkan karena responden memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti pada penelitian Iangleraq (2009) diketahui bahwa mahasiswa non-farmasi di sebagian wilayah Provinsi Banten tidak sepenuhnya memahami obat tradisional. Menurut teori Weber, adanya stimulus dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, atau penafsiran individu (Sarwono, 2007). Iklan di televisi, koran, atau majalah sebagai media promosi jamu instan kunyit asam dapat menjadi stimulus bagi masyarakat karena di dalam iklan disebutkan tentang manfaat produk.

c. Informasi dari kemasan

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Saya tidak pernah membaca khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam dari kemasannya.” Hasil yang diperoleh adalah 4,5% (9 responden) menyatakan sangat setuju, 16,5% (33 responden) menyatakan setuju, 62,5% (125 responden) menyatakan tidak setuju,

dan 16,5% (33 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 89%.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka bab V pasal 17 ayat (2), informasi tentang khasiat/kegunaan merupakan salah satu informasi yang tercantum pada kemasan. Sebagian besar (89%) responden membaca khasiat/kegunaan jamu instan kunyit asam dari kemasannya.

d. Informasi dari buku atau berita

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Saya tidak pernah membaca buku atau berita tentang khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam.” Hasil yang diperoleh adalah 5,5% (11 responden) menyatakan sangat setuju, 26% (52 responden) menyatakan setuju, 55% (110 responden) menyatakan tidak setuju, dan 13,5% (27 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung tidak setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 68,5%.

Informasi dari buku atau berita seperti halnya iklan, juga merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, atau penafsiran individu (Sarwono, 2007).

Secara lebih detail, besarnya persentase dapat dilihat pada gambar 11 di mana responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban.

Gambar 11. Persentase sumber pengenalan manfaat jamu instan kunyit asam Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengetahui manfaat jamu instan kunyit asam dari keluarga atau teman (34%), maupun dari iklan di televisi, koran, atau majalah (34%). Beberapa responden (28%) mengetahui dari kemasan jamu dan hanya sedikit responden (4%) yang menyebutkan sumber lain seperti dari apotek, situs kesehatan, atau pengalaman pribadi.

Sumber pengenalan yang dominan berasal dari keluarga atau teman maupun dari iklan di media massa. Keluarga atau teman mempunyai pengaruh langsung pada konsumen karena selalu ada interaksi (Kotler, 2006), sementara iklan memiliki hubungan yang kuat dengan aspek pengetahuan (Perdana, 2004). Peran apotek masih tergolong rendah, mengingat jamu instan kunyit asam tidak hanya diperoleh dari apotek dan saran yang diperoleh dari apotek untuk keluhan seperti nyeri haid diatasi dengan istirahat dan konsumsi multivitamin.

3. Perbedaan manfaat jamu instan kunyit asam dengan jamu ramuan segar dan jamu instan lain

Jamu kunyit asam yang digunakan di masyarakat terdiri dari jamu instan dan jamu ramuan segar (jamu perasan/jamu gendong). Selain itu beredar juga jamu instan yang lain seperti jamu beras kencur, temu lawak, dan jahe dengan manfaat yang berbeda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemahaman masyarakat termasuk tinggi, yaitu sebesar 67,5%.

Tabel VI. Pemahaman responden tentang perbedaan jamu instan kunyit asam dengan jamu ramuan segar dan jamu instan lain

No. Pernyataan SS + S TS + STS Kecenderungan 1. Bagi saya khasiat dan kegunaan jamu

instan kunyit berbeda dari jamu gendong kunyit asam yang dijual di pasar atau dijajakan keliling.

52% 48% SETUJU

2. Bagi saya khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam berbeda dari jamu instan lain, seperti jamu instan temu lawak, beras kencur, atau cabe puyang.

87% 13% SETUJU

a. Perbedaan manfaat dengan jamu ramuan segar

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Bagi saya khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit berbeda dari jamu gendong kunyit asam yang dijual di pasar atau dijajakan keliling.” Hasil yang diperoleh adalah 12% (24 responden) menyatakan sangat setuju, 40% (80 responden) menyatakan setuju, 43,5% (87 responden) menyatakan tidak setuju, dan 4,5% (9 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 52%.

Pada dasarnya manfaat jamu instan kunyit asam tidak berbeda dengan jamu ramuan segarnya. Pengembangan jamu instan kunyit asam berasal dari jamu

ramuan segar yang diwariskan secaran turun-menurun di masyarakat (Handayani & Suharmiati, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut masyarakat manfaat jamu instan kunyit asam berbeda dengan jamu ramuan segarnya.

b. Perbedaan manfaat dengan jamu instan lain

Pada kuisioner tercantum pernyataan “Bagi saya khasiat dan kegunaan jamu instan kunyit asam berbeda dari jamu instan lain, seperti jamu instan temu lawak, beras kencur, atau cabe puyang.” Hasil yang diperoleh adalah 17,5% (35 responden) menyatakan sangat setuju, 69,5% (139 responden) menyatakan setuju, 11% (22 responden) menyatakan tidak setuju, dan 2% (4 responden) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden cenderung setuju terhadap pernyataan tersebut, dengan persentase sebesar 87%.

Setiap bahan penyusun yang ada dalam sediaan obat tradisional memiliki manfaat tersendiri. Jamu instan kunyit asam memiliki bahan penyusun yang berbeda dari jamu instan lain seperti temu lawak, beras kencur, atau cabe puyang, sehingga manfaatnya juga berbeda.

Dokumen terkait