• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR Achmad Sidiq

HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Radio

11. Sumber Rujukan

Diagram: 11. Sumber Rujukan Siaran

Sumber rujukan para pemateri atau penceramah yang menyampaikan siarannya kebanyakan merujuk pada sumber utama yaitu al-Qur’an dan Hadis 48 %, kitab klasik 20%, kitab terjemah 12 %, buku kontemporer 13 %, dan lainnya 7 %.

IV.Penutup

4.1. Simpulan

Hasil penelitian Siaran Agama Islam Melalui Radio di Kabupaten Tuban Jawa Timur diperoleh 152 siaran. Ada kecenderungan waktu siaran adalah pagi hari ( jam: 05.00-06.00) ada 66% dengan durasi siaran 60 menit, selebihnya dilaksanakan sore hari (jam: 16.00-17.00) den-gan durasi 30 menit ada25%.

Waktu pagi menjadi pilihan bagi para penyelenggara atau stasiun radio karena dari ka-langan ibu-ibu sambil beraktivitas di dapur sambil mendengarkan siaran radio, terutama siaran keagamaan. Waktu istirahat siang atau sore hari mereka disibukkan dengan pekerjaan lain atau digunakan melihat siaran Televisi. Untuk kalangan bapak-bapak, remaja dan anak-anak lebih suka menikmati waktu senggangnya dengan main game dan komputer atau nonton telivisi.

Jika dilihat dari pendidikan, latar belakang para pemateri adalah berpendidikan S1, S2, dan S3 ada 54 % dan pondok pesantren ada 46 %.

Variasi program siaran kecenderungan dengan bentuk pengajian ada 67% dan yang berbentuk Talk-show ada 33 %. Bentuk siaran cenderung menggunakan recorded/tidak ada 95 %, dan yang langsung hanya 5 %.

Sumber siaran, 100 % berasal dari program radio, dan an cara penyampaian, 66% cenderung menggunakan cara monolog sehingga siaran agama Islam menjadi beban.

Kecenderungan Isi siaran keagamaan Islam bertemakan Akhlak/Tasawuf 35 %, Islam secara umum 17 %, aqidah17%, Sosial Budaya 7 %, Aliran dan Sekte dalam Islam 7%, dan Al-Qur’an dan Hadis 3 %.

Bahasa yang digunakan pada saat siaran, 81 % bahasa Indonesia dan selebihnya bahasa Jawa 19 %. Sumber rujukan yang digunakan oleh pemateri, Al-qur’an dan hadis 48%, Kitab Klasik 20%, Kitab Kontemporer 13, Kitab Terjemahan 12 % dan lainnya 7 %.

4.2. Saran

1. Disarankan kepada pemerintah cq. Kementrian Agama untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan pendidikan tenaga penyuluh agama Islam dalam kaitannya pe-nyiaran agama melalui radio.

2. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat bahwa pemateri keagamaan Islam melalui ra-dio, agar lebih mengembangkan cara penyampaian materi, sehingga materi yang dis-ampaikan akan mudah diterima oleh halayak. Oleh karena itu Cq. Kementrian Agama untuk dapat membina para pemateri keagamaan Islam dengan materi metodologi da-kwah/komunikasi sehingga menjadi mubaligh yang handal.

3. Berdasarkan temuan penelitian isi materi yang disampaikan melalui radio kurang ber-variasi, sehingga para penyuluh agama Islam diharapkan lebih mengembangkan ma-teri siarannya dengan berbagai cabang ilmu keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Nur. 2010, Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI), Fajultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang.

Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Prenada Media Group.

Pardianto.2013. Meneguhkan Dakwah Melalui New Media. Jurnal Komunikasi Islam,

Volume 03, No.01 Tahun 2013 Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Sura-baya.

Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan.

Data Informan

1. Mi’rajul Huda, Kasi Humas Kantor Kemenag Kabupaten Tuban: 2015 2. Dra. Hj. Marfu’ah, Kasi Siaran Radio Vidya Suara, Tuban: 2015.

3. Taufiq, Penanggungjawab Radio AIC Fm, Masjid Al-Falah Tuban: 2015).

4. Deddy Lestyantono, Direktur Radio Vidya Tuban: 2015 Rs.HP. 0818 03254075, deddy_lestya@yahoo.co.id

5. Drs. H. Sutrino, MSI, TokohAgama Islam dan Pengamat Siaaran Agama Radio di Tuban: 2015.

Novi Maria Ulfah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang Jalan Prof. Dr. Hamka (Kampus III), Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah

Telephone: 024-7606405, Fax: 024-7606405 Email : unonovi@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui materi dakwah bil Qalam yang dilakukan oleh

prof Nazarudin Umar. Ia adalah penulis tetap selama bulan ramadhan untuk rubrik tasawuf ramadhan di koran Republika. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan intertekstual. Intertesktual melihat bahwa sebuah teks mempunyai hubungan dengan teks lainnya. Terdapat teks acuan yang disebut dengan hipogram. Obyek penelitiannya adalah semua tulisan atau materi dakwah yang ditulis Prof Nazarudin Umar selama bulam ramadhan tahun 1437 H.Terdapat 21 judul Materi dakwah yaitu: Dari tanpa niat ke niat yang luhur, Dari mukhlish ke mukhlash, Dari shaadiq ke shiddiq, Dari shabir ke mashabir, Dari syakur ke syukur,Dari taib ke tawwab, Dari inabah ke istijabah, Dari Istighfar ke tobat, Dari tahmid ke syukur,Dari tawakal ke taslim, Dari alim ke arif, Dari zikir ke wirid, Puasa dan Perubahan Karakter, Dari wirid ke warid, Dari rahmat rahmanniyah ke rahmat rahimiyah (1) dan (2), Meraih martabat ulama dari abiid ke ibaad, Al quran dan angka 19, Dari hushuli ke hudhuri, Dari al furqon ke alquran. Dari Materi tersebut kemudian dirujuk kepada ayat Al Quran sebagai teks acuan atau pokoknya.

Kata kunci: Dakwah Bil Qalam, Intertekstual, Rubrik Tasawuf Ramadhan, Republika.

PENDAHULUAN

Dakwah bil Qalam diidentikkan dengan istilah “dakwah bil Kitabah” (dakwah melalui

tulisan). Melalui tulisan-tulisan di media massa, seorang mubalig, ulama, kiai atau umat Islam pada umumnya sesuai dengan bidang keahlian atau keilmuan yang dikuasai dapat melaksanakan dakwah bil Qalam. Dengan demikian, mereka atau kita pun apat melaksanakan peran sebagai

jurnalis muslim, yaitu sebagai muaddib (pendidik), musaddid (pelurus informasi tentang ajaran

dan umat Islam) mujaddid (pembaharu pemahaman tentang Islam) muwahid (pemersatu atau

perekat ukhuwah Islamiyah) dan mujahid (pejuang, pembela dan penegak agama dan umat Islam) ( Syamsul, 2003:23).

Keunggulan dari dakwah bil Qalam dibandingkan dengan format bentuk lain adalah

sifat obyeknya yang massif dan cakupannya yang luas. Pesan dakwah bil Qalam dapat diterima

merupakan senjata dalam melawan serbuan pemikiran (al ghazwul fikr) pihak-pihak yang

merusak akidah, pemikiran, dan perilaku Islami umat Islam melalui media massa. Media Massa merupakan alat efektif untuk membentuk opini publik (public opinion) bahkan mempengaruhi

orang secara kuat dan massif.

Mengutip pendapat Ali Yafie, dakwah bil Qalam1 pada dasarnya menyampaikan informasi tentang Allah, alam atau makhluk-mahluk dan tentang hari akhir atau nilai keabadian hidup. Dakwah model ini merupakan dakwah tertulis melalui media cetak (Yafie, 1989: 255). Sedangkan Jalaluddin rakhmat dalam karyanya, Islam Aktual, mengatakan bahwa dakwah bil

Qalam adalah dakwah melalui media cetak. Mengingat kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan seseorang berkomunikasi secara intens dan menyebabkan pesan dakwah bisa menyebar seluas-luasnya, maka dakwah melalui tulisan mutlak dimanfaatkan oleh kemajuan teknologi informasi (Rakhmat, 1998:172).

Prof Nazaruddin Umar2 termasuk salah satu cendekiawan yang sangat produktif dalam melakukan dakwah bil Qolam. Karya-karyanya antara lain: Argumen Kesetaraan Gender

(buku disertasi),beberapa artikel sudah diterbitkan dalam Pengantar Ulumul Quran (1996). Ia juga

menulis poligami dalam bunga rampai pemikiran Ali Syari’ati di tahun 1999. Judul lainnya yaitu

Perbandingan Antar Aliran: Perbuatan Manusia” dalam Amin Nurdin dan Afifi Fauzi Abbas. Prof

Nazar juga menulis buku dengan judul “Sejarah Pemikiran Dalam Islam” pada tahun 1996.

Selain menulis dalam bentuk buku, Prof Nazaruddin Umar juga produktif menulis di media cetak, salah satunya harian Republika. Republika merupakan koran nasional yang sejarah berdirinya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh umat Islam. Menilik sejarah, Republika lahir tidak bisa dilepaskan dari lembaga ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia di bawah pemimpin B.J Habibie) pada tanggal 4 Januari 1993. Tidak banyak media Islam yang mampu bertahan sampai sejauh ini. Ketatnya bisnis media serta bergesernya pengguna media dari media cetak ke media online merupakan beberapa faktor penyebab matinya media cetak Islam. Meskipun mengalami pasang surut, tetapi koran Republika mampu bertahan sampai dengan sekarang.

1Rusdjdi Hamka dalam Media Dan Citra Muslim(2005:486) sebagaimana juga dikutip oleh Kiki Zakiyah (2011:104) menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan pers Islam sulit berkembang atau berhenti terbit diantaranya: terbatasnya modal, kurang profesional, minat baca umat yang rendah, kurang menarik bagi kalangan menengah ke atas, merupakan beberapa aspek keterbatasan dalam pers Islam.

2Prof.Dr Nasaruddin Umar,M.A lahir di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1959. Alumnus pesantren As’adiyah Sengkang (1976), alumni Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang, (1984). Menyelesaikan program pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1992. Menyelesaikan program doktor di institusi yang sama, IAIN Syarif hidayatullah, dengan disertasi yang berjudul Perspektif

Jender Dalam Al Quran. Disertasi ini dijadikan buku. Ia juga tercatat sebagai visiting student di Mc Gill

University (Kanada pada tahun 1993-1994) serta visiting student di Leiden University (1994/1995). Ia juga pernah mengikuti program Sandwich Program di Paris University (1995) serta melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di negara-negara eropa (1993-1996) (Umar,2001:334).

Setiap memasuki bulan ramadhan, Republika memberikan rubrik khusus yang membedakan dengan hari-hari lainnya. Rubrik tersebut adalah tasawuf ramadhan. Rubrik dengan tema meraih martabat ulama dibuat seri setiap hari kecuali pada hari minggu. Berdasar uraian tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui dakwah bil Qalam yang dilakukan oleh

Nazarudin Umar di rubrik Tasawuf Ramadan di koran Republika selama bulan ramadhan tahun

1437 H.

Metode Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research).

Sehingga obyek penelitian, referensi dan rujukan lainnya diperoleh melalui sumber tertulis yang terdapat di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, menurut Noeng Moehadjir (1996:9) penelitian kualitatif tidak menggunakan data statistik, logika matematika maupun mengeneralisir data penelitian.

Lebih lanjut, penelitian kualitatif mencakup pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap aspek kajiannya (Denzin, 2009:2). Dalam penelitian ini, data yang diperoleh tidak diwujudkan dalam bentuk angka, tetapi data tersebut diwujudkan dalam bentuk penjelasan dan berbagai uraian yang berbentuk tulisan.

Penelitian ini juga menggunakan kajian intertekstual sebagai bahan analisis terhadap nilai-nilai yang ditemukan dalam tulisan Nazarudin Umar. Istilah intertekstualitas (intertuality

ing; intertextualite-prc) pada mulanya dikenalkan oleh Julia Kristeva. Intertekstualitas secara

mudahnya dapat didefinisikan sebagai relasi di antara teks dengan teks-teks lain. Dengan demikian, dipandang dari sudut pandang pembaca, sebuah teks hanya bisa dipahami dalam hubungannya atau pertentangannya dengan teks-teks lain (Culler, 1982:139).

Kristeva mencoba membatasi intertekstualitas dalam beberapa rumusan. Pertama,

intertektualitas adalah transposisi dari satu atau beberapa sistem tanda kepada sistem tanda yang lain dengan disertai sebuah artikulasi baru. Kedua, sebuah teks adalah produktivitas, ia merupakan

permutasi dari teks-teks lain: di dalam ruang sebuah teks terdapat ujaran-ujaran (utterance) yang

berasal dari teks-teks lain yang saling bersilangan dan saling menetralkan. Ketiga, Kristeva juga

mengatakan bahwa “setiap teks mengambil wujud sebagai suatu mozaik kutipan-kutipan, setiap teks merupakan resapan dan transformasi dari teks-teks lain” (Budiman, 2011:53). Pengertian yang terakhir ini mengingatkan kembali Mikhail Bakhtin yang pernah menyatakan bahwa teks sastra merupakan sebuah mozaik kutipan yang berlapis-lapis (multi-layered) yang membentuk

sebuah struktur yang dialogis dan polifonik.

Hal yang sama pun diungkap oleh Riffatere. Ia mengembangkan pemikiran tentang fenomena intertekstualitas dengan mengusulkan istilah atau konsep lain yang berkaitan, bahkan tumpang tindih dengannya, yaitu derivasi hipogramatik (hypogramatik derivation). Riffatere berpijak

pada asumsi bahwa pembaca tidak mungkin memahami semiosis apabila dia tidak menentukan lebih dahulu letak teks yang dihadapinya sebagai sebuah tanda yang berada di dalam suatu sistem atau jaringan (network). Dengan kata lain, makna sebuah teks sangat tergantung kepada

hubungan intertekstualitasnya, tergantung sepenuhnya kepada kemampuan pembaca untuk mengenali kaitan dan konflik di antara teks tersebut dengan teks-teks lain (Riffatere, 1978:110).

Lebih lanjut Riffaterre dikutip oleh Kris Budiman melihat bahwa produksi tanda-tanda puitik pun ditentukan oleh derivasi hipogramatik ini: suatu tanda atau serangkaian tanda akan menjadi puitik apabila mengacu kepada atau memolakan diri terhadap sekelompok tanda yang telah ada sebelumnya. Sebuah hipogram (hypogram) yang sebelumnya di sebut sebagai “teks

latar” atau “teks acuan”, merupakan sebuah teks atau setidaknya suatu sistem tanda-tanda yang terdiri atas sebuah predikasi. Hipogram bersifat potensial (dapat teramati di dalam bahasa) atau aktual ( dapat diamati di dalam teks yang telah ada sebelumnya).

Hipogram potensial adalah segala bentuk implikasi dari makna kebahasaan, yaitu yang berupa presuposisi dan makna konotatif yang sudah dianggap umum. Implikasi ini tidak dapat ditemukan dalam kamus, baik kamus ekabahasa maupun kamus dwibahasa, karena implikasi bukan berdasarkan pada arti denotatif kebahasaan. Implikasi itu sebenarnya telah ada pada pikiran penutur bahasa pada umumnya (Santosa, 2004:234).

Hipogram aktual adalah teks nyata, yang dapat berupa kata, frase, kalimat, peribahasa, atau seluruh teks, yang menjadi latar penciptaan teks baru sehingga signifikasi teks harus ditemukan dengan mengacu pada teks lain atau teks yang sudah ada sebelumnya. Teks dalam pengertian umum bukan hanya teks tertulis atau teks lisan, tetapi juga adat-istiadat, kebudayaan, agama dan bahkan seluruh isi alam semesta (dunia) ini adalah teks (Pradopo, 2002:132).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait