• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREN SIARAN KEAGAMAAN MELALUI RADIO KEMENTERIAN AGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TREN SIARAN KEAGAMAAN MELALUI RADIO KEMENTERIAN AGAMA"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

Bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan

Volume 3 No. 1 Tahun 2016 ISSN : 2354-662X

TREN SIARAN KEAGAMAAN

MELALUI RADIO

KEMENTERIAN AGAMA

Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang 2016

(3)

Penanggung Jawab

Prof. (R) DR. H. Koeswinarno, M. Hum

(Kepala Balai Litbang Agama Semarang)

Dewan Penyunting

Umi Masfiah (Ketua)

Mustolehuddin

R. Aris Hidayat

Bisri Ruchani

Samidi

Ahmad Sidiq

Wahab

Joko Tri Haryanto

Sulaiman

Mulyani Mudis Taruna

Setyo Boedi Oetomo

Zakiyah

Layouter

Musafak

Muhammad Purbaya

(4)

Ketua Panitia

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang senan-tiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami mampu me-nyelesaikan laporan kegiatan seminar hasil penelitian penyiaran keagamaan melalui radio di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

Kegiatan ini diikuti oleh praktisi radio, organisasi keagamaan, perguruan tinggi, Balai Diklat Keagamaan, stakeholder di lingkungan KPID dan Kementerian Agama, serta peneliti Balai Litbang Agama Semarang. Kegiatan tersebut bertujuan merumuskan panduan penyi-aran keagamaan Islam melalui radio, karena ditengarahi pada saat ini terdapat beberapa radio yang tidak mematuhi kode etik penyiaran, sebagai contoh adalah siaran radio Persada FM (radio milik MTA) yang menyinggung atau menjelek-jelekkan amaliyah satu golongan Islam tertentu.

Kami selaku panitia melaporkan, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015 bertempat di Balai Diklat Keagamaan Semarang. Laporan ini meliputi latar belakang kegiatan, tujuan kegiatan hingga dokumentasi dan menghasilkan beberapa rekomendasi penelitian.

Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih kepada Kepala Balai Litbang Agama Semarang yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan dan membuat laporan. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua dan sebagai bentuk tanggungjawab kepada pemerintah dalam hal ini (Kementerian Agama RI).

Demikian sambutan panitia penyelenggara seminar hasil penelitian penyiaran kea-gamaan melalui radio kami sampaikan, atas segala kekurangan kami menyampaikan permo-honan maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan sebagai bahan perbaikan di masa mendatang.

(5)

KEPALA BALAI LITBANG AGAMA

SEMARANG

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rah-mat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat merealisasikan “Penerbitan Buku Keagamaan” tahun 2016. Penerbitan buku ini merupakan hasil penelitian Balai Penelitian dan Pengemban-gan Agama Semarang, yang meliputi tiga bidang, yakni Kehidupan Keagamaan, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Lektur dan Khazanah Keagamaan.

Buku hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016 sebanyak 5 naskah. Naskah-naskah tersebut diterbitkan dalam bentuk bunga rampai sebanyak 2 judul dan bentuk prosid-ing sebanyak 3 judul. Penerbitan dalam bentuk bunga rampai meliputi judul-judul sebagai berikut:

1. RADIKALISME DAN KEBANGSAAN KELOMPOK KEAGAMAAN, Perspektif Pendi-dikan

2. RADIKALISME DAN KEBANGSAAN, Gerakan Sosial dan Literatur Organisasi Keagamaan Islam

Adapun judul-judul dalam bentuk penerbitan prosiding antara lain: 1. MODAL SOSIAL DAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA 2. EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

3. TREND SIARAN KEAGAMAAN MELALUI RADIO

Proses penerbitan ini telah melalui proses evaluasi dan editing yang ketat dari Tim Penjamin Mutu Internal Peneliti (TPMIP) Balai Litbang Agama Semarang. Tim ini dibentuk untuk kepentingan peningkatan kualitas hasil penelitian dan penerbitan. Salah satu hasil kerja TPMIP adalah terbitnya ke-5 buku dan prosiding yang merupakan hasil karya para peneliti Balai Litbang Agama Semarang. Dengan selesainya penerbitan buku-buku keagamaan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI yang telah memberikan ke-percayaan, dan arahannya demi terwujudnya penerbitan buku ini

2. Para pakar yang telah memberikan prolog dan kontribusi pengetahuan atas diterbitkan-nya buku ini

3. Para Tim Penjamin Mutu Internal Peneliti (TPMIP) Balai Litbang Agama Semarang yang telah tekun untuk menyelaraskan laporan hasil penelitian sehingga menjadi sebuah naskah buku yang telah diterbitkan.

4. Para peneliti yang telah merelakan karya hasil penelitiannya untuk diterbitkan sebagai buku

(6)

Kami berharap penerbitan prosiding ini dapat memberikan kontribusi bagi pengem-bangan khazanah sosial keagamaan serta sebagai bahan masukan bagi para pengambil kebi-jakan tentang pelbagai perkembangan dan dinamika sosial keagamaan di Indonesia. Selain itu, diharapkan pula sebagai acuan sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan bagi semua pi-hak tentang informasi kehidupan keagamaan. Semoga penerbitan prosiding ini dapat mem-berikan wawasan pengetahuan bagi masyarakat luas, terutama berkaitan dengan data dan informasi penelitian.

Tentu, penerbitan prosiding ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik tampilan ataupun pilihan kata-kata. Bahkan, dalam penerbitan buku ini masih ada hal-hal yang perlu perbaikan, baik berkaitan dengan sisi subtansi maupun teknis. Oleh karena itu, kami mengharap atas kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penyempurnaan penerbitan selanjutnya.

Semarang, November 2016 Kepala

Balai Litbang Agama Semarang

Prof. (R) DR. H. Koeswinarno, M. Hum NIP : 19631201 198903 1 002

(7)

Siaran keagamaan melalui media, pada era global berkembang sangat pesat. Radio sebagai salah satu media penyiaran masih dapat bersaing dengan media televisi yang juga tumbuh subur pada saat ini. Penelitian Balai Litbang Litbang Semarang yang meneliti siaran keagamaan radio di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, menemukan berbagai tren siaran keagamaan di radio.

Roch Aris Hidayat yang meneliti siaran keagamaan di RRI Madiun, Radio Kita FM, dan Radio Suara Madiun, diperoleh temuan bahwa problematika dakwah melalui radio terda-pat pada berbagai aspek, di antaranya aspek pendanaan, pemateri, dan lainnya. Problematika yang dialami pengelola radio dalam menyiarkan dakwah Islam di antaranya kesulitan dana, kesulitan memperoleh penceramah yang memadai, dan pemeringkatan (rating) yang rendah. Problematika yang dihadapi juru dakwah di antaranya kompetensi dan waktu.

Sementara itu, Umi Masfiah yang melakukan penelitian terhadap siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM, diperoleh hasil bahwa kajian terhadap siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Ra-dio Saka FM menyebutkan bahwa sebagian besar program siaran keagamaan dikemas dalam bentuk talkshaw, disiarkan pada waktu pagi, penceramah dominan berpendidikan S2 dan be-rasal dari berbagai lembaga keagamaan dan perguruan tinggi dengan materi ceramah sesuai tema Ramadhan, serta rujukan materi ceramah mengacu pada ayat al-Qur’an dan hadis.

Achmad Sidiq yang meneliti siaran keagamaan radio di Tuban, diperoleh hasil bahwa kecenderungan isi materi siaran agama Islam lebih dominan mengusung masalah tauhid, iba-dah dan akhlak. Latar belakang pendidikan penceramah umumnya strata 1 dan pendidikan pondok pesantren.Hal itu terlihat dari penguasaan baca kitab-kitab kuning/Islam klasik yang dijadikan rujukan mereka.

Hal ini cukup berbeda dengan kajian yang dilakukan Mustolehudin yang meneliti siaran keagamaan radio di Kota Tegal. Di Kota Tegal, penyiaran keagamaan di radio terbukti masih cukup efektif. Hal ini sebagaimana siaran keagamaan yang dilakukan Radio Sebayu FM, RCA FM dan radio Medina. Radio Sebayu FM sebagai radio plat merah kecenderungan siarannya berisi tentang fikih ibadah, dan sebagian siaran lainnya berisi tentang akhlak dan al-Qur’an. Hal ini berbeda dengan RCA FM yang cukup variatif dalam siaran agama Islam. Materi yang disiarkan di radio ini antara lain: akhlak (pendidikan), al-Qur’an, fikih, hadis, se -jarah kebudayaan Islam, akidah, filsafat pendidikan dan budaya. Sementara itu, radio Medina yang merepresentasikan radio komunitas, siaran agama Islam dari radio ini sangat dominan dengan tema fikih.

(8)

gram siaran keagamaannya cenderung menampilkan siaran keagamaan yang ‘aman’, yaitu si-aran keagamaan dengan membawakan tema yang tidak memancing perselisihan para penden-gar. Tema tersebut antara lain kajian tentang Alquran dan hadits, akhlak dan tasawuf, psikologi Islam, keislaman umum, dan fikih. Pada materi fikih, pihak media memberikan rambu-rambu kepada pemateri agar tetap menjaga persatuan umat dan menghindari perselisihan pendapat, serta menyikapi perbedaan pendapat fiqhiyah secara normal tidak memihak.

Berpijak dari hasil penelitian di atas, bahwa radio sebagai media penyiaran selain berfungsi sebagai sarana hiburan, juga berfungsi sebagai media pendidikan bagi masyarakat. Hal ini terbukti meskipun persaingan antar media cukup kompetitif, ternyata radio masih mampu bersaing dengan media televisi, media cetak, maupun dengan media internet dalam menyiarkan siaran keagamaan.

Semarang, November 2016 Mustolehudin

(9)

Kata Pengantar Ketua Panitia ... iii

Kata Pengantar Kepala Balai Litbang Agama Semarang.... iv

Kata Pengantar Editor ... vi

PROBLEMATIKA DAKWAH VIA RADIO (studi kasus RRI Madiun, Radio Kita FM, dan Radio Suara Madiun Jawa Timur)

R Aris Hidayat ... 1

SIARAN KEAGAMAAN ISLAM DI STASIUN RRI Pro 1, RADIO RETJO BUNTUNG, DAN RADIO SAKA FM YOGYAKARTA

Umi Masfiah ... 25 SIARAN AGAMA ISLAM MELALUI RADIO DI KOTA TEGAL

Mustolehudin ... 45

TALKSHOWKEAGAMAAN ISLAM DI RADIO (Studi Kasus

Radio RRI, SAS FM, dan Suara Muslim Surabaya)

Moh Lukluil Maknun ... 63

TREN ISI SIARAN AGAMA MELALUI RADIO DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR

Achmad Sidiq ... 89

DAKWAH BIL QALAM PROF NAZARUDDIN UMAR

(Kajian Interteks Rubrik Tasawuf Ramadhan Di Koran Republika)

Novi Maria Ulfah ... 111

(10)

Kasus RRI Madiun, Radio Kita FM, dan Radio Suara Madiun

di Madiun Jawa Timur

Roch Aris Hidayat Balai Litbang Agama Semarang

Jl. Untung Suropati Kav 69-70 Bambankerep, Ngaliyan Semarang Telepon 024-7601327 Faks 024-7611386

masarishidayat@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika dakwah melalui radio. Perubahan zaman menuntut perubahan cara dakwah, termasuk dakwah melalui radio. Hal ini menim-bulkan problem bagi juru dakwah maupun pengelola radio. Mereka tentu tidak ingin diting-galkan pendengarnya sehingga harus berupaya mengatasi masalah yang dihadapinya. Anali-sis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika dakwah melalui radio terdapat pada berbagai aspek, di antaranya aspek pendanaan, pemateri, dan lainnya. Problematika yang dialami pengelola radio dalam meny-iarkan dakwah Islam di antaranya kesulitan dana, kesulitan memperoleh penceramah yang memadai, dan pemeringkatan (rating) yang rendah.Problematika yang dihadapi juru dakwah di antaranya kompetensi dan waktu.

Kata kunci: problematika, siaran, dakwah, radio

Pendahuluan

Pada masa lalu dakwah melalui radio menjadi tren karena tidak banyak orang yang bisa melaku-kannya. Seiring perkembangan zaman radio tidak lagi menjadi tren karena ada televisi dan internet. Ra-dio hanya menyajikan siaran berbentuk auRa-dio sedangkan televisi (Kriyantono, 2007) dapat menyajikan siaran berbentuk audio-visual dan internet lebih canggih lagi sehingga lebih disukai masyarakat. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa dakwah melalui radio masih dilakukan sampai saat ini bahkan lebih bervariasi.

Penyiaran agama dapat dilakukan melalui berbagai media, baik media cetak maupun media ele-ktronik. Media cetak dan elektronik dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkem-bangan media penyiaran mencakup perkemPerkem-bangan media yang bersifat audio, audio-visual, maupun internet. Radio merupakan media penyiaran yang bersifat audio, sedangkan televisi merupakan media penyiaran menggunakan audio-visual (Atabik, 2013: 191) dan internet merupakan media penyiaran yang selain bersifat audio-visual juga bersifat global (Pardianto (2013: 22) Mutihatun,2001). Pada dasarnya si-aran keagamaan yang dilakukan melalui berbagai media tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyakarat tentang pentingnya agama bagi masyarakat, dalam jangkauan yang lebih luas.

(11)

Radio merupakan salah satu media penyiaran yang bersifat audio. Media ini di-miliki oleh pemerintah dan swasta secara proporsional. Radio merupakan lembaga pe-nyiaran publik, komersial, komunitas, dan berlangganan. Hampir seluruh radio milik pemerintah dan swasta menyelenggarakan siaran keagamaan sebagai wujud komitmen-nya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususkomitmen-nya edukasi keagamaan.

Penyiaran yang dilakukan oleh berbagai radio di Indonesia sebagaimana amanat Undang-undang Penyiaran No 32 Tahun 2002 bab 3 pasal 3, bertujuan untuk mem-perkokoh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta me-numbuhkan industri penyiaran Indonesia. Secara khusus penyiaran keagamaan melalui radio dimaksudkan untuk memperkokoh kehidupan keagamaan bangsa Indonesia dan meningkatkan keharmonisan hubungan umat beragama. Namun demikian, pada prak-tiknya penyiaran keagamaan yang dilakukan oleh stasiun radio tertentu kadang-kadang justru memicu ketidakharmonisan dalam kehidupan umat beragama baik intern maupun antarumat beragama.

Pada era reformasi ini masyarakat lebih bebas untuk menyampaikan aspirasinya dibandingkan dengan pada masa orde baru. Pada era reformasi masyarakat dapat me-nyampaikan dakwah secara lebih leluasa tanpa dihantui oleh ketakutan akan ditangkap atau ditutup radionya. Namun, kebebasan berekspresi ini tentu ada batas-batas yang ha-rus ditaati, bukan kebebasan yang tanpa batas. Batas kebebasan berekspresi di antaranya adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah dan norma yang ada pada masyarakat. Selama kebebasan itu tidak bertentangan dengan aturan pe-rundang-undangan dan norma yang berlaku maka kebebasan berekspresi itu tentu diper-bolehkan. Sebaliknya, apabila dinamika berdakwah itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku maka pemerintah perlu mengingatkannya dan melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang ada.

Kebebasan berekspresi pada era reformasi ini merupakan dinamika yang menarik untuk dicermati. Kebebasan itu perlu diatur karena kebebasan yang berlebihan justru berpotensi menimbulkan benturan pada masyarakat. Pemerintah perlu mengatur dan menjamin kebebasan berekspresi itu secara lebih bijaksana. Kebebasan berdakwah seb-agai salah satu wujud kebebasan berekspresi perlu diatur oleh pemerintah untuk mendu-kung tercapainya tujuan dakwah yaitu meningkatkan keimanan dan mendumendu-kung keutu-han negara kesatuan republik Indonesia (Taslimah; 2002; Windschuttle; 1988).

(12)

Idealnya penyiaran agama atau dakwah yang dilakukan melalui media radio seharus-nya dapat lebih meningkatkan keimanan seseorang, dapat lebih meningkatkan kerukunan umat beragama, dan dapat lebih memperkokoh keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Na-mun, pada kenyataannya dakwah yang dilakukan melalui radio selama ini masih belum mampu meningkatkan keimanan seseorang secara optimal, belum mampu meningkatkan kerukunan umat beragama secara signifikan, dan belum mampu memperkokoh keutuhan NKRI secara memadai (Eriyanto, 2007:122). Hal itu ditandai dengan masih tingginya angka kriminalitas, ma-sih belum mantapnya kerukunan umat beragama, dan mama-sih adanya gangguan keamanan dan terorisme (wawancara dengan Turmudzi, 24 Oktober 2015).

Tulisan ini secara khusus membahas problematika siaran agama Islam melalui radio mi-lik pemerintah dan swasta di Madiun Jawa Timur. Siaran agama Islam melalui radio sesungguh-nya memiliki peran yang cukup strategis bagi upaya menciptakan harmoni sosial tetapi siaran yang tidak dikelola dengan baik justru berpotensi menimbulkan disharmoni sosial di masyara-kat. Berangkat dari fenomena di atas, penting kiranya penguraian dan penjelasan problematika siaran agama Islam melalui radio terkait dengan penguatan harmoni sosial agar penyelengga-raan siaran keagamaan melalui radio dapat menunjang penguatan harmoni sosial di masyarakat.

Permasalahan yang dibahas pada tulisan ini adalah bagaimana problematika penyiaran agama Islam melalui radio di Kota Madiun. Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui problematika penyiaran agama Islam melalui radio di Kota Madiun. Permasalahan yang dibahas pada tulisan ini berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada penyiaran agama melalui radio dan lebih khusus lagi tentang penyebaran agama Islam melalui media radio publik, komersial, dan komunitas. Pembahasan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui alternatif solusi terhadap permasalahan yang dihadapi pelaku penyiaran keagamaan melalui radio, khususnya di Kota Madiun.

Hasil pembahasan ini diharapkan juga dapat digunakan untuk bahan pengambilan ke-bijakan terkait dengan penguatan peran media radio dalam peningkatan harmoni sosial di ma-syarakat, khususnya dalam memantapkan kerukunan umat beragama. Secara khusus manfaat praktis dari pembahasan ini di antaranya untuk mengidentifikasi cara-cara penyampaian materi-materi siaran keagamaan yang berpotensi menimbulkan konflik di kalangan umat beragama. Identifikasi ini penting untuk mencegah sedini mungkin terjadinya konflik antarumat beragama akibat penyiaran yang tidak mengikuti aturan yang ada. Selain itu, hasil pembahasan ini juga di-harapkan menjadi salah satu bahan pertimbangan instansi terkait dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam dunia penyiaran, khususnya radio, dan lebih khusus lagi dalam hal penyiaran paham keagamaan tertentu.

(13)

Tulisan ini merupakan ringkasan hasil penelitian menggunakan pendekatan kualita-tif dengan metode deskripkualita-tif. Penggalian data dilakukan dengan cara studi dokumen (me-lalui materi-materi siaran keagamaan), wawancara, dan pengamatan. Data yang dikumpulkan berupa dokumen siaran keagamaan Islam dalam kurun waktu dua bulan (Juli-Agustus 2015). Sasaran penelitian ini adalah stasiun radio milik pemerintah dan swasta yang menyelenggara-kan siaran agama Islam. Penelitian ini dilaksanamenyelenggara-kan di Kota Madiun, Jawa Timur. Pemilihan wilayah tersebut didasari atas pertimbangan bahwa Kota Madiun merupakan kota yang sedang berkembang dengan pengaruh dari berbagai daerah sekitar yang unik, di antaranya keunikan budaya dan keagamaan masyarakat, sehingga di daerah tersebut banyak stasiun radio yang menyelenggarakan siaran keagamaan Islam yang materinya menarik untuk dicermati.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisisproblem untuk mengetahui problematika yang dihadapi. Analisis dilakukan terhadap seluruh siaran keagamaan Islam yang ditemukan selama periode waktu tersebut. Unsur-unsur siaran yang diteliti terdiri atas unsur waktu siaran, durasi waktu siaran, latar belakang pemateri, pendidikan pemateri, bentuk siaran, durasi siaran, variasi isi siaran, dan bahasa.

Gambaran Umum Radio di Madiun

Gambaran umum radio di Madiun ini menjelaskan tentang empat jenis radio yang ada di Madiun yakni 1) Radio Republik Indonesia Madiun sebagai Lembaga Penyiaran Publik, 2) Radio Suara Madiun sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal, 3) Radio Moderato, Radio Ga-briel, Radio Madya, Radio DCS, Radio Cemara sebagai Lembaga Penyiaran Swasta/Komer-sial, dan 4) Radio Kita sebagai radio Komunitas. Empat jenis radio itu memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan visi dan misi masing-masing. Pada penelitian ini hanya diambil tiga radio yang menjadi sasaran penelitian ini dan akan dijelaskan secara detail tentang karakteristik masing-masingsebagai berikut.

Lembaga Penyiaran Publik RRI Madiun

Lembaga penyiaran publik Radio Republik Indonesia (selanjutnya disebut RRI) Ma-diun adalah salah satu lembaga penyiaran publik nasional yang ada di Kota MaMa-diun, Jawa Timur. Lembaga penyiaran publik ini berada di Jalan Mayor Jenderal Panjaitan, Nomor 10 Madiun. Lembaga Penyiaran Publik RRI Madiun merupakan satu-satunya radio di Madiun milik pemerintah yang menyandang nama negara dan siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial, RRI Madiun berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat, sebagai kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia interna-sional.

(14)

Secara historis RRI Madiun pada awalnya bukan Lembaga Penyiaran Publik tetapi seiring perkembangan zaman RRI Madiun berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Hal itu menunjukkan bahwa RRI memiliki tugas dan fungsi yang semakin be-sar. Tugas dan fungsi RRI Madiun tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiarandan Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005 ten-tang Lembaga Penyiaran Publik. Lembaga Penyiaran Publik RRI Madiun dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran asing.

Saat ini LPP RRI Madiun merupakan salah satu kekuatan dari 62 stasiun pe-nyiaran di seluruh Indonesia. Lembaga Pepe-nyiaran Publik RRI Madiun untuk Programa atau Pro 1 mengudara pada frekuensi FM 96,3 MHz, FM 99,7 MHz, dan AM 1008 KHz. Format stasiun Pro 1 adalah saluran informasi, pendidikan, budaya, dan hiburan. Sasaran khalayak adalah masyarakat umum yang berusia empat tahun ke atas. Wilayah jangkauan (coverage) meliputi Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ngan-juk, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Tulun-gagung.

Stasiun RRI Madiun Pro 1 mengudara dengan jam siar mulai pukul 04.45 – 24.00 WIB. Kekuatan pemancar untuk Pro 1 ini sebesar 10 Kw. Kualifikasi siaran di Pro 1 RRI Madiun terdiri atas berita informasi 25 %, pendidikan 15 %, kebudayaan 10 %, hiburan 35 %, dan iklan/ acara pendamping 15 %.

Tugas Pokok LPP RRIMadiun berdasarkan PP.12/2005 Pasal 4adalah mem-berikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat so-sial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah NKRI.Tu-gas LPP RRI Madiun dalam melayani seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah NKRI tidak hanya dengan satu program melainkan dengan empat program siaran dan ditambah dengan siaran luar negeri serta siaran berbahasa Inggris. Keempat program siaran itu 1) Pro 1: Pusat siaran pemberdayaan masyarakat, 2) Pro 2: Pusat siaran kreativitas anak muda, 3) Pro 3: Pusat siaran jaringan berita nasional dan kantor berita radio, 4) Pro 4: Pusat siaran budaya dan pendidikan, dan 5) VOI: Citra & Martabat bangsa didunia internasional. Siaran dilaksanakan setiap hari dengan 8 bahasa asing.

Sebagai sumber informasi terpercaya sesuai dengan prinsip lembaga penyiaran pub-lik, dalam menyelenggaran siaran, RRI Madiun berpedoman pada nilai-nilai standar

(15)

pe-nyiaran sebagai berikut. 1) Siaran bersifat independen dan netral, 2) Siaran harus memihak pada kebenaran, 3) Siaran memberi pemahaman, 4) Siaran mengurangi ketidakpastian, 5) Siaran berpedoman pada Pancasila, UUD 1945 dan kebenaran, serta peraturan yang lainnya, 6) Siaran harus memihak hanya kepada kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan 7) Siaran harus menjaga persatuan, kesatuan dan Kedaulatan NKRI.

Pada kenyataannya RRI Madiun tidak dapat menghindarkan diri sepenuhnya dari tekanan masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat yang tidak menghendaki kelompok ter-tentu melakukan siaran keagamaan melalui RRI Madiun melakukan tekanan berupa him-bauan sampai dengan ancaman sehingga pengelola siaran tidak leluasa menyiarkan acara keagamaan kepada masyarakat. Pengelola siaran tidak mau mengambil resiko terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh kelompok mainstream (Hamad, 2004). Hal ini membuat netrali-tas RRI Madiun tidak terjaga dengan baik.

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Madiun

Lembaga Penyiaran Publik Suara Madiun merupakan satu-satunya lembaga penyiaran lokal yang ada di Kota Madiun. Lembaga Penyiaran Radio Suara Madiun berdiri sejak 25 Januari 2005. Radio ini merupakan salah satu bagian dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Madiun.

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Madiun memiliki tanggung jawab membantu pemerintah, khususnya pemerintah Kota Madiun untuk menginformasikan sekal-igus mengkomunikasikan berbagai kebijakan dan program pemerintah sekalsekal-igus menampung aspirasi dan masukan dari masyarakat. Berkenaan dengan itu Radio Suara Madiun senantiasa berupaya menggelorakan semangat untuk terus berbagi informasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan masukan dan mencari solusi yang terbaik.

Radio Suara Madiun mengudara pada gelombang 93,0 FM. Radio ini beralamat di Jalan Mastrip Madiun tepatnya di kawasan stadion Wilis Madiun. Radio yang memiliki motto “Semakin hari semakin padat informasi” ini memiliki jangkauan lebih dari 33 kilometer. Den-gan demikian, jangkauan siaran Radio Suara Madiun ini mencapai daerah kabupaten Ngawi dan Magetan untuk jangkauan arah barat, daerah kabupaten Bojonegoro untuk jangkauan arah utara, daerah kabupaten Nganjuk untuk jangkauan arah timur, dan daerah kabupaten Ponorogo untuk daerah jangkauan arah selatan.

Radio Suara Madiun memiliki target pendengar warga Kota Madiun laki-laki dan perempuan yang berusia lima belas tahun ke atas. Target pendengar lainnya adalah warga Madiun yang memiliki status ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. Format program siaran bersifat kombinasi antara musik, informasi, dan siaran hiburan. Program siaran ada yang

(16)

bersifat siaran tunda atau rekaman dan siaran langsung dengan pola monolog dan interaktif. Pola interaktif dilakukan dengan tanya jawab via telepon.

Radio Suara Madiun memiliki waktu siaran 18 jam siaran baik pada waktu hari kerja maupun hari libur. Siaran dimulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB.Format siaran bersifat umum dengan materi siaran seluruhnya dari lokal. Komposisi mata acara terdiri atas musik dan hiburan menduduki prosentase tertinggi yaitu 40 %, sedangkan in-formasi dan berita menduduki posisi kedua dengan prosentase 30 %. Sisanya terdiri atas 10 % pendidikan dan kebudayaan, layanan masyarakat 10 %, iklan 5 %, olah raga 2,5 %, dan siaran keagamaan 2,5 %.

Sumber materi siaran di Radio Suara Madiun berasal dari Dinas/Badan/Kantor/ Bagian di lingkungan Pemerintah Kota Madiun, dari instansi vertikal di wilayah Kota Madiun, organisasi sosial/LSM/BUMN/BUMD/Swasta, wawancara langsung dengan narasumber, dan dari media, baik media cetak, elektronik, maupun internet. Materi siaran keagamaan Islam berasal dari tokoh agama setempat. Sumber materi siaran keagamaan Is-lam selain dari tokoh agama juga berasal dari pegawai Kementerian Agama Kota Madiun. Khalayak sasaran siaran di Radio Suara Madiun mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, dan dewasa. Proporsi usia pendengar radio ini terdiri atas 34 % berusia 40 tahun ke atas, anak-anak (usia di bawah 15 tahun) sebanyak 22 %, pemuda (berusia 20 sampai 29 tahun) sebanyak 17 %, dewasa (berusia 30 sampai 39 tahun) sebanyak 16 %, dan proporsi paling kecil adalah kelompok pendengar berusia remaja (15 sampai 19 tahun). Dilihat dari jenis jelamin khalayak siaran radio ini sebagian besar adalah wanita (52 %).

Pola acara siaran disusun secara variatif dengan mengkombinasikan antara hi-buran, informasi, dan layanan masyarakat. Mata acara siaran di Radio Suara Madiun di antaranya Hallo Madiun, BREM (Beritanya Ringan Enak Musiknya), Spektrum, Sweet Memory, Insertainment, Dangdut Asyik Suara Madiun, Dialog Interaktif, Ensiklopedi, Siraman Rohani, Lalapopi, dan Gado-gado. Acara Hallo Madiun merupakan acara berita yang memancarkan ulang (relay) dari Programa 1 Radio Republik Indonesia Stasiun Ma-diun.

Acara keagamaan dikemas dalam mata acara Siraman Rohani, yaitu acara siaran ke-agamaan Islam yang diisi oleh KH.Imron Djamil pada pukul 16.30 – 18.00 WIB.Acara ini merupakan pengajian yang bersifat monolog tetapi kadang-kadang diselingi dengan dialog interaktif. Materi siaran berupa kitab tafsir yang dibahas menurut tema tertentu. Me-dia bahasa yang digunakan kadang menggunakan bahasa Indonesia dan kadang-kadang bahasa Jawa.

(17)

Lembaga Penyiaran Komunitas Radio Kita

Lembaga Penyiaran Komunitas Radio Kita adalah radio penyiaran komunitas (Fauzia, 2011) yang ada di Kota Madiun, Jawa Timur. Lembaga radio komunitas ini berdiri pada tahun 2011 di Jalan Koperasi 68 Desa Banjarejo Kecamatan Taman Kota Madiun. Radio Kita Madiun ini pada awalnya mengudara pada frekuensi 105,2 MHz dengan cakupan daerah Kota Madiun. Sesuai perkembangan zaman dan memenuhi tuntutan masyarakat maka radio ini menambah daya pemancarnya menjadi sekitar 1000 watt.

Radio Kita Madiun merupakan radio komunitas yang didirikan oleh pesantren Nashrus Sunnah. Nama “Kita” merupakan singkatan dari Kajian Islam dan Tilawah Alqur’an. Jadi, pendirian radio Kita dimaksudkan sebagai media kajian Islam sekaligus sebagai media penyebarluasan ayat suci Alqur’an. Pesantren ini berdiri pada tahun 1993 dan didirikan oleh Yayasan An Najiyah Al Islaamiyyah. Pesantren Nashrus Sunnah ini memiliki motto “BerIslam sesuai dengan pemahaman Rasulullah saw. dan sahabat ra.”.

Visi Pondok Pesantren Nashrus Sunnah Madiun adalah salah satu wadah pendidikan dan dakwah Islam dalam rangka mencetak generasi rabbani yang berkualitas, bertanggung jawab dan beraqidah serta bermanhaj salafush-sholih. Visi ini kemudian dijabarkan menjadi tiga misi utama yaitu (1) membumikan Alqur’an dan As Sunnah pada setiap orang mukmin, (2) membentuk mental yang baik dan akhlak yang mulia, serta membina lingkungan sekitar yang kondusif, (3) menciptakan kehidupan yang harmonis dan seimbang antara pemimpin (umara’) dan rakyat, antara orang tua dan orang muda, antara orang tua dengan anak-anaknya dan antara alim ulama dengan ummat.

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan misi di atas meliputi kajian ke-agamaan Islam, penyelenggaraan pendidikan sekolah, dan pendirian sarana dakwah berupa radio dan televisi. Kajian keagamaan Islam diselenggarakan empat hari dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Ahad Pagi. Kajian ini diasuh oleh Ustaz M. Taufiq Badri, Lc. dan penga -suh lainnya di pesantren itu.Ustaz M. Taufiq adalah pimpinan sekaligus penga-suh pondok pesantren Nashrus Sunnah.

Penyelenggaraan pendidikan sekolah diwujudkan dengan pendirian Raudhatul Athfal (Ta-man Kanak-kanak) Nashrus Sunnah, Sekolah Dasar Islam Unggulan Sahabat, dan Sekolah Menen-gah Pertama Nashrus Sunnah. Taman Kanak-kanak Nashrus Sunnah memiliki program unggulan yaitu (a) hafal doa-doa harian, (b) hafal bacaan salat, (c) bisa membaca Alqur’an, (d) hafal juz 30 dari kitab suci Alqur’an. Sekolah Dasar Islam Unggulan Sahabat merupakan sekolah unggulan dari pondok pesantren ini. Program yang ditawarkan sebagai unggulan meliputi (a) penanaman aqidah sholihah, (b) memahami dasar bahasa Arab, (c) hafal enam juz Alqur’an, (d) hafal hadis arba’in, (e) penanaman karakter yang berani dan jujur.

(18)

Pondok pesantren ini juga sedang membangun gedung dan asrama untuk Sekolah Menengah Pertama Nashrus Sunnah. Lokasi gedung sekolah dan asrama berada di sebe-lah timur masjid pondok pesantren. Luas tanah untuk pembangunan gedung sekosebe-lah dan asrama sekitar 700 meter. Sumber pembiayaan pembangunan sekolah dan asrama berasal dari masyarakat yang peduli terhadap pendidikan di pesantren itu.

Problematika Siaran Keagamaan Islam Melalui Radio Di Madiun

Siaran keagamaan Islam yang disampaikan melalui radio di Kota Madiun men-galami dinamika yang cukup menarik untuk dicermati. Komposisi umat Islam di Madiun sebagian besar adalah kelompok nahdliyin. Selain itu ada kelompok minoritas di antaranya kelompok Muhammadiyah, Jamaah Tablig, MTA, dan lainnya. Kelompok-kelompok itu seharusnya mendapat kesempatan yang sama untuk mengisi siaran keagamaan di radio tetapi pada kenyataannya kelompok minoritas tertentu tidak diperkenankan mengisi siaran keagamaan di radio tertentu karena dianggap berseberangan dengan kelompok mainstream (wawancara denganTurmudzi, 24 Oktober 2015)

Siaran keagamaan Islam yang disampaikan melalui radio di Kota Madiun dapat diklasifikasikan menjadi sebelas aspek yakni (1) aspek waktu siaran, (2) aspek durasi waktu siaran, (3) aspek latar belakang pemateri, (4) aspek pendidikan pemateri, (5) aspek variasi program siaran, (6) bentuk siaran, (7) sumber siaran, (8) cara penyampaian materi oleh pembicara, (9) kategori isi siaran keagamaan, (10) bahasa yang digunakan oleh pembicara, (11) sumber rujukan materi.

Hasil temuan lapangan menyebutkan bahwa jumlah siaran keagamaan Islam selama bulan Juli sampai Agustus 2015 di tiga stasiun radio itu terdapat 92 kali siaran keagamaan Islam dengan perincian sebagai berikut. Jumlah siaran keagamaan Islam di RRI Madiun Programa 1 sebanyak 74 kali, jumlah siaran keagamaan Islam di Radio Suara Madiun se-banyak 3 kali, dan jumlah siaran keagamaan Islam di Radio Kita FM Madiun sese-banyak 15 kali.

Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat diketahui problematika yang dihadapi pen -gelola radio dalam menyiarkan siaran keagamaan, khususnya agama Islam. Komposisi ma-syarakat yang heterogen, dinamika sosial yang semakin memberikan jaminan kebebasan, dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks, telah mendorong pengelola radio melakukan inovasi dan penyesuaian agar radio yang dikelolanya tetap eksis dan siaran keagamaan yang disuguhkannya sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat. Namun demikian karena adanya keterbatasan yang dimilikinya menjadikan hal itu sebagai problematika yang harus diatasi.

(19)

Radio Republik Indonesia Madiun Programma 1 1. Waktu Siaran

Waktu siaran keagamaan Islam di RRI Madiun dilaksanakan terlalu pagi.Siaran di RRI Madiun dimulai pada pukul 05.00 WIB dan acara pertama yang ditampilkan yaitu Mutiara Pagi. Acara ini diisi dengan kajian Islam aktual oleh narasumber yang sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat. Acara siaran keagamaan Islam berlangsung setiap hari mulai hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu, dan Minggu.

Tabel 1 Waktu Siaran Keagamaan Islam

No. Uraian Waktu Siaran Jumlah Siaran % 1. Pagi (Pukul 00.00 – 08.59 WIB) 74 100 % 2. Siang (Pukul 09.00 – 14.59 WIB) 0 0 3. Sore (Pukul 15.00 – 17.59 WIB) 0 0 4. Malam (Pukul 18.00 – 24.00 WIB) 0 0

Jumlah 74 100 %

Waktu siaran keagamaan Islam di RRI Madiun yang terlalu pagi menjadi kurang op-timal. Dari 74 kali siaran keagamaan Islam yang ditemukan di RRI Madiun Pro 1 seluruhnya (100 %) dilaksanakan pada pagi hari. Hal ini menjadikan siaran keagamaan yang disuguhkan-nya kurang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2. Durasi

Durasi atau rentang waktu untuk melaksanakan siaran keagamaan Islam di RRI Ma-diun Pro 1 cukup bervariasi, namun ada kecenderungan durasi waktu untuk siaran keagamaan Islam ini selama 30 sampai 44 menit. Walaupun dalam konsep acara disebutkan bahwa durasi waktu siaran keagamaan Islam adalah satu jam (60 menit), tetapi di dalamnya termasuk acara pembukaan siaran, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan penyajian lagu-lagu rohani. Kare-na itu, waktu efektif untuk siaran keagamaan Islam sekitar 30 sampai 44 menit. Hal ini terlalu singkat untuk sebuah proses edukasi masyarakat yang beragam. Bagi kelompok masyarakat yang latar belakang keagamaannya cukup memadai barangkali tidak ada masalah tetapi bagi kelompok masyarakat yang awam durasi waktu itu dirasa kurang memadai.

Tabel 2 Durasi Siaran Keagamaan Islam

No. Uraian Durasi Siaran Jumlah Siaran %

1. 1 s.d 14 menit 8 11 % 2. 15 s.d 29 menit 4 5 % 3. 30 s.d 44 menit 38 52 % 4. 45 s.d 59 menit 20 27 % 5. 60 menit/lebih 4 5 % Jumlah 74 100 %

(20)

Durasi waktu yang digunakan untuk acara siaran keagamaan Islam di RRI Madiun Pro 1 sebagian besar berdurasi 30 sampai 44 menit. Dari 74 kali siaran keagamaan Islam yang ditemukan di RRI Madiun 38 kali (52 %) menggunakan durasi 30 sampai 44 menit. Hal ini bagi kelompok masyarakat awam dianggap kurang memadai atau terlalu singkat.

3. Latar Belakang Pemateri

Latar belakang pemateri dalam siaran keagamaan Islam di RRI Madiun Pro 1 cukup bervariasi, namun cenderung didominasi oleh pemateri dari instansi dan pesantren. Instansi yang dimaksud terdiri atas Kementerian Agama, Institut Agama Islam Negeri, dan Majelis Ulama Indonesia Madiun. Pesantren yang dimaksud adalah pesantren yang pernah dijadikan tempat belajar para pemateri. Hal ini menjadi bermasalah karena mereka umumnya orang yang sibuk dan kesempatan mereka untuk mengisi siaran keagamaan di radio sangat terbatas.

Tabel 3 Latar Belakang Pemateri

No. Uraian Latar Belakang Pemateri Jumlah Siaran %

1. Akademisi 6 8 %

2. Pesantren 30 41 %

3. Organisasi Sosial Keagamaan 0 0

4. Instansi 38 51 %

5. Lainnya 0 0

Jumlah 74 100 %

Latar belakang pemateri yang mengisi siaran keagamaan melalui radio di RRI Madiun Pro 1 cenderung didominasi pemateri yang berlatar belakang dari instansi dan pesantren. Dari 74 kali siaran keagamaan Islam yang ditemukan di RRI Madiun, 38 kali (51 %) berasal dari isntansi Kementerian Agama Kota Madiun, IAIN Ponorogo, dan Majelis Ulama Indone-sia Madiun. Selain itu, pemateri yang mengisi acara Indone-siaran keagamaan di RRI Madiun berasal dari kalangan pesantren di Jawa Timur. Pemateri yang berlatar belakang pesantren mengisi 30 kali siaran (41 %) dari 74 kali siaran di RRI Madiun. Hal ini menjadi problematika yang cukup krusial karena mereka merupakan orang yang sangat sibuk dan memiliki waktu yang terbatas sehingga tidak bisa memberikan edukasi kepada masyarakat secara optimal.

4. Pendidikan Pemateri

Pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam di RRI Madiun Pro 1 mayoritas ber-pendidikan tinggi (sarjana, magister, dan doktor). Jumlah siaran yang diisi oleh kelompok berpendidikan tinggi selama bulan Juli – Agustus 2015 di RRI Madiun Pro 1 sebanyak 44 kali siaran (59 %) dari 74 kali siaran. Sisanya sebanyak 30 kali siaran (41 %) diisi oleh pema-teri berpendidikan lainnya (pendidikan nonformal) yaitu pesantren atau tidak sekolah.Jumlah pemateri tetap yang mengisi siaran keagamaan Islam di RRI Madiun sebanyak lima orang di

(21)

antaranya bernama Doktor KH. Sutoyo, M.Ag, Muhammad Kusnan, M.Ag., Drs. H. Agus Tricahyo, M.A., KH. Imran Jamil, dan Ustaz Drs. Zainuddin.

Selain itu, ada pemateri lain yang bersifat insidental di antaranya Ustaz Yusuf Man-syur, Profesor Doktor Quraish Shihab, Ustaz Ibnu Rohisyakiran, Profesor Doktor Ahmad Rofiq, M.A., Ustaz Dimhari Nurhasim, Ustaz Widodo, Drs. H. Achmad Rodzi, dan Ustaz Amsiyono. Nama-nama pemateri yang insidental itu adalah pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam melalui rekaman yang disebarluaskan oleh radio berjaringan dan pemateri yang mengisi siaran melalui Sapta Studio RRI yaitu RRI Cirebon, RRI Semarang, RRI Pur-wokerto, RRI Surakarta, RRI Madiun, RRI Surabaya, dan RRI Malang.

Tabel 4 Pendidikan Pemateri

No. Uraian Pendidikan Pemateri Jumlah Siaran %

1. SD/ MI Negeri/Swasta 0 0 2. SMP/MTs Negeri/Swasta 0 0 3. SMA/MA Negeri/Swasta 0 0 4. Sarjana (S1) 9 12 % 5. Magister (S2) 14 18 % 6. Doktor (S3) 21 29 % 7. Lainnya 30 41 % Jumlah 74 100 %

Data lain yang juga menarik untuk dikemukakan yaitu tidak ditemukan pemateri yang berpendidikan dasar dan menengah (SD/MI negeri/swasta, SMP/MTs negeri/swasta, mau-pun SMA/MA negeri/swasta. Hal ini sangat berkaitan dengan kebijakan internal RRI Madi-un yang ingin meningkatkan mutu siaran melalui peningkatan kualitas pemateri. Nama-nama yang secara rutin mengisi siaran keagamaan di RRI Madiun Pro 1 merupakan nama-nama yang sangat dikenal oleh masyarakat Kota Madiun dan sekitarnya. Namun demikian sebagian di antara mereka menggunakan bahasa dan istilah yang terlalu tinggi sehingga sulit dipahami oleh masyarakat awam.

5. Cara Penyampaian

Cara penyampaian dakwah Islam melalui RRI Madiun secara umum cenderung di-lakukan secara monolog. Dari 74 kali siaran keagamaan Islam di RRI Madiun, ditemukan sebanyak 67 kali (91 %) menggunakan cara monolog. Sisanya sebanyak tujuh kali (9 %) menggunakan cara dialog interaktif.

Tabel 5 Cara Penyampaian

No. Uraian Cara Penyampaian Jumlah Siaran %

1. Monolog 67 91 %

2. Dialog interaktif 7 9 %

(22)

Cara penyampaian siaran keagamaan Islam dengan dialog interaktif jarang dilaku-kan karena cara ini lebih memerludilaku-kan kesiapan dari pematerinya sehingga sebagian pemateri merasa kurang siap dengan cara dialog interaktif. Hal ini berakibat pada daya tarik pendengar terhadap siaran keagamaan itu menjadi berkurang karena dianggap menjemukan.

6. Kategori Isi

Kategori isi siaran keagamaan Islam melalui RRI Madiun secara umum cenderung didominasi oleh materi Alqur’an dan ilmu berkaitan dan materi tentang Akhlak dan Tasawuf.

Tabel 6 Kategori Isi Siaran Keagamaan Islam

No. Uraian Kategori Isi Jumlah Siaran %

1. Islam Umum 11 15 %

2. Alqur’an dan ilmu berkaitan 31 42 %

3. Hadis dan ilmu berkaitan 1 1 %

4. Aqaid dan Ilmu Kalam 8 14 %

5. Fiqh 5 7 %

6. Akhlak dan Tasawuf 15 22 %

7. Sosial dan Budaya Islam 1 1 %

8. Filsafat dan perkembangannya 7 9 % 9. Aliran dan Sekte dalam Islam 0 0 %

10. Sejarah Islam dan Bibliografi 0 0 %

Jumlah 74 100 %

Dari 74 kali siaran keagamaan Islam, 31 kali siaran (42 %) merupakan materi tentang Alqur’an dan ilmu berkaitan, serta 15 kali siaran (22 %) merupakan materi Akhlak dan Ta-sawuf. Jadi, kedua kategori itu menyumbang 64 % (46 kali siaran) dari total siaran keagamaan Islam selama bulan Juli – Agustus 2015 yaitu 74 kali siaran. Sisanya sebanyak 28 kali siaran (36 %) terdiri atas kategori Islam Umum 11 kali siaran (15 %), Aqaid dan Ilmu Kalam 8 kali siaran (14 %), Filsafat dan Perkembangannya 7 kali siaran (9 %), Fiqh 5 kali siaran (7 %), Hadis dan Ilmu Berkaitan 1 kali siaran (1 %), dan Sosial dan Budaya Islam 1 kali siaran (1 %). Hal ini menjadikan pendengar kurang mendapat pencerahan dalam bidang-bidang yang terlalu sedikit alokasi waktunya.

Radio Suara Madiun

Radio Suara Madiun merupakan lembaga penyiaran publik lokal di Madiun. Radio ini dilihat dari usianya termasuk radio yang relatif baru sehingga masih dalam proses pengem-bangan. Siaran keagamaan (Islam) di radio Suara Madiun ini secara umum masih relatif se-dikit karena berbagai kendala, di antaranya kendala biaya, tenaga, dan kebijakan teknis.

Jumlah siaran keagamaan Islam yang berhasil ditemukan di radio Suara Madiun pada bulan Juli – Agustus 2015 hanya sebanyak 3 kali siaran. Siaran keagamaan Islam itu diisi oleh seorang pemateri yang juga mengisi di RRI Madiun. Radio Suara Madiun telah

(23)

menjalin kerjasama dalam siaran keagamaan Islam dengan RRI Madiun karena sama-sama lembaga penyiaran publik. Deskripsi siaran keagamaan Islam di radio Suara Madiun ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Waktu Siaran

Waktu siaran keagamaan pada Radio Suara Madiun hanya terkonsentrasi pada sore hari.Deskripsi waktu siaran dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7 Waktu Siaran

No. Uraian Waktu Siaran Jumlah Siaran % 1. Pagi (Pukul 00.00 – 08.59 WIB) 0 0 2. Siang (Pukul 09.00 – 14.59 WIB) 0 0 3. Sore (Pukul 15.00 – 17.59 WIB) 3 100 % 4. Malam (Pukul 18.00 – 24.00 WIB) 0 0

Jumlah 3 100 %

Waktu siaran yang seluruhnya dilaksanakan pada sore hari menunjukkan distri-busi waktu siaran kurang merata. Hal ini menjadi persoalan bagi masyarakat yang tidak memiliki waktu senggang pada sore hari karena aktivitas yang dilakukannya tidak me-mungkinkan untuk mengikuti pengajian itu, padahal mereka sangat membutuhkannya.

2. Durasi Waktu

Durasi waktu untuk tiga siaran keagamaan di Radio Suara Madiun seluruhnya lebih dari 60 menit. Hal itu berarti durasi waktu untuk siaran itu relatif cukup lama bila dibandingkan dengan siaran keagamaan di radio lain. Apabila penceramah tidak menggu-nakan metode yang bervariasi maka akan sangat membosankan. Hal ini menjadi masalah karena durasi waktu yang digunakan terlalu panjang sehingga sangat membosankan.

Tabel 8 Durasi Siaran

No. Uraian Durasi Siaran Jumlah Siaran %

1. 1 s.d 14 menit 0 0 2. 15 s.d 29 menit 0 0 3. 30 s.d 44 menit 0 0 4. 45 s.d 59 menit 0 0 5. 60 menit/lebih 3 100 % Jumlah 3 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa rentang waktu yang digunakan penceramah di Radio Suara Madiun relatif cukup panjang. Pada durasi atau rentang waktu yang demikian panjang itu disarankan sebaiknya tidak digunakan secara terus-menerus karena pendengar akan sangat tidak nyaman apalagi apabila tidak diselingi dengan lagu atau selingan lainnya.

(24)

3. Latar Belakang Pemateri

Latar belakang pemateri pada siaran keagamaan di Radio Suara Madiun seluruhnya berasal dari kalangan pesantren. Dari tiga penceramah yang mengisi siaran keagamaan di Radio Suara Madiun semua lulusan pesantren. Hal itu dapat manjadi masalah karena pencera-mah dari pesantren umumnya kurang menguasai metode secara memadai sehingga penden-gar berpotensi mengalami kejenuhan.

Tabel 9 Latar Belakang Pemateri

No. Uraian Latar Belakang Pemateri Jumlah Siaran %

1. Akademisi 0 0

2. Pesantren 3 100 %

3. Organisasi Sosial Keagamaan 0 0

4. Instansi 0 0

Jumlah 3 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa penceramah di Radio Suara Madiun ini relatif homogen karena seluruhnya berasal dari pesantren. Homogenitas penceramah yang ti-dak diimbangi dengan kemampuan lain yang memadai akan berpotensi menjemukan dan akan ditinggalkan oleh pendengarnya.

4. Pendidikan Pemateri

Tingkat pendidikan pemateri pada siaran keagamaan di Radio Suara Madiun rela-tif rendah karena bukan lulusan sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam di radio Suara Madiun adalah alumni pesantren. Dari tiga siaran keagamaan Islam di radio ini seluruhnya diasuh oleh KH. Imran Jamil yang merupakan alumni pesantren di Jawa Timur. Deskripsi singkat tentang pendidikan pemateri siaran keagamaan Islam di radio Suara Madiun dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 10 Pendidikan Pemateri

No. Uraian Pendidikan Pemateri Jumlah Siaran %

1. SD/ MI Negeri/Swasta 0 0 2. SMP/MTs Negeri/Swasta 0 0 3. SMA/MA Negeri/Swasta 0 0 4. Sarjana (S1) 0 0 5. Magister (S2) 0 0 6. Doktor (S3) 0 0 7. Lainnya 3 100 % Jumlah 3 100 %

(25)

5. Cara Penyampaian

Cara penyampaian siaran keagamaan Islam di radio Suara Madiun cenderung dengan cara monolog. Cara penyampaian materi demikian sangat membosankan pendengar karena pendengar cukup lelah bila hanya menggunakan metode yang monoton yaitu ceramah. Si-aran keagamaan yang disampaikan secara monolog umumnya cepat membuat pendengar bosan, lebih-lebih apabila disampaikan dalam durasi waktu yang cukup panjang dan tidak diselingi iklan atau selingan lainnya.

Tabel 11 Cara Penyampaian

No. Uraian Cara Penyampaian Jumlah Siaran %

1. Monolog 3 100 %

2. Dialog interaktif 0 0

Jumlah 3 100 %

Kategori Isi

Kategori isi siaran keagamaan Islam melalui radio ini secara umum cenderung di-dominasi oleh isi tentang Alqur’an dan ilmu yang berkaitan. Berdasarkan data diketahui bah-wa dari tiga siaran keagamaan yang dilaksanakan di radio Suara Madiun ini seluruhnya meru-pakan kajian Alqur’an dan ilmu yang berkaitan. Hal ini menunjukkan bahwa materi tentang Alqur’an dan ilmu yang berkaitan ini dianggap sebagai materi yang sangat penting dan perlu disampaikan kepada masyarakat.Deskripsi tentang kategori ini dapat dilihat pada table 11 sebagai berikut.

Tabel 12 Kategori Isi

No. Uraian Kategori Isi Jumlah Siaran %

1. Islam Umum 0 0

2. Alqur’an dan ilmu berkaitan 3 100 %

3. Hadis dan ilmu berkaitan 0 0

4. Aqaid dan Ilmu Kalam 0 0

5. Fiqh 0 0

6. Akhlak dan Tasawuf 0 0

7. Sosial dan Budaya Islam 0 0

8. Filsafat dan perkembangannya 0 0 9. Aliran dan Sekte dalam Islam 0 0

10. Sejarah Islam dan Bibliografi 0 0

Jumlah 3 100 %

Tabel ini menunjukkan bahwa isi siaran keagamaan di Radio Suara Madiun cen-derung hanya dalam kategori Alquran dan ilmu yang berkaitan. Hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan penceramah yang memang lebih menguasai materi tersebut

(26)

diband-ingkan dengan materi lainnya. Penceramah akan mengalami kesulitan apabila diminta untuk mengisi materi yang tidak dikuasainya.

Dana

Sumber biaya operasional penyiaran di radio Suara Madiun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun yang jumlahnya relatif sedikit diband-ingkan dengan kebutuhan yang ada. Karena itu, untuk membiayai operasional siarannya radio ini melakukan seleksi cukup ketat. Hal ini menjadi permasalahan yang sangat kompleks karena dapat mempengaruhi kualitas siaran keagamaan yang disiarkannya.

Siaran keagamaan Islam merupakan salah satu mata siaran yang kurang mendapat du-kungan dana secara memadai. Jumlah dana yang disediakan untuk siaran keagamaan Islam ini relatif sangat sedikit sehingga pengelola radio melakukan upaya sedemikian rupa agar di tengah keterbatasan dana itu acara siaran keagamaan tetap dapat berlangsung. Kendala tenaga yang dihadapi pengelola radio ini di antaranya tidak banyak anggota masyarakat yang bersedia men-gisi acara siaran keagamaan Islam di radio ini tanpa dukungan dana yang memadai. Anggota masyarakat yang diminta untuk mengisi siaran keagamaan di radio ini merupakan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang cukup sibuk sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi siaran keagamaan di radio ini.

Kendala lainnya yakni kebijakan teknis internal yang belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan siaran keagamaan Islam melalui radio ini. Hal ini dapat dilihat dari porsi waktu yang disediakan untuk acara siaran keagamaan Islam yang masih kurang dari 10 % dibanding-kan dengan total siaran dalam sehari atau seminggu. Ini menguatdibanding-kan kesan bahwa keberadaan siaran keagamaan ini hanya untuk memenuhi tuntutan undang-undang dan peraturan tentang penyiaran saja.

Radio Kita Madiun

Radio Kita FM Madiun adalah radio komunitas (Fauzia, 2011) yang cukup banyak pro-gram siaran keagamaan Islamnya. Pemilik radio ini merupakan pengasuh pondok pesantren Nashrus Sunnah yang merupakan alumni sebuah universitas Islam di Madinah Arab Saudi. Dia juga merekrut alumni Timur Tengah dan aktivis Islam yang memiliki ideologi sama diajak untuk bergabung dengannya.

Latar belakang pengasuh dan pemilik radio yang berasal dari Timur Tengah, khu-susnya Madinah, cukup banyak mewarnai aktivitas siaran keagamaan Islam di radio ini. Hal ini di antaranya tderlihat ketika memilih calon pemateri dalam siaran keagamaannya. Calon

(27)

pemateri yang diperkenankan mengisi acara siaran keagamaan di radio Kita FM Madiun adalah calon pemateri yang memenuhi kreteria yaitu dikenal keilmuannya. Orang yang dinilai tidak dikenal keilmuannya dengan jelas –tentu saja menurut mereka – maka jan-gan harap bisa menjadi pemateri di radio ini.

Pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun di anta-ranya adalah Ustaz Abdullah Zaen, M.A., Ustaz Aunur Rofiq Ghufron, Ustaz Abdurrah -man Thoyib, Ustaz Abdullah Taslim, Ustaz Afifi Abdul Wudud, dan Ustaz Doktor Syafiq Riza Basalamah. Mereka mengisi pengajian dengan berbagai tema di antaranya tema tentang hakikat ilmu dan keutamaannya, manhaj sahabat dalam mempertahankan akidah shahihah, belajar dari anak, masuk surganya seluruh umat Muhammad saw., berlomba-lomba dalam kebaikan, hanyut bersama Ibnu Rusyd, bernafas dalam kubangan lumpur dosa, mendidik generasi robbani, dan lainnya.

Waktu Siaran

Waktu siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun secara umum cukup bervariasi tetapi cenderung dilaksanakan pada malam hari. Data di radio ini memperli-hatkan bahwa dari 15 kali siaran keagamaan Islam yang disiarkan di radio ini sejak bulan Juli sampai Agustus 2015 ditemukan sebanyak 6 kali (40 %) siaran keagamaan dilak-sanakan pada malam hari (antara pukul 18.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB). Meski-pun demikian, tidak berarti siaran keagamaan Islam dilaksanakan selama enam jam pada malam itu. Selain itu, siaran keagamaan Islam di radio ini juga dilaksanakan pada siang dan pagi hari. Pada siang hari (09.00 WIB – 14.59 WIB) dilaksanakan siaran keagamaan sebanyak 5 kali (33 %) dari 15 kali siaran pada rentang waktu tersebut. Pada pagi hari (00.00 – 08.59 WIB) dilaksanakan siaran keagamaan Islam sebanyak 4 kali siaran (27 %) dari 15 kali siaran yang ditemukan pada rentang waktu itu. Hal ini menjadi problem karena pada waktu malam hari masyarakat disbukkan dengan berbagai aktivitas lain se-hingga siaran keagamaan yang disuguhkannya kurang efektif. Secara singkat deskripsi waktu siaran kegamaan Islam di radio Kita FM Madiun ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 13 Waktu Siaran

No. Uraian Waktu Siaran Jumlah Siaran % 1. Pagi (Pukul 00.00 – 08.59 WIB) 4 27 % 2. Siang (Pukul 09.00 – 14.59 WIB) 5 33 % 3. Sore (Pukul 15.00 – 17.59 WIB) 0 0 4. Malam (Pukul 18.00 – 24.00 WIB) 6 40 %

(28)

Durasi

Durasi waktu siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun secara umum cend-erung menggunakan durasi waktu 60 menit atau lebih. Berdasarkan data di radio ini diketahui bahwa dari 15 kali siaran, 6 kali siaran keagamaan Islam menggunakan durasi waktu 60 menit atau lebih. Di samping itu, siaran keagamaan Islam di radio ini juga menggunakan durasi waktu antara 30 menit sampai 44 menit. Jumlah siaran keagamaan Islam yang menggunakan durasi waktu tersebut sebanyak 5 kali siaran (33 %), dan sisanya sebanyak 4 kali siaran (27 %) menggunakan durasi waktu sebanyak 45 menit sampai 59 menit. Data ini juga memperli-hatkan bahwa tidak ada siaran keagamaan Islam di radio ini yang menggunakan durasi waktu kurang dari 30 menit. Hal ini kalau tidak dilakukan secara variatif maka akan membuat pen-dengar bosan. Deskripsi singkat tentang durasi waktu siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun ini dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini.

Tabel 14 Durasi Siaran

No. Uraian Durasi Siaran Jumlah Siaran %

1. 1 s.d 14 menit 0 0 2. 15 s.d 29 menit 0 0 3. 30 s.d 44 menit 5 33 % 4. 45 s.d 59 menit 4 27 % 5. 60 menit/lebih 6 40 % Jumlah 15 100 %

Latar Belakang Pemateri

Latar belakang pemateri siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun secara umum cenderung berasal dari pesantren. Berdasarkan data ditemukan bahwa latar belakang pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam di radio Kota FM Madiun dari 15 kali siaran keagamaan Islam, 14 kali siaran (93 %) adalah pemateri yang berlatar belakang pesantren. Sisanya adalah pemateri yang berlatar belakang akademisi yaitu sebanyak satu kali siaran (7 %). Radio ini tidak mengambil pemateri dari instansi pemerintah maupun organisasi sosial keagamaan Islam yang ada di Kota Madiun. Hal ini menjadikan kualitas siaran kurang baik karena cenderung hanya diisi oleh kalangan pesantren. Deskripsi singkat mengenai latar be-lakang pemateri siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 15 Latar Belakang Pemateri

No. Uraian Latar Belakang Pemateri Jumlah Siaran %

1. Akademisi 1 7 %

(29)

3. Organisasi Sosial Keagamaan 0 0

4. Instansi 0 0

Jumlah 15 100 %

Pendidikan Pemateri

Pendidikan pemateri pada siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun cenderung didominasi oleh pemateri yang berpendidikan lainnya, diantaranya alumni pesantren dan tidak sekolah formal. Berdasarkan data diketahui bahwa dari 15 kali siaran keagamaan Islam di radio ini selam bulan Juli sampai Agustus 2015, 8 kali siaran (53 %) merupakan pemateri berpendidikan lainnya (pesantren dan tidak sekolah formal). Selain itu, pemateri pada siaran keagamaan Islam di radio ini juga diisi oleh pemateri yang ber-pendidikan doktor (S3). Jumlah siaran keagamaan Islam yang menggunakan pemateri berpendidikan doktor sebanyak 6 kali siaran (40 %). Sisanya adalah pemateri yang ber-pendidikan magister (S2) yaitu sebanyak satu kali siaran (7 %).Hal itu dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.

Tabel 16 Pendidikan Pemateri

No. Uraian Pendidikan Pemateri Jumlah Siaran %

1. SD/ MI Negeri/Swasta 0 0 2. SMP/MTs Negeri/Swasta 0 0 3. SMA/MA Negeri/Swasta 0 0 4. Sarjana (S1) 0 0 5. Magister (S2) 1 7 % 6. Doktor (S3) 6 40 % 7. Lainnya 8 53 % Jumlah 15 100 % Cara Penyampaian

Cara penyampaian siaran keagamaan Islam di radio Kita FM Madiun cenderung di-lakukan secara monolog. Dari 15 kali siaran keagamaan Islam di radio ini, 12 kali siaran (80 %) menggunakan cara monolog. Sisanya sebanyak 3 kali siaran (20 %) menggunakan dialog interaktif. Deskripsi tentang cara penyampaian siaran keagamaan Islam pada radio Kita FM Madiun dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut.

Tabel 17 Cara Penyampaian

No. Uraian Cara Penyampaian Jumlah Siaran %

1. Monolog 12 80 %

2. Dialog interaktif 3 20 %

(30)

Kategori Isi

Kategori isi siaran keagaman Islam di radio Kita FM Madiun secara umum cender-ung didominasi oleh materi tentang Aqaid dan Ilmu Kalam. Jumlah siaran keagamaan Islam yang berisi materi tentang Aqaid dan Ilmu Kalam sebanyak 10 kali siaran (67 %). Sisanya se-banyak 5 kali siaran (33 %) menggunakan materi beragam di antaranya materi tentang Akhlak dan Tasawuf sebanyak 2 kali siaran (13 %), Fiqh sebanyak 1 kali siaran (7 %), dan Sosial dan Budaya sebanyak 1 kali siaran (7 %). Hal itu dapat dilihat pada tabel 16 sebagai berikut.

Tabel 18 Kategori Isi

No. Uraian Kategori Isi Jumlah Siaran %

1. Islam Umum 0 0

2. Alqur’an dan ilmu berkaitan 0 0

3. Hadis dan ilmu berkaitan 0 0

4. Aqaid dan Ilmu Kalam 10 67 %

5. Fiqh 1 7 %

6. Akhlak dan Tasawuf 2 13 %

7. Sosial dan Budaya Islam 1 7 %

8. Filsafat dan perkembangannya 1 7 % 9. Aliran dan Sekte dalam Islam 0 0

10. Sejarah Islam dan Bibliografi 0 0

Jumlah 15 100 %

Dana

Sumber biaya operasional penyiaran di radio Kita FM berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Madiun yang jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Karena itu, untuk membiayai operasional siarannya radio ini melakukan seleksi cukup ketat. Hal ini menjadi permasalahan yang sangat kompleks karena dapat mempengaruhi kualitas siaran keagamaan yang disiarkan-nya.

Siaran keagamaan Islam merupakan salah satu mata siaran yang kurang mendapat dukungan dana secara memadai. Jumlah dana yang disediakan untuk siaran keagamaan Islam ini relatif sangat sedikit sehingga pengelola radio melakukan upaya sedemikian rupa agar di tengah keterbatasan dana itu acara siaran keagamaan tetap dapat berlsung. Kendala tenaga yang dihadapi pengelola radio ini di antaranya tidak banyak ang-gota masyarakat yang bersedia mengisi acara siaran keagamaan Islam di radio ini tanpa dukungan dana yang memadai. Anggota masyarakat yang diminta untuk mengisi siaran keagamaan di radio ini merupakan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang cukup sibuk sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi siaran keagamaan di radio ini.

(31)

Simpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Problematika penyiaran agama Islam melalui radio di Kota Madiun mencakup problematika pada aspek waktu, durasi, pemateri, cara penyampaian, katergori isi, dan bahasa serta dana. Pola penyiaran agama Islam melalui radio di Kota Madiun ini disesuaikan dengan jenis ra-dio yang dimilikinya. Pada rara-dio RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang bersifat nasional problematika yang dihadapi lebih bersifat teknis, sedangkan pada dua radio lainnya problemati-ka yang dihadapi lebih dominan masalah dana. Pola penyiaran RRI Madiun lebih meneproblemati-kanproblemati-kan pada kepentingan umum pada lingkup masyarakat yang lebih luas. Pada radio Suara Madiun sebagai lembaga penyiaran publik lokal lebih menekankan pada aspek lokalitasnya, sedangkan pada radio Kita FM sebagai lembaga penyiaran komunitas lebih menekankan pada kepentin-gan segmen atau kelompok masyarakat tertentu yang lebih spesifik.

2. Problematika siaran keagamaan Islam melalui radio di Kota Madiun dapat dideskripsikan men-jadi tiga kecenderungan utama. Pertama, kecenderungan dalam isi/materi siaran. Isi atau ma-teri siaran keagamaan Islam yang disajikan melalui tiga radio di Madiun selama bulan Juli sam-pai Agustus 2015 cenderung didominasi oleh problematika tentang teknis pelaksanaan siaran, pemateri dan dana.Pemateri yang mengisi siaran keagamaan Islam melalui radio di Madiun cenderung didominasi oleh pemateri yang berlatar belakang pesantren tetapi sebagian di antara mereka itu juga bekerja di instansi pemerintah atau menjadi pengurus MUI. Pada aspek cara penyampaian materi cenderung didominasi oleh cara monolog atau ceramah tunggal, meng-gunakan bahasa Indonesia,berbentuk pengajian, dan mengmeng-gunakan durasi sekitar 30 menit sampai 60 menit. Problematika yang cukup krusial dihadapi oleh pengelola radio nonpemer-intah adalah masalah dana.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan dan pembahasan di atas dapat disarankan sebagai berikut.

1. Kepada Kementerian Agama c.q Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam upaya pen-guatan harmoni sosial yang melibatkan umat beragama, khususnya umat Islam, dalam ben-tuk penyiaran agama melalui radio. Penyiaran agama Islam melalui radio memiliki kekhasan dalam penyampaian dan memiliki segmen pendengar tertentu yang relatif cenderung fanatik sehingga pola penyiarannya perlu dikemas secara baik dan komunikatif. Berkenaan dengan itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam perlu mengoptimalkan penyiaran agama melalui radio ini dengan memberdayakan para penyuluh agama Islam di daerah secara lebih

(32)

sistematis dan meningkatkan kerjasama dengan pengelola radio. Pola kerjasama yang bersifat simbiosis mutualistikantara Kementerian Agama dengan jajaran pengelola radio ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siaran keagamaan (Islam) melalui radio di masa yang akan datang. 2. Kepada pengelola radio yang menyiarkan agama Islam agar menggunakan hasil penelitian ini

sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu siaran keagamaannya sehingga lebih disukai masyarakat dan tidak memicu konflik di tengah masyarakat. Pola siaran yang monoton atau tidak menampilkan inovasi dan kreasi dalam siarannya cenderung akan ditinggalkan oleh pendengar-nya, sebaliknya pola siaran yang interaktif dan senantiasa menampilkan inovasi dan kreasi akan selalu dicari oleh pendengarnya. Oleh karena itu, agar siaran keagamaan Islam yang disiarkan melalui radio ini tidak menjadi beban bagi pengelola radio dan justru dapat memberikan efek komersial yang tinggi maka perlu dilakukan inovasi dan kreasi secara sungguh-sungguh. Semoga.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Ma-syarakat. Jakarta: Prenada Media Group.

Eriyanto. 2007. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS.

Fauzia, Ifa Risty. 2011. Prediksi Perkembangan Radio Komunitas (Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Radio Komunitas di Yogyakarta dan Solo). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNS Surakarta.

Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-Berita Politik. Jakarta: Granit.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Pemberdayaan Konsumen Televisi Melalui Ketrampilan Media Literacy dan Pen-egakan Regulasi Penyiaran. Jurnal Penelitian Komunikasi, Media Massa dan Teknologi Infor-masi, Vol, 10 No. 21 Tahun 2007.

Muis, Andi Abdul. 2001. Komunikasi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mutihatun, Sa’adah. 2001. Dakwah Melalui Media Elektronik (Studi PengaruhPenyiaran Meteri Agama Is-lam Radio PTDI Pati Periode 1998/1999). Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Pardianto. 2013. “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, Jurnal Komunikasi Islam, Volume 03,

No.01 Tahun 2013 Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Taslimah. 2002. Aktivitas Dakwah Mutiara Hikmah Radio Suara Ayukarsa dalamMeningkatkan Kehidupan Beragama Masyarakat di Kecamatan Tarub Tegal. Semarang:Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Windschuttle, Keith. 1988. The Media A New Analysis of The Press, Television, Radio and Advertising in Australia. Australia: Pinguin Books.

(33)
(34)

dan Radio Saka FM Yogyakarta

Umi Masfiah

Balai Litbang Agama Semarang

Jl. Untung Suropati Kav 69-70 Bambankerep, Ngaliyan Semarang Telepon 024-7601327 Faks 024-7611386

ABSTRAK

Siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM Yogyakarta pada bulan Juli dan Agustus 2015 disiarkan secara rutin dan intensif serta meli-batkan penceramah dari berbagai unsur masyarakat dan lembaga. Siaran keagamaan tersebut tetap eksis di tengah maraknya pertumbuhan media informasi dan tekhnologi lainnya di Kota Yogyakarta. Hal ini menjadikan siaran keagamaan di tiga stasiun tersebut penting untuk di-kaji lebih lanjut dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini adalah bagaimanakah siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM Yogyakarta pada bulan Juli dan Agustus 2015. Hasil ka-jian terhadap siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM menyebutkan bahwa sebagian besar program siaran keagamaan dikemas dalam ben-tuk talkshaw, disiarkan pada waktu pagi, penceramah dominan berpendidikan S2 dan berasal dari berbagai lembaga keagamaan dan perguruan tinggi dengan materi ceramah sesuai tema Ramadhan, serta rujukan materi ceramah mengacu pada ayat al-Qur’an dan hadis.

Kata Kunci: Siaran Keagamaan Islam, Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, Radio Saka FM, Kota Yogyakarta.

Pendahuluan

Secara umum pertumbuhan dan perkembangan stasiun radio di DIY cukup sehat meskipun persaingan bisnis radio cukup ketat karena di kota kecil seperti Yogyakarta ter-dapat 37 radio swasta, 4 programa RRI, 3 televisi lokal, 1 TVRI Yogya, dan 10 televisi Jakarta disamping media cetak, media on-line, media out door dll. (Suparyanto dalam KPID, 2014: 63). Siaran melalui radio di Yogyakarta, termasuk siaran keagamaan masih diminati oleh masyara-kat meskipun perkembangan tekhnologi dan informasi saat ini memungkinkan masyaramasyara-kat dapat mengakses informasi keagamaan melalui media internet, televisi, media cetak dan sara-na informasi lainnya (ketua KPID Yogyakarta, Sapardiyono, wawancara 23 September 2015). Slogan radio make picture yang berarti radio dapat memberi gambaran imajinasi yang luar biasa bagi para pendengarnya masih relevan di kota budaya ini (Suparyanto dalam KPID, 2014: 60).

(35)

Faktor lain yang ikut mendukung perkembangan siaran radio yakni mobilitas masyara-kat yang cukup tinggi. Pada situasi demikian, siaran radio dapat menjadi alternatif hiburan ditengah padatnya aktifitas sehari-hari. Selain itu, siaran melalui radio termasuk siaran ke -agamaan memiliki beberapa keunggulan seperti tidak terkendala jarak, berbiaya murah, mudah dijangkau dalam kondisi dan situasi apapun serta dapat didengarkan sambil melakukan aktifitas.

Perkembangan siaran melalui radio tersebut di atas menjadikan stasiun radio perlu memperhatikan bentuk program acara yang akan ditayangkan seperti bentuk program acara, pengisi program, audiens, waktu siaran, dan materi penyiaran. Penentuan program acara ini merupakan bagian dari tanggungjawab pemrogram siaran karena ia harus dapat mendapatkan program dan menentukan manajemen waktu siaran.

Starr dan Markoff dalam Morissan (2011:287-288) memberikan 5 hal penting yang perlu diperhatikan oleh pengelola media penyiaran ketika membuat perencanaan program, yaitu: pertama, berpikir seperti pemiarsa karena tanpa ada pemiarsa yang mengikuti siaran maka program tersebut tidak akan dapat menarik iklan. Kedua, pengelola media harus dapat meyakinkan pemasang iklan bahwa media tersebut efektif untuk memasarkan produk mereka. Ketiga, media harus memaksimalkan setiap detik waktu siaran untuk menjangkau para pemi-arsa termasuk menjaring masukan dan kritik dari acara yang disiarkan. Keempat, pengelola media harus berpikir dapat merebut waktu orang lain untuk mendengarkan program siaran siaran yang disiarkan karena persaingan media bukan sekedar media elektronik namun juga media cetak, media on line, dan lainnya. Kelima, pengelola media penyiaran harus berpikir secara lokal karena masyarakat lebih peduli terhadap persoalan lokal di sekitar lingkungan ke-hidupan mereka.

Secara spesifik, perencanaan program stasiun radio mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien termasuk mencari penyiar dengan gaya dan kepribadian sesuai dengan format siaran yang dipilih (Morissan, 2011: 274). Bentuk siaran juga menjadi bagian dari strategi stasiun radio agar program siaran yang ditay-angkan disukai masyarakat dan mampu memberikan keuntungan secara finansial. Salah satu bentuk program siaran keagamaan tersebut berupa talkshaw.

Program talkshaw atau perbincangan adalah sebuah program siaran yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host) (Morissan, 2011: 222). Program talkshaw dalam penyiaran radio terma-suk dalam kategori berita lunak (soft news) yakni segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan [disiarkan] (Morissan, 2011: 221)

(36)

Pemilihan program talkshaw dalam tayangan siaran keagamaan di radio membutuh-kan durasi waktu sekitar 45 – 60 menit dan bagi penceramah keagamaan, mengisi acara si-aran keagamaan secara langsung dalam bentuk dialog menjadi tantangan yang cukup berat karena materi ceramah harus dikuasai secara luas dan mendalam. Situasi ini yang menjadi-kan sebagian besar penceramah keagamaan menghindari mengisi acara siaran keagamaan dalam bentuk talkshaw. Namun demikian, pada kasus tiga jenis radio yang berbeda di Kota Yogyakarta, yaitu Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung dan Radio Saka FM siaran ke-agamaan pada bulan Juli dan Agustus 2015 dominan ditayangkan dalam bentuk talkshaw.

Selain menyiarkan siaran keagamaan dalam bentuk talkshaw, ke-3 stasiun radio tersebut mewakili tiga kategori jenis stasiun radio, yakni stasiun radio RRI Pro I mewakili stasiun radio pemerintah, Radio Retjo Buntung merupakan stasiun radio komersil dan stasiun Radio Saka FM sebagai representasi stasiun radio komunitas. Pertimbangan lain dipilihnya stasiun radio di atas sebagai fokus kajian karena, ketiga stasiun radio tersebut secara rutin menyiarkan siaran keagamaan Islam dan siaran keagamaan tersebut eksis di masyarakat. Eksistensi acara siaran keagamaan ini dapat diketahui dari banyaknya respon, tanggapan, dan pertanyaan masyarakat baik melalui telpon, sms, atau whatshapp (WA) ketika siaran berlangsung.

Program siaran keagamaan di tiga stasiun radio tersebut secara umum diisi oleh para penceramah dengan kapabilitas dan kompetensi penceramah berpendidikan cukup tinggi, berlatar belakang dari berbagai lembaga keagamaan dan materi ceramah bervariasi serta hal-hal spesifik lainnya yang cukup menarik menjadi bahan kajian akademik lebih lan -jut. Oleh karena itu, penting kiranya mengkaji secara spesifik program siaran keagamaan di Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung dan Radio Saka FM. Permasalahan yang dike-mukakan dalam kajian ini adalah bagaimanakah siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM Yogyakarta pada bulan Juli dan Agustus 2015. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui siaran keagamaan di stasiun Radio RRI Pro I, Radio Retjo Buntung, dan Radio Saka FM Yogyakarta pada bulan Juli dan Agustus 2015.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Pendekatan tersebut hanya mendeskripsikan hubungan-hubungan antara varia-bel satu dengan lainnya berdasarkan hubungan model, tavaria-bel, matrik, situs dan lainnya na-mun tidak menjelaskan makna yang ada dibalik hubungan-hubungan tersebut atau mengu-raikan makna dibalik fenomena data (Bungin, 2010:150).

Gambar

Tabel 1 Waktu Siaran Keagamaan Islam
Tabel 3 Latar Belakang Pemateri
Tabel 4 Pendidikan Pemateri
Tabel 8 Durasi Siaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sukuk refer to financial instruments meant to refer to financial instruments meant to mobilize resources from the market based on the. mobilize resources from the

Dengan ini diharapkan untuk dapat menunjukan dokumen asli kualifikasi atau rekaman yang sudah dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan bukti pendukung Data Kualifikasi yang

Untuk menguji apakah Total Assets Turnover (TATO) mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Otomotif yang telah go publik di BEI5.

Hasil penelitian Putra (2010) menunjukkan bahwa penambahan sinbiotik dalam pakan ikan nila ( Oreochromis niloticus ) dapat meningkatkan efisiensi pakan sebesar 55,46%,

Identify wetlands for different study epochs in Makurdi local government area (LGA) of Benue State using remote sensing and detect any changes in their extent or

Penulisan di dalam buku sakuini sudah sesuai kaidah PUEBI karena isi buku saku menggunakan huruf kapital di awal kalimat, menggunakan tanda baca yang tepat, penggunaan huruf

Melalui saluran hisap kompresor akan menghisap uap obat dingin dari saluran keluaran evaporator kemudian ditekan sehingga saat keluar kompresor, melalui saluran buang

Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dan menguras cadangan gizi tubuh ibu (Ariyani,2014).. Ibu hamil pada usia terlalu muda yaitu usia <20 tahun tidak atau