• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

5.3.1 Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan meliputi sumberdaya lahan, sarana dan prasarana pendukung. Sumberdaya lahan yang dimiliki perusahaan terbagi ke dalam tiga unit lokasi, yaitu 2,5 ha di Cisarua, 1,5 ha di Cigombong, dan 1 ha di Pasir Muncang, Kabupaten Bogor. Sumberdaya fisik lainnya adalah sarana dan prsarana produksi di kebun produksi dan sarana penunjang di kantor pusat dan kantor pemasaran. Sarana di kantor pusat meliputi komputer, printer,

facsimilie, telepon, dan alat tulis. Sarana kantor pemasaran diantaranya mobil pick up, timbangan duduk, keranjang panen, gunting, hand wrapper, tempat sortasi, timbangan kecil dan besar, stepler dan sarana penunjang lainnya. Sumberdaya yang dimiliki perusahaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Sumberdaya Fisik Perusahaan Agro Lestari Tahun 2008

No. Jenis Sumberdaya fisik Luas (m2)

1. Kantor dan toko saprotan 28

2. Kantor pemasaran 100

3. Lahan produksi 50.000

Total 50.128

5.3.2 Sumberdaya Manusia (Labour Resources)

Sumberdaya manusia di Agro Lestari terdiri atas tenaga kerja inti/tetap, tenaga harian tetap dan tenaga harian tidak tetap. Gaji tenaga kerja tetap dibayarkan satu bulan sekali dengan besaran gaji yang disesuaikan dengan jabatan. Tenaga kerja harian tetap dibayar setiap seminggu sekali dengan upah

sebesar Rp 20.000,00 per hari. Sedangkan tenaga kerja harian tidak tetap dibayarkan seminggu sekali dengan besaran upah Rp 15.000,00 per hari. Gaji dibayarkan langsung oleh pemilik perusahaan. Sedangkan upah dapat dibayarkan baik secara langsung oleh pemilik perusahaan atau mandor kebun. Daftar sumberdaya manusia di perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sumberdaya Manusia di PT Agro Lestari Tahun 2008

No. Bagian Pendidikan Keterangan Jumlah

(orang) 1. Kantor pusat: - Direktur utama - Administrasi kantor - Sirkulator barang Sarjana ekonomi Sarjana SMA Pemilik perusahaan - - 1 1 1

2. Bagian Keuangan Sarjana Hukum Administrasi perusahaan 1

3. Bagian budidaya: - Unit Cigombong - Unit Cisarua - Pasir Muncang - SMA - SMA - SMT pertanian - SMA dan SMP - SMT pertanian - SMA dan SMP Penanggungjawab Tenaga harian Penanggungjawab Tenaga harian Penanggungjawab Tenaga harian 1 2 1 6 1 6 4. Bagian pemasaran - SMT pertanian - sarjana dan SMA - SMEA Penanggungjawab Distributor supir 1 2 2 Total 26

5.3.3 Sumberdaya Modal (Capital Resources)

Modal yang dimiliki perusahaan terdiri dari modal tetap dan modal lancar. Modal tetap meliputi gedung, lahan dan sarana pendukung. Sedangkan modal lancar berupa benih, bibit, pupuk, pestisida, bahan bakar, tenaga kerja, dan bahan penunjang lainnya. Lahan yang dikelola oleh perusahaan terdiri atas lahan dengan status kepemilikan pribadi dan status sewa. Modal lancar berasal dari modal perusahaan sendiri, yaitu dari toko saprotan yang dikelola sendiri oleh Agro Lestari.

5.4 Kegiatan Usahatani Asparagus officionalis

Perusahaan memiliki empat subsistem usaha, yaitu usaha pengadaan input produksi, kegiatan budidaya, kegiatan pemasaran dan pola kemitraan. Adapun masing-masing subsistem tersebut memiliki keterkaitan yang dapat melancarkan kegiatan usahatani Asparagus.

5.4.1 Subsistem Pengadaan Input Asparagus officionalis

Adapun beberapa input produksi yang dibutuhkan untuk budidaya Asparagus antara lain:

1. Lahan budidaya.

2. Peralatan, seperti pompa air, alat pengemas untuk kemasan sterofoam, alat pengemas untuk kemasan plastik, selang air, pipa air, cangkul, kored, ember plastik, sarung tangan, gunting, pisau panen, keranjang panen, ayakan, sekop dan sprayer.

3. Bahan-bahan produksi, seperti: bibit Asparagus, kapur dolomite, pupuk kandang, pupuk cair versiganic, biopestisida, jerami, plastik mulsa dan bambu.

4. Tenaga kerja yang akan dibutuhkan untuk setiap proses budidaya, yakni dari persiapan lahan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, sampai distribusi pemasaran.

5. Instalasi-instalasi, seperti instalasi listrik dan air. 6. Input non teknis berupa jadwal kerja untuk produksi.

Sebagian dari sarana-sarana produksi yang disebutkan di atas, telah tersedia di toko saprotan yang juga dimiliki oleh Agro Lestari. Namun, untuk

sarana-sarana yang tidak tersedia, Agro Lestari mendapatkan dari pihak luar baik dari petani lain maupun dari toko saprotan lain.

Agro Lestari memproduksi benih Asparagus dan membibitkannya sendiri. Selain untuk kebutuhan kebun sendiri, bibit yang diproduksi juga diperuntukkan untuk petani plasma yang bekerjasama dengan Agro Lestari dan petani-petani lain. Namun, tidak selalu bibit yang digunakan adalah bibit sendiri, melainkan terkadang membeli dari petani lain. Hal ini dilakukan ketika persediaan bibit yang diproduksi oleh Agro Lestari tidak mencukupi. Harga bibit yang dijual Agro Lestari seharga Rp 3.500,00 per polybag. Media tanam yang digunakan adalah sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Selain bibit, Agro Lestari juga membuat sendiri untuk pupuk kandang dan biopestisida. Agro Lestari memiliki sejumlah tenaga kerja inti/tetap yang disebar ke dalam bagian-bagian. selain tenaga inti, Agro Lestari juga mempekerjakan tenaga harian tetap dan tidak tetap.

Lahan budidaya untuk proyek akan ini berada di Desa Cibedug, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Lahan yang akan digunakan adalah lahan sewa dengan biaya sebesar Rp 4.000.000,00/ha/tahun. Keputusan untuk menyewa lahan didasarkan atas beberapa keputusan seperti keterbatasan modal dan usia dari tanaman yang direncanakan.

5.4.2 Subsistem Budidaya Asparagus officionalis 5.4.2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi menyangkut memperkirakan berapa jumlah bibit Asparagus yang akan ditanam, berapa jumlah kebutuhan bahan-bahan yang

diperlukan (pupuk kandang, pupuk cair, pestisida, dan lain-lain), serta bagaimana teknik budidaya yang akan diterapkan. Perencanaan produksi dapat membantu untuk penyusunan jadwal perencanaan produksi yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan usahataninya. Jadwal perencanaan produksi dapat dilihat pada tabel 1.

5.4.2.2 Proses Produksi

Proses produksi Asparagus diawali dengan kegiatan pembukaan lahan, kemudian disusul dengan pembibitan/persemaian, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Proses produksi yang dijalankan perusahaan diusahakan untuk memaksimumkan penggunaan input yang ada diperusahaan.

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan diawali dengan kegiatan membersihkan lahan dari tanaman–tanaman yang berada di kebun yang bersifat mengganggu bagi pertumbuhan Asparagus. Langkah selanjutnya pengolahan tanah dengan pencangkulan dan perataan tanah kembali. Dengan ukuran bedeng 1 x 10 m, jarak antar antar tanaman dalam bedeng 50 cm dan jarak antar bedeng 50 cm, maka dalam satu ha akan terdapat kurang lebih 20.000 bibit tanaman. Setelah pengolahan tanah selesai, langkah selanjutnya adalah membiarkan tanah selama kurang lebih 15 hari agar tanah lebih mengering.

Setelah tanah sudah lebih mengering, dilakukan pemberian kompos atau pupuk kandang dan kapur dolomite. Penggunaan pupuk kandang dipergunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, tanaman Asparagus juga diketahui memiliki daya serap yang baik untuk pupuk kandang dibanding dengan

pupuk sintesis (Agro Lestari, 2008). Dalam hal ini, pupuk kandang yang digunakan untuk usahatani Asparagus adalah kotoran ayam. Pemilihan kotoran ayam sebagai pupuk kandang didasarkan kotoran ayam memiliki kandungan Nitrogen tiga kali lebih besar dibanding dengan kotoran lain seperti kotoran kambing, babi, kuda dan sapi. Kandungan hara yang lebih besar tersebut dikarenakan bagian cair (urine) tercampur dengan bagian padat (Hardjowigeno, 1995). Selain pupuk kandang, pada lahan tersebut juga akan diberikan kapur dolomite untuk menetralkan keasaman tanah.

2. Pembibitan/persemaian

Selain membeli dari petani lain, pihak Agro Lestari juga menyiapkan bibit Asparagus sendiri. Perusahaan menyiapkan bibit dari tanaman yang dinilai memiliki kualitas yang baik dan sudah berusia tua, yakni minimal berusia dua tahun.

3. Penanaman

Sebelum ditanami oleh bibit Asparagus, kesuburan tanah terlebih dahulu disamaratakan. Tanah diberikan pupuk kandang kembali sebanyak 30 ton/ha. Setelah tanah siap, dibuat lubang tanam. Setelah lubang tanam siap, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam sedalam 3-5 cm, lalu ditimbun oleh tanah galian di sekitarnya. Bibit yang dimasukkan ke dalam lubang adalah bibit yang berusia kurang lebih tiga bulan dengan tinggi minimal 20 cm. Setelah penanaman bibit sudah selesai, tanah bedengan ditutupi oleh jerami. Penutupan tanah dengan jerami dimaksudkan untuk mengurangi penguapan air tanah sehingga kelembaban tanah terjaga. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk menghindari pertumbuhan gulma di sekitar tanaman Asparagus.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan dalam budidaya Asparagus meliputi penyiraman, penyiangan dan pemupukan. Penyiraman ini disesuaikan dengan kondisi curah hujan di lahan. Penyiraman secara manual dibutuhkan lebih intensif pada saat musim kemarau tiba, atau pada saat curah hujan tidak mencukupi. Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah penyiangan. Walaupun tanah sudah ditutupi oleh jerami, penyiangan adalah salah satu kegiatan yang perlu diperhatikan.

Berikutnya meliputi pemupukan yang terdiri dari pemupukan pupuk kandang dan pupuk cair. Pupuk kandang diberikan enam bulan satu kali dengan kebutuhan 30 ton/ha/tahun atau 1500 karung. Sedangkan pupuk cair diberikan setiap empat bulan sekali dengan kebutuhan 240 liter/ha/tahun. Pupuk cair yang digunakan adalah versiganic yang berfungsi sebagai pupuk daun dan akar. Pupuk cair diberikan pertama kali pada saat memasuki bulan keempat setelah penanaman. Pupuk cair diencerkan terlebih dahulu, dimana 1 ml pupuk cair diencerkan dengan 1000 ml air.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah penyemprotan pestisida organik. Tanaman Asparagus relatif rentan terhadap jamur yang menimbulkan bercak pada daun. Untuk menghindarinya dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Beberapa jenis bahan yang digunakan oleh Agro Lestari untuk membuat pestisida organik antara lain tanaman tembakau, mindy, suren, sirsak, lengkoas, temulawak, sereh, bawang merah dan bawang putih. Adapun komposisi bahan pestisida akan disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit yang ingin dibasmi.

5. Panen

Salah satu keunggulan dari membudidayakan tanaman Asparagus di Indonesia adalah Asparagus bisa dipanen sepanjang tahun. Pemanenan bisa dilakukan pertama kali pada bulan kedelapan sejak penanaman. Asparagus yang dipanen oleh Agro Lestari adalah Asparagus hijau. Asparagus hijau dipanen saat rebung sudah keluar dari permukaan tanah. Asparagus yang dipanen adalah rebung yang sudah berukuran 20-30 cm dan diameter 2 cm.

5.4.2.3 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi ditujukan untuk terciptanya efisiensi dan efektifitas usahatani. Dalam pengendalian produksinya, perusahaan selalu menjalankan usahataninya berdasarkan jalur yang telah direncanakan, baik merupakan ketetapan teknik budidaya ataupun dengan mengikuti jadwal perencanaan produksi. Jadwal perencanaan produksi dapat dilihat pada lampiran 1.

5.4.3 Kegiatan Pemasaran

Agro Lestari memiliki berbagai macam konsumen Asparagus, yakni supermarket, minimarket, hotel, restoran, agen dan konsumen langsung. Berbagai kosumen tersebut tersebar di wilayah Bogor, Tangerang dan Jakarta. Kegiatan pemasaran perusahaan dijalankan oleh bagian pemasaran yang juga menangani pemasaran sayuran lainnya. Salah satu tugas bagian ini adalah bertugas untuk mencari tahu sayuran apa saja yang harus diproduksi untuk memenuhi keinginan pasar. Kegiatan bagian pemasaran antara lain:

1. Mengetahui permintaan pasar 2. Menyediakan produk

3. Kegiatan pasca panen yang meliputi trimming, sortir dan gradding

4. Menimbang dan mengemas produk

5. Melakukan pencatatan penjualan dan pembelian produk 6. Transportasi

7. Distribusi langsung ke konsumen

5.4.4 Pola Kemitraan

Agro Lestari membangun kemitraan dengan petani plasma untuk menambah volume produksinya. Kemitraan ini terjalin dari adanya permohonan pihak petani untuk bekerjasama dengan Agro Lestari. Kerjasama ini menyangkut kesepakatan kedua belah pihak mengenai kewajiban perusahaan dan petani plasma. Berikut adalah kesepakatan mengenai kewajiban perusahaan:

1. Menyediakan sarana dan prasarana produksi sperti bibit dan peralatan 2. Menentukan jenis komoditi sayuran yang akan ditanam

3. Membuat program tanam dan waktu panen 4. Memberikan bimbingan teknis

5. Membeli harga panen dengan harga yang telah disepakati

Sedangkan kesepakatan mengenai kewajiban petani plasma adalah sebagai berikut:

1. Mengikuti program kerja 2. Menerima bimbingan teknis 3. Menjual hasil panen ke perusahaan

4. Menyelesaikan pinjaman dalam jangka waktu sesuai kesepakatan

Adapun manfaat bagi pihak perusahaan dengan membentuk kemitraan ini antara lain:

1. Meningkatkan volume produksi untuk suplai ke konsumen 2. Meningkatkan penjualan sarana dan prasarana produksi 3. Meningkatkan pendapatan

4. Menciptakan pengembangan usaha yang berkesinambungan dan lestari. Sedangkan manfaat bagi petani plasma bekerja sama sebagai petani plasma dengan Agro Lestari antara lain:

1. Memperoleh bimbingan teknis

2. Memperoleh pinjaman baik dalam bentuk sarana dan prasarana produksi 3. Meningkatkan hasil panen

4. Memiliki pasar yang pasti

5. Meningkatkan pendapatan petani yang bekerjasama

Petani plasma yang memiliki kemitraan dengan Agro Lestari dalam memproduksi Asparagus adalah Bapak Sunaryo yang berlokasi di Desa Pasir Muncang, Bogor.

VI KELAYAKAN ASPEK PASAR, TEKNIS,

MANAJEMEN DAN SOSIAL

6.1 Aspek Pasar

Asparagus dinilai masih memiliki peluang yang baik untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari adanya permintaan Asparagus yang belum bisa dipenuhi oleh perusahaan. Permintaan Asparagus yang masuk ke perusahaan adalah 50 kg/hari. Namun, perusahaan hanya mampu memenuhi sekitar 30 persen dari keseluruhan permintaan. Pada proyek ini direncanakan dari satu hektar lahan Asparagus, akan dihasilkan Asparagus sebanyak 30 kg/hari, dimana pemanenan dilakukan secara bergilir dengan jarak 20 hari. Selain hal di atas, Asparagus yang dikembangkan oleh Agro Lestari juga dinilai memiliki peluang yang baik karena sistem budidaya yang diterapkan adalah sistem budidaya ramah lingkungan. Sistem budidaya seperti ini memberikan pengertian pada konsumen bahwa Asparagus diproduksi dengan cara yang alami sehingga aman dikonsumsi. Berdasarkan masih tersedianya peluang pasar untuk Asparagus, maka usahatani Asparagus masih layak untuk dikembangkan.

Berdasarkan kajian bauran pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place dan Promotion), dapat dipaparkan bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan Agro Lestari. Penentuan bauran pemasaran dalam kegiatan pemasaran merupakan karakteristik yang sangat menentukan dalam keberhasilan pemasaran.

1. Produk (Product)

Asparagus yang dihasilkan oleh Agro Lestari adalah Asparagus hijau. Alasan pemilihan jenis Asparagus ini dikarenakan pemeliharaan dan penanganan panen yang lebih mudah dibandingkan dengan Asparagus putih.

Perusahaan memilahkan Asparagus ke dalam dua grade, yakni grade A dan B. Perbandingan rata-rata grade A dan grade B yang dihasilkan perusahaan masing masing adalah 50:50. Grade A dengan kriteria penampakan Asparagus lurus, panjang 20-30 cm dan diameter minimal dari dua cm. Sedangkan grade B dengan kriteria penampakan Asparagus bengkok, panjang 20-30 cm dan diameter kurang dari dua cm. Kedua kriteria di atas dikemas per 100 gram menggunakan kemasan plastik dan alas sterofoam. Pada kemasan plastik yang digunakan terdapat beberapa keterangan untuk meyakinkan pelanggan bahwa Asparagus dihasilkan dengan cara ramah lingkungan. Keterangan-keterangan tersebut antara lain: Organically grown, no chemical fertilizer, no pesticide, environtmental friendly. Sedangkan untuk Asparagus yang panjangnya melebihi 30 cm, hanya diikat dalam jumlah yang disesuaikan dengan permintaan konsumen. Pertanian ramah lingkungan yang diterapkan oleh Agro Lestari saat ini adalah salah satu cara untuk perbaikan mutu produk yang juga mempertimbangkan kesehatan lingkungan dan konsumennya.

2. Harga (Price)

Agro Lestari menetapkan harga yang sama untuk grade yang berbeda, yakni Rp 35.000,00 per kg Asparagus atau Rp 4.000,00 per pack (100 gram). Harga tidak dibedakan karena Asparagus pada kedua grade dalam keadaan yang sama baik, perbedaan hanya terletak pada ukuran diameter dan penampakan

Asparagus yang lurus atau bengkok. Harga tersebut berlaku untuk setiap tipe konsumen yang ada, baik supermarket, restoran, users, agen ataupun rumah sakit. Diantara banyak konsumen yang ada, Asparagus grade B biasanya dijual ke rumah sakit.

Dalam penetapan harga, Agro Lestari tidak menutup kemungkinan memberlakukan diskon kalau memang diperlukan negosiasi. Proses pembayaran dari konsumen ke Agro Lestari tergantung pada kesepakatan, namun lebih banyak yang menggunakan sistem pembayaran faktur. Faktur–faktur tersebut akan dibayar oleh pihak konsumen 2 minggu setelah pengiriman Asparagus. Hal ini dapat berubah jika terjadi perubahan kesepakatan di awal transaksi.

3. Tempat (Place)

Sampai saat ini Agro Lestari masih mencakup pasar domestik. Daerah-daerah yang menjadi wilayah cakupan pemasaran Asparagus meliputi Daerah-daerah Bogor, Tangerang dan Jakarta. Penentuan wilayah cakupan pemasaran tersebut mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya biaya transportasi untuk pasar yang dituju. Hal ini dikarenakan Agro Lestari yang menanggung biaya pengiriman ke konsumen.

Dalam mendistribusikan Asparagus, Agro Lestari menggunakan 3 saluran pemasaran, yakni pihak Agro Lestari memasarkan secara langsung produk ke konsumen pengguna, Agro Lestari memasarkan produknya terlebih dahulu ke

supplier and farmer, lalu supplier and farmer yang akan memasarkan produk ke konsumen pengguna; dan saluran terakhir dimana pihak Agro Lestari memasarkan produknya terlebih dahulu ke supplier, lalu supplier yang akan memasarkan produk ke konsumen pengguna. Untuk menjalankan kegiatan distribusi ini, Agro

Lestari memiliki tim distributor yang terdiri dari supir dan negosiator. Adapun bagan dari saluran pemasaran dapat dilihat pada Lampiran 3.

Agro Lestari selalu berusaha untuk menjaga kesegaran produk pada saat produk sampai di tangan konsumen. Oleh karena itu, Agro Lestari melakukan panen Asparagus di sore hari, kemudian dikemas pada malam hari dan langsung dikirim keesokan hari pada pukul 04.00 WIB ke konsumen.

4. Promosi (Promotion)

Dalam hal penyebaran informasi, perusahaan tidak menggunakan media khusus, melainkan hanya mengandalkan penyampaian infomasi dari satu orang ke orang yang lain. Walaupun Agro Lestari tidak menggunakan media tertentu, namun jumlah konsumen yang masih bekerjasama dan jumlah permintaan Asparagus yang masuk ke Agro Lestari masih tinggi.

Berdasarkan tersedianya peluang pasar untuk Asparagus yang terlihat dari

excess demand, usahatani Asparagus dinilai layak untuk dilakukan. Selain itu, usahatani Asparagus juga dinilai layak karena adanya bauran pemasaran yang direncanakan perusahaan.

6.2 Aspek Teknis

Aspek teknis adalah aspek yang bisa menggambarkan taksiran biaya investasi yang dibutuhkan. Kelayakan dari aspek teknis akan menyoroti beberapa hal, yakni kesesuaian kondisi iklim dan tanah Desa Cibedug, ketersediaan sarana produksi, ketersediaan tenaga kerjadan layout lahan.

6.2.1 Kesesuaian Kondisi Iklim dan Tanah Desa Cibedug

Tanaman Asparagus tergolong dalam tanaman dataran tinggi. Tanaman ini juga bisa dikembangan dengan baik di kebun-kebun tropika jika teknik budidaya diikuti dengan baik. Tanaman ini dapat tumbuh optimal pada lahan dengan ketinggian permukaan di atas 600 sampai dengan 900 mdpl dan rentang suhu 15oC-25oC. Kondisi curah hujan yang dibutuhkan mencapai 2.500 sampai dengan 3.000 mm/tahun. Artinya, tanaman ini membutuhkan kondisi iklim yang sejuk dengan curah hujan yang tinggi karena dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan banyak air.

Berdasarkan laporan profil Desa Cibedug tahun 2005, Desa Cibedug adalah Desa dengan ketinggian permukaan 650 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tersebut, suhu maksimum di Desa ini adalah 22oC. Hal ini sesuai dengan kebutuhan tanaman Asparagus akan iklim yang dingin. Asparagus adalah tanaman yang dapat beradaptasi luas terhadap berbagai suhu rendah. Kondisi curah hujan di daerah ini adalah 2500 mm/tahun dengan jumlah hari yang memiliki curah hujan terbanyak sebanyak 180 hari. Artinya, Desa ini memiliki potensi untuk pengembangan Asparagus karena ketersediaan air yang mencukupi. Curah hujan yang melebihi dari kebutuhan yang disyaratkan beresiko pada pembusukan tanaman. Namun, hal tersebut diantisipasi perusahaan dengan menggunakan jerami. Penggunaan jerami ini selain berfungsi untuk menghindari pertumbuhan gulma dan mengurangi penguapan air dari tanah, juga berfungsi untuk mengurangi volume air hujan yang langsung ke perakaran tanaman. Selain itu, Agro Lestari juga menyediakan sebuah sumur bor untuk sumber air, terutama pada saat terjadi musim kering. Adanya kesesuaian antara kondisi iklim lahan

Desa Cibedug dengan kebutuhan iklim Asparagus, maka kondisi iklim di Desa Cibedug dikatakan mendukung untuk budidaya Asparagus.

Kondisi tanah di Desa Cibedug adalah bertekstur lempung dengan warna hitam, dengan kedalaman 50-200 m. Tekstur tanah yang cocok untuk Asparagus adalah agak berpasir, sehingga memiliki drainase yang baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan pasir pada lahan. Warna hitam pada tanah mengindikasikan bahwa tanah memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Tanah di Desa Cibedug juga memiliki kadar gambut dalam jumlah yang tidak tinggi. Keberadaan tanah gambut selain menambah bahan organik dalam tanah, keberadaannya harus diperhatikan karena kadar gambut beresiko meningkatkan keasaman tanah. Kondisi tersebut tidak dikehendaki oleh tanaman Asparagus karena tanaman ini rentan terhadap tanah yang masam. Untuk menyesuaikan dengan kondisi gambut yang ada di Desa Cibedug, karena itu Agro Lestari memberikan sejumlah 4.200 kg/ha kapur dolomite. Kondisi tanah di Desa Cibedug dinilai berada pada tingkat kesuburan yang baik karena memiliki bahan organik yang tinggi, tidak memiliki kandungan besi dan kadar gambut yang tinggi.

Selain itu, Desa Cibedug memiliki beberapa tipe tanah, yakni tanah sawah sebesar 40 persen, tanah kering sebesar 58,15 persen, dan tanah fasilitas umum sebesar 1,85 persen. Persentase terbesar tipe tanah yang ada di Cibedug adalah tanah kering. Tanah kering ini sebagian besar digunakan untuk kebun dan tegalan, yakni sebesar 82,68 persen. Pada umumnya, tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman pangan. Selain karena kondisi iklim yang sesuai, tanah ini juga memiliki tingkat kesuburan yang relatif baik. Hal ini terbukti dimana sampai saat ini masih

banyak penduduk yang membudidayakan sayuran di Desa Cibedug. Berdasarkan adanya kesesuaian kondisi iklim dan tanah Desa Cibedug dengan kondisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman Asparagus, maka lahan di Desa Cibedug dikatakan mendukung untuk budidaya Asparagus.

6.2.2Ketersediaan Sarana Produksi

Selain menjalankan usaha budidaya tanaman sayuran, Agro Lestari juga memiliki toko saprotan yang dikelola sendiri oleh pemilik perusahaan. Adapun beberapa sarana produksi yang disediakan di toko tersebut antara lain benih, bibit, pupuk organik, pestisida organik, polybag semai, arang sekam, dan

Dokumen terkait