• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumberdaya Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan

Dalam dokumen Laporan Praktik Lapang Kondisi Umum Ekos (Halaman 42-47)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Demografi .1 Penduduk .1 Penduduk .1 Penduduk

4.3.2. Sumberdaya Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan 1 Kondisi Umum Perikanan

Desa Tanjung Sebauk adalah salah satu Desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Kota Provinsi Kepulauan Riau. Wilayah perairan di Desa Tanjung Sebauk banyak dilakukan juga aktivitas nelayan, desa ini juga terdapat Tempat Penjualan Ikan yang bermanfaat bagi perekonomian warga setempat.

4.3.2.2 Perikanan Tangkap a. Masyarakat Nelayan

Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan Kepala Desa Tanjung Sebauk diketahui bahwa kegiatan perikanan di desa ini secara umum dilakukan secara turun temurun. Jika dilihat dari jenis usaha penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan, maka perikanan di daerah ini termasuk perikanan pantai dan perikanan lepas pantai.

Nelayan yang ada di desa Tanjung Sebauk umumnya merupakan nelayan tetap dimana profesi nelayan dijadikan mata pencaharian utama. Kehidupan masyarakat nelayan desa pengujan tergolong sederhana. Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan desa Tanjung Sebauk sebagian kecil untuk dikonsumsi sendiri oleh nelayan atau di jual kepada masyarakat desa. Ikan yang tersisa dibawa langsung ke Tempat Penjualan Ikan. Dalam menjual hasil perikanan yang menentukan harga adalah para pengumpul.

Faktor pendidikan merupakan prioritas utama bagi setiap nelayan karena walaupun aktivitas penangkapan yang mereka lakukan bersifat tradisional, masyarakat nelayan Desa Tanjung Sebauk tetap menjunjung nilai pendidikan. Ini didukung dengan data dari Kepala Desa dimana nelayan desa Tanjung Sebauk rata

b. Musim tangkap

Nelayan yang ada di Desa Tanjung Sebauk dipengaruhi oleh musim di saat akan melakukan penangkapan. Pada musim angin bertiup dari arah utara angin sangat kencang dan laut berombak besar, sehingga mereka tidak turun untuk melaut.

Biasanya nelayan akan turun melaut pada saat musim timur, karena angin bertiup pelan dan laut relatif tidak berombak. Ada juga musim selatan meskipun angin agak kencang dan laut relatif berombak nelayan masih bisa juga melaut. Ada juga musim barat keadaan angin relatif tidak stabil sehingga terkadang mereka harus turun melaut dan bahkan tidak bisa sama sekali.

c. Alat penangkapan ikan

Alat tangkap merupakan salah satu faktor utama dari beberapa faktor yang akan menentukan keberhasilan suatu usaha perikanan. Dari info yang didapatkan dari Kepala Desa di dapat hasil yaitu alat tangkap yang biasa dipakai oleh masyarakat di Desa Tanjung Sebauk yaitu jaring, kelong, sondong dan bubu.

Alat tangkap yang biasa digunakan di daerah pengujan salah satunya adalah jaring insang. Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Jaring ini disebut jaring insang karena cara tertangkapnya ikan adalah ikan terjerat di bagian insangnya di mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam.

Cara pengoprasian jaring yaitu dengan cara membentang jaring pada daerah yang diinginkan dengan diameter kedalaman tertentu. Hasil tangkapan yang didapat dalam sehari penangkapan bisa mencapai puluhan kg. Adapun jenis-jenis yang ditangkap seperti ikan selar (Selaroides sp), ikan kembung, dan beberapa jenis ikan lainnya. Pada jenis udang, udang galah juga bisa tertangkap dan bahkan kadang menjadi tujuan nelayan untuk menangkapnya meskipun kadang yang tertangkap adalah kepiting rajungan.

Kelong merupakan suatu kreasi manusia untuk menangkap ikan, dalam hal ini masyarakat Desa Tanjung Sebauk menggunakan kelong sebagai menangkap ikan bilis/teri.

Selain dari jaring insang, kelong, adalagi bubu yang merupakan salah satu alat tangkap yang di pakai oleh masyarakat desa pengujan alat tangkap ini dikenal pada kalangan masyarakat desa pengujan yang berupa jebakan yang bersifat pasif. Sebagian besar yang digunakan oleh masyarakat Desa Tanjung Sebauk ini adalah bubu kepiting. Cara pengoperasian dengan menurunkan alat dan mengulurkan tali sampai kedalaman tertentu. Adapun hewan yang ditangkap seperti ketam bakau (Scylla serrsts).

Sondong merupakan alat tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat Desa Tanjung Sebauk untuk menangkap udang. Mereka biasa memakai alat sondong ini pada saat air laut sedang mau surut hongga mau pasang. Alat ini digunakan dengan cara di dorong agar udang bisa masuk kedalam alat sondong ini. Biasanya mereka bisa mendapatkan hasil tangkapannya berupa udang.

Peningkatan produksi perikanan tidak terlepas dari tersedianya kapal perikanan, operasi penangkapan pada areal yang luas dan keterampilan dari nelayan itu sendiri. Armada perikanan yang ada di desa Tanjung Sebauk berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Desa serta berdasarkan hasil observasi langsung ke lapangan adalah perahu motor dan perahu tanpa motor.

Armada penangkapan didesa Tanjung Sebauk sudah tergolong menuju modern karena dapat dilihat sebagian besar nelayan menggunakan perahu motor untuk menangkap ikan. Hal ini karena nelayan setempat memikirkan waktu yang ditempuh dengan perahu motor akan lebih cepat sehingga waktu penangkapan ikan lebih banyak.

Budidaya perairan adalah suatu seni atau kreasi manusia untuk memelihara, mambesarkan dan menumbuhkan organisme dalam perairan secara terkontrol untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang besar. Potensi perikanan laut untuk di Desa Tanjung Sebauk untuk kegiatan budidaya laut belum dapat dilaksanakan,

karena melihat dari keadaan nelayan yang lebih sering melaut dan tidak adanya ketenagakerjaan yang bisa berbudidaya.

Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan di Desa Tanjung Sebauk dijual ke Tempat Penjualan Ikan Desa Tanjung Sebauk. Ada juga hasil tangkapan yang dikonsumsi sendiri oleh nelayan. Dalam menjual hasil perikanan yang menentukan harga adalah para pengumpul, jadi nelayan memperoleh hasil tangkapan dari pengumpulnya masing-masing.

Desa Tanjung Sebauk memliki hasil perikanan yang bervariasi contohnya seperti ikan selar, dingkis, sembilang, dan lain – lain. Sedangkan satuan harga jual yaitu per kilogram untuk lebih jelasnya di lihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Jenis Hasil Tangkapan

No. Jenis Ikan Harga (Rp/kg)

1 Ikan selar (Selaroides sp) Rp. 35.000,- 2 Ikan kembung (Rastrelliger branchysoma) Rp. 30.000,- 3 Ikan dingkis (Siganus canaliculatus) Rp. 20.000,- 4 Ikan bilis kasar (Stolephorus commersoni) Rp. 90.000,- 5 Ikan bilis halus (Stolephorus sp) Rp. 95.000,- 6. Ikan sembilang (Plotosus sp) Rp. 20.000,-

Harga ikan di atas dapat berubah pada saat – saat tertentu. Sesuai dengan musim ikan. Jika pada musim timur harga ikan dapat menjadi lebih murah namun sebaliknya pada saat angin tak menentu harga ikan bisa menjadi lebih mahal.

d. Isu Permasalahan

Terdapat beberapa permasalahan yang terdapat di Desa Tanjung Sebauk, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya.

Isu permasalahan :

1. Tidak adanya peraturan penangkapan ikan dari ukuran kecil sampai besar, yang sesuai dengan peraturan perikanan tangkap.

2. Penangkapan ikan masih bersekala sedang dengan menggunakan sampan bermotor. Jika hanya diarea itu saja sebagai area penangkapan maka stok ikan akan berkurang, karena masih belum ada peraturan ukuran penangkapan ikan.

Dalam dokumen Laporan Praktik Lapang Kondisi Umum Ekos (Halaman 42-47)

Dokumen terkait