l. Aset Eksplorasi dan Evaluasi (lanjutan) l. Exploration and Evaluation Assets
(continued) Aset eksplorasi dan evaluasi dinilai untuk
penurunannya pada saat terdapat bukti dan keadaan yang menunjukkan bahwa nilai tercatat aset tersebut mungkin melebihi jumlah yang dapat dipulihkan (Catatan 2.n). Aset eksplorasi dan evaluasi direklasifikasi ke properti minyak dan gas bumi pada saat kelayakan teknis dan komersialitas dari minyak dan gas yang diekstraksi tersebut dapat dibuktikan.
Exploration and evaluation assets are assessed to decline when there is evidence and circumstances indicate that the carrying amount of the asset may exceed its recoverable amount (Note 2.n). Exploration and evaluation assets are reclassified to oil and gas properties at the time of the technical feasibility and commerciality of oil and gas are extracted can be determined.
m. Properti Minyak dan Gas Bumi m. Oil and Gas Properties
Biaya pengeboran sumur pengembangan dan sumur tes stratigrafi tahap pengembangan, platform, perlengkapan sumur dan fasilitas produksi terkait, dikapitalisasi sebagai aset sumur, perlengkapan dan fasilitas dalam pengerjaan. Biaya tersebut dipindahkan ke aset sumur, perlengkapan dan fasilitas terkait pada saat pengeboran atau konstruksi selesai.
Costs of drilling development wells and development-type stratigraphic test wells, platforms, well equipment and attendant production facilities, are capitalized as uncompleted wells, equipment and facilities. Such costs are transferred to wells and related equipment and facilities upon completion. Penyusutan, deplesi dan amortisasi atas aset
minyak dan gas bumi, kecuali untuk aset sumur, perlengkapan dan fasilitas dalam pengerjaan, dihitung dengan menggunakan
metode satuan unit produksi, dengan
menggunakan produksi kotor yang dibagi dengan cadangan kotor yang terbukti dan telah dikembangkan.
Depreciation, depletion and amortization of oil and gas properties, except uncompleted wells, equipment and facilities under construction, is calculated using the unit of production method, using gross production divided by gross proved developed reserves.
n. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan n. Impairment of Non-financial Assets
Pada setiap akhir periode pelaporan,
Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Group assesses at the end of each reporting period whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists or when annual impairment testing for an asset is required, the Group makes an estimate of the asset’s recoverable amount.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset atau UPK lebih besar daripada jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkannya.
An asset’s recoverable amount is the higher of an asset’s or CGU’s fair value less costs to sell and its value in use, and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets or groups of assets. Where the carrying amount of an asset or CGU exceeds its recoverable amount, the asset is considered impaired and is written down to its recoverable amount.
(Disajikan dalam Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in US Dollar, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
n. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
(lanjutan)
n. Impairment of Non-financial Assets
(continued) Kelompok Usaha mendasarkan perhitungan
penurunan nilai pada rincian perhitungan anggaran atau prakiraan yang disusun secara terpisah untuk masing-masing UPK Kelompok Usaha atas aset individual yang dialokasikan. Perhitungan anggaran dan prakiraan ini secara umum mencakup periode selama sepuluh tahun. Untuk periode yang lebih panjang, tingkat pertumbuhan jangka panjang dihitung dan diterapkan pada proyeksi arus kas setelah tahun kesepuluh.
The Group bases its impairment calculation on detailed budgets and forecast calculations which are prepared separately for each of the Group’s CGUs to which the individual assets are allocated. These budgets and forecast calculations are generally covering a period of ten years. For longer periods, a long term growth rate is calculated and applied to project future cash flows after the tenth year.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto
sebelum pajak yang menggambarkan
penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Kelompok Usaha menggunakan
model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar yang tersedia.
In assessing the value in use, the estimated net future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. In determining fair value less costs to sell, recent market transactions are taken into account, if available. If no such transactions can be identified, an appropriate valuation model is used to determine the fair value of the assets. These calculations are corroborated by valuation multiples or other available fair value indicators.
Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.
Impairment losses of continuing operations, if any, are recognized in the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income under expense categories that are consistent with the functions of the impaired assets.
Untuk aset selain goodwill, penilaian dilakukan setiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam tahun sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam tahun sebelumnya untuk aset selain goodwill dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat aset
dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah
tercatat aset tidak melebihi jumlah
terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya.
For assets excluding goodwill, an assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. If such indication exists, the asset’s or CGU’s recoverable amount is estimated. A previously recognized impairment loss for an asset other than goodwill is reversed only if there has been a change in the assumptions used to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. The reversal is limited so that the carrying amount of the assets does not exceed its recoverable amount, nor exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized for the asset in prior years.
(Disajikan dalam Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in US Dollar, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
n. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan
(lanjutan)
n. Impairment of Non-financial Assets
(continued) Pembalikan rugi penurunan nilai diakui
sebagai laba atau rugi. Setelah pembalikan
tersebut, penyusutan aset tersebut
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Reversal of an impairment loss is recognized in the profit or loss. After such a reversal, the depreciation charge on the said asset is adjusted in future periods to allocate the asset’s revised carrying amount, less any residual value, on a systematic basis over its remaining useful life.
Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun dan ketika terdapat indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai bagi goodwill ditetapkan dengan menentukan jumlah tercatat tiap UPK (atau kelompok UPK) terkait dari goodwill tersebut. Jika jumlah terpulihkan UPK kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui. Rugi penurunan nilai terkait goodwill tidak dapat dibalik pada tahun berikutnya.
Goodwill is tested for impairment annually and when circumstances indicate that the carrying value may be impaired. Impairment is determined for goodwill by assessing the recoverable amount of each CGU (or group of CGUs) to which the goodwill relates. Where the recoverable amount of the CGU is less than their carrying amount, an impairment loss is recognized. Impairment losses relating to goodwill cannot be reversed in future years.
o. Sewa o. Leases
Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”.
The Group adopted PSAK No. 30 (Revised 2011), “Leases”.
Penentuan apakah suatu perjanjian
merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa.
Perjanjian tersebut ditelaah apakah
pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu atau perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut, bahkan jika hak tersebut tidak dijabarkan secara eksplisit dalam perjanjian.
The determination of whether an arrangement is, or contains, a lease is based on the substance of the arrangement at the inception date. The arrangement is assessed for whether fulfilment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset or assets or the arrangement conveys a right to use the asset or assets, even if that right is not explicitly specified in an arrangement.
Kelompok Usaha sebagai lessee Group as a lessee
Sewa pembiayaan yang mengalihkan kepada Kelompok Usaha secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar dari aset sewa pembiayaan atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Pembayaran sewa dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan liabilitas sewa, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas yang tersisa. Beban keuangan dibebankan langsung pada laba rugi.
A finance lease that transfers to the Group substantially all the risks and benefits incidental to ownership of the leased item, is capitalized at the commencement of the lease at the fair value of the finance lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease liability so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss.
(Disajikan dalam Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in US Dollar, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
o. Sewa (lanjutan) o. Leases (continued)
Suatu aset sewa pembiayaan disusutkan selama masa manfaat dari aset tersebut. Tetapi, jika tidak terdapat kepastian memadai bahwa Kelompok Usaha akan memperoleh kepemilikan di akhir masa sewa, maka aset disusutkan selama mana yang lebih pendek antara taksiran masa manfaat aset dan masa sewa.
An finance lease asset is depreciated over the useful life of the asset. However, if there is no reasonable certainty that the Group will obtain ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the estimated useful life of the asset and the lease term.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban usaha dalam laba rugi secara garis lurus selama masa sewa.
Operating lease payments are recognized as an operating expense in profit or loss on a straight-line basis over the lease term. p. Pinjaman yang Diperoleh Pemerintah dari
Pemberi Pinjaman (Penerusan Pinjaman)
p. Loans Obtained by the Government from Lenders (Two-step Loans)
Pengakuan penerusan pinjaman dilakukan berdasarkan otorisasi penarikan atau dokumen lainnya yang sejenis, yang diterbitkan oleh pemberi pinjaman. Pinjaman terutang dalam mata uang pinjaman yang diberikan atau nilai setara Rupiah apabila dana ditarik dalam mata uang Rupiah.
The recognition of two-step loans is based on the withdrawal authorization or other similar documents issued by the lenders. The loans are payable in their original currencies or Rupiah equivalent if drawn in Rupiah.
q. Kapitalisasi Biaya Pinjaman q. Capitalization of Borrowing Costs
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan
atau pembuatan aset kualifikasian
dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan peminjaman dana.
Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction and production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related assets. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when incurred. Borrowing costs consist of interests and other financing charges that the Group incurs in connection with the borrowing of funds.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat
aktivitas yang diperlukan untuk
mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaran
untuk aset kualifikasian dan biaya
pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang
diperlukan untuk mempersiapkan aset
kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying assets are completed for their intended use.
r. Biaya Penerbitan Emisi Efek Ekuitas r. Stock Issuance Costs
Biaya emisi efek ekuitas disajikan sebagai pengurang “Modal Disetor Lainnya” sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim.
Stock issuance costs are presented as deduction from “Other Paid-in Capital” in the equity section in the interim consolidated statement of financial position.
(Disajikan dalam Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in US Dollar, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
s. Pengakuan Pendapatan dan Beban s. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan dari distribusi gas bumi dan jasa transmisi gas bumi diakui pada saat gas telah didistribusikan atau dikirim kepada pelanggan berdasarkan pencatatan pada alat meter gas. Pendapatan jasa transmisi gas bumi diterima di muka disajikan sebagai bagian dari “Utang Lain-lain” di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim dan diakui sebagai pendapatan pada saat gas telah dikirim kepada pelanggan.
Revenues from gas distribution and toll fees from gas transmission are recognized when the gas is distributed or transmitted to the customers based on the gas meter readings. Toll fees from gas transmission received in advance are presented as part of “Other Payables” in the interim consolidated statements of financial position and recognized as revenue when the gas is transmitted to the customers.
Pendapatan penjualan minyak mentah dan gas bumi diakui berdasarkan kepemilikan entitas secara konsolidasi pada lapangan produksi (metode “entitlement”), ketika barang secara fisik dan risiko dan manfaat terkait telah berpindah kepada pembeli, yang secara umum adalah pada saat barang memasuki saluran pipa.
Crude oil and natural gas sales revenue is recognized on the basis of the consolidated entity’s interest in a producing field (“entitlements” method), when the physical product and associates risks and rewards of ownership pass to the purchaser, which is generally at the time on the product entering the pipeline.
Pendapatan yang diperoleh dari Kontrak Bagi Hasil (“PSC”) diakui atas dasar hak neto sesuai dengan persyaratan PSC. Selisih antara lifting aktual minyak mentah dan gas bumi menimbulkan piutang jika hak Grup melebihi lifting minyak mentah dan gas tersebut (posisi under lifting) dan menimbulkan utang jika lifting minyak mentah dan gas bumi melebihi hak Grup (posisi over lifting). Volume under lifting dan over lifting dinilai berdasarkan harga jual rata-rata setahun untuk minyak mentah (yaitu Indonesia Crude Price, “ICP”) dan gas (yaitu harga dalam kontrak).
Revenue earned under a Production Sharing Contract (“PSC”) is recognized on a net of entitlements basis according to the terms of the (“PSC”). Differences between the Group’s actual liftings of crude oil and gas result in a receivable when entitlements exceed lifting of crude oil and gas (under lifting position) and in payable when lifting or crude oil and gas exceed entitlements (over lifting position). Under lifting and over lifting volumes are valued based on the annual weighted average sales price for crude oil (i.e Indonesian Crude Price, “ICP”) and gas (i.e. contract prices).
Pendapatan dari jasa lainnya diakui pada saat
jasa diserahkan atau secara signifikan
diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan.
Revenues from other services are recognized when the services are rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customers.
Pendapatan/Beban Keuangan Finance Income/Cost
Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan kategori tersedia dijual yang memperoleh bunga, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”), yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama tahun yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
For all financial instruments measured at amortized cost and interest bearing financial assets classified as available-for-sale, interest income or expense is recorded using the Effective Interest Rate (“EIR”), which is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument or a shorter year, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability.
Pengakuan Beban Expense Recognition
Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan metode akrual.
Expenses are recognized as incurred on an accrual basis.
(Disajikan dalam Dolar AS, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in US Dollar, Unless Otherwise Stated)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (continued)
t. Provisi t. Provisions
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) akibat peristiwa masa lalu,
besar kemungkinannya penyelesaian
kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions are recognized when the Group has a present obligation (legal and constructive) as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi dibatalkan.
Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
u. Imbalan Kerja u. Employee Benefits
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 (2013), “Imbalan Kerja” secara retrospektif. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor, mengatur pengakuan biaya jasa lalu serta mengatur beberapa pengungkapan tambahan.
Effective January 1, 2015, the Group applied restrospectively PSAK No. 24 (2013), “Employee Benefits”. This PSAK, among others, removes the corridor mechanism, stipulates that all past service costs are recognized and requires certain additional disclosure.
Kelompok usaha menerapkan secara
retrospektif perubahan yang diatur dalam PSAK ini dan menyajikan kembali informasi