• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TOKOH dan PENOKOHAN

3.1 Sunatha

Pembahasan mengenai tokoh dan penokohan dalam penelitian ini meliputi tokoh utama dan tokoh tambahan. Merunut pada Nurgiyantoro (2010: 178) yang mengatakan pembedaan itu bersifat gradasi, kadar keutamaan tokoh (-tokoh) itu bertingkat. Tokoh utama (yang) utama, utama tambahan, tokoh tambahan utama, tambahan (yang memang) tambahan. Dalam penelitian ini peneliti membagi unsur tokoh menjadi tiga bagian, yaitu tokoh utama yang utama, utama tambahan, dan tokoh tambahan utama dikarenakan ketiga bagian ini mempengaruhi jalannya cerita.

Tokoh utama yang utama adalah Sunatha. Pilihan ini berdasarkan pada frekuesi kemunculan dan intensitas tokoh dalam mempengaruhi jalan cerita. Adapun tokoh yang tergolong dalam tokoh utama tambahan adalah Sunithi, Ngurah, dan Utari. Sedangkan tokoh yang tergolong dalam tokoh tambahan utama, yaitu Subali, David, Weda, serta Renti karena keempat tokoh ini walaupun hanya tokoh tambahan tapi berpern dalam menentukan jalannya cerita.

3.1 Sunatha

Sunatha merupakan seorang guru SMP yang suka sekali menyanyi lagu-lagu daerah. Ia berhasil mempersunting Utari, sang bunga desa. Banyak orang yang cemburu kepadanya dan menganggap profesinya sebagai guru tidak pantas untuk menikahi Utari. Ini dapat disimak dalam kutipan berikut.

(33) Disamping orang cemburu kenapa guru SMP yang gemar menyanyi lagu-lagu rakyat itu yang mampu merobohkan hati Utari (hlm. 1)

(34) “Nah lihat sekarang, dari dulu sudah meme nasihati, cepat-cepat, sekarang keduluan dengan guru SMP itu. Padahal, coba kalau kamu langsung lamar saja, masak dia tidak mau. Guru itu apa sih kelebihannya. (hlm. 2)

Dalam memperebutkan hati Utari, Sunatha bersaing dengan Ngurah. Ia terkesan dengan sikap sportivitas Ngurah, walau kalah dalam persaingan Ngurah tetap mau datang ke pernikahannya.

(35) … karena melihat Ngurah dan kawan-kawannya menggabungkan diri dengan barisan. Walaupun terlambat rupa-rupanya juragan yang kaya itu suka juga datang. Sunatha jadi menaruh hormat pada sportivitasnya. (hlm. 6)

Sehari setelah pernikahannya, Sunatha akan pergi ke Kupang untuk mengajar. Ia rela tidak menikmati masa bulan madunya dan memilih bekerja. Ia melakukan semua itu agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. Ia meminta pengertian Utari tentang profesinya sebagai guru. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut.

(36) ”Tanggung jawab itu membuat saya berusaha untuk menjaga keadaanmu seperti saya nanti. Karena itu walaupun berat, tetapi terpaksa akan saya laksanakan. Saya harap kamu bisa mengerti semua ini. Seperti biasanya kamu selalu mengerti juga bahwa saya orang miskin.” (hlm. 18)

Sunatha adalah seorang pemeluk agama yang taat. Di perantauan, ia merindukan kampung halamannya serta suasana saat di beribadah di pura.

(37) ”Setahun di sini memang bikin rindu. Aku sudah lama tidak sembahyang di pura.” (hlm. 124)

Sunatha bijaksana dalam menghadapi kritikan sahabatnya. Ketika diberitahu oleh salah seorang sahabatnya bahwa ia seorang pengecut, ia tidak marah,bahkan ia mempunyai pendapat yang berbeda tentang persahabatan.

(38) ”Tidak. Kamu sahabat saya. Hanya sahabat yang baik berani mengatakan keburukan-keburukan kawannya dengan jujur, meskipun saya sendiri juga takut mengakui saya pengecut.” (hlm.126)

Membaca surat dari Sunithi, Sunatha merasa khawatir dengan keadaan keluarganya. Ia memutuskan untuk pulang ke Bali dan terpaksa berbohong kepada atasannya dengan alasan ibunya telah mati. Ia mengerti benar perbuatannya itu salah sebagai seorang pendidik. Hal ini menunjukkan dedikasinya sebagai seorang pengajar sangat ia junjung tinggi.

(39) ”tugas beli tidak mengizinkan saya untuk pulang sebelum liburan kenaikan kelas. ...untuk itu saya terpaksa berbohong, sebagai seorang guru, ini perbuatan yang tercela, akan tetapi kelak saya akan mengakui segalanya ini kalau semua telah selesai. Jadi, maafkanlah, kalau saya katakan kepada kepala sekolah, bahwa meme telah meninggal. (hlm. 131)

Sunatha marah menghadapi keadaan yang menimpa dirinya dan keluarganya.. Ia merasa heran dan bertanya-tanya mengapa dirinya selalu mengalami cobaan-cobaan. Sunatha juga ingin merasakan kebahagiaan. Ketidakpuasan Sunatha dapat dilihat dalam kutipan berikut.

(40) ”Saya ingin sekali berbahagia. Tetapi kalau mau berterus terang, saya selalu heran, kenapa saya yang dipilih untuk mengalami semua ini? Saya bukan orang kuat!” (hlm.133)

Karena beban yang menghimpitnya, Sunatha berani menceritakan masalahnya kepada Sunari, anak dari pemilik kafetaria di pelabuhan. Padahal ia

bisanya tidak suka menceritakan masalah pribadinya kepada orang lain apalagi orang yang baru dikenalnya.

(41) Sunatha tidak berusaha berbohong lagi. Ia menceritakan semuanya. Entah kenapa ia tiba-tiba berani mengutarakan semuanya pada seorang yang baru saja dikenal. Ia sama sekali tidak malu lagi. Aneh. (hlm. 193)

Sesampainya di kampung halaman, ia mendapati ibunya telah meninggal. Setelah penguburan memenya, ia heran mengapa Utari dan mertuanya tidak melayat. Weda menceritakan peristiwa yang terjadi setelah kepergiannya ke Kupang, Sunatha marah mendengar kabar Utari pergi dengan Ngurah ke kota maka ia memutuskan pergi ke rumah keluarga Utari untuk melabrak dan membuktikan kebenaran berita tersebut.

(42) Sunatha langsung saja menggebrak kedua orang tua itu. ”Mana istriku! Mana!” Mertuanya itu ketakutan. Mereka tidak bisa menjawab. ”Mana?” Orang tua itu bermaksud untuk menjawab. Tapi suaranya tidak keluar. Sunatha makin jengkel. Ia masuk ke dalam rumah. Memeriksa. (hlm. 215)

Sunatha akhirnya membesarkan jiwanya, ia mewakili keluarganya meminta maaf kepada warga desa karena kesalahan yang telah diperbuat oleh keluarganya. Ia meminta kepada para warga untuk sudi menerima kembali keluarganya menjadi bagian dari banjar. Permintaan maaf Sunatha dipaparkan dalam kutipan berikut.

(43) Izinkanlah saya meminta maaf, atas kekeliruan bapak saya. Juga kesalahan-kesalahan saya sendiri. Hukumlah kami sesuai dengan kesalahan-kesalahan kami, akan tetapi satu permintaan saya, jangan buang kami dari pergaulan desa, berikan kami kesempatan sekali lagi. (hlm. 225)

Dokumen terkait