• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SUPERHERO DAN PERKEMBANGANNYA

6. Superhero dalam Film

Perlu waktu bagi para produsen film untuk mempertimbangkan bahwa cerita- cerita superhero layak untuk difilmkan. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa film jenis ini disukai oleh banyak penonton, film-film superhero mulai membanjir terutama pada dekade 2000-an walaupun sempat menurun pada periode sebelumnya. Alasan utama jumlah film superhero bertambah bukan hanya karena teknologi digital semakin maju sehingga memudahkan dan memperbagus tampilanspecial effectsyang memang banyak digunakan dalam genre ini, namun lebih karena keuntungan yang didapat.

Seperti yang dikatakan Liam Burke dalam bukunya Superhero Movies, alasan yang lebih mungkin tentang adanya boomingfilm superhero bukan karena perkembangan teknologi yang memungkinkan pembuatan film jenis ini, namun lebih karena pendapatan box-office yang menguntungkan. Hal itu tertuang pada kutipan berikut:

A more likely motive for this superhero-movie boom is not the digital ones and zeros that make Superman fly, but rather the number of zeros on the box-office receipts after he’s come back down to Earth(Burke, 2008: 11).

Alasan kedua yang diutarakan Burke adalah adanya penyakit kurang imajinasi di Hollywood. Ada pertanyaan di benak orang-orang di industri film yang dibayangkan oleh Burke: mengapa satu ide bagus hanya digunakan dalam satu film apabila bisa digunakan untuk banyak film? Meskipun penonton film bukanlah orang-orang begitu

saja menerima seperti yang diinginkan Hollywood, nyatanya mereka masih terus menginginkan tokoh-tokoh super itu beraksi sampai sekarang. Burke berpendapat bahwa setelah kejadian 9/11 dan War on Terror, orang-orang seakan senantiasa diingatkan tentang ketidakberdayaan mereka. Burke menambahkan, “If cinema represents for many the great escape, then, with horrors on our doorstep, the idea of taking that\ journey with heroes who can turn back time and always save the world seems like a tempting prospect” (Burke, 2008: 13).

Film superhero pertama yang diangkat ke layar lebar dan mendapat tanggapan yang baik oleh penonton adalah Superman yang rilis pada tahun 1978, empat puluh tahun setelah kemunculannya pertamanya di komik pada tahun 1938. Memang sebelumnya pernah ada serial Superman pada tahun 1948 yang dibintangi oleh Kirk Alyn dan George Reeves, dan film bioskop Batman yang merupakan perpanjangan serial TV-nya pada tahun 1966 yang dibintangi Adam West. Akan tetapi filmSuperman

ini adalah film superhero besar pertama yang mendapat pendapatan besar dan menuai pujian dari kritikus. Uniknya, walaupun Supermandianggap sebagai film pertama yang bisa mewakili superhero, ada film Indonesia yang dirilis tahun 1974 berjudul Rama Superman Indonesia. Film ini berdiri sendiri dan tidak diangkat dari komik manapun. Selain menggunakan nama Superman, film ini bahkan mendahului film Supermanyang diproduksi Hollywood.

FilmSupermansendiri menjadi penanda bahwa film superhero bisa mendapatkan banyak keuntungan. Ada tiga sekuel film Supermanyang dibintangi Christopher Reeve ini, yaitu Superman II(1980), Superman III (1983), dan Superman IV: The Quest for Peace(1987), namun film ketiga dan keempat tidak terlalu ditanggapi dengan baik oleh kritikus maupun para penonton, sehingga penghasilannya pun buruk.

Film sukses selanjutnya adalah Batman yang disutradarai Tim Burton tahun 1989. Memang ada beberapa film superhero selain sekuel-sekuelSupermanyang ada di periode 1980-an seperti Supergirl (1984) dan The Toxic Avenger (1984), namun film- film tersebut tidak terlalu bisa menarik penonton. Film Batman dan sekuelnya inilah yang mengikuti kesuksesan Superman. Film ini dilanjutkan dengan Batman Returns (1992), Batman Forever (1995), dan Batman & Robin (1997). Film Batman Forever danBatman & Robin walaupun mendapat penghasilan bagus, sering disalahkan sebagai penyebab anjloknya kepopuleran superhero di 1990-an. Beberapa judul lain yang cukup terkenal di periode 1990-an adalah Teenage Mutant Ninja Turtles (1990), Teenage Mutant Ninja Turtles II: The Secret of the Ooze (1991),The Rocketeer(1991), Teenage Mutants Ninja Turtles III (1993), The Crow (1994), The Mask (1994), Judge Dredd (1995), Mighty Morphin Power Rangers: The Movie (1995), Spawn (1997), dan Blade (1998).

Periode 2000-an sampai sekarang (2013) bisa dibilang sebagai masa keemasan film-film superhero. Setiap tahun selalu ada film superhero yang dipadati penonton, tidak seperti periode-periode sebelumnya yang walau jumlah film jenis ini sebenarnya sudah cukup banyak, tetapi hanya sebagian kecil yang diminati. Rekor-rekor pendapatan box-office silih berganti dipecahkan pada periode ini di antaranya oleh film-film superhero. Berdasarkan situs www.boxofficemojo.com ada 56 film superhero yang diproduksi Hollywood mulai dari tahun 2000 hingga bulan Juli 2013, dan sebagian besar film itu sukses secara finansial. Jumlahnya pun masih akan terus bertambah dengan judul-judul yang siap rilis, dalam tahap produksi, maupun yang sudah dipastikan akan rilis pada tahun-tahun ke depan. Misalnya saja film The Amazing Spider-Man 2 yang dijadwalkan akan rilis tahun ini sudah mendapat jadwal rilis sekuelnya pada tahun

2016 dan 2018. Bandingkan jumlah film superhero dari periode setelah 2000 dengan rentang waktu tahun 1978 sampai 2000 yang jumlah film superhero-nya ada 38, dan hanya sebagian kecil saja yang sukses di pasaran.

Selain film-film superhero yang diproduksi Hollywood, ada juga film-film yang berasal dari Asia, seperti Jepang, India, Malaysia, dan Indonesia. Di Asia yang mendominasi produksi film semacam ini adalah Jepang. Kebanyakan dari film superhero yang diproduksi untuk bioskop adalah versi lepas dari serialnya. Misalnya filmKamen Rider Ryuki: Episode Final yang merupakan cerita alternatif dari serialnya. Aktor-aktor yang membintanginya pun sama. Malaysia pernah membuat film komedi superhero berjudul Cicak Man tahun 2006 yang menghasilkan $901,226 di negara tersebut10. India memproduksi film superhero berjudulRa.One pada tahun 2011 dengan penghasilan domestik $2,511,68911. Indonesia hampir tidak pernah membuat film superhero setelahGundala Putera Petir(1981), kecuali apabila film-film pendekar silat juga diperhitungkan sebagai superhero. Maka film Madame Xyang akan dibahas di sini dirilis pada tahun 2010 menjadi sesuatu yang langka.

7. Tiga Film yang Diteliti dalam Tesis Ini

Dokumen terkait