BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOPTESIS
B. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membantu guru demi terwujudnya proses belajar siswa yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2000:229), bahwa supervisi merupakan bantuan bagi guru dalam mengajar supaya guru lebih baik lagi dalam mengajar. Petugas sekolah melakukan supervisi pengajaran terhadap stafnya untuk memelihara (maintain) atau mengubah pelaksanaan kegiatan di sekolah yang langsung berpengaruh terhadap proses mengajar guru dalam usaha
meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan supervisi mampu
meningkatkan kemampuan dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Made Pidarta (2009:2), memberikan pengertian supervisi sebagai suatu kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses
pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya. Dictionary of
Education Good Center (dalam Sahertian, 2000:17) mengemukakan
bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran”
Secara konseptual Glickman, Gordon & Ross-Gordon (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011:84), menyatakan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2004:5) supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar. Ibrahim Bafadal (2000:115) memberikan pengertian yang lebih dinamis, dengan menyatakan bahwa supervisi pengajaran merupakan serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut, Syaiful Sagala (2012:94) memberikan pengertian yang lebih mendalam dengan menyatakan bahwa: Supervisi akademik adalah bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada guru agar mau terus belajar, meningkatkan kualitas pembelajarannya menumbuhkan kreativitas guru memperbaiki bersama-sama dengan cara melakukan seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, model
dan metode pengajaran, dan evaluasi pengajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran, pendidikan, dan kurikulum dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik agar memperoleh hasil lebih baik.
Dengan demikian, supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai pengembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar demi menciptakan, memperbaiki dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat dan kemampuan secara optimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan bantuan profesional yang berupa pemberian dorongan, bimbingan, dan arahan kepada guru agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan proses pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran dan mengatasi permasalahan yang dihadapi pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi dan profesinya.
Ngalim Purwanto (1987:186) mengemukakan bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru, oleh karena itu program supervisi harus dilakukan oleh supervisor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengadakan hubungan antar individu dan ketrampilan teknis. Supervisor di dalam tugasnya bukan saja mengandalkan pengalaman sebagai modal utama, tetapi harus diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan formal yang memadai.
2. Tujuan Supervisi Akademik
Made Pidarta (1999:22) mengemukakan bahwa jika supervisi dipandang dari apa yang ingin dicapai maka hal itu merupakan tujuan supervisi. Adapun tujuan supervisi tersebut mencakuip tujuan akhir, tujuan kontinyuitas, tujuan dekat dan tujuan perantara. Adapun penjelasan dari tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut,
a. Tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa.
b. Tujuan dekat adalah mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat.
c. Tujuan perantara adalah mendidik para siswa dengan baik dan menegakan disiplin kerja guru.
Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru (1982:23), mengemukakan tentang tujuan supervisi yaitu untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan proses pembelajaran ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan anak secara maksimal. Lebih lanjut tujuan supervisi tersebut kemudian diperjelas dengan tinjauan yang lebih spesifik yang dikemukakan oleh Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru (1982:24), bahwa supervisi pendidikan memberi bantuan kepada guru dalam melaksanakan
tanggungjawabnya. Tanggungjawab seorang guru adalah
menyelenggarakan proses pembelajaran di kelas. Sehingga menurut pendapat ini tujuan dari supervisi adalah untuk membantu para guru dalam
proses pembelajaran seperti bantuan dalam memahami tujuan pendidikan, bantuan dalam menggunakan sumber-sumber pengelolaan belajar, bantuan dalam menggunakan metode dan alat pelajaran, bantuan dalam menilai hasil proses pembelajaran, bantuan dalam memahami karakteristik siswa, serta bantuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas guru. Tujuan supervisi bukan hanya memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru.
Syaiful Sagala (2006:235), menyebutkan bahwa tujuan dari supervisi akademik adalah,
a. membantu guru-guru dalam Mengembangkan proses belajar mengajar, lebih memahami mutu, pertumbuhan dan peranan sekolah.
b. membantu guru-guru dalam Menerjemahkan kurikulum kedalam bahasa belajar mengajar.
c. membantu guru-guru mengembangkan staf sekolah.
Dengan demikian, tujuan supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan juga mencapai tujuan pendidikan nasional. guru meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar menjadi lebih baik dengan cara pembinaan para melalui pemberian layanan dan bantuan guna meningkatkan kompetensi profesionalnya sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik dan pada akhirnya kualitas belajar siswa meningkat.
3. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor hendaknya bertumpu pada prinsip prinsip supervisi sebagai landasan untuk mengarahkan
kepada tujuan yang diharapkan. Prinsip dasar dari pelaksanaan supervisi adalah setiap pemikiran dan tindakan dari seorang supervisor yang harus berlandaskan suatu prinsip mendetail. Menurut Piet. A Sahertian dan Frans Mataheru (1982:23) mengungkapkan bahwa
seorang pemimpin pendidikan atau kapala sekolah dalam
melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi yaitu,
a. Ilmiah
Prinsip ilmiah mencakup tiga unsur yaitu,
1) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, terencana dan kontinyu.
2) Objektif, berarti data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar bukan tafsiran pribadi.
3) Instrumen, berarti kegiatan supervisi dapat menggunakan angket, observasi, percakapan pribadi, termasuk di dalamnya adalah penggunaan Closed Circuit Television (CCTV).
b. Demokratis
Prinsip demokratis menjunjung tinggi asas musyawarah dan memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. Prinsip demokratis mengandung makna yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru bukan berdasarakan atasan atau bawahan tetapi berdasarkan kesejawatan.
c. Kooperatif
Kooperatif berasaskan kerja sama untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
d. Konstruktif dan kreatif
Konstruktif dan kreatif bersifat membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa terdorong untuk mengembangkan potensi-potensinya. Sehingga nantinya guru mengubah pola pikir yang otokrat dan korelatif menjadi konstruktif dan kreatif.
Menurut Suharsimi Arikunto (2004:40), prinsip-prinsip supervisi pendidikan ialah,
a. supervisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, bukan mencari-cari kesalahan ( Preventif).
b. pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung. c. supervisor memberikan umpan balik sesegera mungkin agar
tidak lupa (Korektif).
d. kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.
e. ketika supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi. f. supervisor membuat catatan singkat berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan.
Sutisna (1983) (dalam Arikunto 2004:23), mengemukakan Sembilan prinsip supervisi pendidikan yaitu, pelayanan yang bersifat kerjasama, semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi, menyesuaikan kebutuhan perseorangan dari personil sekolah, membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan, membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf sekolah, Tanggung jawab dalam pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah dan para penilik atau pengawas sekolah, dana program supervisi hendaknya dimasukkan ke dalam anggaran tahunan, supervisi hendaknya dilaporan sedministratif mungkin guna mengetahui program supervisi sudah efektif.
Rifai (2002:32), mengungkapkan bahwa seorang supervisor harus menerapkan prinsip positif dan menghindari prinsip negatif. Prinsip positif tersebut seperti, Konstruktif; yaitu pihak yang dibimbing dan diawasi harus didorong untuk bekerja, didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (relistis dan mudah dilaksanakan), didasarkan pada hubungan profesional bukan atas dasar hubungan pribadi, memperhitungkan kesanggupan sikap prasangka guru-guru atau pegawai sekolah, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil atau tidak boleh lekas kecewa serta supervisi hendakanya bersifat preventif, korektif, kooperatif. Sedangkan prinsip negatif yang harus dihindari supervisor yaitu, otoriter, mencari-cari kesalahan pada guru, menganggap dirinya
lebih dari guru-guru dalam mengajar, terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar dan lekas kecewa.
Dengan demikian, prinsip supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai prinsip yang memiliki prinsip positif dan prinsip negatif. Prinsip positif dan negatif menekankan sikap dan sifat yang harus dimiliki dan dikurangi supervisor dalam melakukan supervisi. Prinsip positif mengandung sifat dan sikap seperti optimis, realistis, kooperatif dan kostruktif. Sedangkan prinsip negatif mengandung sikap dan sifat seperti otoriter, tinggi hati, pesimis dan mudah putus asa. Prinsip-prinsip tersebut jika diperhatikan akan dapat membantu tercapainya tujuan supervisi akademik.
4. Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Teknik supervisi akademik mempunyai beberapa strategi atau cara. Strategi atau cara tesebut diperlukan supervisor untuk melakukan antisipasi apabila ada permasalahan terkait dengan supervisi akademik yang tidak bisa diselesaikan dengan satu cara tertentu. Kedua teknik supervisi akademik tersebut, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Suharsimi Arikunto (2006:54-58) mengemukakan teknik-teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu individual dan teknik kelompok.
a. Teknik Individual
1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation)
Supervisor mengunjungi kelas ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar.
2) Mengadakan observasi kelas (classroom observation)
Supervisor mengunjungi kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas.
3) Mengadakan wawancara perseorangan (individual interview) Supervisor mewawancarai perseorangan apabila ada masalah pada individu guru yang penyelesaiaannya tidak boleh didengar oleh orang lain.
4) Mengadakan wawancara kelompok (group interview)
Teknik wawancara ini dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah round table (meja bundar). Teknik round table menghendaki adanya persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam diskusi hendaknya dalam posisi lingkaran yang bundar dan masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan serta hak yang sama. Demikian juga pewawancara hendaknya duduk di lingkaran, berada di antara anggota kelompok yang lain.
b. Teknik Kelompok
1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)
Supervisor memenuhi fungsi pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), pengkomunikasian
(comunicating), serta menyelenggarakan pertemuan bersama dalam rapat guru.
2) Mengadakan diskusi kelompok (group discusion)
Pihak sekolah mengadakan semacam pertemuan khusus yang dihadiri oleh guru-guru mata pelajaran tertentu, atau kelompok dengan tugas khusus sesuai dengan keperluan.
3) Mengadakan penataran-penataran (in-service training)
Wadah meningkatkan kemampuan guru dan staf sekolah adalah penataran. Dalam klasifikasi pendidikan, penataran dikategorikan sebagai in-service training, sebagai jenis lain dari
pre-service training, yang merupakan pendidikan sebelum yang
bersangkutan diangkat jadi pegawai resmi. Peraturan semacam ini dapat dilakukan di sekolah sendiri dengan mengundang narasumber, tetapi dapat diselenggarakan bersama antar beberapa sekolah.
4) Seminar
Guru membutuhkan sertifikat Sejak diberlakukan kenaikan pangkat dengan jabatan fungsional yang dapat diakui sebagai angka kredit. Apabila guru bertujuan mencari sertifikat,
itu bukanlah tindakan yang terpuji. Cara yang baik dalam mengikuti acara seminar adalah apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius, dan cermat mengikuti presentasi dan tanya-jawab.
Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono (2011:101-108) mengemukakan mengenai teknik supervisi akademik yaitu, teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Adapun penjelasan masing-masing teknik tersebut adalah sebagai berikut,
a. Teknik supervisi individual adalah teknik yang
pelaksanaannya hanya melibatkan supervisor dan seseorang guru. Sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu, kunjungan kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
b. Teknik supervisi kelompok adalah teknik yang
pelaksanaannya melibatkan lebih dari dua orang. Guru-guru yang diduga memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan
Syaiful Sagala (2010: 175-192) menambahkan teknik supervisi sebagai berikut:
a. Teknik supervisi bersifat individu 1) Kunjungan kelas
Kunjungan kelas, yakni sesuatu kunjungan yang dilakukan supervisor (kepala sekolah) ke dalam suatu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru bersangkutan mengatasi
masalah/kesulitan selama mengadakan kegiatan
pembelajaran. 2) Observasi kelas
Observasi kelas dilakukan bersamaan dengan kunjungan kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan supervisor untuk mengamati guru yang sedang mengajar disuatu kelas. Tujuan observasi kelas ingin memperoleh data dan informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang tejadi saat proses belajar mengajar berlangsung.
3) Intervisitasi
Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah atau kunjungan antar sekolah sejenis merupakan suatu kegiatan yang terutama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan
dalam proses belajar-mengajar. Supervisor dapat merancang suatu kegiatan bagi guru melakukan kunjungan kelas atau kunjungan sekolah sejenis antara satu dengan yang lainya.
4) Menilai diri sendiri
Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapai guru. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-maslah khusus yang dihadapi guru.
5) Demonstrasi mengajar
Demonstrasi mengajar adalah satu upaya
supervisor membantu guru yang disupervisi dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana mengajar yang baik.
6) Buletin supervisi
Penggunaan teknik supervisi secara tidak
langsung dapt dilakukan dengan menerbitkan buletin supervisi. Buletin supervisi adalah salah satu bentuk alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat membantu
guru-guru memberikan informasi penting dalam memperbaiki situasi belajar-mengajar.
b. Teknik supervisi bersifat kelompok 1) Pertemuan orientasi
Pertemuan orientasi adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan atau kepala sekolah sebgai supervisor dengan guru latih terutama guru baru yang bertujuan menghantar guru tersebut memasuki suasana kerja yang baru sebagai tenaga pendidik.
2) Rapat guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatannya, tujuannya, jumlah pesertanya, dan lain sebagainya. Rapat guru yang dipimpin oleh supervisor akan menghasilkan guru yang baik, jika direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan yang dicapai dalam rapat.
3) Studi kelompok antar guru
Hubungan kelompok antar guru yang
dikembangkan menjadi studi kelompok yang terbangun dalam sistem pendidikan akan menciptakan komunitas belajar yang demokratik dan adil secara sosial. Studi
kelompok antar guru adalah suatu kegiatan dapat dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertetntu, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Studi kelompok antar guru mata pelajaran sudah ada khususnya yang tergabung dalam organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah dan di daerah masing-masing.
4) Diskusi sebagai proses kelompok
Diskusi adalah suatu pertukaran pikiran atau pendapat melalui proses percakapan antara dua atau lebih individu tentang suatu masalah untuk dicari alternatif pemecahann memiliki keahlian dibidang studi tertetntu, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Studi kelompok antar guru mata pelajaran sudah ada khususnya yang tergabung dalam organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah dan di daerah masing-masing.
5) Workshop (lokakarya)
Workshop dalam kegiatan supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah guru atau pendidik yang mempunyai masalah relatif sama ingin dipecahkan
bersama melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat perorangan.
6) Tukar menukar pengalaman (sharing of experience)
Tukar menukar pengalaman “sharing of experience” suatu teknik penjumpaan dimana guru saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan lainnya.
7) Diskusi panel
Diskusi panel dalam bentuk forum diskusi (round table discussion) adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Dalam diskusi tersebut suatu masalah dihadapkan kepada dang didiskusikan.
8) Seminar
Seminar merupakan pertemuan ilmiah untuk menyajikan karya tulis baik berupa makalah maupun hasil-hasil penelitian. Seminar, juga menginformasikan dan membahas berbagai informasi, ide, konsep, dan temuan penelitian melalui suatu forum seminar.
9) Simposium
Simposium adalah suatu petemuan yang dalam pertemuan itu ada beberapa pembicara menyampaikan pikirannya secara singkat mengenai suatu topik
pendidikan, atau topik-topik yang berkaitan dengan
problematika mengajar. Teknik-teknik supervisi
akademik yang digunakan oleh kepala sekolah
berdasarkan masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh guru yang harus diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, rapat, diskusi kelompok, pertemuan guru semata pelajaran, demonstrasi mengajar, kunjungan antar sekolahan, penataran, menilai diri sendiri, kuliah/studi, Seminar dan lokakarya.
5. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
a. Perencanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Fungsi manajemen merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi salah satu fungsi pada urutan pertama. Demikian juga dalam perencanaan supervisi akademik yang memiliki posisi yang sangat penting dalam rangkaian proses supervisi akademik. Lantip dan Sudiyono (2011:98), menyatakan bahwa perencanaan program supervisi akademik meliputi tahap penyusunan program supervisi yang mempunyai jangka waktu dengan program yang termasuk didalamnya. Jangka waktu perencanaan program supervisi dengan programnya dapat dilihat di dalam tabel berikut,
Tabel 2.1: Jangka Waktu Program Supervisi Akademik
No. Jangka
Waktu
Program Supervisi Keterangan
1) Pendek a) Fasilitas guru dalam
pengembangan model
pembelajaran
b) Fasilitasi guru dalam
penyediaan alat peraga dan sumber belajar c) Membantu guru dalam
memecahkan permasalahan pembelajaran
d) Membina hubungan
lebih erat dengan guru
e) Membantu guru
memahami peserta didik
f) Memotivasi mengajar
guru
g) Meningkatkan disiplin
mengajar guru
h) Membina guru dalam menyusun kurikulum
1 tahun
2) Menengah a) Fasilitasi ruang belajar
yang lebih kondusif
b) Analisa kebutuhan
mengajar guru
c) Membina moral kerja guru
d) Sosialisasi guru dalam kurikulum terbaru
2 – 3 tahun
3) Panjang a) Peningkatan kualitas
pembelajaran secara
keseluruhan
b) Pengembangan karier
guru dalam peningkatan kompetensi
c) Peningkatan kesejahteraan guru
4 tahun lebih
b. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah mengikuti teknik-teknik supervisi akademik. Teknik teknik supervisi akademik yang digunakan oleh kepala sekolah meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, rapat, diskusi kelompok, pertemuan guru semata pelajaran, demonstrasi mengajar, kunjungan antar sekolahan, penataran, menilai diri sendiri, kuliah/studi, Seminar dan lokakarya (Suharsimi Arikunto, 2006:54-58).
c. Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Kepala Sekolah harus menindaklanjuti hasil supervisi
akademik untuk memberikan dampak yang nyata supaya
profesionalisme guru meningkat. Tindak lanjut supervisi akademik meliputi, kegiatan tindak lanjut supervisi akademik yang sasaran utamanya adalah pemanfaatan hasil Analisis dan catatan supervisor untuk perkembangan ketrampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, pemberian kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan serta kinerjanya. Tindak lanjut supervisi akademik meliputi penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah menaati teguran. Sedangkan guru yang belum menaati teguran diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran, lokakarya, seminar, studi lebih lanjut dan lain-lain. (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011:123).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah pada dimensi kompetensi supervisi meliputi perencanaan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru;
melaksananakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan terknik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Untuk melaksanakan supervisi
akademik secara efektif diperlukan ketrampilan konseptual,
interpersonal dan teknikal. Kepala sekolah harus memiliki dan menguasi konsep supervisi akademik yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip dan dimensi substansi supervisi akademik.