• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan: survei pada guru SD dan SMP Negeri terakreditasi A di Kecamatan Kalasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan: survei pada guru SD dan SMP Negeri terakreditasi A di Kecamatan Kalasan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK DITINJAU DARI LAMA MENGAJAR DAN PANGKAT/GOLONGAN Survei Pada Guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A Di Kecamatan Kalasan. SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Oleh: Thomas Aliaser Adii NIM: 11 1334 061. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Dengan penuh rasa syukur saya mempersembahkan karya ini sebagai ungkapan terimakasih kepada, 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memeberi rahmat. 2. Kedua orang tua ( Alm. Yusak Adii, M.A dan Yemina Weya) dan saudarasaudara kandung ( Iwin Gurik, S.H, Yosiana Iche Adii, S.Th, Margaretha Adii, Jil funder Kaleb Adii dan Noeliyo Adii ) yang selalu mendoakan dan membiayai untuk menempuh dan menyelesaikan pendidikan strata satu ini. 3. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Iman Tanpa Perbuatan Pada Hakekatnya Adalah Mati ( Yakobus 2:14-26 ). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis oleh orang lain kecuali sebagai rujukan, acuan atau kutipan sesuai dengan tata aturan karya ilmiah yang berlaku umum atau lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera di awal adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.. Yogyakarta, 28 Juli 2017 Penulis,. Thomas Aliaser Adii. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Thomas Aliaser Adii. Nomor Mahasiswa : 111334061 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:. PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK DITINJAU DARI LAMA MENGAJAR DAN PANGKAT/GOLONGAN,. Survei Pada. Guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A Di Kecamatan Kalasan. beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal: 28 Juli 2017 Yang menyatakan,. ( Thomas Aliaser Adii ). vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI AKADEMIK DITINJAU DARI LAMA MENGAJAR DAN PANGKAT/GOLONGAN Survei pada Guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A di Kecamatan Kalasan Thomas Aliaser Adii Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan (2) perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan. Penelitian ini merupakan survei pada guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A di Kecamatan Kalasan yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2017. Dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 103 guru dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis varian (Anova). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar (asymp. Sig. = 0.952; Fhitung = 0.206) dan (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan (asymp. Sig. = 0.949 dan thitung = 0.057).. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT TEACHER’S PERCEPTION TOWARD ACADEMIC SUPERVISION PERCEIVED FROM PERIOD OF TEACHING AND OFFICIAL STRATIFICATION A Survey on Teachers of Primary Schools and Junior High Schools A Accredited in Kalasan District Thomas Aliaser Adii Sanata Dharma University Yogyakarta 2017 The purposes of this research are to know the differences of teacher’s perception about academic supervision perceived from: (1) period of teaching and (2) official stratification. This study is a kind of survey toward teachers in the Primary Schools and Junior High Schools which are Accredited at A level in Kalasan District. The research was conducted in February 2017. The samples were 121 teachers. Data collection technique is questionnaire. Data analysis techniques were descriptive analysis and analysis variant (Anova). The result of the research shows that: (1) there aren’t any differents perceptions toward academic supervision perceived from period of teaching (asymp. Sig. = 0.952; fcount = 0.206 and (2) there aren’t any differents perceptions toward academic supervision perceived from official stratification (asymp. Sig. = 0.949 and fcount = 0.057.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Lama Mengajar Dan Pangkat/Golongan” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti meyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada, 1. Rohandi, P. hd. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas perijinan yang diberikan untuk melakukan penelitian. 2. Ig. Bondan Suratno, S. Pd., M.Pd. selaku kepala program studi pendidikan akuntansi yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 3. Dr. Widanarto, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mendidik, mengajarkan, mengarahankan dan memberi saran-saran yang sangat bermanfaat untuk menyusun skripsi ini. 4. Dr. S. Widanarto P. M.Si, Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd selaku dosen penguji skripsi. 5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah mendidik selama perkuliahan. 6. PEMDA Kabupaten Sleman yang mengijinkan penelitian Di Kecamatan Kalasan.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Guru-guru SD N 1 Sorogenen, SD N II Sorogene, SD N Purwobinangun, SD N Purwomartani, SD N Temanggal, SD N Kalasan Baru, SMP N 1 Kalsan, SMP N II Kalasan dan SMP N III Kalasan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 8. Para Sahabat Sejati; Fajar Triyadi, Lukas Willi, Suryanto Irwan, Gregorius Titis, Fx Triapriyanto, Cahyo Nugraha, Japri Nano, Yohanes Arga, Alexander Agnefa, Dyah Ayu Gyatri, Afni Widyastuti, Dadang Esmanaf, Hosea yang mendukung dengan berbagai macam bantuan sebelum dan selama penyusunan skripsi. 9. Teman-teman kuliah program studi pendidikan akuntansi angkatan 2011 dan angkatan 2013 yang sudah memberi saran, memberi motivasi dan membagi ide selama penyusunan skripsi.. Penulis. Thomas Aliaser Adii. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang ......................................................................................... ...1 B. Batasan Masalah.......................................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6 E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOPTESIS .............. 8 A. Persepsi Guru .............................................................................................. 8 B. Supervisi Akademik .................................................................................. 18 C. Lama Mengajar ......................................................................................... 38 D. Pangkat/Golongan ..................................................................................... 39 F. Kerangka Berfikir...................................................................................... 42 G. Pengajuan Hipotesis .................................................................................. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44 A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 44 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 44 C. Subjek dan Obyek Penelitian .................................................................... 44 D. Populasi, Sampel dan Jenis Sampling ...................................................... 45 E. Operasionalisasi Variabel .......................................................................... 47 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 49 G. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................................... 52 H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 56 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 62 A. Deskripsi Data ........................................................................................... 62 B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ........................................................ 70 C. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 73 D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 75 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ........................... 79 A. Kesimpulan ............................................................................................... 79. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 79 C. Saran .......................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ .... 83. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Jangka Waktu Program Supervisi Akademik .................................... 36. Tabel 3.1. Tabel Sampel ..................................................................................... 46. Tabel 3.2. Skala Pengukuran Model Likert ........................................................ 48. Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner ........................................................................... 51. Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Butir Soal Pertama ................................... 54. Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Butir Soal Kedua ...................................... 54. Tabel 3.6. Rangkuman Hasil Uji Reliabelitas ..................................................... 56. Tabel 4.1. Sebaran Responden Penelitian ........................................................... 62. Tabel 4.2. Deskripsi Responden Menurut Lama Mengajar ................................ 63. Tabel 4.3. Deskripsi Responden Menurut Pangkat/Golongan Guru ................... 64. Tabel 4.4. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik ................................... 65. Tabel 4.5. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Lama Mengajar ............................................................................................ 66. Tabel 4.6. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Pangkat /Golongan ........................................................................................... 67. Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Lama Mengajar .......... 69. Tabel 4.8. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Pangkat/Golongan ...... 70. Tabel 4.9. Hasil Pengujian Homogenitas ............................................................ 71. Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama .................................................... 72 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ....................................................... 73. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Populasi Penelitian ........................................................................ 84. Lampiran II. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 85. Lampiran III Kisi-Kisi Kuesioner ...................................................................... 86 Lampiran IV. Angket Penelitian ......................................................................... 87. Lampiran V. Data Angket Responden ............................................................... 90. Lampiran VI Validitas Dan Reliabelitas Instrument .......................................... 94 Lampiran VII Hasil Pengujian Hipotesis ( Uji Anova ) ...................................... 95. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam pelaksanaan pendidikan nasional, kepala sekolah dan guru merupakan komponen pendidikan yang berperan dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan. Maka dari itu, pemerintah mencetuskan sebuah peraturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 yang salah satunya berisikan tentang. supervisi. akademik.. Supervisi. akademik. bertujuan. untuk. memperbaiki proses pembelajaran. Kegiatan pokok supervisi akademik adalah melakukan pembinaan kepada guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru agar kualitas pembelajaran meningkat. Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia ditekankan pada aspek tenaga pendidik dan kependidikan seperti yang tertera dalam UndangUndang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diantaranya kualifikasi, sertifikasi dan kesejahteraan. Sejalan dengan peningkatan kesejahteraan guru di Indonesia, kualifikasi, kompetensi dan dedikasi para guru sudah saatnya ditingkatkan. Ke depan para guru tidak terjebak dalam rutinitas tugas belaka,. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. tetapi secara terus menerus guru mampu meningkatkan kualitas mengajar dan mendidiknya sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai. Guru berkualitas adalah guru yang menguasai ilmu yang diajarkan sekaligus menguasai keterampilan mengajar. Guru berkualitas hampir tidak mungkin dilahirkan apabila lembaga pendidikan gurunya tidak berkualitas. Kualitas guru di Indonesia masih tergolong relatif rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh tidak terpenuhinya kualifikasi pendidikan minimal terutama bila mengacu pada amanat UU RI No 14/2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) dan PP RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kemampuan guru mempersiapkan pembelajaran, mengelola kelas dan membuat siswa lebih aktif masih lemah. Hal ini dibuktikan dengan gaya mengajar. guru. pembelajaran,. yang. cenderung. banyaknya. menggunakan. penggunaan. metode. buku. paket. ceramah,. dalam. kurangnya. menumbuhkan sikap kritis bagi anak didik dan masih banyaknya anak didik yang mencontek. Penting guna menumbuhkan kesadaran internal guru tentang perbaikan dan perubahan kinerja, guru perlu mengetahui persis kewajiban dan penguasaan kompetensi secara maksimal. Oleh karena itu, persoalan peningkatan mutu guru tidak dapat ditawar-tawar lagi, sudah mutlak harus dilakukan. Salah satu cara meningkatkan mutu guru adalah dengan adanya kegiatan supervisi. Salah. satu jenis supervisi. adalah. supervisi akademik yaitu supervisi pendidikan yang berupaya untuk.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran melalui peningkatan kemampuan profesional guru (Satori, 2004: 3). Kegiatan supervisi akademik memunculkan persepsi tersendiri bagi para guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 675), persepsi adalah tanggapan seseorang atau penerimaan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui indra. Persepsi juga dapat diartikan sebagai proses dari dalam diri individu untuk menerima dan mengolah informasi yang datangnya dari luar dirinya yang akhirnya menimbulkan reaksi, baik berupa pendapat maupun tingkah laku dan tidak lepas dari keikutsertaan panca indra. Menurut Bimo Walgito (2004: 88) “persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderakan sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang terintegerasi dalam diri individu”. Persepsi guru tentang supervisi akademik adalah proses guru memahami, menafsirkan, menilai dan menginterpretasikan tentang supervisi akademik dan rata-rata guru memersepsikan supervisi akademik sebagai bahan penilaian bahwa guru itu dapat mengelola kelas supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru memersepsikan supervisi akademik yang pernah dialaminya tentunya berbeda-beda. Perbedaan persepsi tersebut dikarenakan lamanya mengajar. Semakin lama guru mengajar maka guru sering mengalami kegiatan supervisi akademik. Sedangkan guru yang belum lama mengajar kemungkinan belum atau tidak terlalu sering mengalami kegiatan supervisi.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. akademik. Adanya perbedaan pengalaman tersebut menyebabkan adanya perbedaan persepsi. Pangkat/golongan guru membuat perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik. Pangkat/golongan mempengaruhi kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja membuat pola persepsi tersendiri karena merupakan hasil dari penginderaan terhadap objek yang diinderakan. Maka dari itu pangkat/golongan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi guru terhadap supervisi akademik. Guru. dengan. segala. kemampuannya. mampu. memberikan. kontribusinya bagi dunia pendidikan. Dengan kreatifitas kepala sekolah selaku supervisor dan dipadu dengan kemampuan yang dimiliki guru diharapkan nantinya tujuan dari supervisi akademik dapat tercapai demi peningkatan kualitas peserta didik. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan” (Surve pada Guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A Di Kecamatan Kalasan). B. Batasan Masalah Banyak variabel mempengaruhi persepsi guru terhadap supervisi akademik. Variabel-variabel tersebut adalah lama mengajar, gender, minat, pangkat/golongan, sikap, kompetensi, Motivasi, kepercayaan diri, jenjang pendidikan tempat guru mengajar, Kebijakan pemerintah, gaji, pola interaksi siswa dengan guru dan sarana-prasarana. Peneliti membatasi masalah pada.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. dua variabel yang mempengaruhi persespsi guru terhadap supervisi akademik, yaitu variabel lama mengajar dan pangkat/golongan. Adapun guru yang dimaksud dalam variabel tersebut adalah guru pegawai negri sipil SD dan SMP di Kecamatan Kalasan. Peneliti memilih variabel-variabel tersebut diatas dikarenakan belum terukurnya perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik jika ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan. Sedangkan alasan peneliti memilih variabel persepsi guru tentang supervisi akademik dikarenakan sebagai berikut: 1.. Supervisi akademik merupakan salah satu dimensi standar kompetensi kepala sekolah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, BSNP, 2007 b : 10, 18, 26) yang perlu diketahui implementasinya.. 2.. Gurulah yang paling menyaksikan (melihat), mendengar dan merasakan sendiri bagaimana kepala sekolah melakukan supervisi akademik kepada mereka secara aktual (empiris) di sekolah tempat mereka bekerja atau mengajar.. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, 1.. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar?.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 2.. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan?. D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka peneliti menetapkan beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu, 1.. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar.. 2.. Untuk mengetahui perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan.. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini mampui memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berasngkutan, 1.. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran supervisi akademik guna membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih optimal.. 2.. Bagi Sekolah, hasil penelitian dapat memberikan gambaran kongkrit tentang persepsi guru terhadap supervisi akademik.. 3.. Bagi Peneliti, hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang supervisi akademik dan mengetahui tingkat persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari beberapa aspek yang diteliti, sehingga memberikan pengalaman dan kemudian menjadi bekal kelak menjadi guru..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 4.. Bagi Peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi guna. melakukan. bersangkutan.. penelitian. mengenai. variabel-variabel. yang.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. A. Persepsi Guru 1. Pengertian Persepsi Manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga cara pandang antara individu satu dengan yang lainnya berbeda, persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Toha, 1983:138). Menurut Davidoff dalam Walgito (2005:100) persepsi adalah proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sehingga kita menyadari sekeliling kita. Sementara itu Walgito (1994) mengatakan persepsi adalah proses yang didahului penginderaan,. diterimanya. stimulasi. melalui. reseptor,. kemudian. diteruskan ke otak dan terjadilah proses psikologi sehingga individu mengerti tentang apa yang diindrakan, setelah manusia mengindrakan objek di lingkungan ia memproses hasil penginderannya itu dan tumbuhlah makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan. Dengan demikian, persepsi dapat disimpulkan sebagai proses pemahaman, pengintepretasian dan pemberian makna terhadap suatu objek yang diinderakan melalui pancaindera.. 8.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 2. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persepsi Menurut Bimo Walgito (2005:101) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu: a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang. c. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Faktor-faktor diatas membuat perbedaan persepsi individu dengan individu lainnya, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi terjadi dari dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. 3. Proses Terjadinya Persepsi Persepsi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Walgito (1989:54) menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui suatu proses, dimana secara alur proses persepsi dapat dikemukakan sebagai berikut: berawal dari objek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tesebut mengenai alat indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Kemudian rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran itulah dinamakan dengan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indra (reseptor)..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Persepsi merupakan bagian dari seluruh proses yang menghasilkan respon atau tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subprosesnya adalah pengenalan, prasaan dan penalaran. persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan, dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau keduaduanya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut, a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. b. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung. pada. kemampuan. seseorang. untuk. mengadakan. pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana. c. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai ke syaraf sensoris yang dilanjutkan ke otak untuk diinderakan..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 4. Guru Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru. Menjadi seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus. Apa lagi jika menjadi seorang guru yang profesional maka harus menguasai seluk beluk pendidikan serta mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Pengertian dan definisi guru adalah unsur penting di dalam keseluruhan sistem pendidikan. Karena itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Pengertian dan definisi guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya melakukan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang dipikulnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:228) guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 menyatakan bahwa, “Pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melalui pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Setiap kegiatan pendidikan formal dilakukan oleh tenaga kependidikan yang mempunyai kewewenangan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. mengajar yakni guru. Sedangkan Menurut Jamaluddin (1978:1) Guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam pengembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai kematangan, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang mampu berdiri sendiri. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 mei 2007 tentang kualifikasi akademik guru merumuskan bahwa kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan. anak. usia. dini/taman. kanak-kanak/raudatuI. atfal. (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), guru Sekolah menengah pertama/madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK*). Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 mei 2007 merumuskan standar kompetensi guru yang dikembangkan menjadi empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektulitas saja melainkan.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat. Oleh karena itu tugas yang diemban guru tidaklah mudah. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakekat sejati seorang guru, hakekat guru dapat di pelajari dari definisi atau pengertian dari istilah guru itu sendiri. Falsafah Jawa mengartikan guru sebagai sosok tauladan yang harus di “gugu lan ditiru”. Dalam konteks falsafah jawa ini guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas saja, melainkan lebih dari itu guru dianggap sebagai sumber informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik. Dengan demikian tugas dan fungsi guru tidak hanya terbatas di dalam kelas saja melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam masyarakat Jawa seorang guru dituntut pandai dan mampu menjadi ujung tombak dalam setiap aspek perkembangan masyarakat (multi talent). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengertian guru diperluas menjadi pendidik yang dibutuhkan secara dikotomis tentang pendidikan. Bab XI pada ayat 2 tentang pendidik dan tenaga kependidikan menjelaskan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hasil motivasi berprestasi, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik dengan cara memaksimalkan potensi yang dimiliki peserta didik. Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didik untuk mengembangkan jasmani maupun rohaninya (Atmaka, 2004:17). Pendidik memenuhi tugasnya sebagai mahkluk Tuhan, mahkluk sosial dan mahkluk individu yang berkompeten. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional (E. Mulyasa, 2003:53). Dalam pandangan Mohammad Uzer Usman (1992:4), guru merupakan profesi, jabatan dan pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Menurutnya jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih didapati guru yang berasal dari luar bidang kependidikan. Seorang guru memenuhi ciri atau karakteristik yang harus ada, yaitu: a. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial bagi masyarakat, dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. b. Menurut. ketrampilan. tertentu. yang diperoleh melalui. pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.. proses.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. c. Memiliki kompetensi yang didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a sytenatic bady of knowledge). d. Memiliki kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta saksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggaran kode eti tersebut. e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka anggota profesi secara perorangan atau kelompok berhak memperoleh imbalan finansial atau material. Dengan demikian, pengertian guru dapat disimpulkan sebagai seseorang pengajar atau pendidik profesional pada satuan pendidikan formal baik di tingkat pendidikan anak usia dini/taman Kanakkanak/raudatuI atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. (SD/MI),. guru. sekolah. menengah. pertama/madrasah. Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) dan guru sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik serta menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektulitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku dalam masyarakat..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 5. Persepsi Guru Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yang sebagian. besar melalui indera penglihatan. menghasilkan stimulus yang diorganisir dan diinterprestasikan, sehingga individu mengerti tentang objek yang diinderanya dengan melibatkan perasaan, kemampuan berpikir, dan pengalaman individu (Walgito, 1990:53). Oleh karena itu, persepsi masing- masing individu saling berbeda antara satu dengan lainnya. Persepsi merupakan proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian, apa yang dipersepsikan seseorang dapat. berbeda dari. kenyataan yang obyektif. Menurut Daviddof (dalam Walgito 1997:53) Suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus akan diterima panca indera kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari yang di inderanya itu”. Atkinson dan Hilgard (dalam Walgito 2001:73) mengemukakan bahwa persepsi adalah “Proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan”. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Menurut Walgito (2001:75) bahwa: “Proses terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu”. Proses.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Walgito 2001:73) sebagai “Pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli”. Dengan demikian, persepsi guru dapat disimpulkan sebagai proses pemahaman guru dalam mengintepretasikan dan memaknai suatu objek yang diindera melalui pancaindera sehingga guru mengerti dan memahami objek tersebut sesuai karakteristik diri guru tersebut. B. Supervisi Akademik 1. Pengertian Supervisi Akademik Supervisi merupakan suatu bagian yang penting dalam pendidikan, supervisi mengandung arti yang luas namun intinya sama yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membantu guru demi terwujudnya proses belajar siswa yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2000:229), bahwa supervisi merupakan bantuan bagi guru dalam mengajar supaya guru lebih baik lagi dalam mengajar. Petugas sekolah melakukan supervisi. pengajaran. terhadap. stafnya. untuk. memelihara (maintain) atau mengubah pelaksanaan kegiatan di sekolah yang langsung berpengaruh terhadap proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan. hasil. belajar. siswa.. Kegiatan. supervisi. mampu. meningkatkan kemampuan dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Made Pidarta (2009:2), memberikan pengertian supervisi sebagai suatu kegiatan membina para pendidik dalam mengembangkan proses.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. pembelajaran, termasuk segala unsur penunjangnya. Dictionary of Education Good Center (dalam Sahertian, 2000:17) mengemukakan bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran” Secara konseptual Glickman, Gordon & Ross-Gordon (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, 2011:84), menyatakan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu, menurut Suharsimi Arikunto (2004:5) supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar. Ibrahim Bafadal (2000:115) memberikan pengertian yang lebih dinamis, dengan menyatakan bahwa supervisi pengajaran merupakan serangkaian kegiatan membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Lebih lanjut, Syaiful Sagala (2012:94) memberikan pengertian yang lebih mendalam dengan menyatakan bahwa: Supervisi akademik adalah bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada guru agar mau terus belajar, meningkatkan kualitas pembelajarannya menumbuhkan kreativitas guru memperbaiki bersama-sama dengan cara melakukan seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, model.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. dan metode pengajaran, dan evaluasi pengajaran untuk meningkatkan kualitas pengajaran, pendidikan, dan kurikulum dalam perkembangan dari belajar mengajar dengan baik agar memperoleh hasil lebih baik. Dengan demikian, supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai pengembangan. dan. perbaikan. situasi. belajar. mengajar. demi. menciptakan, memperbaiki dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan minat, bakat dan kemampuan secara optimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan bantuan profesional yang berupa pemberian dorongan, bimbingan, dan arahan kepada guru agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan proses pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran dan mengatasi permasalahan yang dihadapi pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan membantu pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi dan profesinya. Ngalim Purwanto (1987:186) mengemukakan bahwa supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sekolah maupun guru, oleh karena itu program supervisi harus dilakukan oleh supervisor yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengadakan hubungan antar individu dan ketrampilan teknis. Supervisor di dalam tugasnya bukan saja mengandalkan pengalaman sebagai modal utama, tetapi harus diikuti atau diimbangi dengan jenjang pendidikan formal yang memadai..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 2. Tujuan Supervisi Akademik Made Pidarta (1999:22) mengemukakan bahwa jika supervisi dipandang dari apa yang ingin dicapai maka hal itu merupakan tujuan supervisi. Adapun tujuan supervisi tersebut mencakuip tujuan akhir, tujuan kontinyuitas, tujuan dekat dan tujuan perantara. Adapun penjelasan dari tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut, a. Tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa. b. Tujuan dekat adalah mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat. c. Tujuan perantara adalah mendidik para siswa dengan baik dan menegakan disiplin kerja guru. Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru (1982:23), mengemukakan tentang tujuan supervisi yaitu untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan proses pembelajaran ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan anak secara maksimal. Lebih lanjut tujuan supervisi tersebut kemudian. diperjelas. dengan. tinjauan. yang. lebih. spesifik. yang. dikemukakan oleh Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru (1982:24), bahwa supervisi pendidikan memberi bantuan kepada guru dalam melaksanakan tanggungjawabnya.. Tanggungjawab. seorang. guru. adalah. menyelenggarakan proses pembelajaran di kelas. Sehingga menurut pendapat ini tujuan dari supervisi adalah untuk membantu para guru dalam.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. proses pembelajaran seperti bantuan dalam memahami tujuan pendidikan, bantuan dalam menggunakan sumber-sumber pengelolaan belajar, bantuan dalam menggunakan metode dan alat pelajaran, bantuan dalam menilai hasil proses pembelajaran, bantuan dalam memahami karakteristik siswa, serta bantuan dalam mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas guru. Tujuan supervisi bukan hanya memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Syaiful Sagala (2006:235), menyebutkan bahwa tujuan dari supervisi akademik adalah, a. membantu guru-guru dalam Mengembangkan proses belajar mengajar, lebih memahami mutu, pertumbuhan dan peranan sekolah. b. membantu guru-guru dalam Menerjemahkan kurikulum kedalam bahasa belajar mengajar. c. membantu guru-guru mengembangkan staf sekolah. Dengan demikian, tujuan supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan sekolah dan juga mencapai tujuan pendidikan nasional. guru meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar menjadi lebih baik dengan cara pembinaan para melalui pemberian layanan dan bantuan guna meningkatkan kompetensi profesionalnya sehingga proses pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih baik dan pada akhirnya kualitas belajar siswa meningkat. 3. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor hendaknya bertumpu pada prinsip prinsip supervisi sebagai landasan untuk mengarahkan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. kepada tujuan yang diharapkan. Prinsip dasar dari pelaksanaan supervisi adalah setiap pemikiran dan tindakan dari seorang supervisor yang harus berlandaskan suatu prinsip mendetail. Menurut Piet. A Sahertian dan Frans Mataheru (1982:23) mengungkapkan bahwa seorang. pemimpin. pendidikan. atau. kapala. sekolah. dalam. melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip-prinsip supervisi yaitu, a. Ilmiah Prinsip ilmiah mencakup tiga unsur yaitu, 1) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, terencana dan kontinyu. 2) Objektif, berarti data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar bukan tafsiran pribadi. 3) Instrumen, berarti kegiatan supervisi dapat menggunakan angket, observasi, percakapan pribadi, termasuk di dalamnya adalah penggunaan Closed Circuit Television (CCTV). b. Demokratis Prinsip demokratis menjunjung tinggi asas musyawarah dan memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. Prinsip demokratis mengandung makna yang menjunjung. tinggi. harga. diri. dan. martabat. guru. bukan. berdasarakan atasan atau bawahan tetapi berdasarkan kesejawatan..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. c. Kooperatif Kooperatif berasaskan kerja sama untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik. d. Konstruktif dan kreatif Konstruktif dan kreatif bersifat membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa terdorong untuk mengembangkan potensi-potensinya. Sehingga nantinya guru mengubah pola pikir yang otokrat dan korelatif menjadi konstruktif dan kreatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2004:40), prinsip-prinsip supervisi pendidikan ialah, a. supervisi memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, bukan mencari-cari kesalahan ( Preventif). b. pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung. c. supervisor memberikan umpan balik sesegera mungkin agar tidak lupa (Korektif). d. kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala. e. ketika supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi. f. supervisor membuat catatan singkat berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Sutisna (1983) (dalam Arikunto 2004:23), mengemukakan Sembilan prinsip supervisi pendidikan yaitu, pelayanan yang bersifat kerjasama, semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi, menyesuaikan kebutuhan perseorangan dari personil sekolah, membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan, membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf sekolah, Tanggung jawab dalam pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah dan para penilik atau pengawas sekolah, dana program supervisi hendaknya dimasukkan ke dalam anggaran tahunan, supervisi hendaknya dilaporan sedministratif mungkin guna mengetahui program supervisi sudah efektif. Rifai (2002:32), mengungkapkan bahwa seorang supervisor harus menerapkan prinsip positif dan menghindari prinsip negatif. Prinsip positif tersebut seperti, Konstruktif; yaitu pihak yang dibimbing dan diawasi harus didorong untuk bekerja, didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenarnya (relistis dan mudah dilaksanakan), didasarkan pada hubungan profesional bukan atas dasar hubungan pribadi, memperhitungkan kesanggupan sikap prasangka guru-guru atau pegawai sekolah, tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil atau tidak boleh lekas kecewa serta supervisi hendakanya bersifat preventif, korektif, kooperatif. Sedangkan prinsip negatif yang harus dihindari supervisor yaitu, otoriter, mencari-cari kesalahan pada guru, menganggap dirinya.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. lebih. dari. guru-guru. dalam. mengajar,. terlalu. banyak. memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar dan lekas kecewa. Dengan demikian, prinsip supervisi akademik dapat disimpulkan sebagai prinsip yang memiliki prinsip positif dan prinsip negatif. Prinsip positif dan negatif menekankan sikap dan sifat yang harus dimiliki dan dikurangi supervisor dalam melakukan supervisi. Prinsip positif mengandung sifat dan sikap seperti optimis, realistis, kooperatif dan kostruktif. Sedangkan prinsip negatif mengandung sikap dan sifat seperti otoriter, tinggi hati, pesimis dan mudah putus asa. Prinsip-prinsip tersebut jika diperhatikan akan dapat membantu tercapainya tujuan supervisi akademik. 4.. Teknik-Teknik Supervisi Akademik Teknik supervisi akademik mempunyai beberapa strategi atau cara. Strategi atau cara tesebut diperlukan supervisor untuk melakukan antisipasi apabila ada permasalahan terkait dengan supervisi akademik yang tidak bisa diselesaikan dengan satu cara tertentu. Kedua teknik supervisi akademik tersebut, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Suharsimi Arikunto (2006:54-58) mengemukakan teknik-teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu individual dan teknik kelompok..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. a. Teknik Individual 1) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation) Supervisor mengunjungi kelas ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar. 2) Mengadakan observasi kelas (classroom observation) Supervisor mengunjungi kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas. 3) Mengadakan wawancara perseorangan (individual interview) Supervisor mewawancarai. perseorangan. apabila ada. masalah pada individu guru yang penyelesaiaannya tidak boleh didengar oleh orang lain. 4) Mengadakan wawancara kelompok (group interview) Teknik wawancara ini dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah round table (meja bundar). Teknik round table menghendaki adanya persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu situasi dan peraturan duduk dalam diskusi hendaknya dalam posisi lingkaran yang bundar dan masing-masing anggota kelompok memiliki kedudukan serta hak yang sama. Demikian juga pewawancara hendaknya duduk di lingkaran, berada di antara anggota kelompok yang lain..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. b. Teknik Kelompok 1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting) Supervisor memenuhi fungsi pengarahan (directing), pengkoordinasian. (coordinating),. pengkomunikasian. (comunicating), serta menyelenggarakan pertemuan bersama dalam rapat guru. 2) Mengadakan diskusi kelompok (group discusion) Pihak sekolah mengadakan semacam pertemuan khusus yang dihadiri oleh guru-guru mata pelajaran. tertentu, atau. kelompok dengan tugas khusus sesuai dengan keperluan. 3) Mengadakan penataran-penataran (in-service training) Wadah meningkatkan kemampuan guru dan staf sekolah adalah penataran. Dalam klasifikasi. pendidikan, penataran. dikategorikan sebagai in-service training, sebagai jenis lain dari pre-service training, yang merupakan pendidikan sebelum yang bersangkutan diangkat jadi pegawai resmi. Peraturan semacam ini. dapat dilakukan di sekolah sendiri dengan mengundang. narasumber, tetapi dapat diselenggarakan bersama antar beberapa sekolah. 4) Seminar Guru. membutuhkan. sertifikat. Sejak. diberlakukan. kenaikan pangkat dengan jabatan fungsional yang dapat diakui sebagai angka kredit. Apabila guru bertujuan mencari sertifikat,.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. itu bukanlah mengikuti. tindakan yang terpuji. Cara yang baik dalam acara seminar adalah apabila dilakukan dengan. sungguh-sungguh, serius, dan cermat mengikuti presentasi dan tanya-jawab. Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono (2011:101-108) mengemukakan mengenai teknik supervisi. akademik yaitu,. teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Adapun penjelasan masing-masing. teknik tersebut adalah. sebagai berikut, a. Teknik. supervisi. individual. adalah. teknik. yang. pelaksanaannya hanya melibatkan supervisor dan seseorang guru. Sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi. individual ada lima. macam yaitu, kunjungan kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri. b. Teknik. supervisi. kelompok. adalah. teknik. yang. pelaksanaannya melibatkan lebih dari dua orang. Guru-guru yang diduga memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan. yang. sama,. dikelompokan. atau. dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka. diberikan. layanan. supervisi. sesuai. permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.. dengan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Syaiful Sagala (2010: 175-192) menambahkan teknik supervisi sebagai berikut: a. Teknik supervisi bersifat individu 1) Kunjungan kelas Kunjungan kelas, yakni sesuatu kunjungan yang dilakukan supervisor (kepala sekolah) ke dalam suatu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk. membantu. masalah/kesulitan. guru selama. bersangkutan mengadakan. mengatasi kegiatan. pembelajaran. 2) Observasi kelas Observasi kelas dilakukan bersamaan dengan kunjungan kelas adalah suatu kegiatan yang dilakukan supervisor untuk mengamati guru yang sedang mengajar disuatu kelas. Tujuan observasi kelas ingin memperoleh data dan informasi secara. langsung mengenai segala. sesuatu yang tejadi saat proses belajar mengajar berlangsung. 3) Intervisitasi Kunjungan antar kelas dalam satu sekolah atau kunjungan antar sekolah sejenis merupakan. suatu. kegiatan yang terutama saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. dalam. proses. merancang. belajar-mengajar.. suatu. kegiatan. bagi. Supervisor guru. dapat. melakukan. kunjungan kelas atau kunjungan sekolah sejenis antara satu dengan yang lainya. 4) Menilai diri sendiri Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru dengan pembicaraan tentang masalah. yang. mengadakan. dihadapai guru.. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-maslah khusus yang dihadapi guru. 5) Demonstrasi mengajar Demonstrasi. mengajar. adalah. satu. upaya. supervisor membantu guru yang disupervisi dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana mengajar yang baik. 6) Buletin supervisi Penggunaan. teknik. supervisi. secara. langsung dapt dilakukan dengan menerbitkan. tidak buletin. supervisi. Buletin supervisi adalah salah satu bentuk alat komunikasi dalam bentuk tulisan yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat membantu.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. guru-guru. memberikan. informasi. penting. dalam. memperbaiki situasi belajar-mengajar. b. Teknik supervisi bersifat kelompok 1) Pertemuan orientasi Pertemuan orientasi adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dan atau kepala sekolah sebgai supervisor dengan guru latih terutama guru baru yang bertujuan menghantar guru tersebut memasuki suasana kerja yang baru sebagai tenaga pendidik. 2) Rapat guru Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatannya, tujuannya, jumlah pesertanya, dan lain sebagainya. Rapat guru yang dipimpin oleh supervisor akan menghasilkan guru yang baik, jika direncanakan dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan yang dicapai dalam rapat. 3) Studi kelompok antar guru Hubungan. kelompok. antar. guru. yang. dikembangkan menjadi studi kelompok yang terbangun dalam sistem pendidikan akan menciptakan komunitas belajar yang demokratik dan adil secara sosial. Studi.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. kelompok antar guru adalah suatu kegiatan dapat dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertetntu, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Studi kelompok antar guru mata pelajaran sudah ada khususnya yang tergabung dalam organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah dan di daerah masing-masing. 4) Diskusi sebagai proses kelompok Diskusi adalah suatu pertukaran pikiran atau pendapat melalui proses percakapan antara dua atau lebih individu tentang suatu masalah untuk dicari alternatif pemecahann memiliki keahlian dibidang studi tertetntu, seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sebagainya. Studi kelompok antar guru mata pelajaran sudah ada. khususnya yang tergabung dalam. organisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di sekolah dan di daerah masing-masing. 5) Workshop (lokakarya) Workshop dalam kegiatan supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah guru atau pendidik yang mempunyai masalah relatif. sama ingin dipecahkan.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. bersama melalui. percakapan dan bekerja secara. kelompok maupun bersifat perorangan. 6) Tukar menukar pengalaman (sharing of experience) Tukar. menukar. pengalaman. “sharing. of. experience” suatu teknik penjumpaan dimana guru saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan lainnya. 7) Diskusi panel Diskusi panel dalam bentuk forum diskusi (round table discussion) adalah suatu bentuk diskusi. yang. dipentaskan. atau. dihadapan. sejumlah. partisipan. pendengar. Dalam diskusi tersebut suatu masalah dihadapkan kepada dang didiskusikan. 8) Seminar Seminar merupakan pertemuan ilmiah untuk menyajikan karya tulis baik berupa makalah maupun hasil-hasil penelitian. Seminar, juga menginformasikan dan membahas berbagai informasi, ide, konsep, dan temuan penelitian melalui suatu forum seminar. 9) Simposium Simposium adalah suatu petemuan yang dalam pertemuan itu ada beberapa pembicara menyampaikan pikirannya. secara. singkat. mengenai. suatu. topik.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. pendidikan, atau topik-topik yang berkaitan dengan problematika akademik. mengajar.. yang. digunakan. Teknik-teknik oleh. kepala. supervisi sekolah. berdasarkan masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh guru yang harus diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran meliputi kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, rapat, diskusi kelompok, pertemuan guru semata pelajaran, demonstrasi mengajar, kunjungan antar sekolahan, penataran, menilai diri sendiri, kuliah/studi, Seminar dan lokakarya. 5. Supervisi Akademik Kepala Sekolah a. Perencanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Fungsi manajemen merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi salah satu fungsi pada urutan pertama. Demikian juga dalam perencanaan supervisi akademik yang memiliki posisi yang sangat penting dalam rangkaian proses supervisi akademik. Lantip dan Sudiyono (2011:98), menyatakan bahwa perencanaan program supervisi akademik meliputi tahap penyusunan program supervisi yang mempunyai jangka waktu dengan program yang termasuk didalamnya. Jangka waktu perencanaan program supervisi dengan programnya dapat dilihat di dalam tabel berikut,.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Tabel 2.1: Jangka Waktu Program Supervisi Akademik No. 1). Jangka Waktu Pendek. 2). Menengah. 3). Panjang. Program Supervisi. Keterangan. a) Fasilitas guru dalam pengembangan model pembelajaran b) Fasilitasi guru dalam penyediaan alat peraga dan sumber belajar c) Membantu guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaran d) Membina hubungan lebih erat dengan guru e) Membantu guru memahami peserta didik f) Memotivasi mengajar guru g) Meningkatkan disiplin mengajar guru h) Membina guru dalam menyusun kurikulum a) Fasilitasi ruang belajar yang lebih kondusif b) Analisa kebutuhan mengajar guru c) Membina moral kerja guru d) Sosialisasi guru dalam kurikulum terbaru a) Peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan b) Pengembangan karier guru dalam peningkatan kompetensi c) Peningkatan kesejahteraan guru. 1 tahun. 2 – 3 tahun. 4 tahun lebih.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. b. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah mengikuti teknik-teknik supervisi akademik. Teknik teknik supervisi akademik yang. digunakan oleh kepala sekolah meliputi kunjungan kelas,. observasi kelas, pertemuan individual, rapat, diskusi kelompok, pertemuan guru semata pelajaran, demonstrasi mengajar, kunjungan antar sekolahan, penataran, menilai diri sendiri, kuliah/studi, Seminar dan lokakarya (Suharsimi Arikunto, 2006:54-58). c. Tindak Lanjut Supervisi Akademik Kepala Sekolah Kepala akademik. Sekolah. untuk. harus. memberikan. menindaklanjuti dampak. yang. hasil nyata. supervisi supaya. profesionalisme guru meningkat. Tindak lanjut supervisi akademik meliputi, kegiatan tindak lanjut supervisi akademik yang sasaran utamanya adalah pemanfaatan hasil Analisis dan catatan supervisor untuk perkembangan ketrampilan mengajar guru atau meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, pemberian kesempatan untuk mendorong guru memperbaiki penampilan serta kinerjanya. Tindak lanjut supervisi akademik meliputi penguatan dan penghargaan kepada guru yang telah menaati teguran. Sedangkan guru yang belum menaati teguran diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran, lokakarya, seminar, studi lebih lanjut dan lain-lain. (Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono 2011:123)..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah pada dimensi kompetensi supervisi meliputi perencanaan akademik. dalam. melaksananakan. rangka supervisi. peningkatan akademik. program supervisi. profesionalisme terhadap. guru. guru; dengan. menggunakan pendekatan dan terknik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Untuk melaksanakan supervisi akademik. secara. efektif. diperlukan. ketrampilan. konseptual,. interpersonal dan teknikal. Kepala sekolah harus memiliki dan menguasi konsep supervisi akademik yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip-prinsip dan dimensi substansi supervisi akademik. C. Lama Mengajar Lama mengajar guru berkaitan erat dengan pengalaman mengajar dan masa kerja. Pengalaman menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1993:13) adalah barang apa yang telah dirasai, diketahui dan dikerjakan. Pengalaman berasal dari kata “alam” yang berarti lebih mengetahui atau tahu benar, maka pengalaman dapat berarti pengetahuan atau keterampilan atau partisipasi langsung dari peristiwa. Lama mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. yang sah dari lembaga berwenang (Muslich, 2007:14). Sedangkan pengalaman kerja merupakan salah satu syarat yang sering diminta sekolah dalam menerima calon tenaga guru. Dilihat dari masa kerja dan pengalaman kerja yang banyak, seorang guru akan dapat bekerja dengan lebih baik dan efisien. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan ide bahwa lama mengajar guru adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang yang dapat diukur dengan jumlah tahun yang dihabiskan untuk mendidik. D. Pangkat/golongan Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok, jabatan yang juga berarti pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu, 1. Jenjang utama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tertinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c. 3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d. 4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 menyatakan bahwa jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu, 1. Jenjang penyelia, yaitu jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat di bawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. 2. Jenjang pelaksana. lanjutan,. yaitu. jenjang. jabatan. fungsional. ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. 3. Jenjang pelaksana, yaitu jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d. 4. Jenjang. pelaksana. pemula,. yaitu. jenjang. jabatan. fungsional. ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembantu pelaksana. dan. mensyaratkan. pengetahuan. teknis. operasional. penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a. Dengan. demikian,. peneliti. menyimpulkan. bahawa. pangkat/golongan guru adalah kedudukan guru pegawai negeri sipil yang menunjukan tingkatan dalam rangkaian susunan kepegawaian.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. dengan fungsi yang diatur dalam peraturan pemerintah dengan tingkatan sebagai berikut, 1. Golongan II/a.b.c.d 2. Golongan III/a.b.c.d 3. Golongan IV/a.b.c.d.e. E. Kerangka Berfikir 1. Persepsi Guru Terhadap Supervisi Akademik Ditinjau Dari Lama Mengajar. Guru dengan masa kerja yang lebih lama memersepsikan supervisi akademik cendrung kearah sebagai pemenuhan administrasi sekolah. Sementara guru baru memersepsikan supervisi akademik lebih kearah fungsional, yaitu memperbaiki dan membantu kinerja guru. 2. Persepsi. Guru. Terhadap. Supervisi. Akademik. Ditinjau. Dari. Pangkat/Golongan. Guru yang memiliki pangkat/golongan lebih tinggi memersepsikan supervisi akademik cendrung kearah manfaat atau tujuan supervisi akademik itu sendiri. Sementara guru yang mempunyai pangkat/golongan lebih rendah cendrung memandang supervisi akademik sebagai kebutuhan administrasi yang dapat mempengaruhi pangkat/golongannya. F. Hipotesis 1. Ho1: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar. Ha1: Ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. ditinjau dari lama mengajar. 2. Ho2: Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan. Ha2: Ada perbedaan persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari pangkat/golongan..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. penelitian deskriptif menggambarkan informasi tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang terkait dengan situasi atau gejala sosial yang sedang terjadi. Penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap supervisi akademik yang ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian survei, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi, ekonomi, ataupun politik dari kelompok ataupun suatu daerah (Hasan, 2004:8). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Peneliti melakukan penelitian di SD dan SMP Terakreditasi A Kecamatan Kalasan. 2. Waktu penelitian Peneliti melaksanakan penelitian ini pada bulan Februari 2017. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh guru-guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A, Kecamatan Kalasan.. 44.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. 2. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan. D. Populasi, Sampel Dan Jenis Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD dan SMP Negeri Terakreditasi A Di Kecamatan Kalasan. 2. Sampel Jumlah. sampel. dalam. penelitian. ini. ditentukan. dengan. menggunakan rumus Slovin, yaitu,. Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel 3.1: Populasi Penelitian Nama Sekolah. Jumlah Guru. SD Negeri Bendungan. 8. SD Negeri Bogem I. 7. SD Negeri Bogem II. 7. SD Negeri Kalasan Baru. 17. SD Negeri Kalasan I. 9. SD Negeri Karangnongko I. 8. SD Negeri Karangnongko II. 6. SD Negeri Kertirejo. 6. SD Negeri Kowangbinangun. 7. SD Negeri Pucung. 8. SD Negeri Purwobinangun. 8. SD Negeri Purwomartani. 12. SD Negeri Salakan Lor. 7. SD Negeri Sambiroto I. 8. SD Negeri Sidorejo. 11. SD Negeri Sorogenen II. 6. SD Negeri Sorogenen II. 7. SD Negeri Tamanan I. 13. SD Negeri Tamanan II. 8. SD Negeri Tamanan III. 8. SD Negeri Temanggal. 9. SD Negeri Tunjungsari I. 6. SD Negeri Tunjungsari II. 7. SMP Negeri I Kalasan. 29. SMP Negeri II Kalasan. 27. SMP Negeri III Kalasan. 22. SMP Negeri IV Kalasan. 22. Jumlah Total Guru. Porsentase Total Jumlah Guru. 193. 66%. 100. 34%. Sumber: http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil .. Dari jumlah populasi sebesar 293 guru, dengan tingkat kelonggaran (alfa) sebesar 5% dan dengan menggunakan rumus slovin, diperoleh sampel sebesar,.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. 3. Jenis Sampling Jenis sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sugiyono (2001:61) menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi, disesuaikan dengan pertimbangan atau syarat tertentu yang berdasarkan tujuan penelitian. Adapun pertimbangan atau syarat populasi yang digunakan sebagai sampel, yaitu, a. Guru yang mengajar di SD dan SMP Negeri Terakreditasi A SeKecamatan Kalasan. b. Guru pegawai negeri sipil. c. Guru dengan masa mengajar minimal 1 tahun. d. Guru dengan pangkat/golongan minimal II a. E.. Operasionalisasi variabel 1. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen, a) Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama mengajar dan pangkat/golongan..

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. b) Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi guru terhadap supervisi akademik. 2. Pengukuran variabel a) Persepsi guru terhadap supervisi akademik Sugiyono (2011:107), menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skor yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan skala likert, Skala likert yang telah dimodifikasi mempunyai alternatif empat jawaban yang disediakan yaitu, Tabel 3.2: Skala Pengukuran Model Likert Alternatif jawaban. Skor Positif. Negatif. 4 3 2 1. 1 2 3 4. Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju. b) Lama mengajar guru Lama mengajar guru dapat dilihat dari masa kerja guru yang membuat guru mempunyai pengalaman terhadap hal yang dilakukan (Kamus Umum Bahasa Indonesia 1993:13). Penskoran variabel dilakukan dengan menggolongkan lama mengajar guru kedalam beberapa masa kerja, 1) Masa kerja 1-5 tahun. Skor 1. 2) Masa kerja 6-10 tahun. Skor 2.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. 3) Masa kerja 11- 15 tahun. Skor 3. 4) Masa kerja 16-20 tahun. Skor 4. 5) Masa kerja 21-25 tahun. Skor 5. 6) Masa kerja >25 tahun. Skor 6. c) Pangkat/golongan guru Penskoran untuk variabel pangkat/golongan guru dapat dibagi sebagai berikut, 1) Golongan II a-d. Skor 1. 2) Golongan III a-b. Skor 2. 3) Golongan III c-d. Skor 3. 4) Golongan IV a-b. Skor 4. 5) Golongan IV c-e. Skor 5. F. Teknik pengumplan data 1. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang diberikan kepada responden untuk diisikan sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap supervisi akademik ditinjau dari lama mengajar dan pangkat/golongan. 2. Penyusunan Instrumen/Kuesioner Instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara spesifik, semua.

Gambar

Tabel 2.1: Jangka Waktu Program Supervisi Akademik   No.  Jangka
Tabel 3.2: Skala Pengukuran Model Likert
Tabel 3.3: Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Guru Terhadap Supervisi  Akademik Ditinajau Dari Lama Mengajar Dan
Tabel 3.4: Hasil Uji Validitas Pertama Persepsi Guru Terhadap  Supervisi Akademik.   Corrected Item  Total  Correlation  Status  Butir 1  0,545  Valid
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keberhasilan yang saat ini telah di capai oleh Donita Frozen Food tentu tidak terlepas dari segala upaya yang dilakukan oleh pemilik usaha untuk dapat terus bertahan

Maka yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan.Dengan mewujudkan rasa disiplin kerja

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

(peNakilan tetap) dari berbagai negara anggota van8 berasal dari organissi ini telah berkenb g Misinisinya, Pada unuhnva, scbagai. p€nghnbug &taJa negara negara

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

Bab ini berisi implementasi algoritma Vigenere cipher dan Myszkowski transposition dalam mengamankan pesan, selanjutnya pengujian terhadap sistem yang telah dibangun

Gelaran, desa agropolitan di gunung