• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis

Analisis Kesesuaian dan

Perencanaan Tapak Kawasan Situ Pengasinan Sebagai Kawasan Pariwisata

Kota

adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2008

PRIMA JIWA OSLY NRP. A353060101

ABSTRACT

PRIMA JIWA OSLY. Land Evaluation and The Planning of The Lake Area Site for Urban Tourism Area. Under Direction of KOMARSA GANDASASMITA and RIADIKA MASTRA.

Significantly, tourism in Depok has not yet developed because tourism variety and object are still lacking there. Lake area which is potential to become tourism area has not yet been developed for tourism object. This research intends to plan the lake area called “Pengasinan” as an ecologically sound urban tourism area. The analysis used GIS (Geographic Information System) technology, a software ArcView version 3.30 which implements an intercept overlay method. Spatial analysis used weighted and scoring method by which appereance of object in space quantified. Evaluation is divided into location suitability (macro area) and zone suitability (micro area). Certainty of location and zone can be seen through the accumulationof scoring value. Result of analysis reveal that location of “Pengasinan” lake is physically worth to be developed as tourism area. Micro area analysis divides the area into 3 tourism zones, which consist of main zone (village view tourism), rest zone and supporting zone (water and shopping tourism). The site planning at each zone can satisfy the needs for facility and infrastucture there. The analysis result can also provide development direction as well as investment pattern and area development.

RINGKASAN

PRIMA JIWA OSLY.

Analisis Kesesuaian Dan Perencanaan Tapak Kawasan Situ Pengasinan Sebagai Kawasan Pariwisata Kota. Oleh KOMARSA GANDASASMITA dan RIADIKA MASTRA

Secara signifikan, pariwisata Kota Depok belum berkembang karena variasi dan obyek wisata masih kurang. Beberapa kawasan situ terutama kawasan situ Pengasinan yang berpotensi menjadi kawasan wisata dan seharusnya telah menjadi obyek wisata ternyata belum dikembangkan dan dikelola. Penelitian ini bertujuan merancang kawasan situ Pengasinan sebagai kawasan pariwisata kota bernuansa lingkungan.

Proses analisis menggunakan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografis), software ArcView versi 3.30 dengan cara melakukan overlay intersept. Analisis keruangan menggunakan metode pembobotan dan skoring, yaitu metode kuantifikasi kenampakan setiap obyek pada ruang. Penilaian dibagi menjadi penilaian kesesuaian lokasi (makro kawasan) dan kesesuaian zona (mikro kawasan). Ketentuan lokasi dan zona akan terlihat melalui akumulasi nilai skor. Penggunaan parameter dalam menentukan lokasi kawasan wisata ditentukan berdasarkan pengharkatan terhadap infrastruktur, status lahan, view dan Land Cover/Land Use. Lokasi terpilih merupakan kombinasi antara keseluruhan parameter diatas. Pemilihan lokasi dalam kawasan yang paling sesuai merupakan kombinasi antara aksesibilitas yang mudah, status lahan yang memiliki tingkat resistensi yang rendah, pemandangan yang bagus dan Land Cover/Land Use yang sesuai dengan tema obyek wisata yang akan dibangun. Sedangkan untuk penetapan zona, kriteria yang digunakan untuk menetapkan suatu lahan menjadi sesuai sebagai sebuah tapak kawasan wisata adalah menggunakan parameter lahan yang dianggap paling berpengaruh terhadap content (isi) tapak kawasan tersebut. Parameter tersebut kemudian ditentukan bobot kepentingannya terhadap masing- masing zona dengan melihat besaran kepentingan nilai di atasnya terhadap nilai di bawahnya.

Ditinjau dari data sebaran kesesuaian lokasi yang diperoleh dari hasil analisis, maka secara umum kondisi lahan pada daerah penelitian memiliki tingkat kesesuaian sedang sampai sesuai, yaitu mencakup 85,44% dari keseluruhan daerah penelitian. Ini berarti bahwa kondisi lahan daerah penelitian cukup dapat dikembangkan untuk kawasan wisata. Zona A sebagai zona utama memiliki tingkat kesesuaian lahan yang cukup untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata desa. Dengan luas area sesuai sebesar 35% dari luas kawasan, zona ini relatif lebih mudah dikembangkan. Komposi penyebaran daerah kesesuaian yang merata pada bagian barat kawasan juga menjadikan zona ini lebih mudah untuk dikembangkan menjadi satu tema. Zona B sebagai zona istirahat memiliki tingkat kesesuaian lahan yang cukup untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan yang berisi bangunan-bangunan pendukung kegiatan wisata. Dengan luas area sesuai sebesar 60% dari luas kawasan, zona ini relatif lebih mudah dikembangkan. Komposi penyebaran daerah kesesuaian yang merata pada bagian utara - selatan kawasan juga menjadikan zona ini lebih mudah untuk dikembangkan menjadi satu tema. Zona C sebagai zona pendukung memiliki tingkat kesesuian lahan yang kurang cukup untuk dikembangkan menjadi sebuah

kawasan yang berisi bangunan-bangunan pendukung kegiatan wisata. Dengan luas area yang sesuai sebesar 16% dari luas kawasan, zona ini relatif agak sulit dikembangkan. Komposi penyebaran daerah kesesuaian yang hampir merata pada bagian timur kawasan menjadikan zona ini sedikit lebih mudah untuk dikembangkan menjadi satu tema.

Hasil analisis menunjukkan bahwa lokasi situ Pengasinan layak secara fisik untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata. Analisis mikro kawasan membagi kawasan menjadi 3 zona wisata, yaitu zona utama (wisata desa), zona istirahat dan zona pendukung (wisata air dan belanja). Perancangan tapak pada masing-masing zona sudah memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana pada zona tersebut. Hasil analisis juga memberikan arahan pengembangan serta pola investasi dan pengembangan kawasan.

© Hak cipta milik IPB, tahun 2008

Hak cipta dilindung Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

ANALISIS KESESUAIAN DAN PERENCANAAN TAPAK

KAWASAN SITU PENGASINAN SEBAGAI KAWASAN

PARIWISATA KOTA

PRIMA JIWA OSLY

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Judul Tesis : Analisis Kesesuaian dan Perencanaan Tapak Kawasan Situ Pengasinan Sebagai Kawasan Pariwisata Kota

Nama : Prima Jiwa Osly NIM : A353060101

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, MSc Dr. Ir. IDK. Riadika Mastra, MEng

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Perencanaan Wilayah

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

“Dan Kam i ham parkan bum i itu dan Kam i letakkan padan y a gunung-gunung y ang kokoh dan Kam i tum buhk an padan y a segala m acam tanam an y ang indah

dipan dang m ata. Untuk m enjadi pengajaran dan peringatan bagi tiap-tiap ham ba y an g kem bali (m engingat) Allah“ (Q.S. 50 :7-8 )

“Dan Kam i jadikan antara m ereka dan antara negeri-negeri y ang Kam i lim pahkan berkat kepadany a, beberapa negeri y ang berdekatan dan Kam i tetapkan an tara negeri-n egeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kam u

di negeri-negeri itu pada m alam dan siang hari dengan am an” (Q.S. 34:18 )

Yang mulia: Ayahanda dan Ibunda

Prof. DR. Ir. H. Osly Rachman, MS – Hj. Nursahati, SH Yang tercinta:

Isteriku Puspita Sari, ST

Yang tersayang: Putriku Azumi Sultanikha (Zee)

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2008 sampai Juli 2008 ini adalah perencanaan dan perancangan tapak kawasan situ agar dapat menjadi sebuah kawasan wisata yang berisi berbagai macam obyek wisata. Berdasarkan tema diatas, karya ilmiah ini diberi judul Analisis Kesesuaian dan Perencanaan Tapak Kawasan Situ Pengasinan Sebagai Kawasan Pariwisata Kota.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Ir. Ernan Rustiadi selaku Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL) IPB.

2. Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, MSC selaku Dosen Pembimbing Utama. 3. Dr. Ir. IDK. Riadika Mastra, MEng, selaku Dosen Pembimbing Anggota. 4. Prof. DR. Ir. Osly Rachman, MS, ayah sekaligus mentor.

5. Puspita Sari, ST dan Azumi Sultanikha, istri dan anakku tersayang. 6. Fakultas Teknik Universitas Pancasila, Jakarta, selaku sponsor.

7. Mahasiswa Pasca Sarjana IPB, khususnya Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PWL) IPB, khususnya Program Reguler Angkatan 2006.

8. Semua pihak yang membantu dalam penulisan rencana penelitian ini. Akhir kata semoga karya ilmiah ini, baik dalam pemaknaan substansi maupun ekspresi penulisan dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Agustus 2008 Prima Jiwa Osly

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 16 Desember 1976 dari Ayah yang bernama Osly Rachman dan Ibu yang bernama Nursahati. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Penulis sudah menikah pada 31 Agustus 2003 dengan Puspita Sari dan telah dikaruniai seorang putri bernama Azumi Sultanikha.

Tahun 1995 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor, dan pada tahun yang sama melanjutkan ke Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta, dan lulus pada tahun 2000. Tahun 2006, penulis diterima di Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta .

Penulis bekerja sebagai staf pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta sejak 2000 sampai sekarang.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR ... v I. PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang... 1 Identifikasi Masalah ... 3 Tujuan Penelitian ... 4 Ruang Lingkup Penelitian ... 5 Kontribusi Penelitian ... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 Pengertian Pariwisata ... 6 Potensi dan Pasar Wisata ... 7 Konsep Pengembangan Kawasan Wisata... 9 Pengembangan Kawasan Tepi Air (Waterfront Development)... 12 Perencanaan Tapak ... 16 Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 23 III. METODOLOGI PENELITIAN... 27 Kerangka Pikir Penelitian ... 27 Lokasi Penelitian ... 29 Waktu Penelitian... 29 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 29 Penyusunan Basis Data dan Pengolahan Data Digital... 31 Zona Dan Parameter Penyusun Rencana Tapak... 33 Metode Analisis Keruangan ... 43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47 Kondisi Biofisik Lokasi Penelitian... 47 Analisis Dan Perancangan Tapak ... 53 Pemetaan Kesesuaian Lokasi Dan Zona... 61 Perancangan Tapak... 66 Arahan ... 85

V. PENUTUP... 90 Kesimpulan ... 90 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 92

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Persentase Penggunaan Lahan Kota Depok... 2 Tabel 2. Kemampuan SIG dalam Pariwisata ... 24 Tabel 3. Jenis data dan metode pengumpulannya... 30 Tabel 4. Content masing-masing zona dalam kawasan ... 33 Tabel 5. Pemeringkatan kesesuaian lokasi yang digunakan ... 34 Tabel 6. Pemeringkatan kesesuaian infrastruktur yang ada ... 34 Tabel 7. Pemeringkatan kesesuaian status lahan... 35 Tabel 8. Pemeringkatan kesesuaian Land Cover dan Land Use... 35 Tabel 9. Pemeringkatan kesesuaian untuk View dengan Buffer 100 m... 36 Tabel 10. Parameter dan bobot untuk penentuan lokasi dalam zona ... 37 Tabel 11. Pemeringkatan kesesuaian zona... 38 Tabel 12. Skoring Land Cover dan Land Use dalam zona A (Village Zone)... 39 Tabel 13. Skoring Aksesibilitas Mikro dalam zona A (Village Zone)... 39 Tabel 14. Skoring View dalam zona A (Village Zone)... 40 Tabel 15. Skoring Vegetasi dalam zona A (Village Zone)... 40 Tabel 16. Skoring Slope dalam zona A (Village Zone)... 40 Tabel 17. Skoring Land Cover dan Land Use dalam zona B (Rest Area) ... 41 Tabel 18. Skoring Aksesibilitas Mikro dalam zona B (Rest Area) ... 41 Tabel 19. Skoring View dalam zona B (Rest Area)... 42 Tabel 20. Skoring Water Body dalam zona B (Rest Area)... 42 Tabel 21. Skoring Land Cover dan Land Use dalam zona C (Water Zone)... 42 Tabel 22. Skoring Aksesibilitas Mikro dalam zona C (Water Zone)... 43 Tabel 23. Skoring Water Body dalam zona C (Water Zone)... 43 Tabel 24. Skoring Vegetasidalam zona C (Water Zone)... 43 Tabel 25. Luas Land Cover dan Land Use... 53 Tabel 26. Tabel panjang jaringan jalan dalam lokasi... 58 Tabel 27. Tabel luas status lahan pada lokasi ... 60 Tabel 28. Tabel luas kesesuaian untuk lokasi ... 61 Tabel 29. Tabel luas kesesuaian untuk Zona A (Village Zone)... 63 Tabel 30. Tabel luas kesesuaian untuk Zona B (Water Zone)... 64

Tabel 31. Tabel luas kesesuaian untuk Zona C (Water Zone)... 65 Tabel 32. Tabel luas untuk masing-masing zona ... 66 Tabel 33. Kebutuhan Ruang Fasilitas ... 76 Tabel 34. Tingkat kepentingan untuk kegiatan pembangunan fasilitas ... 86

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Pola morfologi pada area Waterfront... 16 Gambar 2. Proses perencanaan tapak... 18 Gambar 3. Kerangka pikir penelitian ... 28 Gambar 4. Lokasi penelitian ... 29 Gambar 5. Prosedur penentuan kesesuaian lokasi ... 45 Gambar 6. Prosedur penentuan kesesuaian untuk Zona A (Village Zone)... 45 Gambar 7. Prosedur penentuan kesesuaian untuk Zona B (Rest Area)... 45 Gambar 8. Prosedur penentuan kesesuaian untuk Zona C (Water Zone)... 46 Gambar 9. Prosedur penentuan posisi zona terhadap kawasan... 46 Gambar 10. Pembagian wilayah kota Depok... 48 Gambar 11. Lokasi penelitian ... 49 Gambar 12. Peta elevasi lahan lokasi penelitian... 50 Gambar 13. Peta kemiringan lahan lokasi penelitian... 50 Gambar 14. Peta hidrologi lokasi penelitian ... 51 Gambar 15. Peta jaringan jalan wilayah penelitian... 52 Gambar 16. Pola ruang kawasan... 53 Gambar 17. Pencapaian wilayah penelitian dalam konstelasi regional ... 57 Gambar 18. Peta jaringan jalan dalam kawasan... 58 Gambar 19. Peta kesesuaian lokasi ... 62 Gambar 20. Peta kesesuaian untuk zona A (Village Zone)... 63 Gambar 21. Peta kesesuaian untuk zona B (Rest Area) ... 64 Gambar 22. Peta kesesuaian untuk zona C (Water Zone)... 65 Gambar 23. Peta zonasi... 66 Gambar 24. Skema pengelolaan air bersih kawasan... 74 Gambar 25. Skema pengelolaan air kotor kawasan ... 75 Gambar 26. Rancangan tapak Zona A ... 77 Gambar 27. Perancangan suasana pada Zona A ... 78 Gambar 28. Rancangan tapak Zona B... 79 Gambar 29. Suasana pos sepeda ... 80 Gambar 30. Amphi Theatre... 81

Gambar 31. Pusat kerajinan dan cinderamata ... 82 Gambar 32. Suasana toko cinderamata dan kerajinan ... 82 Gambar 33. Rancangan tapak Zona C... 83 Gambar 34. Pusat belanja tanaman ... 84 Gambar 35. Suasana belanja tana... 84 Gambar 36. Kondisi dermaga untuk wisata air... 85

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peran sektor pariwisata terasa semakin penting dalam perekonomian daerah, baik sebagai sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) maupun sebagai kesempatan kerja serta kesempatan berusaha. Dalam rancangan pembangunan nasional, untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pengembangan pariwisata harus dilakukan dan ditingkatkan dengan memperluas dan memanfaatkan sumber serta potensi pariwisata. Pemasukan (devisa) dari sektor pariwisata Indonesia adalah sebesar Rp 125 trilyun dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 7,52 juta orang (DEPBUDPARRI, 2006). Meningkatnya jumlah wisatawan akan menciptakan industri pariwisata (angka pertumbuhan nasional sebesar 2% per tahun). Dalam kasus kota Depok, tahun 2006 sektor pariwisata menyumbang 25,4% bagi PAD dan 8,8% dari keseluruhan restribusi pendapatan Jawa Barat dari sektor pariwisata. Peningkatan tersebut didorong oleh tiga hal, yakni pertama, penampilan eksotis daerah, dalam arti bahwa setiap pariwisata tentu ingin menampilkan sesuatu yang belum ada di mana-mana. Kedua, kebutuhan orang modern dengan hiburan waktu senggang atau relaksasi (keluar dari rutinitas). Ketiga, mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya bagi daerah yang dijadikan tujuan wisata.

Depok memiliki posisi sebagai daerah peresapan air dan hal ini dituangkan dalam Keppres No. 114 Pasal 2 tahun 1999 tentang Penataan Ruang Bogor-Puncak- Cianjur). Dalam Keppres tersebut salah satu fungsi penting kawasan adalah sebagai peresapan air bagi keseluruhan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Praktek peresapan air itu dilakukan melalui perlindungan ekologi kawasan hijau dan danau (bahasa lokal disebut situ). Saat ini, sebanyak 12 dari 26 situ di Depok dalam keadaan rusak. Kualitas air berkurang karena sedimentasi, tumbuhnya gulma air yang tak terkendali, limbah domestik, kerusakan bangunan air pendukung situ (tanggul, pintu air) sehingga menyebabkan penyempitan luas permukaan situ secara terus menerus. Dengan semakin besarnya kerusakan ekosistem situ, kegiatan konservasi air di kota Depok saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan (Rosnila, 2004). Sebesar 40% total curah

hujan kota depok menjadi air permukaan sehingga menyebabkan volume air resapan menjadi berkurang. Dibandingkan dengan wilayah Bogor, air hujan yang menjadi air permukaan berkisar 20%. Peningkatan jumlah air permukaan ini utamanya disebabkan makin meningkatnya permukiman penduduk (Anon, 2004). Hal ini berhubungan dengan perencanaan pengembangan kota Depok yang lebih diarahkan untuk menjadi daerah pemukiman. PEMKOT (Pemerintah Kota) Depok sadar bahwa daerahnya menjadi pilihan bagi para pekerja yang mencari nafkah di Jakarta. Pertambahan jumlah penduduk yang relatif pesat mengakibatkan kebutuhan akan perumahan meningkat pula. Saat ini, penggunaan tanah Depok untuk permukiman mencapai 66% dari total wilayah Depok sedangkan wilayah hutan kurang dari 10% (Tabel 1). Salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk tetap menjaga keberadaan situ dan diharapkan dapat memperbaiki situ-situ yang rusak adalah dengan mengelola kawasan sekitar situ untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata.

Tabel 1. Persentase Penggunaan Lahan Kota Depok No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1 Hutan Kota 1950 9.7% 2 Sungai/Danau/Situ 420 2.1% 3 Pertanian 3031 15.1% 4 Permukiman 13334 66.5% 5 Pendidikan 250 1.2% 6 Perkantoran 95 0.5% 7 Pusat Pelayanan 261 1.3% 8 Industri 283 1.4%

9 Perdagangan dan Jasa 432 2.2%

20055.9 100.0% TOTAL

Sumber : Peta RTRW Depok 2000-2010

Pada dasarnya keberadaan situ tersebut merupakan potensi besar di bidang pariwisata, khususnya wisata air. Sedikitnya 22 situ di wilayah penyangga Ibu Kota Negara bagian selatan ini sudah disiapkan untuk dikembangkan. Ke-22 situ yang tersebar pada wilayah tersebut antara lain Cilangkap, Rawa Kalong, Pedongkelan, Tipar, Jatijajar, Patinggi, Baru, Gadog, Sidomukti, Cilodong. Lalu, Pengarengan, Bahar, Pitara, Asih Pulo, Rawa Besar Citayam, UI, Pladen, Bojong Sari, Pengasinan, Pasir Putih, Cinere dan Krukut. Hal ini juga ditunjang dengan keinginan masyarakat Depok yang menghendaki adanya kawasan wisata di dalam

kota Depok, sehingga masyarakat tidak perlu untuk mencari obyek-obyek wisata yang berada di luar kota Depok (Media Indonesia, 11 Januari 2005). Dengan adanya potensi kawasan dan pasar yang potensial maka diharapkan kawasan situ dapat dibangun menjadi sebuah kawasan wisata.

Berdasarkan masalah-masalah yang ada diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk membangun sebuah kawasan wisata yang dapat menjamin keberadaan situ sebagai kawasan konservasi tanah dan air, mengakomodir keinginan masyarakat Depok dalam berwisata dan mendatangkan keuntungan bagi pemerintah.

Identifikasi Masalah

Perkembangan Depok sebagai kota yang relatif baru dapat dikatakan cukup pesat. Pengembangan kota dari Kota Administratif menjadi Kota membuat Depok berbenah diri. Depok pada awalnya direncanakan sebagai kota satelit kemudian berubah menjadi kota dormitory. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi sangat cepat (pertumbuhan penduduk 3,70% per tahun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk nasional 3,2% per tahun). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dilakukan pembangunan fasilitas-fasilitas utama yang membangun struktur kota yaitu permukiman, perdagangan dan sosial. Di sisi lain, pertambahan penduduk juga berpengaruh terhadap berbagai hal dalam keinginan beraktivitas, termasuk aktivitas wisata. Keterbatasan kawasan wisata termasuk variasi dan obyek wisata di kota Depok membuat masyarakat mencari obyek wisata yang ada di daerah lain seperti Bogor dan Jakarta (Susilowati et al., 2005).

Sebagai salah satu wilayah dalam daerah konservasi tanah dan air (KEPPRES no 114 tahun 1999), Depok memiliki situ-situ yang keberadaannya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah kota dan usaha swasta. Sama seperti kota-kota lainnya yang sedang berkembang, perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi non pertanian menjadi konsekwensi perkembangan kota. Perubahan penggunaan lahan ini akan mempengaruhi perilaku dan fungsi air permukaan. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap keberadaan situ. Apabila kondisi ini tidak dikendalikan maka keberadaan situ akan menciut dan bahkan

hilang. Pengelolaan dan pengembangan kawasan situ menjadi alternatif yang logis untuk menjaga keberadaan situ tersebut. Perencanaan kawasan situ sebagai kawasan wisata merupakan salah satu solusi yang dapat ditawarkan untuk mengelola dan mengembangkan kawasan situ. Pengembangan kawasan ini diharapkan akan menghasilkan multiplier effect bagi seluruh komponen kota.

Saat ini, situ Pengasinan belum ditangani secara serius oleh Pemerintah Kota dan belum dikembangkan menjadi kawasan dengan fungsi konservasi dan sekaligus wisata walaupun RENSTRA Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya Depok Tahun 2006-2011 telah mengamanatkan pengembangan dan pembangunan obyek wisata situ Pengasinan sebagai salah satu program dalam penataan kawasan wisata Kota Depok. Namun perencanaan secara detil terhadap kawasan tersebut belum pernah dilakukan. Melihat potensi yang ada di sekitar kawasan situ Pengasinan seperti, kondisi alam yang masih terjaga, sedikitnya jumlah bangunan di sekitar situ dan terjaganya kondisi air, memberikan inspirasi untuk mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan wisata. Kawasan wisata ini diharapkan tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat Depok namun juga masyarakat di kota-kota sekitar Depok.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di identifikasikan pokok-pokok permasalahan yang ada, yaitu :

1. Pertambahan penduduk mengakibatkan meningkatnya keinginan penduduk untuk variasi dan obyek wisata,

2. Beberapa kawasan situ terutama kawasan situ Pengasinan yang berpotensi menjadi kawasan wisata dan seharusnya telah menjadi obyek wisata ternyata belum dikembangkan dan dikelola, dan

3. Belum adanya perencanaan detil terhadap kawasan situ Pengasinan untuk menjadi kawasan wisata.

Tujuan Penelitian Tujuan Utama

Tujuan utama penelitian ini adalah merencanakan dan merancang kawasan Situ Pengasinan, Sawangan menjadi kawasan pariwisata kota bernuansa lingkungan dan dapat menjadi ciri utama pariwisata Depok.

Tujuan Khusus

1. Menentukan kesesuaian kawasan sekitar situ untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata berdasarkan potensi fisik,

2. Menentukan jenis obyek-obyek wisata pada kawasan terbangun,

3. Mengintegrasi obyek-obyek wisata dan mengatur sirkulasi sehingga menjadi sebuah kawasan pariwisata,

4. Memberikan arahan dan strategi promosi bagi pengelola dan calon pengelola kawasan.

Ruang Lingkup Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini hanya merencanakan berdasarkan potensi fisik dan merancang sebuah kawasan wisata pada kawasan sekitar situ Pengasinan dan mencoba menawarkannya sebagai sebuah kawasan pariwisata kota yang dapat menjadi ciri utama pariwisata Depok. Studi kelayakan secara sosial dan ekonomi untuk kawasan terbangun tidak akan dibahas sepintas dalam penelitian ini.

Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah :

1. Acuan bagi Pengambil Kebijakan (Pemerintah Kota Depok c/q Kantor

Dokumen terkait