• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI UTILITAS

Dalam dokumen MODUL STEBC 02 : SURVEI LAPANGAN (Halaman 53-57)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 SURVEI UTILITAS

Yang dimaksudkan dengan utilitas adalah jaringan bawah tanah, kabel, lampu penerangan jalan, tiang listrik, tiang telepon dan tiang lampu pengatur lalu lintas yang ada, bersama dengan semua perlengkapan yang terkait.

Pembangunan jembatan pada kondisi-kondisi tertentu dapat mengganggu utilitas, sehingga pelaksana pembangunan akan dihadapkan pada permasalahan harus melakukan relokasi utilitas. Jembatan merupakan bagian dari jalan, dan sebagai prasarana publik, jalan memiliki wilayah cakupan yang harus terbebas dari hal-hal yang bisa membahayakan pengguna jalan. Letak utilitas dengan demikian harus berada di luar Ruang Milik Jalan, sehingga utilitas tersebut tidak akan terganggu ataupun mengganggu system pelayanan jalan maupun jembatan.

Jadi sebelum melaksanakan pekerjaan jembatan (pembangunan, penggantian), maka kontraktor perlu melakukan survei utilitas. Maksud dari survei ini adalah untuk mengetahui apakah di wilayah kerja pekerjaan jembatan terdapat utilitas yang terganggu atau mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Jika kondisi ini dijumpai di lapangan, maka kontraktor harus mempersiapkan segala kegiatan yang berkaitan dengan rencana relokasi utilitas.

Hasil survei utilitas tersebut kemudian diplotkan ke dalam Gambar Rencana Jembatan sehingga sebelum melakukan relokasi utilitas, sudah dapat diketahui dimana letak bangunan-bangunan utilitas di maksud.

4.1.1 RELOKASI UTILITAS

Prinsip Dasar

 Pekerjaan relokasi utilitas harus diselesaikan secepat mungkin sehingga gangguan yang terjadi terhadap pelayanan utilitas tersebut dapat diminimasi. Jika diperkirakan akan terjadi gangguan karena terhadap penggunaan utilitas karena pekerjaan, maka penyedia jasa diwajibkan untuk meminta kepada Direksi Pekerjaan agar menerbitkan dan mengumumkan adanya gangguan dan

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-2 memastikan bahwa pengelola utilitas sudah mendapatkan pemberitahuan secara akurat.

Pengaturan Dengan Instansi Terkait Setempat

 Dalam konteks ini, istilah Instansi Terkait Setempat harus berarti setiap utilitas umum, instansi pemasok atau instansi lain yang bertanggung-jawab terhadap utilitas umum dan pelayanan.

 Sesuai dengan Syarat-Syarat Kontrak, Penyedia Jasa bertanggung-jawab untuk kontak dengan Instansi Terkait Setempat dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan berikut ini :

o Detil lokasi dari semua utilitas dan pelayanan yang akan dipindahkan, ditempatkan atau terganggu sementara dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan yang direncanakan.

o Salinan yang berhubungan dengan Peraturan, Petunjuk, standar dan spesifikasi dari Instansi Terkait Setempat.

o Rencana kerja yang terinci yang menunjukkan relokasi utilitas dan pelayanan yang diperlukan.

o Persetujuan tertulis atas rencana ini dari setiap instansi setempat yang terkait, dan

o Persetujuan atau perijinan dari Instansi Terkait Terkait Setempat yang diperlukan.

 Pembayaran atas setiap biaya yang berhubungan dengan perolehan perijinan semacam ini, dan sebagainya harus menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Dalam segala hal, Pemilik wajib membantu Penyedia Jasa untuk berhubungan dengan Instansi Terkait Setempat.

 Setiap kerusakan utilitas dan pelayanan yang ada, yang disebabkan oleh operasi-operasi Penyedia Jasa harus diperbaiki Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.

Pemeriksaan Pekerjaan dan Relokasi Fasilitas

 Pekerjaan relokasi, bilamana dilaksanakan Penyedia Jasa dengan persetujuan antara Instansi Terkait Setempat dengan Direksi Pekerjaan, harus menurut pemeriksaan dan penerimaan dengan kedua-duanya.

 Bilamana pekerjaan ini dikerjakan oleh badan yang kurang sesuai maka Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab untuk melakukan pengaturan hal-hal yang perlu dengan Instansi Terkait Setempat untuk menjamin agar penyambungan kembali

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-3 atas fasilitas tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan memenuhi ketentuan setelah penyelesaian pekerjaan relokasi.

Metoda Kerja

 Pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Terkait Setempat, sebagaimana disebutkan, harus dilaksanakan selama Periode Mobilisasi atau sebelumnya, dan Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program untuk pekerjaan relokasi sebelum akhir periode mobilisasi.

 Bilamana gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada tidak dapat dihindarkan selama pelaksanaan dalam Kontrak, maka Penyedia Jasa harus membuat pengaturan yang diperlukan dengan Instansi Setempat, dan menyerahkan program atas pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dalam 30 hari setelah pemberitahuan tertulis dari Direksi Pekerjaan atas persetujuan tersebut.

 Bilamana terjadi keterlambatan atas program yang disebutkan diatas, atau keterlambatan pengaturan dengan Instansi Terkait Setempat oleh Penyedia Jasa, menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan akibat dari kinerja pekerjaan relokasi tersebut atau gangguan sementara terhadap pelayanan yang ada, tidak akan dianggap sebagai alasan untuk memperpanjang waktu penyelesaian kontrak.

Pelaksanaan

 Pelaksanaan oleh Instansi Terkait Setempat

o Jika tidak diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, pemindahan, relokasi dan penyambungan kembali utilitas dan pelayanan yang ada harus menjadi tanggung-jawab, dan atas biaya Pemilik dan Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan. Akan tetapi, Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab untuk membuat semua pengaturan yang diperlukan, menjaga fasilitas yang terekspos dari kerusakan, pembayaran biaya perijinan dan hal-hal lain sebagaimana terinci dalam Spesifikasi.

o Bilamana terjadi keterlambatan atau akan terlambat dalam melaksanakan pekerjan jalan dan jembatan, meskipun pelaksanaan oleh Penyedia Jasa telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi, Direksi Pekerjaan menurut pendapatnya dapat melakukan pengaturan dengan Instansi Setempat yang berkaitan dengan Penyedia Jasa untuk melakukan semua atau sebagian pekerjaan relokasi, dan selain dari pengawasan oleh Instansi Setempat yang

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-4 bersangkutan. Tidak ada pekerjaan yang boleh dikerjakan tanpa persetujuan tertulis dari Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan dan Direksi Pekerjaan.

 Pelaksanaan, atau Pelaksanaan Sebagian, oleh Penyedia Jasa

o Bilamana Direksi Pekerjaan memerintahkan beberapa atau semua pekerjaan relokasi untuk dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan tersebut dengan ketat sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi semua peraturan, petunjuk, spesifikasi dan ketentuan lain atau petunjuk dari Instansi Terkait Setempat yang bersangkutan.

o Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memperoleh dari Instansi Setempat semua informasi tentang lokasi, fungsi dan penggunaan utilitas atau pelayanan yang akan dipindahkan dan harus melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kondisi lapangan sebelum mulai bekerja. Setiap kerusakan yang diakibatkan oleh operasi-operasi ini yang mengakibatkan pengabaian, kelalaian, dan kekurang-hati-hatian dari Penyedia Jasa harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biayanya sendiri.

o Pelayanan yang ada yang harus diputus baik sementara atau permanen, harus dialihkan atau dipotong dengan tepat dan aman di bawah pengawasan Instansi Terkait Setempat, dan semua bahan bongkaran harus dibersihkan dengan cermat dan disimpan di lapangan untuk pemulihan oleh pemilik (baik Instansi Terkait Setempat atau Pemilik, sebagaimana memungkinkan).

o Bahan dengan permukaan lama yang dilapisi (coating) yang akan dipasang kembali di lokasi baru harus disiapkan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan ketentuan Instansi Terkait Setempat, dengan perlindungan atau pencegahan terhadap karat dan selanjutnya harus dicat ulang sebelum dipasang kembali.

o Bahan lama yang sangat rusak atau lapuk untuk dipasang kembali harus dibuang dari lapangan oleh Penyedia Jasa, dan diganti dengan bahan baru sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana bahan lama menjadi tidak dapat digunakan karena kerusakan yang disebabkan oleh Penyedia Jasa, harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, kecuali jika terdapat perjanjian dua belah pihak yang menyatakan bahwa kerusakan tersebut memang tidak dapat dihindarkan.

o Lubang atau kerusakan lainnya yang terjadi di lapangan harus dikembalikan kondisinya oleh Penyedia Jasa sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC) IV-5 Pekerjaan dan sesuai dengan persyaratan yang relevan dengan Dokumen Kontrak.

4.1.2 BANGUNAN YANG TERKENA PENGARUH PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan konstruksi, terutama pekerjaan pondasi tiang pancang, pemadatan tanah pada pekerjaan oprit, galian untuk pekerjaan abutment, angkutan material untuk pembangunan jembatan, pengoperasian alat-alat berat lainnya, ada kemungkinan berpengaruh terhadap kondisi bangunan-bangunandi sekitar proyek, terutama untuk jembatan-jembatan di daerah perkotaan dengan permukiman padat.

Untuk mengantisipasi hal ini, survei lapangan perlu mengumpulkan bahan-bahan masukan yang digunakan sebagai upaya untuk :

 Memperkecil pengaruh getaran akibat pemadatan oprit, pemancangan tiang pancang, maupun pengoperasian alat-alat berat lainnya terhadap kerusakan bangunan.

 Memperkecil pengaruh pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas terhadap kemungkinan perubahan-perubahan tegangan tanah yang mempengaruhi daya dukung pondasi bangunan-bangunan di sekitar proyek.

Tugas-tugas di atas merupakan tanggung jawab konsultan dalam hal perencanaannya, sifat perencanaannya khusus, karena rekomendasi yang berisi antisipasi memperkecil kerusakan bangunan di sekitar proyek jembatan akan tergantung dari banyak faktor antara lain : frekwensi getaran, properties tanah, daya pikul pondasi untuk bangunan-bangunan di sekitar proyek dan lain sebagainya.

Kontraktor mempunyai kewajiban melaksanakan rekomendasi konsultan di maksud, akan tetapi apabila ternyata masih ada kerusakan pada bangunan-bangunan di sekitar proyek akibat dari pelaksanaan proyek, maka kontraktor harus siap menanggulangi klaim yang diajukan oleh pemilik bangunan.

Dalam dokumen MODUL STEBC 02 : SURVEI LAPANGAN (Halaman 53-57)

Dokumen terkait