• Tidak ada hasil yang ditemukan

agak susah dideteksi Nilai 7 = susah dideteksi

Dalam dokumen Pedoman Pmkp Rs Tk.ii 04.05.01 Dr. Soedjono (Halaman 44-49)

Nilai 10 = tidak dapat dideteksi 5. RPN

Hasil perkalian S X O X D

6. Peringkat : untuk prioritas penyebab yang akan ditindak lanjuti pada langkah 5 berdasarkan nilai tertinggi pada RPN ( Risk Priority Number )

PROCESS & SUBPROCESSES FAILURE MODE PROXIMATE CAUSES

EFFECTS S O D RPN RANK ACTION

PLAN

Langkah 5

Tata Laksana dan Pengukuran Outcome Lembar Kerja

Modus Kegagalan

Potensi Penyebab

RPN Peringkat Tindak lanjut KPI PIC Dukungan Manajemen

Langkah 6

• Mengeliminasi risiko bila memungkinkan

• Minimalkan risiko apabila tidak dapat dieliminasi Langkah 7

Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru

1. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA yang baru untuk menguji apakah proses tersebut masih berpotensi menimbulkan kegagalan

2. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan untuk mengeliminasi / meminimalkan risiko

Langkah 8

Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu, sesudah beberapa failure mode di-eliminasi

2. CLINICAL PATHWAY

Clinical Pathway (CP) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit. Clinical pathway diterapkan kepada semua pasien rawat inap yang terdiagnosis : Acute Ischemik Stroke, maupun pasien dengan tindakan: Sectio Caesarea, Tonsilectomi ( termasuk Adenotonsilectomi ), Coronary Angiography ( PAC ), Temporary Pace Maker ( TPM ), Permanent Pace Maker ( PPM ), Percutaneus Coronary Intervention ( PCI ).

3. Penetapan Area Prioritas

Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Telogorejo berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan evaluasi adalah sebagai berikut:

No Prioritas Area Evaluasi SKP Keterangan

1 Sasaran Keselamatan Pasien

2. Angka insiden karena salah komunikasi

SKP.2 Proses

3. Angka ketepatan pengambilan obat high alert

SKP.3 Proses

4. Ketepatan Pelaksanaan operasi tanpa adanya kesalahan pasien, tindakan dan lokasi operasi

SKP.4 Output pelayanan

5a. Angka pasien dengan infeksi jarum infus

SKP.5 Output pelayanan

5b. Angka pasien dengan ILO SKP.5 Output pelayanan

5c. Angka pasien dengan decubitus SKP.5 Output pelayanan 5d. Angka kepatuhan cuci tangan bagi

karyawan

SKP.5 Proses

6. Angka pasien jatuh SKP.6 Output pelayanan

2 Indikator Area klinis

1. Angka kelengkapan pengkajian keperawatan

Asesmen Pasien Prosedur

2. Angka ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan Troponin I pada kasus jantung

Laboratorium Prosedur

3. Hasil interpretasi CT Scan Brain ≤ 3 jam setelah selesai pemeriksaan

Radiologi Prosedur

4. Ketepatan Pelaksanaan operasi tanpa adanya kesalahan pasien, tindakan dan lokasi operasi

Prosedur bedah Prosedur

5a. Prophylactic antibiotik pada operasi Hip Athroplasty

Penggunaan antibiotik dan obat lain

Prosedur

5b .

Pemberian Aspirin pada pasien AMI

Penggunaan antibiotik dan obat lain

Prosedur

7. Terpenuhinya asesmen pasien pra anestesi oleh dokter anestesi

Penggunaan anestesi

Prosedur

8. Tidak ada kejadian salah penyerahan darah transfusi

Penggunaan darah dan produk darah

Prosedur

9. Angka kelengkapan pengkodingan RJ Ketersediaan isi dan penggunaan RM

Proses

10 a. Angka pasien dengan infeksi jarum infus

PPI Out come

10 b. Angka pasien dengan ILO PPI Out come

10 c. Angka pasien dengan decubitus PPI Out come 11. TDD, tidak ada kegiatan riset

3 Indikator Area Manajemen

1. Pending purchase order barang rutin dalam 1 minggu

Pengadaan rutin Proses

2. Pengujian sistem alat kebakaran Pelaporan yang diwajibkan

Proses

3. Angka ketepatan pelaporan KNC, KTD, sentinel

Man risiko Out come

4. Pelaksanaan preventive maintenance alat medis

Penggunaan sumber daya

Proses

5a.Tingkat kepuasan pasien RI & keluarga terhadap pelayanan rumah sakit

Harapan dan

kepuasan pasien / keluarga

Out come

5b.Tingkat kepuasan pasien RJ & keluarga terhadap pelayanan rumah sakit

Harapan dan

kepuasan pasien / keluarga

Out come

6. Laporan hasil survey kepuasan karyawan terhadap fasilitas makan

Harapan dan

kepuasan staf

Proses

7. Angka ketepatan indexing RJ Demografi dan diagnosa klinis

Proses

8. Pembuatan rincian biaya dan kuitansi di bagian Radiologi 99% benar

Manajemen keuangan

9. Pemantauan baku mutu air bersih Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf

Proses

4 Indikator Library of Measure

1.Prophylactic antibiotik pada operasi Hip Athroplasty

Indikator Area Klinis 5

Prosedur operasi

2. Pengurangan risiko jatuh Indikator SKP 6 Out come 3. Angka pasien decubitus Indikator SKP5 Out come 4. Pemberian Aspirin pada pasien AMI Indikator Area

Klinis 5

Prosedur

5.Pelaksanaan edukasi SNH kepada pasien / keluarga

PPK Proses

Strategi Pencapaian Mutu RS Telogorejo

Untuk meningkatkan mutu Rumah Sakit Telogorejo maka disusunlah strategi sebagai berikut :

a. Setiap petugas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip mutu pelayanan Rumah Sakit Telogorejo sehingga dapat menerapkan langkah-langkah upaya peningkatan mutu di masing-masing unit kerjanya.

b. Memberi prioritas kepada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Rumah Sakit Telogorejo, serta upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

c. Menciptakan budaya mutu di Rumah Sakit Telogorejo, termasuk didalamnya menyusun program mutu Rumah Sakit Telogorejo dengan pendekatan P-D-S-A cycle.

Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah merupakan suatu proses siklus yang berkesinambungan. Langkah pertama dalam proses ini adalah identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan bagian yang sangat penting dari seluruh proses siklus, karena akan menentukan kegiatan-kegiatan selanjutnya dari pendekatan pemecahan masalah ini.

Masalah akan timbul apabila:

a. Hasil yang dicapai dibandingkan dengan standar yang ada terdapat penyimpangan. b. Merasa tidak puas dengan penyimpangan tersebut

c. Merasa bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut

Dengan telah jelasnya cara memecahkan masalah maka bisa dilakukan tindakan perbaikan. Namun agar pemecahan masalah bisa tuntas, setelah diadakan tindakan perbaikan perlu dinilai kembali apakah masih ada yang tertinggal. Dari penilaian kembali maka akan didapatkan masalah yang telah terpecahkan dan masalah yang masih tetap merupakan masalah sehingga proses siklus akan berulang mulai tahap pertama.

BAB X

Dalam dokumen Pedoman Pmkp Rs Tk.ii 04.05.01 Dr. Soedjono (Halaman 44-49)

Dokumen terkait