• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pola Perilaku Swamedikasi Menggunakan Produk Vitamin

1. Swamedikasi secara umum

a. Pemahaman responden tentang swamedikasi

Swamedikasi berarti pemilihan dan penggunaan obat–obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri tanpa nasehat atau intervensi dari tenaga kesehatan (WHO,1998).

Tabel X. Pemahaman Responden tentang Swamedikasi

NO Pemahaman Jumlah Presentase

(%)

1 Pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional

29 23,8

2 Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung 23 18 3 Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek 20 16,4 4 Pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi

gejala-gejala dari penyakit ringan

15 12,3

5 Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung dan obat tradisional

10 8,2

6 Pengobatan dengan membeli obat di warung atau di apotek

9 7,4

7 Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek dan obat tradisional

8 6,5

8 Pengobatan tanpa dokter 5 4,1

9 Pengobatan dengan membeli obat di warung atau di apotek dan obat tradisional

4 3,3

Total 122 100

Dilihat dari hasil penelitian ini 23,8% responden menyatakan bahwa swamedikasi merupakan pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional,

18 % responden menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan dengan membeli obat di warung, 16,4% responden menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan dengan membeli obat di apotek dan 12,3% menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan.

Pemahaman responden tentang swamedikasi berdasarkan konsep WHO masih kurang lengkap, tetapi dari pernyataan-pernyataannya responden sudah mengetahui tentang swamedikasi, bahwa swamedikasi merupakan penggunaan obat-obat tradisional atau OTR yang dijual di apotek maupun di warung yang digunakan untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan.

b. Penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi

Tabel XI. Penyakit yang dapat Diobati dengan Swamedikasi

NO Jenis Penyakit Jumlah Presentase (%)

1 Batuk, sakit kepala, flu, demam 53 43,4

2 Flu 27 22,1

3 Flu dan sakit kepala 10 8,2

4 Perut sakit, sakit kepala demam 7 5,7

5 Batuk, pilek, sakit perut 6 4,9

6 Flu dan demam 6 4,9

7 Flu, batuk, dan kelelahan 5 4,1

8 Flu, batuk, dan luka ringan 4 3,3

9 Diare ringan 4 3,3

Total 122 100

Pengenalan gejala-gejala penyakit-penyakit ringan sangat penting bagi masyarakat, karena dengan masyarakat mengerti tentang gejala penyakit ringan tersebut masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat. Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi adalah penyakit-penyakit ringan, seperti flu, batuk,

sakit kepala, nyeri tenggorokan, demam, diare ringan, nyeri lambung (Tjay dan Rahardja, 1993). Hasil penelitian menunjukkan 43,4% responden menyatakan bahwa penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi adalah batuk, sakit kepala, flu dan demam sedangkan 22% responden menyatakan flu adalah penyakit yang bisa diobati dengan swamedikasi. Secara keseluruhan responden sudah mengetahui bahwa penyakit ringanlah yang dapat diobati dengan swamedikasi.

c. Keuntungan Swamedikasi

Keuntungan swamedikasi dari hasil penelitian ini bermacam-macam diantaranya lebih murah, lebih aman, lebih cepat, dan dapat digunakan untuk pencegahan.

Tabel XII. Keuntungan Swamedikasi

NO Keuntungan Jumlah Presentase (%)

1 Lebih murah dan lebih cepat 53 43,4

2 Lebih murah 36 29,5

3 Lebih murah dan lebih aman 16 13,1

4 Dapat digunakan untuk pencegahan 7 5,7

5 Lebih murah, lebih cepat dan lebih aman 5 4,1

6 Lebih cepat 5 4,1

Total 122 100

Lebih murah karena dalam swamedikasi responden menggunakan obat tradisional maupun OTR. Untuk obat-obat tradisional biasanya mereka menggunakan kunir, jeruk nipis, atau brambang bawang, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan biaya periksa/konsultasi ke dokter. Untuk obat OTR mereka juga dapat membeli obat secara eceran sehingga dengan biaya yang sedikit tetap dapat mengobati penyakit ringannya.

Dikatakan lebih aman karena responden menggunakan obat-obat tradisional, dimana obat tradisional berasal dari bahan alam, mereka merasa bahwa tidak ada zat kimia yang masuk dalam tubuh mereka sehingga lebih aman dibandingkan obat-obat yang berasal dai zat kimia.

Lebih cepat berarti lebih menghemat waktu karena responden tidak memerlukan banyak waktu seperti pergi ke dokter, dalam swamedikasi menggunakan obat tradisional ataupun OTR responden biasanya sudah mempunyai persediaan obat-obat tersebut dirumah, selain itu obat-obat-obat-obat tersebut digunakan sebagai pertolongan pertama saat menderita penyakit ringan, sehingga ketika timbul gejala responden dapat langsung mengobati.

Hasil dari penelitian menunjukkan 43,4% responden menyatakan bahwa keuntungan dari swamedikasi adalah lebih murah dan lebih cepat, hal ini hampir sama dengan yang disampaikan oleh Rantucci (1997) bahwa keuntungan swamedikasi diantaranya kepraktisan, kemudahan melakukan tindakan pengobatan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah.

d. Kerugian Swamedikasi

Menurut Sihvo (2000) kerugian swamedikasi pada pasien diantaranya diagnosis tidak sesuai, pengobatan berlebih/tidak sesuai, adanya efek samping, adanya indikasi yang tidak terobati, dan kenaikan biaya berobat.

Tabel XIII. Kerugian Swamedikasi

NO Kerugian Jumlah Presentase (%)

1 Tidak ada 89 72,9

2 Obat yang dibeli tidak sesuai dengan penyakitnya 16 13,1

3 Lebih mahal 8 6,5

4 Semakin banyak minum obat kimia semakin banyak racun yang masuk dalam tubuh

3 2,5

5 Lebih repot menyiapkan bahan-bahannya, kurang higienis

3 2,5

6 Bukan dokter sehingga tidak tahu resiko yang akan terjadi

3 2,5

Total 122 100

Swamedikasi selain mempunyai keuntungan juga mempunyai kerugian. Tetapi dari hasil penelitian ini 72,9% responden menyatakan bahwa tindakan swamedikasi tidak ada kerugiannya. Sedangkan 13,1% menyatakan bahwa kerugian swamedikasi obat yang dibeli tidak sesuai dengan penyakit yang diderita, dan 6,5% menyatakan bahwa swamedikasi lebih mahal. Lebih mahal disini terjadi jika OTR maupun obat tradisional yang digunakan untuk mengobati penyakit ternyata tidak dapat menyembuhkan sehingga responden harus mengganti obat atau pergi ke tenaga kesehatan.

e. Efektivitas swamedikasi yang dilakukan

Dari tabel XIV dapat terlihat 89% responden menyatakan bahwa swamedikasi untuk penyakit ringan cukup efektif. Obat-obat untuk penyakit-penyakit ringan umumnya efektif digunakan jika obat dan gejala penyakit yang diderita sudah sesuai. Sebanyak 7,4% responden menyatakan bahwa swamedikasi belum memuaskan karena hanya dapat meringankan gejala dan tidak menyembuhkan sedangkan 3,3% responden menyatakan bahwa pengobatan dengan swamedikasi kadang-kadang

sembuh tetapi kadang-kadang tidak sembuh hal ini mungkin, karena responden belum dapat mengenali gejala penyakitnya dengan benar sehingga obat yang diberikan terkadang tidak sesuai atau responden tidak mengetahui obat yang sesuai untuk penyakit yang dideritanya.

Tabel XIV. Efektifvitas Swamedikasi yang Dilakukan

NO Pernyataan Jumlah Presentase (%)

1 Cukup efektif, penyakit ringan dapat sembuh 109 89,3

2 Belum memuaskan karena hanya meringankan tidak menyembuhkan

9 7,4

3 Kadang-kadang sembuh tetapi kadang-kadang tidak sembuh

4 3,3

Total 122 100

Dokumen terkait