• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

8. Switching value terhadap penurunan penjualan

Uraian Tahun 1 2 Penerimaan Intenet 90.720.000 103.680.000 Print Warna 1.080.000 3.240.000 Print Hitam 270.000 900.000 Total Penerimaan 83.844.905 98.187.875 Pengeluaran Biaya variabel 1.140.000 1.710.000 Biaya Tetap 72.000.000 72.000.000 Biaya Penyusutan 10.073.000 10.073.000 Total Pengeluaran 83.213.000 83.783.000 EBT 631.905 14.404.875 Pajak Progresif: 10% 63.191 1.440.488 15% 30% Total Pajak 63.191 1.440.488 EAT 568.715 12.964.388

Lanjutan Lampiran 8.

Uraian Tahun 0 1 2 Inflow Nilai Penjualan 83.844.905 98.187.875 Nilai Sisa 23.939.000 Total Inflow 83.844.905 122.126.875

Total Biaya Investasi 44.085.000 Total Biaya Reinvestasi

Total Biaya Variabel 1.140.000 1.710.000

Total Biaya Tetap 72.000.000 72.000.000

Total Biaya Operasional 73.140.000 73.710.000

Total Outflow 44.085.000 73.140.000 73.710.000 Cashflow -44.085.000 10.704.905 48.416.875 Pajak 63.191 1.440.488 Penerimaan Setelah Pajak -44.085.000 10.641.715 46.976.388 DF (16%) 1 0,862068966 0,743162901 Present Value -44.085.000 9.173.892 34.911.109 PV (+) 44.085.000 PV (-) -44.085.000 NPV 0 IRR 16,00% Net B/C 1,00 PP 2,00

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, Internet telah menggantikan posisi perpustakaan ataupun buku yang merupakan gudang ilmu pengetahuan. Semua informasi dari dulu hingga kini termuat dengan cukup lengkap di internet. Situs-situs seperti wikipedia menjadi perpustakaan online terbesar, dimana hampir semua informasi akan kita peroleh dengan mudah hanya dengan membayar biaya akses internet saja. Belum lagi layananebook-ebookgratis yang isinya tidak usang dimakan waktu. Negara yang menguasai internet di era millenium ini dipastikan menjadi negara yang maju jika internet dipergunakan secara bijak terutama dalam bidang riset, pendidikan, administrasi, sosialisasi, networking dan bisnis. Dengan internet, kita mengetahui secara cepat perkembangan riset teknologi di berbagai belahan dunia. Begitu juga di dalam bidang ekonomi dan bisnis. Di bidang ekonomi dan bisnis berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon, kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet yaitu dengan penjualan produk secara online, cost of marketing dan cost of employee pun menjadi semakin rendah sehingga margin keuntungan pun dapat ditingkatkan.

Menurut data Internet World Stats, dalam satu dasawarsa terakhir jumlah pengguna internet (netter) di dunia meningkat secara drastis. Pada sekitar 1990-an, Internet telah berkembang dan menambah banyak pengguna jaringan-jaringan internet. Dari 0,4 persen pengguna internet dari seluruh penduduk dunia di tahun 1995, kini naik hampir 60 kali lipat pada 2008. Dan sejak tahun 2000, pertumbuhan netter dunia naik rata-rata 2 persen terhadap total populasi dunia.

Dengan pertumbuhan internet dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia menjadi pangsa pasar netter yang sangat potensial. Diperkirakan

untuk tahun 2008, 2009 dan 2010, trend pertumbuhan netter Indonesia akan meningkat rata-rata sebesar 20 persen. Di awal tahun 2008, jumlah netter Indonesia sekitar 25 juta pengguna internet. Di akhir 2008 diperkirakan telah mencapai 30 juta pengguna internet. Namun, angka 30 juta ini masih relatif kecil karena baru 13 persen penduduk Indonesia menikmati fasilitas internet, angka ini masih jauh dari jumlah pengguna internet di dunia yang mencapai 23.5 persen pengguna atau 17.2 persen di Asia (Internet World Stats, 2009).

Persentase netter Indonesia (13 persen) masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga di Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan China. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Pengguna Internet di Negara– Negara Asia Tahun 2008

Negara Pengguna Internet (Netter)

Indonesia 13 % Malaysia 62,8 % Filipina 14,6 % Thailand 20,5 % Vietnam 24,2 % China 22,4 % Korea Selatan 76,1 % Jepang 73,1 % Sumber :www.internetworldstats.com, 2010

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat penguasaan informasi teknologi bidang internet Indonesia masih jauh dengan negara-negara tetangga. Hal ini seharusnya menjadi pemicu pemerintah dan penyedia jasa layanan internet agar terus mendorong pertumbuhan internet, baik dari segi fasilitas, kecepatan dan biaya.

Akses internet di Indonesia banyak menggunakan fasilitas Public Internet Access seperti warnet, cybercafe, hotspot dan lain-lain. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses internet adalah kampus dan

kantor (Anonymous, 2009). Warung Internet (warnet) adalah salah satu jenis wirausaha yang menyewakan jasa internet kepada khalayak umum. Warnet banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa, pelajar, pekerja dan wisatawan asing. Warnet digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Bagi pelajar, dan mahasiswa warnet banyak digunakan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dari sekolah atau kampus, melakukan riset, dan menulis skripsi. Bagi masyarakat umum warnet digunakan untuk memeriksa kiriman surat elektronik (e-mail), melamar pekerjaan, bersosialisasi dan berkomunikasi (chatting), sebagai sarana menikmati hiburan dan mencari informasi (browsing).

Umumnya warnet paling banyak terdapat / tersebar terutama di kota- kota besar seperti di ibukota propinsi, kabupaten, dan di kota-kota kecil lainnya. Wilayah-wilayah tersebut sebagai penyedia jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut dalam mengakses informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat tempat-tempat pendidikan seperti universitas atau sekolah-sekolah. Warnet akhir-akhir ini berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan untuk menambah pemasukan bagi pihak- pihak tertentu yang menjalani usaha tersebut. Dengan alasan peneliti ingin mengetahui sejauh mana Warnet ini dapat menjadi mata pencaharian baru bagi orang-orang yang akan membuka usaha baru dalam bisnis Warnet, maka peneliti mengadakan penelitian berjudul “Studi Kelayakan Bisnis Warung Internet Studi Kasus Pada Warnet ”Yo Net” yang berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor. Warnet ini berdiri pada tahun 2009 dan beralamatkan di Jl. Mayor Oking No 122, Cibinong, Kabupaten Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Kesuksesan bisnis Warnet ini tidak sekedar tergantung dari besar atau kecil tempat usaha yang dijalankan. Akan tetapi satu sama lain akan saling terkait, sehingga masing-masing bagian harus saling mendukung atau ideal untuk mencapai keberhasilan bersama sebagai satu usaha yang menjanjikan. Maka peneliti melakukan studi kelayakan terhadap bisnis yang baru dijalankan olehWarnet “Yo Net”:

1. Bagaimana kelayakan usaha Warnet “Yo Net” jika dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, dan Aspek Sosial?

2. Bagaimana kelayakan finansialusaha Warnet “Yo Net”?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisa kelayakan usaha Warnet “Yo Net” dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, dan Aspek Sosial.

2. Menganalisa kelayakan usaha Warnet “Yo Net” dilihat dari aspek finansial.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Warnet “Yo Net” sebagai bahan pertimbangan dalam pengusahaan warung internet. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memberikan kesempatan untuk belajar dan menambah pengalaman serta media penerapan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai studi kelayakan usaha warnet dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

I.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah untuk meneliti kelayakan usaha yang dijalankan Warnet “Yo Net” dengan mempertimbangkan aspek- aspek dalam studi kelayakan bisnis, baik dari segi finansial maupun non- finansial. Sehingga dapat diketahui bisnis ini layak untuk dijalankan atau tidak.

2.1 Definisi Internet

Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected- networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti sistem komputer umum, yang terhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Cara menghubungkan rangkaian dengan jaringan internet dinamakan internetworking (Wikipedia, 2010).

Internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung secara global yang memungkinkan pengguna internet saling bertukar informasi/data melalui jaringan tersebut. Internet adalah sistem komunikasi data berskala global, suatu infrastruktur yang terdiri dari hardware dan software yang menghubungkan komputer yang berada di jaringannya (Fikri, 2010).

2.1.1 Sejarah Internet

Kemunculan internet dimulai pada 1966, oleh ARPA (Advanced Research Project Agency – Salah satu divisi di departemen pertahanan U.S.) dengan ide yang sangat simpel: membuat jaringan komputer militer yang mampu bertukar data dari tempat yang jauh. Di tahun 1969, ARPA dengan ARPANET-nya berhasil menghubungkan dua komputer di University of California, Los Angeles dan SRI International di Menlo Park, California. Hal ini lah yang menjadi salah satu embrio kelahiran internet. Di tahun 1974, TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) diperkenalkan dan menjadi sangat populer serta diterima di tahun 80-an. TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan untuk proses tukar-menukar data dalam jaringan internet. Sederhananya, TCP/IP adalah protokol/aturan yang digunakan bersama dalam

mentransfer data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet (Fikri, 2010).

2.2 Warung Internet

Warung Internet (disingkat: warnet) adalah salah satu jenis wirausaha yang menyewakan jasa internet kepada khalayak umum. Warnet adalah tempat dimana orang bisa menggunakan komputer untuk mengakses Internet dengan biaya tertentu, biasanya menggunakan tarif per jam atau per menit (Wikipedia, 2010).

2.3 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003). Menurut Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek. Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis. Keberhasilan ini ditafsirkan sebagai manfaat ekonomis.

Menurut Kadariah (1999) proyek sebagai suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit), atau suatu aktivitas di mana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang dan dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Tujuan dilakukannya analisis bisnis adalah (1) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi dalam suatu proyek; (2) menghindari pemborosan sumber-sumber daya, yaitu menghindari pelaksanaan kegiatan yang tidak menguntungkan; (3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif kegiatan yang paling menguntungkan; (4) menentukan prioritas investasi (Grayet al, 2007).

2.3.1. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Umar (2003), belum ada keseragaman mengenai aspek bisnis apa yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Beberapa aspek yang perlu diteliti adalah :

1. Aspek Pemasaran (Pasar)

Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada bisnis atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Pada dasarnya, analisis aspek pemasaran (pasar) bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, pangsa pasar dari produk bersangkutan, kondisi persaingan antara produsen dan siklus hidup produk.

2. Aspek Keuangan

Dari sisi keuangan, suatu usaha dikatakan sehat, apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban keuangan. Kegiatan pada aspek keuangan ini, antara lain penghitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan pengadaan harta tetap.

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan apakah suatu proyek menguntungkan selama umur proyek (Husnan dan Muhammad, 2000). Analisis finansial berkaitan dengan sumber dana (investasi) yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal (biaya yang akan dikeluarkan) dan sumber dana yang bersangkutan. Analisis finansial meliputi :

1) Net Present Value(NPV)

NPV suatu proyek menunjukkan manfaat bersih yang diterima proyek selama umur proyek pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV yaitu :

i. NPV > 0, artinya proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan

ii. NPV < 0, artinya proyek tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

iii. NPV = 0, artinya proyek mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunity cost faktor produksi normal, dengan kata lain proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2) Net Benefit Cost Ratio(Net B/C Ratio)

Net B/C Ratio menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur proyek. Net B/C merupakan angka perbandingan antara present valuedaribenefit yang positif dengan present value dari benefit yang negatif. Kriteria investasi berdasarkan Net B/C rasio adalah :

i. Net B/C > 0, maka NPV > 0. proyek menguntungkan ii. Net B/C < 0, maka NPV < 0. proyek merugikan

iii. Net B/C = 1, maka NPV = 0. proyek tidak untung dan tidak rugi

3) Internal Rate Return(IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan present value (PV) kas keluar yang diharapkan dengan PV kas masuk yang diharapkan atau dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang menyebabkan NPV = 0. Gittinger (1986) menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rataan keuntungan internal tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumber daya yang digunakan. Suatu investasi dikatakan layak, apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

4) Payback Period(PP)

PP atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan usaha yang digunakan untuk mengukur periode waktu pengembalian modal yang digunakan. Semakin cepat modal dapat kembali, maka semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang digunakan akan cepat kembali dan digunakan untuk membiayai kegitan lain (Husnan dan Muhammad, 2000).

5) AnalisisSwitching Value

Analisis Switching Value adalah analisis yang digunakan untuk meneliti kembali analisis kelayakan usaha yang telah dilakukan. Analisis ini ditujukan untuk melihat pengaruh yang terjadi apabila keadaan berubah. Menurut Kadariah et al. (1999), analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap analisis proyek, jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau manfaat.

3. Aspek Teknis (Produksi)

Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan apakah yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling menguntungkan.

4. Aspek Manajemen

Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Heidyningsih (2009) “Analisis Kelayakan Usaha Death By

Chocolate & Spaghetti Restaurant Kota Bogor”, hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa usaha Death By Chocolate & Spaghetti Restaurant

jika dilihat dari analisis kelayakan usaha maka usaha ini layak untuk dilanjutkan, dan dapat terus dikembangkan dengan menaikkan tingkat penjualan agar mencapai target penjualan perusahaan. Dilihat dari aspek finansial usaha Death By Chocolate & Spaghetti Restaurant layak untuk dijalankan, hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada tingkat diskonto tujuh persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 632,62 juta, Net B/C sebesar 3; IRR sebesar 27 persen dan Payback Period selama enam tahun tujuh bulan. Dari analisis switching value

diketahui perusahaan ini tidak sensitif terhadap penurunan jumlah output hingga tujuh persen menjadikan nilai IRR sebesar 18 persen, sedangkan nilai Net B/C sebesar 2,15 kemudian payback period sembilan tahun tiga bulan menjadikan usaha ini masih layak untuk dijalankan dan tidak sensitif terhadap perubahan kenaikan harga input.

Afrilia (2004), menganalisis kelayakan finansial usaha ulat sutera di kecamatan Ngalik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini umur usaha ulat sutera yang dianalisis selama sepuluh tahun berdasarkan pada pertimbangan umur teknis tanaman murbei. Indikator kelayakan finansial usaha ulat sutera menggunakan nilai NPV, IRR, dan BCR dengan suku bunga tabungan 12 persen. Nilai pada rata-rata luas lahan usaha ternak 0,006 Ha, 0,15 Ha dan 0,4 Ha masing-masing adalah Rp 747.635,39; Rp 6.117.546,15 dan Rp 11.443.982,51 menunjukkan bahwa nilai NPV lebih besar dari nol. Nilai BCR rata-rata luas lahan ternak 0,006 Ha, 0,15 Ha dan 0,4 Ha masing-masing adalah 1,16; 1,60; 1,5. Nilai BCR menunjukkan usaha ini layak secara finansial untuk diusahakan karena nilai BCR lebih besar dari satu. Nilai IRR pada rata-rata luas lahan 0,006 Ha, 0,15 Ha dan 0,4 Ha masing-masing adalah 21,42 persen; 41,15 persen; 44,74 persen sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.

3.1. Kerangka Penelitian

Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengansoftware, membuat jaringan agar komputer satu dengan yang lainnya terhubung, dan akhirnya menghubungkan koneksi internet ke jaringan tersebut, maka jadilah warnet. Cara mengelolanya juga tidak diperlukan orang-orang yang mempunyaiskill tinggi. Semua orang bisa melakukannya asalkan dia mengerti komputer.

Selain dari kemudahan-kemudahan tersebut, trend teknologi yang semakin berkembang juga mempunyai andil besar dalam pembentukan pasar dari usaha warnet. Komunikasi dan informasi tiada batas itulah yang ditawarkan internet. Dua hal yang dibutuhkan suatu peradaban untuk maju, jika tidak mau tertinggal dari peradaban lain. Inilah yang menyebabkan semakin banyak masyarakat yang menjadi pengguna internet. Artinya, semakin banyak pula yang membutuhkan warnet. Semakin banyaknya usaha warnet membuat persaingan semakin ketat. Untuk itu, para pengusaha warnet dituntut lebih kreatif dan memberikan pelayanan yang lebih agar pelanggan tetap merasa puas. Dengan begitu tidak perlu untuk menurunkan harga, namun dituntut untuk menambah nilai tersendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha yang telah dijalankan Warnet “Yo Net” yang berada di Cibinong, Kabupaten Bogor. Analisis kelayakan yang akan dilakukan dengan menganalisa aspek- aspek kelayakan usaha seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek manajemen dan aspek sosial. Dari aspek finansial dilakukan analisis mengenai NPV, Net B/C, IRR, PP, dan analisis switching valuedari usaha warnet ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi Warnet “Yo Net untuk melakukan usahanya. Apabila hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengusahaan ini layak dilakukan maka akan dilanjutkan. Sedangkan apabila dari hasil analisis kelayakan fiansial tidak

layak maka tidak akan dilakukan dan akan menjadi bahan evaluasi bagi Warnet “Yo Net”. Berdasarkan uraian di atas maka maka gambaran kerangka pemikiran usaha Warnet “Yo Net” dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram alur kerangka penelitian

Aspek Finansial  NPV  Net B/C  IRR  Payback Period  Analisis Sensitivitas  Analisis Rugi-laba Usaha Warnet “Yo Net”

 Bagaimana analisis kelayakan usaha Warnet “Yo Net”  Adanya persaingan dengan usaha sejenis

Analisis Kelayakan Usaha

Aspek Non finansial  Aspek pasar  Aspek teknis  Aspek manajemen  Aspek sosial Tidak Layak Layak Rekomendasi

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akandilakukan di Warnet ”Yo Net” yang beralamatkan di Jalan Mayor Oking No 122, Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Maret 2010.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam membuat penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dan sekunder yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer merupakan data yang diambil atau diperoleh secara langsung melalui hasil dari pengamatan di lapang, dan wawancara. dengan pihak Warnet ”Yo Net”. Data sekunder merupakan dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari Warnet ”Yo Net”, lembaga-lembaga yang terkait dan studi pustaka.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha Warnet ”Yo Net” dilihat dari aspek manajemen usaha. Metode analisis secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung kelayakan usaha ini dari aspek pemasaran, aspek teknik dan aspek finansialnya, dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost,

Break even Point (BEP), Payback Periode (PBP) dan analisis sensitivitas. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian tersebut adalahMicrosoft Excel.

1 Aspek Pemasaran

Pada aspek pemasaran, pengkajian dengan menganalisis permintaan, penawaran, harga, peluang pasar, program pemasaran dan juga kebijakan bauran pemasaran, serta pesaing dan prediksi penjualan yang akan dilakukan.

2 Aspek Keuangan

Analisis aliran kas atau cash flow mencakup kriteria kelayakan usaha yang terdiri dari analisis NPV(Net Present Value), analisis manfaat biaya bersih atau Net B/C (Net Benefit-Cost),

analisis IRR (Internal Rate of Return), dan analisis PP (Payback Period).

a. Net Present Value(NPV)

Net Present Value (NPV) adalah manfaat bersih yang diterima perusahaan selama umur proyek. NPV dapat diartikan sebagai nilai selisih present value antara nilai investasi dengan penerimaan arus kas bersih pada masa yang akan datang (Kadariah, 2001). Rumus yang digunakan untuk menghitungNPVadalah :

... (1)

Keterangan :

Bt = Penerimaan (benefit) bruto pada tahun ke-t (Rp); Ct = Biaya (cost) bruto (Rp);

t = Tahun;

n = Umur ekonomis proyek (tahun);

i= Tingkat suku bunga ataudiscount rateyang berlaku (%).

Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPVadalah sebagai berikut :

1. NPV> 0, maka usaha tersebut layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan.

2. NPV = 0, maka usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak juga mengalami kerugian (titik impas).

3. NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak atau tidak menguntungkan untuk dilaksanakan.

b. Internal Rate of Return(IRR)

Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas diharapkan dimasa datang, atau arus penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 2003). Menurut Gittinger (1986), IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan

      n t t n t t i Ct i Bt NPV 0 0 (1 ) (1 )

oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR biasanya dinyatakan dalam persen. Rumus yang digunakan untuk menghitung

IRRadalah :           (2 1) 2 1 1 1 x i i NPV NPV NPV i IRR ... (2) Keterangan :

i1 = Tingkatdiscount rateyang menghasilkanNPVpositif;

Dokumen terkait