• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1.8. Syarat Kredit

Sesuai dengan asal kata kredit yang berarti kepercayaan maka kredit dapat berlangsung bila ada kepercayaan terhadap penerima kredit. Kepercayaan tersebut banyak tergantung kepada kelayakan seseorang atau

badan usaha. Kelayakan seseorang atau badan usaha penerima kredit dipengaruhi oleh 5 C yaitu:

1. Character atau tabiat serta kemauan pemohon untuk memenuhi

kewajiban. Perlu diteliti tentang kebiasaan kepribadian, cara hidup dan keadaan keluarga serta moral.

2. Capacity yaitu kemampuan, kepandaian dan ketrampilan

menggunakan kredit yang diterima sehingga memperoleh kemajuan, keuntungan serta mampu melunasi kewajiban atau utangnya.

3. Capital yaitu modal seseorang atau badan usaha penerima kredit.

Tidak semua modal harus bersumber dari kredit.

4. Collateral, yaitu kepastian berupa jaminan yang dapat diberikan

oleh penerima kredit. Anggunan atau jaminan sebagai alat pengaman dari ketidakpastian pada waktu yang akan datang pada saat kredit harus dilunasi.

5. Condition of economies yaitu dalam rencana pelepasan kredit harus

mampu melihat ke depan, yaitu bagaimana keadaan perekonomian masa yang akan datang.

2.2.2. Kredit Investasi

2.2.2.1. Pengertian Kredit Investasi

Dalam pelaksanaan pembangunan ,bank pemerintah memegang peranan penting dalam pemberian kredit investasi. kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk

membiayai capital goods, seperti pendirian pabrik, renovasi pabrik, pembelian

mesin baru, dan lain-lain. (Iswardhono, 1999 : 87).

Kredit investasi ialah kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek / pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. (Kasmir, 2000 : 76).

Kredit investasi adalah untuk keperluan perluasan usaha membangun proyek atau pabrik baru untuk keperluan rehabilitas. (Khasmir, 1998 : 99).

Dapat disimpulkan bahwa kredit investasi ialah kredit yang diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan untuk keperluan usaha, renovasi, rehabilitas, dan pembangunan proyek maupun pabrik baru.

2.2.2.2. Tujuan Kredit Investasi

Tujuan kredit investasi adalah memberikan kelonggaran dan kemudahan kepada nasabah untuk lebih leluasa dalam mengolah usahanya dan meningkatkan tingkat produksi dan penjualannya.

Dana pembiayaan kredit investasi secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Dana anggaran pemerintah yang disalurkan melalui perbankan 2. Dana bank sentral.

3. Dana dari bank pemerintah. 4. Dana dari pengusaha.

5. Dana dari luar negeri, baik yang berupa kredit luar negeri maupun berupa modal asing. (Simorangkir, 2004 : 112).

Sejak diterbitkan oleh pemerintah paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan 27 Oktober 1988, dana pembiayaan kredit investasi seluruhnya berasal dari bank pemerintah dan swasta. dana tersebut sebagian besar dari giro, tabungan, deposito perbankan lainnya, dan bank sentral.

Bagi debitur permintaan kredit pada umumnya digunakan untuk membuat bahan baku sendiri yang semula diimpor atau dipasok perusahaan lain, penggantian aktiva tetap yang telah habis umur teknis dan ekonomisnya, meningkatkan kapasitas produksi / perluasan, dan sebagainya. Sedangkan alasan debitur mengambil kredit investasi yaitu untuk meningkatkan efisien biaya, aktiva tetap yang lama sering mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, adanya peningkatan permintaan / penjualan dan sebagainya.

Dalam pemberian kredit investasi hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

a. Resiko kredit yang ditanggung bank akan semakin besar mengingat jangka waktu pengembalian kredit juga makin lama. oleh karena itu peranan sharing dana calon debitur (own share) sangat penting.

semakin besar own share debitur yang lebih besar atas keberhasilan proyek akan mendorong tanggung jawab debitur yang lebih besar atas keberhasilan proyek yang akan dikerjakan. karena apabila proyek berisiko gagal maka own share debitur pada proyek juga akan menjadi tidak produktif. disamping itu juga perlu diperhatikan sumber pemenuhan dana sendiri untuk melihat kesanggupan

b. Perhitungan cash flow debitur harus akurat arena perhitungan ini

akan dipergunakan untuk menentukan jadwal pembayaran kembali pokok kredit yang dapat dilakukan secara bulanan, triwulan, atau semestaran. kesalahan dalam menghitung cash flow akan berakibat

kredit menjadi bermasalah.

c. Disamping itu juga perhatikan kesesuaian antara rencana penggunaan atau penarikan kredit dengan rencana pelaksanaan investasi dan jangka waktu kredit.

d. Agar diperhatikan juga adanya kebutuhan tambahan modal kerja akibat adanya investasi baru tersebut untuk mengantisipasi terbengkalainya proyek karena kekurangan modal kerja.

e. Apabila selama masa kontruksi proyek belum menghasilkan dana cash flow debitur belum mampu untuk membayar bunga berjalan,

maka dalam perhitungan kebutuhan kredit investasi perlu juga dianalisa kemungkinan pemberian fasilitas penangguhan pembayaran bunga selama masa kontruksi.

f. Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan dan kemajuan proyek harus tetap dilakukan setelah kredit realisasi, agar secara terus menerus dapat memantau pelaksanaan dan perkembangan proyek dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya serta melakukan penilaian kembali. (Suhardjono, 2003 : 307).

2.2.3. Bank

2.2.3.1. Pengertian Bank

Istilah bank berasal dari bahasa Italia, Banca yang berarti meja yang

dipergunakan oleh para penukar uang di pasar. Pada dasarnya Bank adalah merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara didalam lalu lintas pembayaran. (Iswardono, 1991 : 50).

Menurut Undang-Undang Perbankan No. 14 tahun 1967 Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Harijanto, 1999 : 12).

Bank didefinisikan oleh Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan diatas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Susilo, dkk, 2000 : 49).

Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral. (Dendawijaya, 2003 : 25).

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan diatas maka yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

2.2.3.2. Jenis-Jenis Bank

Dalam kegiatan perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang Perbankan. Dan jika ditinjau dari segi fungsinya, maka Bank dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Bank sentral

Bank yang mengatur berbagai kegiatan perbankan dan dunia keuangan di suatu negara. Di setiap negara terdapat satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Di Indonesia fungsi bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia.

b. Bank umum

Bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik itu perorangan maupun lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama Bank Komersial dan dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.

c. Bank Perkreditan Rakyat

Bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan Bank Perkreditan Rakyat berasal dari bank desa, bank pasar, lumbung desa, bank pegawai serta bank-bank lainnya yang

kemudian melebur jadi satu yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR). (Kasmir, 2003 : 7-8).

2.2.3.3. Pengertian Bank Umum

Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Harijanto, 2008 : 18). Bank umum adalah lembaga keuangan yang menerima deposito atau simpanan dari masyarakat yang dibayarkan atas permintaan dan pemberian kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Iswardono, 2005 : 61).

Bank umum adalah bank yang dalam usahanya bertindak sebagai pengumpul dana dalam bentuk simpanan baik giro maupun deposito serta didalam usaha penyaluran dananya bertindak sebagai penyalur kredit usaha pendek. (Iswardono, 2001: 54).

Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum dalam arti dapat memberikan seluruh jasa yang ada. (Kasmir, 2003 : 61).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Bank Umum badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan melayani segenap lapisan masyarakat. Bank umum juga

dikenal dengan nama Bank Komersial dan dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.

Dokumen terkait