• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II FAKTOR-FAKTOR PEMBENARAN ABORSI

B. Pewarisan Janin Di Dalam Kandungan

2. Syarat-syarat Anak Dalam Kandungan Dapat Mewarisi

Para ulama fikih dalam membicarakan orang-orang yang pantas menjadi subjek hukum, membaginya kepada dua kategori yaitu pantas menerima hukum dan pantas menjalankan hukum. Mereka kemudian membagi kepada dua, yaitu pertama pantas menerima hukum tidak sempurna dan kedua orang yang pantas menerima hukum secara sempurna. Orang yang pantas menerima hukum secara tidak sempurna itu ialah bila ia hanya pantas menerima hak-hak saja tetapi tidak pantas memikul kewajiban atau sebaliknya. Sedangkan yang sempurna itu ialah bila ia pantas menerima keduanya. Dalam mencontohkan pantas menerima hukum yang tidak sempurna itu yang biasa dikemukakan ialah janin dalam kandungan. Ia pantas menerima hak-hak namun ia belum mampu melakukan kewajiban.142

Di dalam syarat-syarat kewarisan dikemukakan bahwa seseorang yang dapat menjadi ahli waris adalah seseorang (ahli waris) yang pada saat si pewaris meninggal dunia jelas hidupnya. Dengan persyaratan tersebut tentunya menimbulkan persoalan terhadap hak mewarisi bagi seorang anak yang masih dalam kandungan ibunya.143

Dalam Islam, bayi yang masih dalam kandungan ibunya, jika pewarisnya meninggal dunia termasuk ahli waris yang berhak menerima warisan., sama seperti

141Ibid., hal. 361.

142Amir Syarifuddin,Hukum Kewarisan Islam, Kencana, Jakarta, 2004, hal. 125.

143Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak,Hukum Waris Islam Lengkap & Praktis,

ahli waris lainnya. Namun demikian karena masih dalam kandungan, belum bisa dipastikan apakah akan lahir hidup atau mati. Begitu pula belum diketahui secara persis jenis kelaminnya.144 Sedangkan kedua hal tersebut (keadaan hidup atau mati dan jenis kelamatin laki-laki atau perempuan) sangat penting artinya dalam mengadakan pembagian harta warisan si pewaris, termasuk dalam menentukan porsinya.145 Mayoritas ulama berpendapat, bayi dalam kandungan dapat menerima hak-hak warisnya apabila lahir dalam keadaan hidup. Salah satu indikasinya adalah bila bayi tersebut menangis atau berteriak.146

Anak dalam kandungan dapat memperoleh warisan jika telah memenuhi dua syarat, yaitu :

a. Syarat pertama

Ketika seorang wafat, anak yang ada dalam kandungan seorang ibu dapat dipastikan keberadannya, meskipun masih berbentuk embrio. Sebab pemberian warisan berarti penggantian generasi dan ini tidak bisa dilakukan jika orang yang bersangkutan tidak ada. Janin di dalam kandungan tetap dianggap ada, sekalipun kehidupannya belum bisa dipastikan ketika seorang wafat.

Keberadaan janin dalam rahim seorang ibu sebagai ahli waris, ketika seorang wafat, dapat diketahui dengan kelahirannya dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keadaannya. Para ulama sepakat bahwa batas minimal usia bayi dalam

144Ahmad Rofiq,Fiqh Mawaris, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 123. 145Suhrawardi K. Lubis dan Komis Simanjuntak,Op. Cit., hal. 61.

kandungan adalah 6 bulan dihitung dari saat akad nikah dilangsungkan.147 Tenggang untuk minimal kandungan 6 bulan tersebut dilewatkan oleh sebuah hadis riwayat Ibn Mas’ud, bahwa janin yang berada di dalam kandungan itu setelah berusia empat bulan dilengkapi dengan roh dalam masa dua bulan berikutnya disempurnakan bentuknya.148

b. Syarat kedua

Persyaratan kedua dinyatakan sah dengan keluarnya bayi dalam keadaan nyata-nyata hidup. Dan tanda kehidupan yang tampak jelas bagi bayi yang baru lahir adalah jika bayi tersebut menangis, bersin, atau yang semacamnya. Bahkan menurut mazhab Hanafi, hal ini bisa ditandai dengan gerakan apa saja dari bayi tersebut.149

Ketika dilahirkan, anak itu hidup. Keadaan hidup, menurut ulama Syafi’i dan Hambali, jika si bayi menangis keras ketika dilahirkan. Sedangkan gerakan yang sebentar, seperti gerakan binatang yang disembelih, tidak dapat dijadikan dasar bahwa anak itu hidup. Apabila ada keraguan tentang hidup atau tidaknya anak itu, ia tidak bisa mewarisi. Apabila tanda-tanda itu tidak tampak atau terjadi perbedaan pendapat, hakim diharuskan meminta bantuan ahli medis yang berpengalaman untuk mengetahui apakah bayi itu hidup atau tidak.150 Menurut mazhab Syafi’i, gerakannya harus agak lama. Apabila bayi yang dilahirkan dalam

147Ahmad Rofiq,Op. Cit., hal. 124. 148Ibid., hal 126.

149Abu Umar Basyir,Belajar Mudah Hukum Waris Sesuai Syariat Islam, Rumah Dzikir,

Solo, 2006, hal. 243.

keadaan mati, atau sebagian tubuhnya keluar hidup kemudian mati, atau dilahirkan dalam keadaan hidup tapi hidupnya tidak mempunyai waktu yang jelas, maka ia tidak dapat mewarisi. Adanya bayi tersebut dianggap seperti tiada.151 Sedangkan ulama Hanafiah berpendapat bahwa cukup dengan mengetahui bayi hidup, ketika sebagian anggota badannya mulai keluar dan ia tetap hidup sampai tampak pusarnya, apabila kemudian meninggal, bayi itu tetap boleh mewarisi karena menurut mazhab Hanafiah, sebagian besar sama hukumnya dengan keseluruhan.152

Apabila seorang bayi lahir dalam keadaan meninggal, bukan karena perbuatan dosa ibunya, atau tidak ada tanda-tanda atas kehidupannya setelah dilahirkan, ia tidak bisa menjadi ahli waris. Ini merupakan kesepakatan para ulama fikih. Dan apabila seorang bayi lahir dalam keadaan meninggal, karena perbuatan dosa sang ibu, menurut ulama fikih si bayi pun tidak bisa mewarisi karena tidak ada tanda- tanda yang menunujukkan kehidupannya.153

Sementara itu menurut ulama dalam mazhab Hanafi, si bayi tetap dapat mewarisi karena syara’ telah menyatakan kehidupannya sebelum perbuatan dosa si ibu terjadi, dan yang melakukan kejahatan itu diwajibkan membayar ganti. Penggantian ini diwajibkan ketika seseorang melakukan kejahatan kepada orang yang hidup, bukan orang yang mati. Selama syara’ menganggap dia masih hidup

151Muhammad Ali as-Shabuni,Hukum Waris Dalam Syariat Islam, CV. Diponegoro,

Bandung, 1987, hal. 228.

152Ibid., hal. 364. 153Ibid.,

sebelum itu dan ia meninggal karena perbuatan ibunya, si bayi tetap dianggap hidup dalam masalah waris-mewarisi. Oleh karena itu si bayi boleh mewarisi saat ia berada dalam kandungan, kemudian bagian itu berpindah menjadi hak ahli waris is bayi.154

Dokumen terkait