• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEPALA DAERAH SEBAGAI PENYELENGGARA

B. Syarat-Syarat Pencalonan Kepala Daerah

Amandemen UUD 1945 yang telah meletakkan dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dengan meletakkan kedaulatan ditangan rakyat yang

diwujudkan melalui pengembangan format politik dalam negeri dan pengembangan sistem pemerintahan termasuk sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah ke arah yang lebih demokratis. Sebagai konsekuensi negara hukum perubahan format politik dan sistem pemerintahan harus ditindaklanjuti dengan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang politik dan pemerintahan. Dengan ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan wakil kepala daerah mempuyai peran yang strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, memelihara hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah serta antara Daerah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sejalan dengan pengembangan sarana demokrasi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, bebas, rahasia, jujur, dan adil melalui pemungutan suara. Proses pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan melalui beberapa tahapan dimulai dari masa persiapan dan tahap pelaksanaan meliputi, persiapan pemilihan, penyelenggara pemilihan, penetapan pemilih, pendaftaran, dan penetapan pasangan calon terpilih, pengesahan dan pelantikan.

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004, dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasangan calon diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Adapun bentuk laporan pertanggungjawaban yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) tentang pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah bentuk laporan. Dalam rangka pengawasan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dibentuk panitia pengawasan yang keanggotaannya terdiri dari:

1. Unsur Kepolisian; 2. Unsur Kejaksaan;

3. Unsur Perguruan Tinggi; 4. Unsur Pers;

5. Tokoh Masyarakat.

Anggota Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tersebut masing-masing terdiri dari:

1. Pengawas pemilu untuk propinsi 5 (lima) orang;

2. Pengawas pemilu untuk Kabupaten/Kota sebanyak 5 (lima) orang; 3. Pengawas pemilu untuk Kecamatan sebanyak 3 (tiga) orang.

Masa persiapan pemilihan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2005. Masa persiapan pemilihan meliputi; pemberitahuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kepada Kepala Daerah mengenai berakhirnya masa jabatan, pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan

Kepala Daerah, perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Daerah, pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS, dan KPPS, dan pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan pemilihan disampaikan oleh KPUD kepada Pemerintah Daerah untuk diproses sesuai dengan mekanisme dan prosedur pengelolaan keuangan daerah.

Peserta Pilkada adalah pasangan calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; setia kepada Pancasila sebagai

Dasar Negara, UUD 1945, cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta Pemerintah;

2. Berpendidikan sekurang-kurangnya sekolah lanjutan tingkat atas dan/atau sederajat;

3. Berusia sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun;

4. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter;

5. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau lebih;

6. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

8. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi dan bersedia untuk diumumkan;

9. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggungjawabnya yang merugikan keuangan negara;

10. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

11. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

12. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau bagi yang belum mempunyai NPWP wajib mempunyai bukti pembayaran pajak;

13. Menyerahkan daftar riwayat hidup lengkap yang memuat antara lain riwayat pendidikan dan pekerjaan serta keluarga kandung, suami atau istri;

14. Belum pernah menjabat sebagai Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; dan

15. Tidak dalam status sebagai pejabat Kepala Daerah.

Selain itu pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah wajib menyampaikan visi, misi dan program secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat.

Partai politik atau gabungan partai politik mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15% (lima belas persen) dari jumlah kursi DPRD atau 15% (lima belas persen) dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. Partai politik atau gabungan partai politik wajib membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi bakal calon perseorangan yang memenuhi

syarat dan selanjutnya memproses bakal calon dimaksud melalui mekanisme yang demokratis dan tansparan. Dalam proses penetapan pasangan calon, partai politik atau gabungan partai politik memperhatikan tanggapan dan pendapat masyarakat.

Tugas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah:

1. Memberitahukan kepada Kepala Daerah mengenai berakhirnya masa jabatan; 2. Mengusulkan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang

berakhir masa jabatannya dan mengusulkan pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih;

3. Melakukan pengawasan pada semua tahapan pelaksanaan pemilihan; 4. Membentuk panitia pengawas;

5. Menyelenggarakan rapat paripurna untuk mendengarkan penyampaian visi, misi dan program dari pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, diselenggarakan oleh KPUD. Tugas dan wewenang KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah: 1. Merencanakan penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah;

2. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah sesuai dengan tahapan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;

4. Menetapkan tanggal dan tata cara pelaksanaan kampanye; 5. Menetapkan pemungutan suara pemilihan;

6. Meneliti persyaratan Partai Politik atau gabungan partai politik yang mengusulkan calon;

7. Meneliti persyaratan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang diusulkan;

8. Menetapkan pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan; 9. Menerima pendaftaran dan mengumumkan tim kampanye; 10. Mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye;

11. Menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil pemilihan;

12. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; 13. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

14. Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye damn mengumumkan hasil audit.

KPUD sbagai penyelenggara pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah berkewajiban:

1. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara;

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan peraturan perundang-undangan;

3. Menyampaikan informasi kegiatannya kepada masyarakat;

4. Memelihara arsip dan dokumen pemilihan serta mengelola barang inventaris milik KPUD berdasarkan peraturan perundang-undangan;

5. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Melaksanakan semua tahapan pemilihan tepat waktu.

PP No. 6 Tahun 2005 menyatakan bahwa KPUD dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, KPUD Provinsi menetapkan KPUD kabupaten/kota sebagai bagian pelaksana tahapan penyelenggaraan pemilihan. Pemilihan dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemungutan suara pemilihan pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum masa jabatan kepala daerah berakhir. Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan calon. Pemungutan suara dilakukan pada hari libur atau hari yang diliburkan. Penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara berakhir. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS; jumlah pemilih dari TPS lain, jumlah surat suara yang tidak terpakai, jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos. Penggunaan surat suara tambahan dibuatkan berita acara tambahan yang ditandatangani oleh ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota KPPS. Penghitungan suara dilakukan dan selesai di

TPS oleh KPPS dan dapat dihadiri oleh saksi pasangan calon, panitia pengawas, pemantau, dan warga masyarakat. Saksi pasangan calon harus membawa surat mandat dari tim kampanye yang bersankutan dan menyerahkannya kepada ketua KPPS. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi pasangan calon, panitia pengawas, pemantau, dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.

Dokumen terkait