• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syarat-syarat Pokok Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar

Dalam dokumen Modul bimbingan konseling badar. pdf (Halaman 36-41)

KEBUTUHAN DAN SYARAT POKOK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

E. Syarat-syarat Pokok Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dasar

Berbeda dengan di sekolah menengah atau perguruan tinggi, dimna pada kedua jenjang pendidikan itu disediakan petugas khusus untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling dilaksanakan langsung oleh masing-masing guru

kelas. Dengan demikian, para guru kelas memegang peranan ganda, sebagai pengajar dan juga sebagai pembimbing bagi murid-muridnya. Untuk kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Dalam hal ini ialah sikap yang positif dari guru dalam menangani tugas dan dan tanggung jawabnya sehari-hari. Sikap positif yang diimaksud antara lain adalah sebagai berkut :

Usaha-usaha bimbingan sekolah dasar khususnya lebih efektif, menurut A.J. Jones, karena:

1. Pada anak-anak usia ini fleksibel dan masalah-masalah yang mereka hadapi belum sempat berurat-berakar atau tertanam dalam.

2. Para orang tua umumnya bekerjasama lebih aktif dengan sekolah.

3. Panjang waktu yang tersedia untuk lebih mensukseskan perkembangan murid, khususnya murid lebih leluasa dibantu memahami dirinya sendiri dan untuk memperoleh pendekatan-pedekatan yang tepat-guna kearah pemecahan masalah- masalahnya.

Disamping faktor penunjang ini, demi lebih lancarnya bimbingan sekolah dasar; diperlukan persyaratan pokok yang sekurang-kurangnya adalah:

1. Adanya kesediaan guru untuk berperan ganda yaitu sebagai guru dan sebagai pembimbing.

2. Adanya kesediaan guru untuk senantiasa menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif guru memungkinkan siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan minatnya secara optimal, dengan jalan menempatkansiswa sesuai dengan tugas-tuga perkembangannya.

3. Adanya kesediaan waktu untuk selalu memahami siswa dengan jaan mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan minat, sikap, pola tingkh laku, cita-cita, nila-nilai dan status social ekonomi orang tua siswa.

4. Adanya kesediaan guru untuk senantiasa mengintegrasiakn informasi tentang pendidikan dan jabatan ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran yang reevan.

5. Adanya kesediaan guru untuk senantiasa bekerjasama dengan kepala sekolah dalam melaksanakan-melaksanakan kebijakan-kebijan yang mendasar bagi pengembangan layanan-layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.

Disamping itu, dalam bekerja sebagai pembimbing sikap-sikap itu perlu ditunjang oleh sifat-sifat pribadi tertentu. Tyler (1969;33) mengemukakan bahwa sifat-sifat pribadi yang harus dimiliki oleh orang-orang yang bekerja sebagai pembimbing/konselor adalah

penerimaan (acceptance), pemahaman (understanding), dan ketulusan (sincerity). Istilah “penerimaan” mengandung dua hal pokok, yaitu : pertama, keinginan untuk menghargai dan

menerima murid sebagaiman adanya sesuai dengan sifat-sifat perbedaan individual yang dimilikinya. Dan kedua, menyadari bahwa pengalaman-pegalaman yang dimiliki oleh individu murid adalah sangat kompleks. Rogers (dalam Tyler 1969) menggunakan istilah “penghargaan positif tidak bersyarat (unconditional positive regard) untuk menyatakan maksud yang sama atau bersamaan dengan istilah “penerimaan’. Sifat pribadi kedua, yaitu pemahaman (understanding) menunjuk kepada proses pemahaman tentang perasaan klien. Churkhuff (dalam Tyler, 1969) menggunakan istilah pemahaman yang empatik (empatic understanding) untuk menyatakan pemahaman pembimbing atas kliennya. Sedangkan

ketulusan (sincerity) adalah menyatakan keikhlasan atau kesukarelaan pembimbing atau konselor dalam membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Pembimbing (dalam hal ini guru) harus selalu terbuka dan bersedia memberikan bantuan kepada siswa- siswanya yang memerlukannya demi untuk kesejahteraan dn kebahagiaan siswa itu sendiri.

F. Rangkuman

Sejalan dengan sebab terjadinya masalah, maka kebutuhan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari upaya-upaya berikut ini.

1. Membantu Murid Dalam Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya.

Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembengannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebeahagian dalam hidupnya, dan akan mempermudah dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

2. Membantu Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Dasar Siswa

Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima kebutuhan dasar manusia. Secara hirarkis, kelima kebutuhan dasar itu digambarkan sebagai berikut ini.

3. Mengatasi pengaruh kondisi rumah tangga yang kurang menguntungkan

Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga.

4. Mengatasi pengaruh kondisi sekolah yang tidak sehat

Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa.

5. Mengatasi pengaruh kondisi sosial-budaya yang kurang menguntungkan.

Kemajuan-kemajuan yang di capai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dewasa ini telah membuat orang memperoleh banyak kemudahan di jagad raya ini.

Fungsi bimbingan konseling di SD : 1. Fungsi Pemahaman 2. Fungsi preventif 3. Fungsi pengembangan 4. Fungsi penyembuhan 5. Fungsi penyakuran 6. Fungsi adaptasi 7. Fungsi penyesuaian 8. Fungsi perbaikan 9. Fungsi fasilitasi 10. Fungsi pemeliharaan

Syarat-syarat pokok bimbingan konseling di SD :

1. Adanya kesediaan guru untuk berperan ganda yaitu sebagai guru dan sebagai pembimbing.

2. Adanya kesediaan guru untuk senantiasa menciptakan suasana belajar-mengajar yang kondusif guna memungkinkan siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan, dan minatnya secara optimal, dengan jalan menempatkan siswa sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.

3. Adanya kesediaan guru untuk selalu memahami siswa dengan jalan mencatat fakta-fakta yang berkaitan dengan minat, sikap, pola tingkah laku, cita-cita, nilai-nilai dan status sosial ekonomi orangtuanya.

4. Adanya kesediaan guru untuk senantiasa mengintegrasikan informasi tentang pendidikan dan jabatan ke dalam mata pelajaran yang sekolah dalam melaksanakan kebijakan- kebijakan yang mendasar bagi pengembangan layanan-layanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.

5. Adanya kesediaan guru kelas mencurahkan perhatian terhadap peserta didik tertentu secara individual di samping perhatian terhadap kelompok peserta didik.

6. Adanya pengaturan jarak psikologis antara guru kelas dengan peserta didik, tidak terlalu jauh atau renggang dan tidak terlalu dekat atau akrab.

7. Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah (home-visit) dalam rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru dengan orangtua peserta didik bagi kepentingan bimbingan.

BAB III

Dalam dokumen Modul bimbingan konseling badar. pdf (Halaman 36-41)