• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Bank BNI Syariah 2 Bank Mu’amalat

Dalam dokumen Laporan GCG BNI Syariah 2011 (Halaman 56-61)

Menuju I ndonesia Sebagai Trend Setter Perbankan Syariah Global Workshop Manajemen Risiko dan Good Corporate Governance

Ketua 1. PT Bank BNI Syariah 2 Bank Mu’amalat

3. Bank Mega Syariah

4. Asuransi Bringin Life Syariah 5. Asuransi Jasindo Takaful 6. Dana Reksa I nvestment

Ketua Ketua Ketua Ketua Ketua Ketua Hasanudin Anggota 1. PT Bank BNI Syariah

2. Bank Danamon Syariah 3. Asuransi Tri Megah

Anggota Anggota Anggota

5. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS SYARI AH Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, DPS telah memenuhi 5 (lima) prinsip GCG keterbukaan (transparency),

akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), profesional (professional) dan kewajaran (fairness).

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS untuk memastikan pemenuhan sharia compliance, bermula dari peran aktif DPS dalam

proses pembuatan produk baru melalui pembahasan dan penyesuaian kebijakan dan prosedur produk terkait, sehingga secara keseluruhan memenuhi prinsip syariah. Proses ini diakhiri dengan opini kesesuaian syariah terhadap produk tersebut yang diterbitkan oleh DPS. Dewan Pengawas Syariah melakukan review kembali atas kebijakan dan

Sesuai dengan fungsi pokoknya, DPS secara rutin memberikan saran dan nasehat kepada Direksi BNI Syariah. Secara umum hal tersebut dilaksanakan melalui forum diskusi dalam rangka mencari jalan keluar terhadap skim produk yang belum diatur secara rinci dalam Fatwa DSN-MUI , terhadap permasalahan tersebut DPS memberikan opini dan rekomendasi syariah untuk dijadikan pedoman.

Pengawasan DPS berlanjut dengan melakukan review secara berkala

terhadap operasional BNI Syariah agar tidak menyimpang dari yang sudah ditetapkan dalam kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan ketentuan syariah lainnya. Pengawasan tidak terbatas hanya di Kantor Pusat BNI Syariah, DPS juga melakukan kunjungan ke Kantor Cabang BNI Syariah. Selain menjalankan fungsi pengawasan, DPS juga memberikan arahan kepada pegawai di Kantor Cabang tentang mekanisme dan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam rangka pemenuhan Sharia Compliance. Hasil pengawasan DPS dilaporkan kepada Bank I ndonesia secara berkala setiap semester serta disampaikan pula kepada Direksi dan Dewan Komisaris sebagai rekomendasi.

6. FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS SYARI AH

Nama Jumlah

Rapat

Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran

KH. Ma’ruf Amin 17 4 13 24

Hasanudin 17 17 - 100

7. EFEKTI VI TAS RAPAT DEWAN PENGAWAS SYARI AH

Sepanjang tahun 2011, DPS BNI Syariah mengadakan rapat sebanyak 17 (tujuh belas) kali, termasuk di dalamnya disertai kehadiran Direksi, Dewan Komisaris dan rapat dengan beberapa unit organisasi BNI Syariah. Secara umum rapat diadakan dalam rangka mencari jalan keluar terhadap permasalahan akad dan shariah compliance yang

dihadapi BNI Syariah terkait penghimpunan dana masyarakat (Dana Pihak ketiga), penyaluran pembiayaan dan jasa bank secara umum yang belum diatur secara rinci di dalam Fatwa DSN-MUI .

Hasil pertemuan DPS dengan pihak BNI Syariah dituangkan dalam risalah rapat, selanjutnya menjadi rekomendasi dan opini syariah yang dipedomani pada operasional BNI Syariah di samping Fatwa DSN-MUI , Peraturan Bank I ndonesia dan ketentuan perundang-undangan lainnya. Secara berkala hasil rekomendasi DPS disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris BNI Syariah.

8. TRANSPARANSI DEWAN PENGAWAS SYARI AH

Seluruh anggota DPS telah mengungkapkan rangkap jabatan pada sebagai anggota DPS pada lembaga keuangan syariah lain.

Anggota DPS tidak memanfaatkan BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/ atau pihak lain yang mengurangi aset dan mengurangi keuntungan BNI Syariah.

Anggota DPS tidak mengambil dan/ atau menerima keuntungan pribadi dari bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

9. REMUNERASI DAN FASI LI TAS DEWAN PENGAWAS SYARI AH Jenis Remunerasi dan

Fasilitas Lainnya

Jumlah Diterima Dalam 1 ( satu) Tahun

Dew an Pengaw as Syariah

Orang Jutaan ( Rp)

Gaji 2 330

Bonus - -

Tunjangan Rutin - -

Tantiem - -

Fasilitas Lain ( dalam bentuk Natura) Perumahan

( tidak dapat dimiliki)

- -

Transportasi

( tidak dapat dimiliki)

- -

Santunan ( dapat dimiliki)

- -

Jumlah Remunerasi per orang dalam 1 Tahun

Di atas Rp 2 miliar - -

Di atas Rp 1 miliar s/ d Rp 2 miliar - -

Di atas Rp 500 juta s/ d Rp 1 miliar - -

H. PELAKSANAAN PRI NSI P SYARI AH DALAM

KEGI ATAN PENGHI MPUNAN DANA DAN

PENYALURAN DANA SERTA PELAYANAN

JASA

BNI Syariah sebagai industri perbankan syariah, memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalankan operasional bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik ketentuan syariah yang diatur dalam Fatwa DSN-MUI , maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam hal pembuatan produk baru baik terkait pembiayaan, penghimpunan dana maupun pelayanan jasa, yang menjadi acuan utama adalah ketersediaan Fatwa DSN-MUI yang mengatur mengenai produk tersebut. Apabila Fatwa DSN-MUI belum tersedia, maka melalui DPS akan dimintakan kepada DSN-MUI untuk dapat menerbitkan Fatwa dimaksud. Namun demikian, sampai dengan saat ini seluruh produk yang diterbitkan oleh BNI Syariah telah ada pengaturannya dalam Fatwa DSN-MUI .

Sebelum produk dimintakan izin kepada Bank I ndonesia, terlebih dahulu dimintakan opini DPS terhadap kesesuaian syariah atas produk tersebut tentunya dengan melakukan beberapa penyesuaian dalam Buku Pedoman Perusahaan (BPP)/ Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) produk berdasarkan hasil review dari DPS. Selanjutnya produk tersebut dengan melampirkan opini kesesuaian syariah dari DPS disampaikan kepada Bank I ndonesia untuk mendapat izin.

Untuk menerapkan prinsip syariah secara menyeluruh, secara berkala seluruh pelaksanaan produk direview oleh DPS dan selanjutnya hasil review tersebut disampaikan kepada Bank I ndonesia 2 (dua) kali dalam setahun setiap semesteran. Demikian pula halnya ketika terjadi pengembangan produk, maka terlebih dahulu dimintakan pendapat DPS agar tidak terjadi pelanggaran syariah dalam pelaksanaannya.

Berdasarkan pemantauan sharia compliance, kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa BNI Syariah telah sesuai dengan Prinsip Syariah. Pemantauan sharia compliance tersebut meliputi

tahap pembuatan/ pengembangan produk sampai dengan produk direalisasikan serta direview secara berkala.

Dalam hal penyelesaian sengketa, secara umum di dalam akad disepakati bahwa apabila terjadi perselisihan antara nasabah dengan BNI Syariah langkah pertama yang ditempuh adalah proses musyawarah mufakat berdasarkan ketentuan syariah, selanjutnya jika tidak terjadi kesefahaman

Dalam dokumen Laporan GCG BNI Syariah 2011 (Halaman 56-61)

Dokumen terkait