Hampir semua pabrik kimia mencantumkan symbol pada setiap labelnya. Berikut beberapa symbol bahan kimia yang ditetapkan oleh National Fire Protection Assosiation (NFPA 704), Hazardous Materials Identification System (HMIS), system dari European Union , Canada maupun United Nation (Gambar 4.1 - 4.4)
Gambar 4.1.
Symbol bahan kimia dari NFPA (kiri) dan symbol dari HMIS (kanan) (Laboratory and Chemical Safety Committee, 2012)
Gambar 4.2
Symbol bahan kimia dari Eropean Union. Dari kiri ke kanan : korosif; mudah terbakar; oksidatif; mudah meledak (atas): berbahaya; iritan; beracun; toksik bagi lingkungan
(bawah)(Laboratory and Chemical Safety Committee, 2012)
Gambar 4.3
Symbol bahan kimia dari pemerintah Canada. Dari kiri ke kanan, tabung gas dan aerosol; Mudah terbakar; oksidatif; sangat beracun (atas). Beracun; biohazard; korosif; reaktif
(Laboratory and Chemical Safety Committee, 2012)
Gambar 4.4
Simbol yang diusulkan oleh United Nations untuk dipakai secara global oleh seluruh perusahaan kimia. Dari kiri ke kanan : mudah terbakar; berbahaya; oksidatif; beracun terhadap lingkungan; korosif; tabung gas; mudah meledak; berbahaya bagi kesehatan
manusia; sangat beracun (Laboratory and Chemical Safety Committee, 2012) b. Lokasi Penyimpanan
Bahan kimia dikelompokkan berdasarkan kelasnya dan harus disimpan secara terpisah menurut kelasnya dan BUKAN BERDASARKAN ALFABET. Jika tempat menyimpannya terbatas, maka penyimpanan dapat dilakukan dengan cara memasukkan bahan-bahan kimia yang tergolong dalam satu kelas ke dalam satu tempat seperti plastik kontainer kemudian ditempatkan pada rak secara berhati-hati. Plastik kontainer kedua ini dapat menurunkan kemungkinan bahaya akibat kontak antara dua kelompok kimia yang berbeda (Laboratory and Chemical Safety Committee, 2012).
Gambar 4.5 menunjukkan kompatibilitas penyimpanan bahan kimia.
Gambar 4.5
Kompatibilitas penyimpanan bahan kimia. Bahan kimia kelompok tertentu tidak boleh disimpan ditempat yang sama dengan kelompok bahan kimia yang tidak kompatibel. (OHS
The University of Queensland, 2010). S1 : dipisahkan dengan jarak 3 m atau lebih dengan ventilasi yang baik. S2: Dipisahkan dengan jarak 5 m atau lebih; S3: dipisahkanjarak 3
m untukPGIII atau 5m untuk PG II. S4:Harus ditempatkan diruang terpisah. A dan B: umumnya kompatible tetapi harus dicek MSDS untuk memastikannya;C. harus dipisahkan
minimal 3 (lebih lanjut lihat http://education.qld.gov.au/health/pdfs/healthsafety/ guideline-managing-chemicals.pdf).
Aturan umum yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia adalah sebagai berikut:
1. Semua logam basa seperti sodium, potasium, kalsium dan lithium tidak boleh disimpan (incompatible) dengan karbondioksida, hidrokarbon terklorinasi maupun air
2. Halogen incompatible dengan amonia, asetilene maupun hdirokarbon
3. Asam asetat, hidrogen sulfica, anilin, hidrokarbon dan asam sulfat tidak boleh disimpan bersamaan denga agen-agen pengoksidasi seperti asam kromat, asam nitrit, peroksida maupun permanganat.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam menyimpan bahan kimia disamping kompatibiltas bahan satu dengan yang lain adalah beberapa bahan kimia dapat menyebabkan ledakan jika tercampur
seperti ether yang menguap membentuk kristal, asam perklorat yang mengering, maupun asam pikrat yang dapat meledak karena panas.
Dalam menyimpan bahan harus mengikuti aturan sesuai dengan label yang tertera pada kemasan bahan kimia tersebut.
a. Lemari pendingan. Beberapa bahan kimi seperti zat pengatur tumbuh tertentu membutuhkan lemari pendingn untuk penyimpanannnya. Kulkas dapat digunakan untuk menyim-pan bahan-bahan kimia tersebut, namun untuk bahan kimia yang mudah terbakar seperti isopentana tidak boleh disimpan dengan menggunakan kulkas, tetapi harus menggunakan lemari pendingin khusus karena kulkas tidak memiliki ventilasi sehingga sangat berbahaya untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar. Di pintu lemari pendingin yang digunakan untuk menyimpan bahan kimia tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan makanan (Gambar 4.6).
b. Lemari. Lemari terpisah atau lemari di bawah meja dapat digunakan untuk menyimpan bahan kimia. Namun tidak boleh menyimpan bahan kimia di dekat bak cuci karena akan mudah terkena air. Jika lamri yang dimiliki sangat terbatas, penyimpanan bahan kimia yang kurang kompatibel dapat dilakukan di satu lemari, namun harus dimasukkan ke dalam kotak plastik (kontainer) terlebih dahulu.
c. Lemari penyimpan bahan mudah terbakar. Lemari penyim-pan bahan ini harus didesain khusus dengan menam bahkan kipas ventilasi sehingga gas yang ditimbulkan oleh bahan ter sebut tidak terkumpul di dalam lemari. Namun bahan-bahan tersebut dapat disimpan disimpan di ruang terbuka di laboratorium dengan mengikuti ketentuan seperti pada Tabel 4.1.
d. Dessicator. Desiccator sangat penting digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat racun, reaktif terhadap air dan udara dan bahan yang menimbulkan bau. Dalam hal
bahan kimia yang bersifat reaktif, di dalam desiccator harus dimasukkan silica gel yang masih aktif, sedangkan kasus bahan yang menimbulkan bau, di dalam desiccator harus dimasukkan arang aktif untuk menyerap bau.
Tabel 4.1
Jenis bahan yang disimpan di ruang terbuka dan ketentuan maksimum untuk setiap bahan bagi setiap ruang laboratorium berukuran 50 m2 (OHS The University of
Queensland, 2010).
e. Bahan Toksik dan Carcinogen. Khusus bahan kimia berbahaya yang bersifat toksik dan karsinogen harus disimpan di lemari khusus yang terkunci (Gambar 4.7). Sebelum disimpan, bahan-bahan kimia tersebut harus dimasukkan ke dalam
kontainer kedua dan tertutup rapat dengan disertai tanda bahwa di dalam kontainer terdapat bahan kimia racun atau karsinogen. Untuk mengetahui apakah bahan kimia tersebut bersifat racun atau tidak maka dapat dilihat di label bahan tersebut atau dilihat di material safety data sheats (MSDS).
Gambar 4.7
Tanda yang harus tertera pada bahan yang bersifat racun atau karsinogen 3. Material Safety Data Sheats (MSDS) atau Lembar Data
Keselamatan Bahan
MSDS adalah data tentang komponen-komponen penting pada suatu produk bahan kimia. Data tersebut sangat penting bagi para pengguna bahan tersebut agar bisa bekerja secara aman (Gambar 4.8 - 4.9). Termasuk dalam data tersebut adalah data tentang ciri-ciri fisik, toksisitas, kesehatan, pertolongan pertama, cara menangani limbah, alat pelindung diri yang harus dikenakan dalam menangani bahan kimia tersebut, sertacara menangani tumpahan bahan kimia. MSDS dapat diperoleh secara bebas dengan mendowload dari internet. Cara termudah adalah dengan menggunakan www.google. com kemudian ketik MSDS dan nama bahan kimia yang akan dicari
informasinya.
Gambar 4.8.
Contoh MSDS bahan kimia 2,4-dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D), salah satu zat pengatur tumbuh auksin yang banyak digunakan di laboratorium.
Jika menginginkan informasi dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara ketik “lembar data keselamatan bahan” dan diikuti nama bahan kimia yang akan dicari kemudian pilih website yang akan dibaca. Beberapa produsen bahan kimia seperti MERCK juga menyediakan lembar data dalam bahasa Indonesia seperti tampak dalam contoh Gambar 14.
Gambar 4.9.