• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.7. Pengaturan Tata Letak Pabrik

3.7.2. Systematic Layout Planning

Prosedur yang telah diuraikan merupakan langkah-langkah yang umum dijumpai dalam proses perencanaanlayout fasilitas produksi, Berikut akan diperkenalkansuatu pendekatan sistematis dan terorganisir untuk perencanaan

layout yang telah dibuat oleh Muther (1973) yaitu "SYSTEMATIC LAYOUT

PLANNING (SLP)". Langkah SLP ini banyak diaplikasikanuntuk berbagai macam problem antara lain produksi,transportasi, pergudangan, supporting service, perakitan, (Wignjosoebroto, 2003:253).

aktivitas-aktivitas perkantoran dan lain-lain. Secara ringkas prosedur pelaksanaan SLP dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Data Masukan dan Aktivitas

1. Aliran Material 2. Activity

Relationship 4. Kebutuhan luas area 5. Luasan area tersedia 7. Perlindungan Modifikasi 8. Batasan Praktik 3. Relationship Diagram 6. Space Relationship Diagram 9. Perancangan Alternatif Tata Letak 10. Evaluasi Phase Analisis Phase Sintesis (Design Process) Phase Pemilihan Alternatif Sumber: Wignjosoebroto,2003:254

Gambar 3.3. Prosedur Pelaksanaan Systematic Layout Planning

Dari prosedur di atas kita melihat bahwasanya langkah awal harus dimulai dengan pengumpulan data yang dipakai untuk perencanaan

layoutberdasarkankegiatan produksi baik yang sedang berlangsung atau yang diramalkan. Setelah data yang dibutuhkanterkumpul maka suatu analisa aliran material yangdikombinasikan dengan analisa aktivitas (activity relationship) akan bisa dipakai untuk membuatperencanaan diagram hubungan aktivitas lationship

diagram). Dengan memperhatikankebutuhan-kebutuhan akan luasan area untuk fasilitasyang ada dan juga ketersediaan luasan areanya makalangkah selanjutnya yang bisa dibuat adalahmerencanakan "Space Relationship Diagram”. Berdasarkan space relationship diagram ini denganpertimbangan-pertimbangan modifikasi seperlunya danbatasan-batasan praktis yang harus ada maka suatu alternatif layout bisa segera dirancang dan dievaluasiseperlunya. SLP akan dimulai setelah problemdiformulasikan. Lima langkah pertama mulai darianalisa flow of materials sampai dengan penyesuaiandengan luasan area yang tersedia merupakanlangkah-langkah analisa terhadap problem yang telahdiformulasikan. Langkah keenam sampai dengankesembilan (pembuatan space relationship diagram - perencanaan alternatif layout) merupakan phase-phasepenelitian yang diperlukan untuk proses perencanaan alternatif layout. Phase pemilihan alternatif

layout yangingin diaplikasikan dalam hal ini akan dilaksanakandalam langkah yang kesepuluh. Berikut satu per satu dari masing-masing phases yang perludibuat di dalam perencanaan layout dengan prosedurSystematic Layout Planning (SLP)

1. Pengumpulan Data Masukan dan Aktivitas

Agar supaya plant layout analyst bisa bekerja secaraefektif maka ia harus bisa mengumpulkan data informasiyang berkaitan dengan aktivitas pabrik seperti designproduk, proses dan penjadwalan (schedule) kerja.

2. Analisa Aliran Material dan Aktivitas Operasional

Analis aliran material (flow of materials analysis)akan berkaitan dengan usaha-usaha pengukuran kuantitatifuntuk setiap gerakan perpindahan material

diantaradepartemen-departemen atau aktivitas-aktivitasoperasional, sedangkan analisa aktivitas operasional(activity analysis) terutama sesekali berkaitan denganfaktor-faktor yang bersifat non-quantitative (kualitatif)yang mempengaruhi lokasi di mana departemen atauaktivitas operasional tersebut akan diletakkan (aktivitasdianalisa berdasarkan derajat hubungan yang terjadi).

Berdasarkan informasi data awal yang diperoleh maka analisa layout akan dilakukan pertama kalinyadengan terlebih dahulu menganalisa aliran material, mesinmelayanidan peralatan kerja serta personil yang akanproses kerja tersebut. Karena layout pada kerjadirancang untuk pengaturan kelancaran aliran pembuatan produk, dari julai bahan baku (material)sampai menjadi produk akhir (finished good product),maka yang paling di dalam desain plant layout adalah berkaitan dengan analisa aliran materialnya.

3. Relationship Diagram

Apabila dalam analisa layout hubungan aktivitas (activity relationship) merupakanlebih yang pokok untuk lebih diperhatikan (yaitu ditinjaudari aspek kualitatifnya saja), maka ini kita bisa langsung membuat apa yang disebut denganActivity Relationship Diagram (ARC dan REL Diagram). Akan tetapi bilamana aliran material ternyata lebihdominan didalam penganalisaan (aspek kuantitatif makalebih baik bila kita membuat Flow Diagram. Akan tetapibilamana aliran material dan hubungan aktivitas keduanyamerupakan hal yang harus menjadi pertimbangan, makakombinasi antara keduanya harus dilakukan dan disinikita harus membuat REL Diagram

Setelah aliran material, hubungan antara masing-masing aktivitas dan diagram hubungan aktivitas selesaidianalisa dan dibuat, maka langkah selanjutnya dalamaktivitas SLP ini adalah mengevaluasi kebutuhan luasarea untuk pengaturan segala fasilitas pabrik yangdibutuhkan. Idealnya desain tata letak fasilitas kerja dibuatterlebih dahulu dan kemudian baru didirikan bangunanpabrik di sekeliling

layout yang telah dibuat tersebut.Bagaimanapun (dalam kenyataan praktis yang dijumpai) sering solusi dari dari layout yang dirancang akanterbentur dengan bentuk maupun luasan area yangtersedia. Hambatan atau batasan ini bisa berupa luas danbentuk bangunan pabrik baru untuk menggantikanbangunan yang lamadan lain-lain. Denganmemperhatikan alasan-alasan ini maka pertimbangan yangperlu dilakukan tidak saja menyangkut evaluasi kebutuhanluas area pabrik saja akan tetapi juga menyangkut luasandan bentuk area yang mampu disediakan. 5. Perancangan Layout

Setelah analisa mengenai aliran material yang dibuat;hubungan derajat aktivitas dari tiap-tiap departemendipertimbangkan, kebutuhan luasan area untuk masing-masing departemen serta maka alternatif layout segera bisa dibuat. Secara singkat, desain layout alternatif bisa dibuat dengan caramengkombinasikan pertimbangan-pertimbangankebutuhan luas area yang dibutuhkan dengan RELdiagram. Sesuai dengan prosedur dan langkah-langkahpendekatan Systematic Layout Planning (SLP), makakombinasi antara kebutuhan luasan dan REL diagramini dilaksanakan dalam bentuk Space Relationship Diagram. Dengan terlebih dahulu menganalisa luasan yangdibutuhkan dan memperhatikan REL Diagram makakombinasi keduanya dalam bentuk Space Relationship.

Langkah berikut adalah mendesain alternatif layout dengan memperhatikan

Space Relationship Diagramdan melakukan modifikasi seperlunya berdasarkan batasan-batasan dan pertimbangan-pertimbangan khususlainnya. Desain layout ini secara umum dapat ditunjukkandalam bentuk suatu Block Plan. Di sini Block Plan

akanmerupakan diagram blok dengan skala tertentu yangmempresentasikan bangunan dan normalnya jugamenunjuk kan lokasi dari dinding-dinding penyekat yangmemisahkan blok satu dengan blok lainnya, termasukpula lokasi dari kolom tiang penyangga atas gedung.Lokasi detail dari mesin, peralatan dan fasilitas- fasilitaskerja lainnya biasanya tidak tercantum dalam blok planini.

Berdasarkan block plan ini kemudian bisadirancang detail layout yang sesuai. Analisa detaillayout, prosedur dan langkah-langkah yang diambilsama dengan prosedur yang dilakukan untuk mendesainlayout secara menyeluruh (overalllayout). Detaillayout pada dasarnya adalah mengatur mesin ataufasilitas kerja yang berada dimasing-masing blok yangada, sedangkan overall layout

adalah mengatur letakblok (dalam hal ini blok akan merupakan suatudepartemen) terhadap blok lain. Didalam detail lay-out kita akan berkepentingan dengan analisa aliranmaterial dan hubungan di antara blok dengan blok lainnya.

Di dalam mendesain layout (baik untuk overall maupun detail layout) harus diingat pertimbangan-pertimbangan kemungkinan terjadinya ekspansi di masadepan ataupun adanya perubahan-perubahan yang bisaterjadi. Satu hal yang penting layout haruslah cukupfleksibel untuk menghadapi perubahan didalam desainproduk, desain proses maupun desain penjadwalanproduksi.

Overall ataupun detail layout haruslah dirancangdengan mengingat problem material handling. Pemilihanmetode dan peralatan material handling merupakanaktivitas yang integral dengan rancangan layout. Lay-out yang secara fungsional efektif adalah layout yangdidalam aplikasinya juga menyebabkan aktivitas material handlingnya bisa berlangsung secara efisienSelanjutnya untuk merepresentasikan rancangan layoutyang dibuat bisa dalam bentuk Gambar atau sketsa; Two dimensional iconic models (template); Three-dimensional iconic models.

BAB IV

Dokumen terkait