• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

1. Lingkungan (semua tahapan)

Fisik :

ƒForeign bodies (tikus, serangga, burung) Kimia :

-

Mikrobiologi : -

Lingkungan pabrik yang tidak bersih M M S SSOP dan melakukan proses pengendalian dan

pemberantasan hama secara teratur dan hati-hati.

2. Peralatan dan Mesin Fisik : - Kimia : ƒKontaminasi logam ƒKontaminasi minyak mineral (pelumas dan hidrolik)

Mikrobiologi : -

Bahan dari peralatan yang telah korosi sehingga memungkinkan untuk teroksidasi.

Bahan yang digunakan untuk perawatan alat dan mesin yang menggunakan minyak mineral non food grade.

M M M M S S

Pemeliharaan dan perawatan peralatan/mesin secara berkala dan peralatan yang digunakan sebaiknya terbuat dari bahan stainless steel atau epoksi. Prosedur dikontrol dengan SOP dan sebaiknya menggunakan minyak mineral yang food grade, bisa terbuat dari minyak sawit.

3. Karyawan/ Pekerja

Fisik :

ƒRambut, kuku, mur, paku, pasir, tanah, puntung rokok Kimia : - Mikrobiologi : ƒKontaminasi penyakit menular

Kontaminasi pekerja yang tidak memperhatikan kebersihan pada waktu bekerja

Pekerja yang sedang sakit

L L M M TS TS

Pelatihan pekerja dan perlunya inspeksi pekerja pada saat bekerja.

Lampiran 15. Lanjutan Tabel Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

4. Penerimaan bahan baku dan sortasi TBS

Fisik :

ƒTanah, pasir, potongan daun, serangga, dan kotoran lain ƒBuah mentah ƒBuah restan Kimia : ƒKontaminasi logam (Pb dan Cd) ƒALB tinggi ƒResidu pestisida Mikrobiologi : -

Penanganan pemasok TBS yang tidak bersih pada saat panen di kebun.

Buah yang terlalu cepat dipanen. Buah yang menginap di kebun.

Dari tanah yang terbawa pada saat pemanenan

Buah yang memar/luka pada saat pengisian buah di tempat pemungutan, penurunan buah di TPH, pengisian buah ke alat transpor pembawa buah ke pabrik, penurunan buah akan membawa lebih banyak tanah dan kotoran yang membantu mempercepat kenaikan ALB oleh karena kontaminasi mikroorganisme, sekaligus menjadi sumber kontaminasi logam, diantaranya besi, yang menjadi pro- oksidan proses hidrolisis minyak. Penggunaan pestisida dalam penanggulangan hama tanaman.

M L M L M L M M M H M H S TS S S S S

Perlu inspeksi dan pembinaan ke pemasok, dimana pengutipan TBS dan brondolan tidak diperkenankan memakai sekop atau sapu.

TPH disemen atau dialasi plastik.

Sortasi dan tolak jika tidak memenuhi kriteria matang panen.

Pelatihan pemasok mengenai rotasi panen, terutama pada panen puncak.

Analisis laboratorium dengan memperhatikan sampling yang dilakukan.

ƒ Meminimalisasi kerusakan buah dengan tata cara panen dan pengangkutan yang baik.

ƒ Tidak menerima buah restan, oleh karena itu perlu inspeksi dan pembinaan ke pemasok, dimana : buah yang dipanen tidak boleh dibiarkan menginap di TPH, kondisi jalan menuju pabrik harus baik terutama pada musim hujan, jumlah alat angkut harus mencukupi sehingga buah tidak mengantri terutama pada masa panen puncak.

Analisis laboratorium dan pelatihan ke pemasok mengenai pemakaian bahan agrokimia.

Lampiran 15. Lanjutan Tabel Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

5. Penyimpanan bahan baku di loading ramp

Fisik :

ƒTanah, pasir, puntung rokok

Kimia :

ƒALB meningkat

Mikrobiologi : -

Loading ramp yang tidak bersih dan

pekerja yang tidak menjaga kebersihan.

ƒStagnasi di pabrik sehingga buah mengantri untuk diolah.

ƒBuah yang menginap dan menumpuk di

loading ramp. L L l M M M TS TS TS

ƒ Buah yang telah disortasi sebaiknya langsung ditaruh dalam bays, sehingga tidak perlu ditaruh di loading ramp.

ƒ Brondolan yang jatuh di loading ramp tidak boleh dikumpulkan dengan skop atau sapu, sehingga tanah, pasir dan kotoran lain terikut.

ƒ Tidak diperkenankan merokok selama bekerja dan selalu menjaga kebersihan loading ramp.

ƒ Penyimpanan buah di loading ramp tidak lebih dari 2 hari dari masa panen, dan buah yang akan diolah mengikuti sistem FIFO.

ƒ Penanganan buah di loading ramp sesuai dengan SOP dan minimalisasi kerusakan buah.

6. Perebusan Fisik :

ƒSterilizer meledak

ƒJatuhnya lori buah pada saat diangkat ke

thresher.

ƒGangguan kesehatan operator hoisting crane. Kimia :

ƒPenurunan nilai DOBI

ƒKontaminasi minyak pelumas

Tekanan uap yang terlalu tinggi. Alat hoisting crane yang lepas, karena kondisi yang tidak baik (aus).

Uap panas yang berupa asap yang berasal dari ketel rebusan.

Waktu perebusan yang lama.

Lori yang menggunakan pelumas non food grade. L L M L M H H M M M S S S TS S

Alat ini sebaiknya tidak digunakan manual dan selalu dikontrol suhu dan tekanan yang diberikan. Perawatan dan pemeriksaan alat harus dilakukan secara benar dan teratur sesuai prosedur yang ada. Menempatkan posisi operator agak jauh dari sterilizer, yakni dekat thesher dan mengontrol melalui panel.

Kontrol dengan SOP proses sterilisasi.

Menggunakan pelumas food grade yang terbuat dari minyak sawit dan tidak diperkenankan mengutip minyak dari bawah lori dalam sterilisasi untuk dicampur dengan CPO.

Lampiran 15. Lanjutan Tabel Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

ƒPAH (Polyaromatic

hydrocarbon)

Mikrobiologi :

ƒKontaminasi mikroba

Asap hasil pembakaran di pabrik.

Air yang digunakan untuk perebusan.

M L M M S TS

Corong asap hasil pembakaran tidak terlalu dekat dan tidak mengarah ke stasiun klarifikasi dan inti sawit.

Uji air sebelum digunakan.

7. Penebahan Fisik : - Kimia : - Mikrobiologi : - 8. Pengadukan Fisik : - Kimia : ƒKontaminasi logam

ƒPenurunan nilai DOBI Mikrobiologi : -

Pisau pengaduk mengalami korosi oleh asam.

Pemanasan dan lama pengadukan yang berlebihan. L L M M TS TS

Pisau pengaduk sebaiknya terbuat dari mangan silikon.

Kontrol dengan SOP dan menghindari pemberian uap langsung pada bejana digester.

9. Pengepressan Fisik :

ƒKadar kotoran meningkat. Kimia :

ƒPenurunan nilai DOBI

Mikrobiologi :

ƒKontaminasi mikroba

Cangkang dari inti sawit yang pecah.

Pemberian steam langsung ke dalam screw press apabila suhu air dalam hot water tank tidak tercapai.

Air yang digunakan untuk pengepressan.

L L L M M M TS TS TS

Perawatan alat pengempaan dengan SSOP.

Melakukan pengawasan terhadap pemanasan air dalam hot water tank.

Lampiran 15. Lanjutan Tabel Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

10.Pemurnian Fisik :

ƒKandungan NOS (non oil solid) berupa bahan organik dan non organik (Fe,Cu)

Kimia :

ƒKadar air tinggi

ƒPenurunan nilai DOBI dan PV yang meningkat.

ƒPAH (Polyaromatic

hydrocarbon)

Mikrobiologi :

ƒKontaminasi mikroba

Bahan yang terbawa dari proses sebelumnya, baik dari alat yang korosi, dan buah yang dikempa.

Suhu dan lama pemanasan yang tidak tercapai.

Proses oksidasi karena pemanasan yang berlebihan dan waktu yang lama, terdapat prooksidan (Fe, Cu), dan minyak kontak dengan udara karena adanya kebocoran. Adanya alat, pipa dan tangki yang bocor sehingga memungkinkan kontak dengan udara yang berasal dari asap pembakaran. Air yang digunakan untuk pengepressan.

M L L L L M M M M M S TS TS TS TS

Proses pemurnian harus segera dilakukan agar tidak terjadi reaksi hidrolisis dan oksidasi.

Kontrol dengan SOP proses pemurnian minyak.

ƒKontrol SOP proses pemurnian minyak.

ƒPengawasan dan perawatan terhadap alat dan mesin agar dipastikan tidak ada yang bocor.

Perawatan alat, pipa dan tangki secara berkala sesuai SSOP.

Uji mutu air sebelum digunakan.

11.Penyimpanan Fisik :

- Kimia :

ƒKontaminasi logam ƒStorage tank memiliki bagian-bagian yang terbuat dari bahan yang dapat menjadi prooksidan dan suhu yang tidak efektif.

ƒProses pembersihan tangki yang salah/lalai, sehingga ada logam yang tinggal.

ƒReaksi hidrolisis yang diakibatkan tangki penyimpanan tidak bersih dan kering pada saat pembersihan tangki.

L L L M M M TS TS TS

ƒBahan dasar tangki penyimpan harus terbuat dari

stainless steel atau baja dengan lapisan epoksi yang inert dan pemakaiannya hkusus untuk CPO.

ƒBagian-bagian tangki, seperti pipa, kran, koil pemanas, pompa tidak boleh terbuat dari tembaga.

ƒTangki memiliki alat sensor suhu automatik. Pembersihan tangki secara berkala sesuai dengan SOP perawatan dan pembersihan tangki penyimpanan.

Perlu pemeriksaan yang teliti sehingga dipastikan tangki benar-benar bersih dan kering.

Lampiran 15. Lanjutan Tabel Identifikasi Bahaya dan Penetapan Resiko di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)

PRINSIP 1

Tahap Bahaya Sumber Bahaya Risk Sev. Sign. Tindakan Pencegahan

ƒPeningkatan kadar ALB dan nilai PV

Pipa pemanas mengalami kebocoran, sehingga terjadi reaksi oksidasi karena minyak kontak dengan udara.

L M TS Pipa pemanas diperiksa bersamaan dengan masa

pencucian tangki timbun dengan melakukan uji

hydrotest. 12.Distribusi dan transportasi Fisik : - Kimia : ƒKontaminasi logam

ƒPeningkatan kadar ALB dan nilai PV

ƒTangki transportasi memiliki bagian- bagian yang terbuat dari bahan yang dapat menjadi prooksidan dan suhu yang tidak efektif.

ƒProses pembersihan tangki yang salah/lalai, sehingga ada logam yang tinggal.

ƒReaksi hidrolisis yang diakibatkan tangki transportasi tidak bersih dan kering pada saat pembersihan tangki.

ƒPipa pemanas mengalami kebocoran, sehingga terjadi reaksi oksidasi karena minyak kontak dengan udara.

ƒProses pemuatan dan CPO dari tangki timbun ke tangki transportasi yang lalai sehingga memungkinkan kontak dengan udara. L M M L M M M M M M TS S S TS S

ƒBahan dasar tangki transportasi harus terbuat dari stainless steel atau baja dengan lapisan epoksi yang inert dan pemakaiannya hkusus untuk CPO.

ƒBagian-bagian tangki, seperti pipa, kran, koil pemanas, pompa tidak boleh terbuat dari tembaga.

ƒTangki memiliki alat sensor suhu automatik. Pencucian tangki secara berkala sesuai dengan SOP perawatan dan pembersihan tangki transportasi.

Perlu pemeriksaan yang teliti sebelum pengangkutan CPO sehingga dipastikan tangki tansportasi benar-benar bersih dan kering. Pemeriksaan tangki sebelum pengangkutan CPO.

Kontrol dengan SOP pemuatan CPO untuk distribusi.

Lampiran 16. Tabel Penetapan Titik Kendali Kritis (Critical control point/CCP) di PKS Rambutan, PTP. Nusantara III (Persero)