• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.3 Tabel Perbandingan Pengukuran Aset Tetap

Adapun tabel perbandingan pengukuran aset tetap antara teori dalam PSAK dan penerapannya di PT Nasmoco Semarang.

Tabel 4.4

Perbandingan Pengukuran Aset Tetap PT Nasmoco Semarang dengan PSAK No.16

PSAK No.16 PT Nasmoco Semarang Differensial

Biaya perolehan aset tetap meliputi:

1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon

pembelian dan

potongan-potongan lain. 2. Biaya-biaya yang dapat

di atribusikan secara

langsung untuk

membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. 3. Estimasi awal biaya

pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

harga perolehan yang meliputi

1. harga beli aset tetap

termasuk pajak

pembelian dan diskon atau potongan

2. biaya atau

penambahannya sampai aset siap digunakan dalam kegiatan

oprasional perusahaan

Telah sesuai adanya pajak pembelian yang dimasukan pada harga beli dan diskon pembelian, beberapa aset tetap belum membutuhkan adanya estimasi awal biaya pembongkaran aset

Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter, biaya perolehannya diukur pada nilai wajar

Belum terdapat aset tetap yang diperoleh dengan cara pertukaran, baik aset

nonmoneter maupun

kombinasi aset nonmoneter dan moneter.

Pada saat peneliti melakukan

penelitian, belum terdapat pertukaran

aset dalam

perusahaan.

Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana perolehan

Sama dengan cara perolehan aset tetap dengan pembelian, aset tetap yang dibangun sendiri akan dicatat sebesar harga perolehannya yang

Telah sesuai namun

adanya jasa

kontraktor dalam membangun aset tetap perusahaan

aset dengan pembelian meliputi biaya pembangunannya serta terdapat biaya-biaya seperti biaya asuransi tenaga kerja. Pembangunan aset tetap

dilakukan dengan

menggunakan jasa kontraktor

mengakibatkan informasi jenis-jenis biaya belum dapat dipastikan sesuai dengan teori akuntansi.

Pada model biaya setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Pada model biaya, Pencatatan aset tetap didasarkan atas harga perolehan dan dikurangi akumulasi penyusutan

Telah sesuai namun belum terdapat akumulasi rugi penurunan nilai karena belum pernah terjadi di dalam perusahaan.

Pada model revaluasi setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi

Perusahaan belum pernah melakukan revaluasi untuk setiap jenis aset sehingga perusahaan tidak menetapkan kebijakan untuk model revaluasi.

Perusahaan belum membutuhkan

adanya revaluasi untuk aset tetapnya.

Entitas tidak boleh mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui dalam laba rugi saat terjadinya.

Perusahaan tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari sebagai bagian dari aset tetap dan biaya ini akan langsung diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.

Telah sesuai, biaya perawatan tidak diakui sebagai aset oleh perusahaan

Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaatnya dimana yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, peningkatan standar kinerja atau mutu produksi harus ditambah pada jumlah tercatat pada aset bersangkutan.

Pengeluaran untuk

pemeliharaan dan perbaikan aset tetap yang dapat menambah masa manfaat dan memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset tetap maka akan ditambah pada jumlah tercatat pada aset bersangkutan.

Telah sesuai, biaya

yang dapat

menambah masa manfaat akan diakui sebagai aset.

4.2.3 Penyusutan Aset Tetap PT Nasmoco Semarang dengan PSAK No.16 A.1 Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK No.16

Menurut PSAK No.16, penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. PSAK No.16 mensyaratkan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan yang signifikan terhadap total biaya seluruh aset dan yang masa manfaat atau pola penggunaannya berbeda disusutkan secara terpisah. Pada beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali beban tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat aset lainnya.

Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan dengan mempertimbangkan estimasi umur manfaat, jumlah yang dapat disusutkan dan metode alokasi. Jumlah yang dapat disusutkan didefinisikan sebagai biaya perolehan aset dikurangi dengan nilai residunya. Untuk umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.

PSAK No.16 menyatakan bahwa metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset

oleh entitas. Berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang disusutkan secara sistematis dari suatu aset selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain metode garis lurus (straight line method), metode saldo menurun (diminishing balance method), dan metode jumlah unit (sum of the unit method).

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:

1. Disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan. 2. Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah

eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan.

Jumlah penyesuaian yang timbul dari penyajian kembali atau eliminasi akumulasi penyusutan membentuk bagian dari kenaikan atau penurunan dalam jumlah tercatat.

Dokumen terkait