Diukur
Pemahaman Awal Proses Belajar Perkembangan Pemahaman
Memahami (menjelaskan) Menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas
Responden E keliru menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas Responden F tidak
menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas
Mengaitkan soal (peristiwa hukum Boyle) dengan praktikum yang akan dilakukan
Setelah proses pengenalan simulasi, saat memulai percobaan hukum Boyle, terjadi percakapan antara peneliti, responden E dan F sebagai berikut:
P: “Nah selanjutnya, kan mbak udah bilang kalau kita akan melakukan percobaan hukum? Hukum apa tadi, Boyle” E: “Boyle” {menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Coba dibaca dulu tujuannya apa?”
E:“Menyelidiki bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap”
P:“Menyelidiki bagaimana pengaruh volume terhadap tekanan pada suhu tetap. Itu kejadian pada soal nomor berapa?” E:“Menyelidiki bagaimana pengaruh volume terhadap
tekanan pada suhu tetap. Itu nomor 1”
F: “1” {menjawab bersamaan dengan responden E}
P: “Nah itu yang akan kalian selidiki supaya kalian mengerti.
Dasar teorinya coba dibaca-baca dulu” {menunggu responden membaca beberapa saat} .
Proses ini membuat responden mulai berpikir bahwa
praktikum yang akan
dilakukan membantu mereka memahami soal peristiwa hukum Boyle (gerakan piston)
92 Mengetahui bagaimana keadaan ruang tertutup yang berisi
gas dengan suhu dijaga konstan
Setelah responden mengikuti petunjuk pada LKS untuk mengatur simulasi, kemudian simulasi dijalankan. Berikut tampilannya:
Gambar 4.17 Tampilan simulasi setelah dijalankan
Setelah simulasi dijalankan, peneliti menjelaskan keadaan tampilan tersebut sebagai berikut:
P: “Inilah keadaannya, ruangan tertutup berisi gas dengan temperaturenya konstan.
Responden E dan F menjadi memahami bagaimana keadaan ruang tertutup yang berisi gas dengan suhu dijaga
93 Memahami bahwa mengatur besar kecilnya ruangan (pada
soal :menggerakkan piston ke atas atau ke bawah) sama hal nya mengubah volume ruang.
Ketika responden telah menjalankan simulasi seperti pada gambar 4.16, kemudian terjadi percakapan antara peneliti, respondenden E dan F sebagai berikut:
P: “Kemudian selanjutnya apa?”
F: “Atur volume ruangan dengan menggerakkan kursor hingga panjang ruangan menjadi 3 nm” {mengoperasikan simulasi} Berikut tampilan simulasi setelah responden mengubah besar ruangan:
Gambar 4.18 Tampilan simulasi setelah panjang ruangan dikecilkan hingga 3 nm
P:“Catat data suhu, jumlah partikel, volume ruangan dan
tekanan ke dalam tabel 1. Coba kalian lihat lembar berikutnya {membuka lembar LKS bagian data dan hasil percobaan}. Itu yang kalian isi, diisi satu saja LKS nya nanti
Responden E awalnya keliru menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas, sedangkan responden F tidak memberi penjelasan. Proses ini membuat responden E dan F menjadi memahami bahwa mengatur besar kecilnya ruangan sama halnya mengubah volume ruang (pada soal yaitu menggerakkan piston ke atas atau ke bawah).
94
kalian olah datanyakan Cuma satu aja. Ayo untuk data pertama tadi, suhunya berapa?”
F:“300”
P:“Nah ditulis. Tadi jumlah partikelnya?” E:“300”
P:“Kemudian volume ruangan? Nah disini dilihat ada catatan
Volume ruangan = panjang ruangan x tinggi ruangan. Inikan selama percobaan {menunjuk tinggi ruangan pada simuasi} tinggi ruangannya tetap di berapa ini? 5,30” E & F: “5,30”{menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Nah ininya yang akan kita variasikan volumenya. Ininya
berapa? {Menunjuk pada bagian panjang ruangan}” E: “3” {merujuk pada panjang ruangan}
{Peneliti mengambilkan responden kalkulator untuk menghitung}
P:“Berarti volumenya?”
E:“3 x? ini nano mbak?” {mengacu pada satuan panjang yang digunakan}
P:“Iya”
{Responden E menghitung volume ruangan} Berikut data yang dicatat oleh responden:
95 Mengaplikasikan
(mengimplementasikan) Menjelaskan arti
gerakan piston terhadap volume gas dan
akibatnya terhadap tekanan gas
Responden E keliru menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas dan akibatnya terhadap tekanan gas Responden F tidak
menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas dan akibatnya terhadap tekanan gas
Memahami bahwa memperbesar ruangan (volume) mengakibatkan tekanan semakin mengecil
Selanjutnya, peneliti membimbing responden dalam peroses pengambilan data sebagai berikut:
P:“Nah kemudian petunjuk nomor 6. Dibaca petunjuk nomor 6”
F:“variasikan volume ruangan dengan menambah panjang ruang sebesar 0,5 nm dari data sebelumnya dan catat pula tekanan yang dihasilkan hingga memperoleh 10 data percobaan serta catat pada tabel 1”
E:“Berarti ditambahin”
P:“Berarti ditarik sebesar 0,5” {menunjuk pada bagian panjang simulasi untuk memperpanjang bagian tersebut} {Responden E mengoperasikan simulasi}
Berikut tampilan simulasi setelah responden E mengatur besar ruangan dengan menambah panjang ruang sebesar 0,5 nm dari data sebelumnya:
Gambar 4.20 Tampilan simulasi setelah panjang ruang dibesarkan 0,5 nm dari data sebelumnya
Responden E awalnya keliru menjelaskan arti gerakan piston terhadap volume gas dan akibatnya terhadap tekanan gas. Sedangkan responden F tidak memberi penjelasan. Setelah proses pengamatan dan
memperoleh data 1 dan 2 menjadi memahami bahwa memperbesar ruangan (volume) membuat tekanan semakin mengecil
(berdasarkan data no 1 dan 2)
96 Berikut data yang dicatat oleh responden:
Gambar 4.21 Data yang ditulis oleh responden (data 2)
Mengetahui bahwa merubah volume (memperbesar ruangan) membuat tekanan semakin kecil (partikel gas bergerak semakin lambat)
Ketika proses pengamatan berlangsung terjadi percakapan antara peneliti dan responden sebagai berikut:
P:“Setiap kalian mengambil data coba perhatikan juga gerak
partikelnya, semakin seperti apa?”
F:“Semakin cepat” E:“Semakin agak lambat”
P:“Semakin agak lambat karena apa tadi?volumenya kan
kita?” E:“Tambah”
P: “Nah karena volumenya kita perbesar mengakibatkan gerak
partikelnya semakin lambat, gerak partikel yang lambat ini menandakan tekanannya semakin kecil.
Diskusi ini membuat
responden E dan F memahami bahwa ketika volume semakin membesar maka gerak partikel akan semakin lambat yang menandakan tekanan semakin kecil.
97 Menganalisis
(mengorganisasi) Menyimpulkan
hubungan antara volume dan tekanan berdasarkan peristiwa yang terjadi
Respondan E dan F menyimpulkan berdasarkan
hapalan/rumus saja.
Dapat membuat grafik hubungan tekanan terhadap volume serta mengetahui (grafik ekspondensial dan linier)
Berikut data keseluruhan percobaan hukum Boyle yang diperoleh oleh responden:
Gambar 4.22 Data keseluruhan percobaan hukum Boyle
Setelah memasukkan data praktikum ke dalam grafik kemudian peneliti membimbing responden untuk menentukan grafik tersebut eksponensial atau linier. Agar dapat menentukan grafik yang terbentuk maka peneliti menjelaskan bagaimana grafik yang eksponensial dan linier sebagai berikut:
P: “Nah itukan kalian sudah selesai membuat titik-titik datanya, kemudian baca soal diskusinya coba?coba
dibacain apa itu?”
E: “Grafik 1 menunjukkan hubungan yang eksponensial atau linier? Jelaskan!”
P: “Sebelumnya kalian tahu ngaak grafik yang eksponensial itu
gimana?
Proses ini membuat responden E dan F mengetahui bagaimana grafik yang menunjukkan hubungan ekspondensial dan linier
98 {Responden E menggelengkan kepala sementara responden
F diam dan terlihat kebingungan} P:“Yang linier?”
F: “yang...” {Responden F menghentikan jawabannya kembali terlihat kebingungan}
P: {Mengambil contoh grafik}“Nah jadi inikan ada 4 grafik” {menunjukkan contoh grafik yang linier dan eksponensial kepada responden} coba kalian perhatikan dulu
E: “Ini linier” {menunjuk contoh grafik linier} P: “Iya, {melanjutkan kembali penjelasan} grafik yang
dikatakan eksponensial bila titik-titik datanya dihubungkan, kita mengambil garis yang terbaik, dibilang garis terbaik itu apa, berarti menyentuh titik-titik data {menunjuk contoh grafik eksponensial} walaupun tidak tepat ia akan membentuk garis melengkung”
E:“Lengkung” {Menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “ini ada dua, coba kalian perhatikan {menunujukkan dua
grafik eksponensial yang menunjukkan hubungan yang sebanding dan berbanding terbalik} ada yang melengkung ke
atas” {menunjuk grafik eksponensial yang menunjukkan hubungan sebanding}
E & F:“Atas”{menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Ada yang kebawah” {menunjuk grafik eksponensial yang
menunjukkan hubungan berbanding terbalik}
E & F: “Kebawah” {kembali menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Yang melengkung ke atas ini coba dilihat {menunjuk dan menjelaskan grafik eksponensial sebanding kepada
responden} ketika x nya 5 y nya kira-kira 1. Ketika xnya 10 y
nya 2”
99 P: “Berarti itu hubungan yang? Ketika x nya membesar y nya
juga membesar, itu disebut seban...sebanding...”
E & F: “Sebanding” {menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Jadi grafik yang gambar ini {menunjukkembali contoh
grafik eksponensial sebanding}berarti grafik eksponensial
yang menunjukkan hubungan yang sebanding”
E & F: “Sebanding” {menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Ketika x nya membesar y nya juga membesar”
E & F: “Membesar” {kembali menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Kalau sekarang yang ini {menunjuk grafik eksponensial yang berbanding terbalik} coba kalian perhatikan. Titik data
nomor 1” E:“10 sama 5”
P: “Coba dilihat, ini kan x nya 5 {menunjuk titik data pertama pada gfafik eksponensial berbanding terbalik}”
E: “5” {menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Y nya 10” {kembali menunjuk titik data pertama pada gfafik eksponensial berbanding terbalik}
E: “10”
P: “Tapi ketika x nya 10 y nya jadi 6 {menunjuk titik data kedua pada grafik eksponensial berbanding terbalik} berarti
dia?”
E: “Berbanding terbalik”
P: “Nah, ketika x nya membesar y nya malah menurun” E: “menurun” {menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Itu disebut berbanding terbalik”
E: “Itu disebut berbanding terbalik”{menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “jadi grafik yang satu ini {menunjuk grafik eksponnensial sebanding} eksponensial yang hubungannya sebanding”
100 E:“Sebanding”{menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: {menunjuk grafik eksponensial berbanding terbalik} “Kemudian yang kedua, grafik eksponensial yang hubungannya berbanding terbalik”
E & F: “Berbanding terbalik”{menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Sekarang yang ini {menunjuk grafik yang linier} ini yang
linier”
E & F: “Linier”{menjawab bersamaan dengan peneliti} P: “Kalian lihat grafik linier itu berarti gimana? {menunjukkan
grafik linier} ketika?” E: “Garisnya lurus”
P: “Ketika titik-titik datanya dihubungkan membentuk garis
lurus”
E: “Membentuk garis lurus” {menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Baik itu hubungan yang?”
E & F:“Sebanding dan berbanding terbalik”
P: “Kalau yang diatas ini sebanding atau berbanding terbalik?” {menunjuk grafik linier yang sebanding} E & F: “Sebanding” {saling memandangi satu sama lain} P: “Kenapa sebanding?”
E: “Kalaau x nya tinggi y nya juga tinggi”
P: “kalau yang ini malah gimana?” {menunjuk grafik linier berbanding terbalik}
E: “Kebalik, kalau x nya tinggi y nya turun”
P: “Sekarang grafik kalian tadi dibikin garis yang terbaik, coba
dihubungkan titik-titik datanya”
{Responden F mulai menghubungkan titik-titk data membentuk grafik eksponensial}
101
Gambar 4.23 Grafik hubungan antara tekanan terhadap volume
Dapat menyimpulkan hubungan antara volume dan tekanan pada keadaan suhu tetap
Setelah membuat grafik hubungan antara tekanan terhadap suhu. Selanjutnya menjawab pertanyaan diskusi. Berikut preoses menjawab pertanyaan diskusi yang berlangsung F: {Setelah responden F selesai menghubungkan titik-titik data
pada grafik} “Nah sekarang kalian lihat grafik kalian, kalau gitu {menunjuk grafik} nunjukin hubungan apa?”
E: “Eksponensial....grafik eksponensial”
F: “Eksponensial” {menjawab bersamaan dengan responden E
dengan suara kecil}
P: “Nah jelaskan kenapa eksponensial? Coba nomor 1 di jawab”
E: “Karena menghubungkan titik-titik...”
Peneliti membimbing responden membuat grafik hubungan antara tekanan terhadap volume sehingga responden dapat membuat grafik hubungan antara tekanan terhadap volume
Setelah proses penjelasan mengenai grafik yang eksponensial dan linier maka responden E dan F dapat menentukan bahwa grafik hubungan antara tekanan terhadap volume yang mereka buat menyatakan hubungan yang eksponensial
102 F: “Karena melengkung”
F: “Karena menghubungkan titik-titik yang menghasilkan garis
melengkung”
P: “Karena ketika titik-titik datanya dihubungkan membentuk
garis yang melengkung” {peneliti melengkapi jawaban dari responden}. Tulis dulu jawabannya!
{responden F menulis jawaban soal diskusi hukum Boyle nomor 1 di LKS, responden E membantu responden F} P:“Nah sekarang nomor 2, coba dibacakan apa nomor 2 soal
diskusinya?”
F:“Berdasarkan grafik 1, ketika volume semakin membesar
bagaimana dengan tekanannya?”
E:“Menurun...semakin turun....semakin mengecil”
P: “Ha..a semakin mengecil, coba dilihat lagi bener ga semakin mengecil?” {kembali meminta responden untuk melihat lagi grafik hasil percobaan yang mereka buat untuk memastikan jawaban soal nomor 2}
E: “Iya bener”
{Responden F kembali menuliskan jawaban soal diskusi nomor 2}
F:“Sekarang nomor 3?”
E: “Berbanding terbalik” {langsung menjawab soal diskusi nomor 3}
F:“Jika demikian bagaimana hubungan antara volume dan tekanan pada keadaan suhu tetap”{kembali membacakan pertanyaan diskusi percobaan hukum Boyle nomor 3} E: “Berbanding terbalik” {kembali menjawab soal diskusi
nomor 3}
{Responden F kembali menuliskan jawaban}
P:“Nomor 4 tuliskan hubungan antara volume dan tekanan hingga memperoleh persamaan hukum Boyle. Berarti tadi?”
Awalnya responden E dan F menyimpulkan hubungan antara volume dan tekanan pda keadaan suhu tetap berdasarkan hapalan/rumus saja, setelah proses
menjawab pertanyaan diskusi responden E dan F dapat menyimpulkan hubungan antara volume dan tekanan pada keadaan suhu tetap serta bagaimana peristiwa tersebut terjadi.
103 {Peneliti membimbing responden untuk menuliskan
jawaban} E: “p ≈ ”
{Responden E menuliskan jawaban membantu responden F karena terlihat responden F kelihatan bingung}
P:“Berarti kalau keadaan setimbang ada dua keadaan berarti gimana?” {mengarahkan responden untuk menjawab soal diskusi hukum boyle nomor 5}
{Responden E dan F kembali bersama menuliskan jawaban soal diskusi hukum Boyle nomor 5} Sekarang buat
kesimpulan!
E: “Kesimpulannya, hubungan antara tekanan dan volume pada keadaan suhu tetap yaitu berbanding terbalik” {Responden F menulis kesimpulan yang dikatakan responden E}
104
Tabel 4.24 Proses perkembangan pemahaman kelompok kedua (hukum Gay Lussac)
Kategori Kognitif yang Diukur
Pemahaman Awal Proses Belajar Perkembangan Pemahaman
Memahami (menjelaskan) Menjelaskan arti kenaikan suhu terhadap tekanan gas
Responden E dan F tidak menjelaskan arti kenaikan suhu
terhadap tekanan gas
Memahami kaitan antara kenaikan suhu yang menyebabkan tekanan meningkat (terkait gerak molekul)
Ketika responden E dan F dalam proses pengamatan dan pengambilan data, terjdadi percakapan sebagai berikut:
P: “Coba perhatikan gerak molekulnya gimana?”
{kembali responden F menaikkan suhu 20 K dari data sebelumnya}
F: “Semakin cepet mbak gerak molekulnya. 2 tekanannya”
E: “Iya mbak, tambah cepet. Ehhh 2 rupanya”
{kembali responden E menaikkan suhu 20 K dari data sebelumnya, responden F menulis tekanan yang dihasilkan} P: “Nah gerak molekul yang semakin cepat itu menandakan
bahwa tekanan yang semakin besar”
Responden E dan F awalnya tidak menjelaskan arti kenaikan suhu terhadap tekanan gas. Proses ini membuat responden E dan F memahami ketika suhu meningkat menyebabkan gerak molekul semakin cepat yang menandakan bahwa tekanan semakin besar.
Menganalisis (mengorganisasi) Menjelaskan arti
kenaikan dan penurunan suhu yang terus menerus terhadap tekanan gas
Responden E dan F tidak menjelaskan arti kenaikan dan
penurunan suhu yang terus menerus terhadap tekanan gas
Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari kenaikan suhu yang sangat tinggi
Setelah selesai memperoleh 10 data percobaan, peneliti membimbing responden menggunakan simulasi untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari kenaikan suhu yang sangat tinggi. Berikut proses yang terjadi:
P: “Nah sekarang kan sudah selesai ambil datanya.
Sekarangkan kejadian seperti ini berarti kejadian pada
nomor. Nomor berapa kalau yang ini?” {menghubungkan percobaan yang dilakukan dengan kejadian soal tes awal yang mereka kerjakan sebelumnya}
E: “Kejadian?” {tampak masih buingung} P: “Disoal nomor berapa tadi?”
Awalnya responden E dan F tidak menjelaskan arti kenaikan suhu yang terus menerus terhadap tekanan gas. Proses ini membuat responden E dan F mengerti arti kenaikan suhu yang terus menerus. Mengevaluasi (mengkritik) Menyimpulkan akibat yang ditimbulkan berdasarkan peristiwa yang terjadi. Responden E dan F tidak menyimpulkan akibat yang ditimbulkan berdasarkan peristiwa yang terjadi
105 F:“Itu yang volume”
P: “Berarti yang volumenya tetap. Tadi kan disuruh lihat kalau suhunya sangat tinggi {mengacu pada kejadian no 2 pada soal tes awal} sekarang kalian tambah suhunya gimana
gerak partikelnya dan apa yang akan terjadi? Coba dilihat!” {Responden mengoperasikan simulasi dengan menambah suhu secara terus menerus hingga ruangan bocor}
E:“Yeee....Jeblok” {ruangan bocor}
P: “Berarti kalau suhunya semakin tinggi, sedangkan volumenya tetap. Tekanannya semakin tinggi”
E:“Tinggi” {menjawab bersamaan dengan peneliti}
P: “Karena volume ini tidak mampu menahan desakan dari dalam sedangkan suhunya semakin tinggi maka akhirnya” E: “Jebluk”
P: “Meledak”
E & F: “Meledak” {menjawab bersamaan dengan peneliti}
Gambar 4.25 Tampilan simulasi ketika ruang pada simulasi bocor dan gas keluar
Responden E dan F awalnyatidak
menyimpulkan akibat yang ditimbulkan dari kenaian suhu yang sangat tinggi. Proses ini/simulasi menunjukkan langung akibat yang ditimbulkan dari kenaian suhu yang sangat tinggi.
106 Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penurunan suhu
yang sangat rendah
Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden agar Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penurunan suhu yang sangat rendah. Berikut proses yang terjadi:
P: “Sekarang kalau kalian lakukan sebaliknya” {peneliti meminta responden untuk mereset simulasi dan menurunkan suhu terus menerus}
{Responden menurunkan suhu ruangan dan mengamati apa yang terjadi}
F: “Pelan”
E: “Tambah lambat, gerak partikelnya”
P: “Berarti tekanannya semakin?” {menunjuk tekanan yang dihasilkan simulasi}
E: “Kecil juga”
Gambar 4.26 Tampilan simulasi ketika ruang pada simulasi ketika suhu diturunkan terus menerus dan molekul bergerak semakin lambat
Awalnya responden E dan F tidak menjelaskan arti penurunan suhu yang terus menerus terhadap tekanan gas. Proses ini membuat responden E dan F mengerti arti penurunan suhu yang terus menerus.
Responden E dan F awalnya tidak menyimpulkan akibat yang ditimbulkan dari penurunan suhu yang sangat rendah. Karena simulasi tidak dapat membuktikan langsung akibat yang terjadi maka peneliti memberi penjelasan sehingga responden E dan F dapat mengerti akibat yang
ditimbulkan dari penurunan suhu yang sangat rendah.
107 P: “Nah kalau misalnya dikehidupan nyata. Inikan partikelnya
nyaris ga bergerak {menunjuk partikel dalam ruangan pada simulasi} berarti tidak ada tekanan disini atau tekanannya kecil. Diluar kan juga ada udara luar yang mendesak tangki, berarti udara luar yang akan mendesak tangki {Menunjuk diding bagian luar tangki} maka apa yang akan terjadi?” E: “Mleyot...Nah bener kan mleyot” {melihat responden F}
Dapat membuat grafik hubungan tekanan terhadap suhu dan menyimpulkan bahwa grafik tersebut membentuk hubungan yang linier
Berikut data keseluruhan percobaan hukum Gay Lussac yang diperoleh oleh responden:
108 Setelah memperoleh 10 data percobaan selanjutnya peneliti
membimbing responden membuat grafik hubungan antara tekanan terhadap suhu. Berikut grafik yang dibuat oleh responden:
Gambar 4.28 Grafik hubungan antara tekanan terhadap suhu
P: “Sekarang soal diskusinya. Eksponensial atau linier?” F: “Linier”
E: “Linier” P: “Karena?” F: “Karena lurus” P: “Ketika?”
F: “Ketika titik-titik data dihubungkan membentuk garis lurus” {Responden E menulis jawaban soal diskusi nomor 1 dengan dibantu oleh responden F dan dibimbing peneliti}
Peneliti membimbing responden membuat grafik hubungan antara tekanan terhdap suhu sehingga responden dapat membuat grafik hubungan antara tekanan terhadap suhu
Sebelumnya pada percobaan hukum Boyle, peneliti telah menjelaskan grafik yang linier dan ekspondensial sehingga responden dapat menentukan sendiri bahwa grafik
hubungan antara tekanan terhadap suhu membentuk hubungan yang linier.
109 Dapat menyimpulkan hubungan antara suhu dan tekanan
pada keadaan volume tetap
Setelah selesai membuat grafik hubungan antara suhu terhadap tekanan, selanjutnya menjawab pertanyaan diskusi. Berikut proses yang berlangsung:
P: “Sekarang nomor2!”
F: “Ketika suhu semakin membesar bagaimana dengan tekanannya”
E: “Membesar” P: “Gimana?” E: “Membesar”
P: “Membesar....perhatikan grafiknya ketika suhu semakin membesar tekanannya semakin membesar” {Menunjuk grafik hubungan antara tekanan terhadap suhu yang telah dibuat oleh responden}
{Responden E kembali menulis jawaban} P: “Nomor 3?”
E: “Sebanding”
P: “Berarti bagaimana hubungan antara suhu dan tekanan pada keadaan volume tetap?”
E: “Sebanding” {kembali menulis jawaban}
P: “Kemudian tuliskan hubungan antara suhu dan tekanan
hingga memperoleh persamaan hukum Gay Lussac. ayo
berarti tadi?”
E: “p/T eee... p ≈ T” {mengklarifikasi jawabannya} P: “p ≈ T”
{Responden E kembali menulis jawaban}
P: “Berarti kalau nomor 5? Berdasarkan hukum Gay Lussac tuliskanlah persamaan gas pada keadaan setimbang. Tadi
keadaan setimbang berarti ada dua keadaan. Nah...” {Responden E kembali menulis jawaban soal diskusi no 5}
Proses menjawab pertanyaan diskusi semakin membantu responden E dan F agar dapat menyimpulkan hubungan antara volume dan tekanan pada keadaan suhu tetap.
110 P: “Sekarang buat kesimpulan”
{Responden E kembali menulis kesimpulan diskusi} P: “Terus terkait tadi, gerak partikelnya gimana?” E: “Semakin cepat”
F: “Semakin tinggi suhu, gerak partikel semakin cepat”
E: “Gerak partikel semakin cepat” {menjawab bersamaan dengan responden F}
P: “Gerak partikel yang semakin cepat itu berarti tekanan?” E: “Semakin tinggi juga”
P: “Nahh”
{Responden E kembali melengkapi kesimpulan}
111
Tabel 4.25 Proses perkembangan pemahaman kelompok kedua (hukum Charles-Gay Lussac)
Kategori Kognitif yang Diukur
Pemahaman Awal Proses Belajar Perkembangan Pemahaman
Mengingat (mengenali) Berpendapat bahwa terdapat hubungan antara suhu dan volume berdasarkan peristiwa yang terjadi
Responden E dan F benar hubungan antara suhu dan volume berdasarkan peristiwa yang terjadi
Mengetahui bahwa suhu mempengaruhi volume pada keadaan tekanan tetap
Ketika praktikum berlangsung saat pengamatan dan pengambilan data, terjadi percakapan antara peneliti dan responden sebagai berikut:
P: “Sekarang naikkan suhu 20 K dari data sebelumnya, catat data suhu dan volumenya pada tabel 3. Berarti tadi 300 K
sekarang?” F: “320 K”
{kembali mengamati panjang ruang yang dihasilkan} E:“3 x 5,3 jadi 15,9”
{kembali responden F mencatat data volume ruang}
P: “Nah panjang nya ini {menunjuk ruangan} semakin gimana
kalau suhunya dinaikkan?” E: “Tambah”
P: “Berarti ketika?”
E: “Suhunya nya tinggi suhunya semakin tinggi” P: “Semakin membesar”
{Kembalimengamati panjang ruang dan mencatat data}
Dari awal responden E dan F benar berpendapat bahwa terdapat hubungan antara suhu dan volume berdasarkan peristiwa yang terjadi.
Proses ini membuat responden E dan F mengetahui pada keadaan tekanan tetap, ketika suhu meningkat maka volume akan membesar.
Menganalisis (mengorganisasi) Memberikan penjelasan penyebab peristiwa ban pecah dan ban kempis terkait suhu dan volume ban
Responden E dan F tidak memberikan penjelasan penyebab peristiwa ban pecah dan ban kempis terkait suhu dan volume ban
112 Mengetahui penyebab mengapa ban bisa pecah pada siang
hari dan bisa kempes pada malam hari yang dingin Setelah proses pengamatan selesai, terjadi percakapan antara peneliti dan responden sebagai berikut:
P: “Jadi ada hubungan gak antara suhu dan volume?”
E: “Ada”
P: “Bagaimana?”
E & F: “Jika suhu tinggi volume tinggi”
P: “Kalau gak mampu menahan pertambahan volume apa yang akan terjadi?”
E: “Bocor”
P: “Kalau malam hari berarti?” E: “Kempes”
P: “Karena?”
F: “Suhunya rendah”
E: “Suhunya rendah volumenya rendah”
Responden E dan F awalnya