• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektroensefalografi

2.3 Tafsir Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Alquran yang diturunkan secara lengkap, terdiri dari 7 ayat dan termasuk ke dalam surah makiyyah karena diturunkan di Kota Mekkah. Surah ini memilki kedudukan yang tinggi dan agung di dalam Alquran, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Sa’id bin Al-Muallat, katanya “Aku pernah mengerjakan salat, lalu Rasulullah SAW memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya hingga aku menyelesaikan salat.

Setelah itu, aku mendatangi beliu, maka beliau pun bertanya, ‘Apa yang

18

menghalangimu datang kepadaku?’ Aku menjawab,’ya Rasulullah, aku tadi sedang mengerjakan salat’, lalu beliau bersabda, “Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah serua Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada yang memberi kehidupan kepadamu (Q.S Al-Anfal ayat 24). Lalu beliau bersabda, ‘Aku akan ajarkan kepadamu suatu surah yang paling agung di dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini’. Beliau kemudian menggandeng tanganku, dan ketika beliau hendak keluar dari masjid aku katakan

‘Ya Rasulullah, engkau tadi berkata akan mengejarkan kepadaku surah yang paling agung di dalam Alquran’ kemudian beliau menjawab, ‘Benar! Alhamdulillahi rabbil alamin ia adalah Al-Sab’ul Matsani dan Alquran yang telah diturunkankan kepadaku.’”. 1

Surah ini juga disebut sebagai Al-Sab’ul matsani (tujuh ayat yang berulang ulang) karena jumlah ayatnya yang berjumlah tujuh ayat dan diulang ulang pada setiap sholat seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Barang siapa mengerjakan salat tanpa membaca Ummul Quran, maka salatnya tidak sempurna, tidak sempurna, tidak sempurna.”, setidak tidaknya kita akan membaca surah Al-Fatihah sebanyak 14 kali dalam sehari3

Surah Al-Fatihah merupakan ringkasan dari semua surah dan ayat yang ada di dalam Alquran, Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya semua kandungan Al-Qur’an terdapat dalam Al-Fatihah, dan semua yang ada dalam Al-Fatihah terdapat dalam basmalah. Adapun semua yang ada didalam basmalah terdapat dalam huruf ba, dan semua yang ada di dalam huruf ba, terdapat dalam titiknya.

aku adalah titik di bawah huruf ba”.3

Terdapat banyak makna yang terkandung dalam surah ini, didalamnya disebutkan tiga prinsip agama, yaitu mengenal Allah, mengenal hari akhir, dan mengenal Nabi SAW, dalam surah ini juga Allah SWT mengajarkan kita akhlak tentang cara penghambaan kita sebagai hamba kepada tuhannya, agar kita tidak egois dan arogan hidup di bumi ini.3

19 2.3.1 Tafsir ayat ke-1 surah Al-Fatihah

Artinya :

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Kebiasan kita sebagai umat manusia mencantumkan nama kita pada sesuatu agar kita tetap berkaitan dengan sesuatu itu, menjadi yang dikenang, dan agar tetap hidup dan tidak terlupakan.3

Surah Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Alquran, oleh karena itu ayat pertama dalam surah Al-Fatihah merupakan ayat pertama yang dibaca ketika akan membaca Alquran. Allah SWT memulai Alquran dengan Nama-Nya sebagaimana kita umat manusia menjadikan mencantukam nama kita pada sesuatu, sehingga makna yang terkandung tetap berkaitan dan tertandai atas nama-Nya.3

Ketika kita memulai sesuatu dengan menyebut nama-Nya dan bekerja dengan-Nya, sehingga apa yang dikerjakan berkaitan dengan nama-Nya, tersifati dengan sifat-Nya, dan tertuju hanya untuk-Nya. Pekerjaan ini akan terhitung sebagai sesuatu yang dilakukan atas nama Allah SWT dan tidak akan sia-sia, dalam hadis yang diriwayatkan Nabi SAW, bersabda : “Setiap perbuatan yang tidak dimulai dengan nama Allah akan bunting (terputus/tidak bermanfaat).3

2.3.2 Tafsir ayat ke-2 surah Al-Fatihah

Artinya :

Segala Puji bagi Allah tuhan semesta alam

Ayat ini berisi kata pujian yang ditujukan kepada sesuatu yang sudah indah dengan sendirinya segala seperti tindakan dan ciptaannya. Dalam ayat ke 5 surah Al-Fatihah iyyaka na’budu (hanya kepada-Mu kami menyembah) menggambarkan bahwa surah ini merupakan gambaran terhadap pembicaraan manusia, jadi seolah olah ayat ini merupakan keluar dari perkataan manusia, tujuannya adalah Allah mengajarkan untuk memuji-Nya dan beradab dalam memuji-Nya.3

2 ^ 1 ^

20

Al-rabb, artinya pemilik, dalam hal ini Allah merupakan pemilik dari sesuatu yang setelah kata ini disebutkan yaitu al-alamin, jamak dari kata al-alam yang artinya yang ditandai. Kata ini digunakan untuk seluruh wujud seperti, dunia binatang, dunia tumbuhan, dunia manusia, dan bahkan dunia benda mati sekalipun.3 Jadi ayat ini menggambarkan agar manusia untuk selalu memuji sesuatu yang indah dengan sendirinya yaitu semua wujud, baik itu binatang, tumbuhan, manusia, maupun benda mati yang dimiliki oleh Allah SWT sebagai pencipta sekaligus pengaturnya.3

2.3.3 Tafsir ayat ke-3 surah Al-Fatihah

Artinya

Yang maha pengasih, maha penyayang

Ayat ini berisi perbedaan dari sifat Allah yaitu Al-rahman dan Al-rahim, yang sama sama berasal dari akar kata yang sama yaitu rahmat. Rahmat berarti sesuatu yang dapat mengatasi suatu urusan, atau suatu anugrah atau pemberian karunia untuk mencukupi suatu kebutuhan.3

Al-rahman berarti rahmat yang berkaitan dengan jumlah yang banyak dan tak terbatas, dalam hal ini berarti Allah memberikan rahmat bagi semua makhluk tak terbatas hanya kepada orang mukmin saja, orang non-mukmin pun akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT.3

Adapun Al-rahim adalah bentuk rahmat yang diberikan dari Allah yang sifatnya terus menerus, tetap, dan kekal dan hanya dianugerahkan kepada orang mukmin3

2.3.4 Tafsir ayat ke-4 surah Al-Fatihah

Artinya :

Pemilik hari pembalasan

4 ^ 3 ^

21

Kata al-malik memiliki dua arti yaitu penguasa atau pemilik, dalam ayat ini kata al-malik diartikan sebagai pemilik, Allah menisbatkan diri-Nya sebagai pemilik dari hari pembalasan, seperti dalam firman-Nya surah Al-mu’min ayat 16 : (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada satu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman) : “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?”, Kepunyaan Allah yang maha Esa lagi maha mengalahkan (QS Al-Mu’min [40]: 16). Sedangkan kata al-din diartikan sebagai subjek dari hari balasan ini nantinya yaitu manusia dan jin3.

2.3.5 Tafsir ayat ke-5 surah Al-Fatihah

Artinya :

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami Mohon pertolongan

Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat iyyaka na’budu, objek dalan suatu kalimat berada di awal kalimat, penentuan objek di awal kalimat mengisyaratkan adanya pembatasan bahwa Allah adalah pemilik yang mutlak tanpa syarat, dan batasan, sedangkan hamba merupakan kepemilikin Allah sehingga ibadah itu hanya dan harus ditujukan kepada Allah SWT, sama halnya dengan lanjutan dari ayat ini yaitu Iyyaka nasta’in, memiliki makna bahwa Allah adalah satu satunya tempat untuk meminta pertolongan.

Ketika hamba sedang beribadah kepada Allah SWT, berarti ia seakan akan menyerahkan dirinya untuk dimilik sang pemilik/tuan, jadi ibadah itu akan membawa seorang hamba jauh dari sifat istikbar (kesombongan/sikap arogansi) tetapi tidak menutupi kemungkinan untuk menjalankan tentang istyrak (perihal kemitraan/kesyirikan), dalam bukunya Muhammad Alcaff dari Allamah Thaba’thaba’I meyakini bahwa ibadah itu mengandung makna kepemilikan, di mana kesadaran ini mengiring setiap yang dimiliki, untuk mengenal sang pemilik, dan kemudian pengenalan ini diikuti dengan penyembahan dan ketundukan serta ketaatan kepada-Nya dengan cara ibadah. Ibadah yang tulus dan tanpa menginginkan apapun selain bentuk dari perilaku penghambaadan dan serta

5 ^

22

penaifan seorang hamba kepada tuhan-Nya. Ibadah yang yang mengharapkan selain Allah maka itu dikategorkan sebagai ibadah yang tidak tulus dan terdapat sifat arogansi, egoisme dan syirik.3

2.3.6 Tafsir ayat ke-6 dan ke-7 surah Al-Fatihah

Artinya :

(6) Tunjukilah kami jalan yang lurus (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Ayat ini mengajarkan kita etika berdoa, jika pada ayat sebelumnya kita memuji Allah swt dengan sifat kepemilikannya maka alangkah sebaiknya setelah memuji kita mengajukan permintaan. Sebagaimana yang Allah ajarkan dalam firman-Nya (dalam hadis qudsi) : “Setengahnya untuk-Ku dan setengah lainnya untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku yang ia minta.”.3

Kata ash-shiraathal mustaqiim (jalan yang lurus) menurut kesepakatan para ulama adalah jalan yang terang dan lurus tidak ada kebengkokan padanya. Kata ash-shiraath dalam bahasa arab digunakan untuk menunjakan segala perkataan, perbuatan, dan sifat yang baik maupun buruk, oleh karena itu pada ayat ke-6 surah Al-Fatihah Allah mensifatinya dengan lafaz mustaqiim (lurus), dan lurus yang dimaksud didalam ayat ini adalah islam.3

Pada ayat ke-7 surah Al-Fatihah Allah secara metaforis menerangkan sifat manusia dilihat berdasarkan jalan yang mereka pilih yaitu, pertama orang yang jalannya keatas, yaitu orang yang selalu beriman kepada Allah dan tidak sombong terhadap ibadahnya, kemudian yang kedua yaitu orang yang jalannya kebawah, yaitu orang orang yang mendapatkan azab dan murka dari Allah, dan yang terakhir yaitu orang yang tersesat dijalan, yaitu orang orang yang bingung dan sesat seperti orang orang yang suka menukar keimanan dengan kekafiran demi mendapatkan sesuatu, seperti dalam firman-Nya Allah SWT berfirman “Apakah kamu

6 ^

7 ^

23

mengehndaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lutus (Q.S Al-Baqarah [2]: 108).

2.4 Fisiologi Pembelajaran dan Memori

Dokumen terkait