• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS GELOMBANG ALFA OTAK SAAT DIPERDENGARKAN SURAH AL-FATIHAH DENGAN MENGETAHUI MAKNANYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AKTIVITAS GELOMBANG ALFA OTAK SAAT DIPERDENGARKAN SURAH AL-FATIHAH DENGAN MENGETAHUI MAKNANYA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS GELOMBANG ALFA OTAK SAAT DIPERDENGARKAN SURAH AL-FATIHAH DENGAN

MENGETAHUI MAKNANYA

Laporan ini penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

ALHAYANDI DEU NIM: 11161030000038

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2019 M

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjaana kedokteran di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 26 November 2019 Alhayandi Deu

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

AKTIVITAS GELOMOBANG ALFA OTAK SAAT DIPERDENGARKAN SURAH AL-FATIHAH DENGAN MENGETAHUI MAKNANYA

Laporan penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked) Oleh:

Alhayandi Deu NIM: 11161030000038

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed dr. Ayat Rahayu, M.Kes, Sp.Rad NIP. 198005222009121005 NIP. 196409091996031001

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul AKTIVITAS GELOMBANG ALFA OTAK SAAT DIPERDENGARKAN SURAH AL-FATIHAH DENGAN MENGETAHUI MAKNANYA yang diajukan oleh Alhayandi Deu (NIM: 11161030000038), telah diajukan dalam sidang di Fakultas Kedokteran pada 26 November 2019. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Kedokteran.

Jakarta, 26 November 2019 DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed NIP. 198005222009121005

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed dr. Ayat Rahayu, M.Kes, Sp.Rad NIP. 198005222009121005 NIP. 196409091996031001

Penguji I Penguji II

dr. Hiro Putra Faisal, M.T Alfiah, S.Ag., M.Ag.

NIP. 198503052018011001 NIP. 197212172003122001

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FK UIN Kaprodi PSKed

dr. Hari Hendarto, Sp.PD, Ph.D, FINASIM dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT NIP. 19651123 200312 1 003 NIP. 19780507 200501 1 005

(5)

v

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr, Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWt atas semua rahmat dan Karunia-Nya dalam segala hal salah satunya dalam hal penyelesaian penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena berkat beliaulah peneliti dapat merasakan indahnya berada di zaman yang penuh dengan terang benderang seperti saat ini.

Peneliti mengakui akan sangat sulit untuk menyelesaikan penelitian ini jika tanpa bantuan, bimbingan, dan dukunga dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah sepantasnya peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. dr. Hari Hendarto, SpPD, PhD, FINASIM sebagai Dekan FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT sebagai Ketua Program Studi Kedokteran, beserta seluruh jajaran dosen Program Studi Kedokteran yang telah memberikan ilmu dan membibmbing peneliti selama menyelesaikan masa pendidikan, dan para pegawai administrasi yang telah membantu jalannya kegiatan pembelajaran di Program Studi Kedokteran Faklultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. dr. Ahmad Azwar Habibi, M. Biomed dan dr. Ayat Rahayu, Sp. Rad sebagai dosen pembimbing penelitian peneliti yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penelitian ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik, 3. Kedua orang tua peneliti tercinta Harto Deu dan Hajerah Tahang serta

saudara peneliti Ahmad Alwi Deu beseta seluruh keluarga besar Deu- Hulopi dan Tahang, yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang, dan nasihat dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Untuk dr. Nizmah, Sp.S selaku pemilik alat Elektroensefalografi dan pemilik klinik Zam Zam serta Mba Ana selaku teknisi Elektroensefalografi yang selalu sabar dan senantiasa membantu melakukan perekaman EEG.

(6)

vi

5. Untuk teman teman TIM EEG dalam penelitian ini yaitu Andi Rizal Nazaruddin, M. Fachrur Rozi, dan Jihaddin Sidqurrahman yang telah berjuang sama sama untuk menyelesaikan penelitian ini

6. Sahabat anti wacana, Andi Rizal Nazaruddin, Firyal Muhammad Haekal S, Nashih Abdillah, Laksana Firman Latif, Fredianto Akil Nugroho, dan Muhmmad Nur Faiz Almumtaz, yang selalu hadir memberikan dukungan.

7. Untuk teman teman se tempat tinggal, rumah pak haji, yang menjadi tempat tinggal peneliti selama menjalani pendidikan kedokteran.

8. Untuk teman teman dalam organisasi HPS ISMKI Wilayah 2 periode 2017/2018, Kastrat HMPSKPD 2017/2018, dan CIMSA 2017/2018 yang sering peniliti meminta izin utnuk tidak mengikuti acara dengan alasan menyelesaikan penelitian

9. Teman teman calon sejawat PACEMAKER FK UIN 2016 yang berjuang bersama sama untuk meraih impian menjadi dokter muslim kebanggan umat muslim di masa depan.

(7)

vii ABSTRAK

Alhayandi Deu. Program Studi Kedokteran. Aktivitas Gelombang Alfa Otak Saat Diperdengarkan Surah Al-Fatihah Dengan Mengetahui Maknanya Latar Belakang : Otak manusia merupakan salah satu organ paling kompleks yang dimiliki oleh tubuh kita, aktivitas elektrikal dapat diiukur pada korteks otak menggunakan alat yang dinamakan EEG. Hasil dari perekaman aktivitas elektrikal otak berupa gelombang. Gelombang alfa otak merupakan gelombang yang terekam ketika kondisi tubuh sedang rileks. Kitab suci Alquran adalah salah satu pedoman bagi umat muslim, banyak manfaat dari membaca atau mendengarkan Alquran, salah satunya sebagai obat. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan aktivitas gelombang alfa otak saat diperdengarkan Surah Al-Fatihah pada seseorang yang mengetahui kandungan Surah Al-Fatihah secara lebih mendalam Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan 20 sampel yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Perekaman aktivitas gelombang otak dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Kelompok perlakuan diberikan intervensi untuk meningkatkan pemahaman tentang Surah Al-Fatihah, intervensi yang diberikan berupa kuliah/ceramah, buklet, dan video tentang kandungan Surah Al-Fatihah. Hasil : Hasil yang ditunjukkan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan rata – rata aktivitas gelombang alfa otak yang signifikan pada kelompok perlakuan (10.80) setelah dilakukan intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (6.10) dengan perbedaan siginifikan menggunakan uji independen sampel T test (0.022). Kesimpulan : Mendengarkan Surah Al-Fatihah dengan mengetahui makna Surah Al-Fatihah secara lebih mendalam dapat meningkatkan aktivitas gelombang alfa otak otak.

Kata Kunci: Gelombang alfa otak, kitab suci Alquran, Rileks.

(8)

viii Abstract

Alhayandi Deu, Medical Study Progarm. Activity of Alpha Waves While Listening to surah Al-Fatihah Recitation by Knowing Its Content.

Background: The human brain is one of the most complex systemic organ in the human body. There are many electrical activities in the cortex that can be measured by tools which are called Electroencephalogram. The result of an electroencephalogram is in a wave form. One of the waves is the alpha waves which are the brain waves that measure when the human brain is in a relaxed condition.

The Holy Quran is the source of guidance for Muslims worldwide, reading or recitating the Holy Quran has been proven to cure some illnesses. Some studies have shown that when someone listens to Quran recitation their intensity of alpha waves are increase compare to listening hard rock music. Objective: The study aimed to evaluate the relationship between Quran recitations of Surah Al-Fatihah alongside knowing the content by alpha waves activity Methods: The study was conducted in 20 subjects using simple random sampling. Subject divided into two groups, control group and treatment group. The brain waves activities were measure before and after intervention. The treatment group was given intervention like a lecture, buklet, and a video about the content of Surah Al-Fatihah. Results : The result of the study showed that there is a significant mean increase in treatment groups (10.80) after intervention compared with control group (6.10) and significantly different by independent sampel T test (p = 0.022). Conclusion : The recitation of Surah Al-Fatihah while knowing the content can increase the activity of alpha waves, leading the relax condition and calming mind of subjects.

Keywords : Holy Quran, alpha waves, rilex condition.

(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 3

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan penelitian ... 3

1.4.1 Umum ... 3

1.4.2 Khusus ... 4

1.5 Manfaat penelitian ... 4

1.5.1 Bagi peneliti ... 4

1.5.2 Bagi institusi ... 4

1.5.3 Bagi masyarakat ... 4

1.6 Batasan masalah ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Elektroensefalografi ... 6

2.2 Rileks dan emosi ... 12

2.3 Anatomi otak ... 13

2.4 Tafsir surah Al-Fatihah ... 17

2.5 Fisiologi pembelajaran dan memori ... 23

2.6 Fisiologi pendengaran ... 28

2.7 Alur penelitian ... 29

2.8 Alur pengambilan sampel ... 30

2.9 Kerangka teori ... 31

2.10 Kerangka konsep ... 32

2.11 Definisi operasional ... 33

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Desain penelitian ... 34

3.2 Waktu dan tempat penelitian ... 34

3.2.1 Waktu penelitian ... 34

3.2.2 Tempat penelitian ... 34

3.3 Populasi penelitian ... 34

3.4 Sampel penelitian ... 34

3.5 Besar sampling ... 35

3.6 Kriteria inklusi dan ekslusi ... 35

3.6.1 Kriteria inkulisi ... 35

3.6.2 Kriteria eksklusi ... 36

3.7 Instrumen penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBEHASAN ... 37

4.1 Hasil penelitian ... 37

4.2 Pembahasan ... 39

4.3 Keterbatasan penelitian ... 43

BAB V PENUTUP ... 45

5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 49

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Hasil aktivitas gelombang alfa otak EEG pre dan pos-intervensi ... 50 Tabel 6.2 Hasil uji normalitas aktivitas gelombang alfa otak pre-intervensi ... 51 Tabel 6.3 Hasil uji homogenitas aktivitas gelombang alfa otak pre-intervensi . 51 Tabel 6.4 Hasil uji komparatif aktivitas gelombang alfa otak pre-intervensi .... 51 Tabel 6.5 Hasil uji normalitas aktivitas gelombang alfa otak pos-intervensi .... 51 Tabel 6.6 Hasil uji homogenitas aktivitas gelombang alfa otak pos-intervensi . 51 Tabel 6.7 Hasil uji komparatif aktivitas gelombang alfa otak pos-intervensi .... 51

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemasangan elektroda tipe 10-20 ... 7

Gambar 2.2 Pemasangan elektroda tipe 10-10 ... 7

Gambar 2.3 Montase bipolar ... 8

Gambar 2.4 Montase referensial ... 8

Gambar 2.5 Digram prinsip kerja EEG ... 9

Gambar 2.6 Gelombang alfa otak ... 10

Gambar 2.7 Gelombang beta ... 10

Gambar 2.8 Gelombang gamma ... 11

Gambar 2.9 Gelombang teta ... 11

Gambar 2.10 Gelombang delta ... 12

Gambar 2.11 Korteks serebri dan daerah asosiasi ... 13

Gambar 2.12 Sistem limbik ... 15

Gambar 2.13 Mekanisme habituasi dan sensitasi pada Aplysia ... 23

Gambar 2.14 Mekanisme kemungkinan jalur untuk ingatan jangka panjang .... 27

Gambar 4.1 Gelombang alfa otak hasil EEG ... 39

Gambar 6.1 Formulir permohonan peminjaman alat ... 46

Gambar 6.2 Formulir inform consent ... 48

Gambar 6.3 Proses pengukuran besar kepala ... 49

Gambar 6.4 Proses penentuan posisi elektroda ... 49

Gambar 6.5 Proses perekaman EEG ... 49

(13)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil gelombang alfa otak pre-intervensi ... 36 Grafik 4.2 Hasil gelombang alfa otak pos-intervensi ... 37

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir permohonan peminjaman alat ... 48

Lampiran 2 Formulir inform consent ... 50

Lampiran 3 Proses perekaman EEG ... 51

Lampiran 4 Hasil aktivitas gelombang alfa otak pre & pos-intervensi ... 52

Lampiran 5 Hasil analisa data ... 53

Lampiran 6 Riwayat penulis ... 55

(15)

0

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Alquran merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, terutama umat muslim di dunia. Alquran terdiri dari 114 surah, salah satu surahnya adalah surah Al-Fatihah. Surah ini berbeda dengan yang lain karena memiliki beberapa keutamaan, salah satunya menjadi obat bagi penyakit baik itu penyakit fisik maupun kejiwaan.1

Berdasarkan data yang didapatkan prevalensi terbanyak untuk kejadian penyakit kejiwaan adalah depresi dan kecemasan, sebanyak 35.4% orang di dunia mengalami depresi, dan 44.2% orang di dunia mengalami kecemasan. Angka ini cukup miris melihat hampir setengah penduduk di dunia mengalami penyakit kejiwaan.2

Salah satu kandungan dari surah Al-Fatihah yang terdapat dalam ayat pertama yaitu, ketika kita memulai sesuatu dengan menyebut nama-Nya dan bekerja dengan-Nya, sehingga apa yang dikerjakan berkaitan dengan nama-Nya, tersifati dengan sifat-Nya, dan tertuju hanya untuk-Nya. Pekerjaan ini akan terhitung sebagai sesuatu yang dilakukan atas nama Allah SWT dan tidak akan sia- sia, dalam hadis Nabi SAW, bersabda : “Setiap perbuatan yang tidak dimulai dengan nama Allah akan bunting (terputus/tidak bermanfaat). 3

Surah Al-Fatihah, disebut sebagai Al-Sab’ul matsani (tujuh ayat yang berulang ulang) karena jumlah ayat surah Al-Fatihah berjumlah 7 ayat dan bacaannya di ulang ulang pada setiap salat, seperti hadis Nabi SAW, beliau bersabda “tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca Faatihatul Kitaab” (HR.

Al Bukhari 756, Muslim 394). Jadi hampir semua umat muslim di dunia pasti menghafal surah Al-Fatihah, karena frekuensi penggunaan surah ini sangat sering terjadi.3

(17)

2

Tetapi, mengapa masih banyak masyarakat dunia mengalami penyakit kejiwaan seperti depresi dan kecemasan, padahal jika memaknai makna dari surah Al-Fatihah setiap salat maka tidak perlu mengalami hal demikian.

Makna dari salah satu ayat dalam surah Al-Fatihah ini sangat bermanfaat, bagi seseorang yang masih sering cemas, sedih, maupun ragu atas apa yang akan dilakukannya, ataupun bagi orang orang yang terkena penyakit kejiwaan seperti depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meniliti tentang aktivitas gelombang alfa otak ketika diperdengarkan surah Al-Fatihah dengan mengetahui maknanya, yang dapat dijadikan sebagai terapi penyakit kejiwaan seperti depresi dan kecemasan.

Berdasarkan beberapa penilitian yang dilakukan tentang melihat gelombang alfa otak terhadap berbagai aktivitas sampingan yang dilakukan oleh subjek penelitian didapatkan hasil yang cukup signifikan terhadap aktivitas gelombang alfa tersebut.4

Otak merupakan gabungan dari berbagai neuron, sebagai pusat koordinasi dari tubuh kita. Karena fungsinya yang sangat vital bagi tubuh kita, otak dilindungi oleh pelindung yang keras yaitu tulang cranium dan lapisan yang cair, yaitu cairan meningens yang terbagi menjadi tiga jenis yaitu durameter, arachnoid, dan piameter. Setiap saat otak kita menghasilkan jutaan potensial aksi menimbulkan sinyal elektrik yang disebut gelombang otak. Gelombang ini dihasilkan oleh korteks otak dan dapat dideteksi menggunakan alat elektroensefalografi. Gelombang yang dihasilkan oleh otak membentuk suatu pola tertentu yang memiliki ciri khas masing masing sehingga dikenal terdapat 4 jenis gelombang otak, yaitu alfa, beta, gamma, delta, dan teta.5

Gelombang alfa, merupakan salah satu gelombang yang dihasilkan oleh otak pada frekuensi 8-13 Hz. Gelombang ini dominan ditemukan di lobus occipital pada kondisi rileks, istirahat, dan mata tertutup, dan akan hilang ketika mengantuk atau tertidur.6

(18)

3

Abdullah dan Omar tahun 2011 dalam penelitiannya mengatakan bahwa ketika mendengarkan alquran didapatkan peningkatan kekuatan gelombang alfa otak ketika sedang didengarkan ayat Alquran dibandingkan dengan musik rock.4 Mahsa dan Vaghani tahun 2011 juga menunujukkan menunjukkan adanya penurunan kecemasan pada orang orang muslim Persian ketika diperdengarkan ayat Alquran, dalam penelitian tersebut juga di dapatkan bahwa ketika partisipan Muslim Persia diperdengarkan ayat Alquran dia akan lebih rileks dibandingkan dengan orang Persia yang diperdengarkan ayat Alquran tetapi ia tidak mengetahui kalau kalimat itu berasal dari Alquran.7

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan aktivitas gelombang alfa otak kelompok kontrol dan kelompok perlakuan saat diperdengarkan murottal surah Al-Fatihah pada Mahasiswa Kedoketeran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ?

1.3 Hipotesis

Aktivitas gelombang alfa otak kelompok perlakuan akan lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas gelombang alfa otak kelompok kontrol saat diperdengarkan murottal surah Al-Fatihah

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan aktivitas gelombang alfa otak kelompok kontrol dan perlakuan saat diperdengarkan murottal surah Al-Fatihah pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

1.4.2 Khusus

 Mengetahui aktivitas gelombang alfa pada kelompok kontrol dan perlakuan sebelum intervensi

 Mengetahui aktivitas gelombang alfa pada kelompok kontrol dan perlakuan setelah intervensi

(19)

4

 Mengetahui hubungan mendengarkan surah Al-Fatihah dengan pemahaman makna yang lebih mendalam dengan aktivitas gelombang alfa pada kelompok kontrol dan perlakuan

1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti

 Mendapatan pengalaman dan pengetahuan dalam meniliti dibang agama dan kesehatan

 Mendapatkan pengalaman meneliti penelitian dengan metode eksperimen

 Mendapatkan pengetahuan mengenai penggunaan alat elektroensefalografi dan prosedur penggunaannya

 Mendapatkan pengetahuan mengenai interpretasi elektroensefalogram

 Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.5.2 Bagi Institusi

 Menjadi tambahan referensi bagi penelitian yang mengintegrasikan aspek agama dan kesehatan

 Menjadi penelitian awal agar diteliti lebih lanjut lagi mengenai perbandingan aktivitas gelombang alfa otak ketika diperdengarkan surah Al-Fatihah

1.5.3 Bagi Masyarakat

 Menjadi rujukan ilmiah bagi masyarakat bahwa mendengarkan Alquran dapat dijadikan sebagai sarana pengobatan

 Menjadi pembuktian terhadap ayat ayat Alquran

1.6 Batasan Masalah

 Surah Al-Fatihah ayat 1-7

 Parameter yang diamati adalah perbandingan aktivitas gelombang alfa otak saat diperdengarkan sebelum dan sesudah intervensi surah Al-Fatihah pada

(20)

5

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan mahasiswa kedokteran angkatan 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektroensefalografi

2.1.1 Definisi

Elektroensefalografi atau biasa disingkat dengan EEG adalah sebuah alat ukur untuk mempelajari fungsi, abnormalitas, dan dinamika neurophysiological dari otak. Pemeriksaan ini sering dipilih dikarenakan harganya yang murah, tidak invasif, mudah digunakan, dan meghasilkan kualitas yang bagus dibandingkan dengan pemeriksaan pemeriksaan yang lain pada otak. Dengan menggunakan alat ini akan dihasilkan sebuah rekaman berbentuk gelombang yang dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu penyakit dalam bidang klinis, ataupun untuk mempelajari fungsi dari otak itu sendiri dalam bidang penelitian.6

Alat ini merekam aktivitas elektrik dari korteks serebri, dengan satuan ukur microvolts, sinyal ini harus dikuatkan menggunakan amplifier agar dapat ditampilkan dalam layar komputer. Rekaman yang didapatkan merupakan hubungan tegak lurus tegangan terhadap waktu. Sumbu Y (Vertikal) adalah tegangan dan sumbu X (horizontal) adalah waktu.6

2.1.2 Elektroda dan penempatan elektroda

Elektroda adalah alat yang menempal pada kulit kepala yang berfungsi menghubungkan gelombang otak ke amplifier. Elektroda EEG harusnya berukuran kecil, logam tidak reaktif, berbentuk lempeng atau cup, dan ditempatkan di kulit kepala menggunakan pasta konduktif. Beberapa tipe logam yang dapat digunakan antara lain emas, perak, klorida, dan platinum.6

Ketika merekam gelombang otak, resolusi yang dihasilkan sebenarnya sangat kecil, dikarenakan adanya tulang tengkorak dan lapisan meningen yang menghalangi jalannya gelombang. Agar dapat terlihat di layar komputer dapat dilakukan beberapa cara salah satunya adalah dengan memperbanyak jumlah elektroda. Penempatan elektroda tersebut sudah ada standarisasinya.6

(22)

7

Standarisasi penempatan elektroda sudah dilakukan di Amerika Serikat dan standar ini paling banyak digunakan oleh negara lain. Standarisasi ini berguna agar pengukuran EEG disuatu laboratorium dapat diinterpretasikan oleh laboratorium yang lainnya. Ada 2 tipe penempatan elektroda yang baru dimodifikasi oleh Dr.

Herbert Jasper dari Montreal Neurological Institute. Penempatan elektroda sistem 10-20 telah dimodifikasi oleh Dr.Herbert Jasper menjadi sistem 10-10.8

Untuk mengukur tengkorak kepala yang akan dipasang elektroda ada 3 bidang patokan ukuran untuk menempatkan elektroda yaitu bidang sagittal, coronal, dan horizontal.8

Pengukuran nilai beda potensial disebut montase. Cara pengukuran nilai beda potensial ada dua yaitu montase bipolar dan montase referensial.

A. Montase bipolar

Montase bipolar adalah pengukuran bedea potensial antara dua elektroda yang berdekatan satu sama lain. Setiap amplifier memilki 2 input dari dua elektroda yang berdekatan. Ada dua tipe montase bipolar yang pertama tipe “double banana”

yaitu elektroda yang dihubungkan berada di arah depan-belakang kepala. Yang kedua ada tipe ”transversal bipolar” yaitu eleketroda yang dihubungkan melintang kepala dari kanan ke kiri secara horizontal8

Gambar 2.1 Pemasangan elektroda tipe 10-20 sistem.8

Gambar 2.2 Pemasangan elektroda tipe 10-10 sistem.8

(23)

8 B. Montase referensial

Montase referensial adalah pengukuran beda potensial antara potensial yang berada di titik elektroda dengan nilai acuan yang sudah ada dan sama pada setiap pengukuran titik elektroda. Nilai acauan tersebut merupakan nilai acuan yang terletak pada midline kepala atau nilai rata rata dari semua elektroda di kepala.8

Pada saat pengukuran beda potensial sebenarnya diikuti dengan pemasangan amplifier hal ini dikarenakan sinyal listrik yang dihasilkan oleh otak sangat kecil karena telah melewati banyak barrier mulai dari jaringan otak itu sendiri, jaringan meningen, tulang tengkorak hingga kulit kepala. Elektroda yang terpasang pada kepala akan dihubungkan dengan amplifier. Setelah didapatkan beda potensial yang dihasilkan oleh tiap titik yang dipasangkan elektroda maka ada sebuah fase yang disebut kontrol sensitivitas.8

Sensitivitas dari sebuah alat EEG bergantung pada amplifier dan sensitiviitas dari alat penulisan itu sendiri. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1

Gambar 2.3 Montase bipolar.8

Gambar 2.4 Montase referensial.8

(24)

9

cm/V, maka amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 mikrovolt agar dapat menghasilkan nilai penguatan diatas.9

Perekaman beda potensial yang terjadi pada elektroda dapat berisi gangguan berupa kontraksi dari otot kepala, kulit kepala, ataupun dari otot leher. Hal ini dapat mengganggu perekaman dan interpretasi otomotis dari hasil EEG. Untuk mencegah hal ini terjadi operator dapat menginstruksikan pasian untuk rileks selama pemeriksaan, tetapi cara ini tidak selalu berhasil. Cara lain yang dapat digunakan adalah menggunakan low pass filter. Alat ini pada EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu.9

Setelah di kuatkan sinyalnya, kemudian diatur sensitivitasnya hingga difilter untuk mendapatkan hasil dari beda potensial tiap titik elektroda maksimal maka setelah itu gelombang dapat diubah kedalam bentuk digital untuk kemudian diolah menggunakan software dan disajikan kedalam layar monitor.9

Gambar 2.5 Digram Prinsip Kerja EEG Input

elektroda Amplifier Sensitivity

Control Filter

Konversi dalam bentuk digital

Disajikan ke Monitor

(25)

10 2.1.3 Karakteristik Gelombang Otak

Gelombang otak dikategorikan berdasarakan frekuensi yang dihasilkan. Sejak awal ditemukan EEG, perbedaan frekuensi yang dihasilkan berkaitan dengan perbadaan fungsi otak saat frekuensi tersebut dihasilkan sangat menarik perhatian peneliti.

A. Gelombang Alfa

Gelombang alfa adalah gelombang yang terjadi pada frekuensi 8-13 Hz.

Gelombang ini sangat dominan direkam pada bagian posterior kepala, lebih tepatnya pada daerah occipital, ketika menutup mata gelombang ini menonjol pada lokasi parietal otak. Selain itu gelombang ini dapat direkam ketika kondisi pasien atau subjek penelitian sedang terjaga atau dalam keadaan rileks ketika sedang tidak ada aktivitas mental.10

B. Gelombang Beta

Gelombang beta adalah gelombang yang terjadi pada frekuensi 13-25 Hz.

Gelombang ini sangat mudah ditemukan di daerah frontal dan central dari otak.

Selain itu gelombang ini dapat ditemukan ketika subjek/pasien sedang berada dalam kondisi sedang aktif, berpikir cemas, menyelesaikan masalah dan konsentrasi yang dalam. Gelombang beta merupakan gelombang yang memiliki amplitudo paling rendah dibandingkan dengan gelombang alfa, delta, dan teta. Dalam proses berfikir kognitif dan motorik keterlibatan gelombang beta sangat tinggi.10

Gambar 2.6 Gelombang alfa.8

Gambar 2.7 Gelombang beta.8

(26)

11 C. Gelombang Gamma

Gelombang gamma adalah gelombang yang terjadi pada frekuensi diatas 25 Hz. Gelombang ini biasa ditemukan ketika pasien/subjek dalam persepsi sadar penuh. Aktivitas gelombang gamma yang tinggi pada bagian temporal otak dihubungkan dengan proses mengingat. Penelitian mengungkapkan bahwa gelombang ini terjadi ketika subjek/pasien sedang melakukan suatu pengamatan, sedang mengingat sesuatu, dan sedang memasukkan ingatan kedalam ingatan jangka panjang. Selain itu gelombang ini juga dapat ditemukan untuk mendiagnosis suatu penyakit psikiatri seperti schizophrenia, alzheimer’s, epilepsi, dan halusinasi.10

D. Gelombang Teta

Gelombang teta adalah gelombang yang terjadi pada frekuensi 4-8 Hz.

Gelombang ini terjadi ketika pasien/subjek sedang berada dalam keadaan mengantuk, dan lebih sering terjadi pada anak – anak dibanding dengan orang dewasa. Gelombang ini dapat digunakan untuk menandai kondisi abnormal dari otak pada orang dewasa, contohnya ketika pasien/subjek dewasa sedang tidak melakukan sesuatu dan gelombang ini dideteksi tinggi pada daerah frontal dari otak maka kondisi ini dihubungkan dengan tidak beresponnya terapi antidepressant pada pasien depresi. Banyak kondisi klinis yang menggunakan gelombang ini untuk mengecek respon terapi ataupun diagnosis suatu penyakit, seperti pada pasien disleksia anak, dilaporkan penurunan aktivitas dari gelombang gamma. Respon yang baik terhadap terapi penyakit major depressive disorder ditandai dengan peningkatan aktivitas gelombang teta di rostral interior cingulate.10

Gambar 2.8 gelombang gamma.8

Gambar 2.9 Gelombang teta.8

(27)

12 E. Gelombang Delta

Gelombang delta adalah gelombang yang terjadi pada frekuensi dibawah 4 Hz, dan selalu terjadi ketika pasien/subjek dalam keadaaan tidur. Jika gelombang ini ditemukan pada subjek/pasien yang terjaga makan hal ini dapat dihubungkan dengan keadaan cortical plastic. Selain itu gelomban ini juga disebut sebagai contributor utama dalam p300 peak of event-related potentials (ERPs), yang kita ketahui ERPs adalah indikator dari proses kognitif.10

2.3 Rileks dan Emosi

Rileks menurut KBBI adalah bersenang-senang, berjalan-jalan untuk melihat lihat pemandangan alam; berekreasi, beristirahat; mengaso, tidak resmi;

tidak kaku; santai. Pada penelitian ini pengertian rileks lebih kepada keadaan tidak kaku atau santai.11

Ketika kondisi tubuh seseorang sedang rileks, menandakan bahwa tubuh seseorang tersebut sedang tenang, berada dalam kondisi fokus dan tidak terpengaruhi oleh apapun selain apa yang sedang ingin dipikirkan oleh orang tersebut. Pada fase ini seseorang dapat menyelesaikan hal hal yang rumit untuk menjadikan suatu output yang bijak dari setiap masalah yang dihadapi.12

Emosi menurut KBBI adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat, keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif.13

Chaplin dalam dictionary of physchology mengatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.14

Gambar 2.10 Gelombang delta.8

(28)

13

Darwis mengatakan emosi merupakan suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta mengejwantah dalam bentuk ekspresi tertentu.13

Jadi emosi merupakan suatu respon berupa perasaan atau afeksi terhadap sesuatu yang sedang terjadi yang melibatkan antara kondisi psikolgis dan fisiologis dari perilaku yang ditampakkan.

Emosi secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif seperti, bersyukur, bergembira, merupakan tanggapan dari pengamatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu yang menghasilkan tanggapan yang positif pula. Sedangkan emosi negatif seperti merasa bersalah atau marah, mengekspresikan hal yang sebaliknya.15

Rileks jika dimasukkan kedalam klasifikasi emosi, berarti masuk ke keadaan emosi positif. Ketika seseorang sedang berada dalam kondisi senang, dia akan penuh oleh energy, dan antusias terhadap apapun itu sehingga dapat menghasilkan tanggapan yang positif terhadap sesuatu yang diamatinya yang nantinya berpengaruh terhadap aktivitas gelombang alfa, yaitu peningkatan aktivitas gelombang alfa.16

2.3 Anatomi Otak

Otak merupakan salah satu organ penyusun sistem saraf pusat. Otak tersusun dari neuron, sel glia, astrosit, dan masih banyak sel pendukung lainnya.

Otak merupakan bagian yang penting dalam tubuh kita oleh karena itu otak dilindungi oleh tulang tengkorak yang keras dan juga cairan yang melapisi otak.17

Struktur utama otak terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu forebrain, midbrain, dan hindbrain.

2.2.1 Forebrain

Forebrain (otak depan) jika dilihat dari awal perkembangan sistem saraf terletak di sekeliling ujung rostral dari otak, yang bagian utamanya terdiri dari dienchepalon dan telenchepalon

A. Telenchepalon

(29)

14

Telenchepalon dapat dikatakan sebagai bagian terbesar dari otak manusia dan membentuk otak besar (cerebrum), otak besar memungkinkan kita untuk membaca, menulis, berbicara, membuat perhitungan, mengarang musik, mengingat masa lalu dan membayangkan masa depan, hingga membayangkan sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya. Terdiri dari dua buah hemisphere yang simteris yaitu hemisphere kanan dan kiri, terdiri dari ganglia basalis dan sistem limbik, dan dilapisi oleh jaringan yang disebut korteks serebri.17

B. Korteks serebri

Korteks serebri merupakan jaringan yang melapisi otak, terdiri dari sel dendritik, sel glia, dan sel soma. Berbeda dengan tulang belakang, bagian teratas dari korteks serebri terdiri dari lebih banyak sel soma sehingga bagian ini berwarna keabu-abuan sehingga disebut substansia grisea. Dibawah lapisan ini terdapat akson yang menghubungkan neuron – neuron dalam otak, sehingga bagian ini berwarna keputihan karena adanya selebung myelin pada akson.

Lapisan ini disebut substansia alba.18

Otak merupakan pengatur dari segala aktivitas tubuh, oleh karena itu organ ini harus memiliki volume yang besar tetapi harus tetap proporsional, sehingga diciptakan otak dengan bentuk yang berlipat lipat, bagian permukaan lipatan yang tampak menonjol disebut gyrus, Lipatan yang dalam disebut fissure, sedangkan yang dangkal disebut sulcus. Fissure juga membagi bagian hamisphare menjadi dua bagian yang dihubungkan oleh commissure, yang terbesar adalah corpus callosum. Selain itu fissure juga membagi korteks menjadi 4 lobus, yaitu lobus frontalis, lobus parietal, lobus occipital, dan lobus temporal.18

Gambar 2.11 Cortex cerebral, dan daerah asosiasi (Sherwood L, 2016)

(30)

15 C. Lobus

Lobus merupakan bagian otak yang dipisahkan oleh fissure yaitu lateral fissure dan central fissure.

i. Lobus frontalis

Lobus frontalis merupakan lobus yang berada paling depan dari struktur otak kita dan berada tepat dibawah os frontalis tulang tengkorak. Pada lobus terdapat precentral gyrus yang terdiri dari primary motor area yang berfungsi sebagai pusat penghentian, pengontrolan, perencanaan otot otot skelet. Bagian otak ini memilki neuron yang berfungsi dalam pengontrolan gerakan yang sifatnya kontralateral. Jadi ketika bagian ini distimulasi maka hasil yang didapatkan adalah gerakan yang dilakukan oleh bagian tubuh yang kontralateral dengan bagian motor korteks yang distimulasi18

ii. Lobus parietal

Lobus parietal terletak di belakang dari lobus fontalis, dibatasi oleh sulkus sentralis. Pada lobus ini terdapat postcentral gyrus yang terdiri dari primary somatosensory area yang berfungsi sebagai penerima informasi somtasonesoris seperti tekanan, sentuhan, getaran, dan suhu.18

iii. Lobus occipital

Parieoto-occipital sulkus merupakan sulkus yang memisahkan lobus parietal dan lobus occipital pada lobus ini terdapat primary visual korteks yang berfungsi sebagai pusat dari informasi visual18 iv. Lobus temporal

Sulkus cerebral lateral merupakan sulkus yang memisahkan lobus frontalis dan lobus temporalis, pada lobus ini terdapat primary auditory korteks yang berfungsi sebagai pusat dari penerimaan inforamasi auditoris (lewat pendengaran).19

(31)

16 D. Sistem limbik

Sistem limbik merupakan gabungan dari beberapa struktur dalam otak yang berfungsi mengatur tentang proses perilaku seperti emosi, motivasi, dan perilaku belajar dalam kaitannya dengan faktor biologis.20

E. Hippocampus

Hippocampus merupakan struktur utama dari sistem limbik, dikatakan Hippocampus karena bentuknya yang seperti kuda laut. Hippocampus merupakan tempat dominan terjadinya potensial jangka panjang (PJP). Bagian otak ini berfungsi sebagai tempat transit sementara ingatan jangka panjang sebelum dipindahkan lebih spesifik dan lebih permanen lagi di korteks.

Hippocampus lebih berfungsi kepada ingatan yang sifatnya deskripsi seperti ingatan “apa” tentang orang, tempat, benda, fakta, dan kejadian spesifik yang sering terbentuk setelah hanya satu pengalaman dan yang dapat dikemukakan dalam suatu pernyataan seperti “saya melihat patung Liberty musim panas lalu” atau mengingat kembali suatu gambar dalam ingatan.20

F. Amygdala

Kumpulan nukleus di ventrikel lateral pada lobus termporal disebut amygdala, diebut amygdala karena bentuknya yang seperti kacang almond.

Fungsi amygdala adalah untuk memproses masukan yang menghasilkan sensasi takut. 20

Gambar 2.12 Sistem limbik (Tortora GJ, 2012)

(32)

17 2.2.2 Dienchepalon

Dienchepalon terletak di dalam inferior serebri tepatnya diantara telenchepalon dan midbrain

A. Thalamus

Thalamus berfungsi sebagai “stasiun pemancar” untuk pemerosesan awal semua masukan sensorik. Bagian otak ini menjadi tempat persinggahan bagi semua impuls baik sensorik maupun motorik sebelum di teruskan ke korteks.20 B. Hipothalamus

Hipothalmus merupakan bagian otak yang tempat integrasi dari semua regulasi homeostatik di dalam tubuh. Secara spesifik hypothalamus mengontrol20:

1. Mengontrol suhu tubuh 2. Mengontrol rasa haus

3. Mengontrol asupan makanan

4. Mengontrol hormon hormon hipofisis posterior 5. Mengontrol kontraksi uterus dan ejeksi usus

6. Berfungsi sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom utama yang pada gilirannya memengaruhi semua otot polos, otot jantung, dan kelenjar eksokrin

7. Berperan dalam pola emosi dan perilaku 8. Mengatur siklus bangun tidur

2.3 Tafsir Surah Al-Fatihah

Surah Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Alquran yang diturunkan secara lengkap, terdiri dari 7 ayat dan termasuk ke dalam surah makiyyah karena diturunkan di Kota Mekkah. Surah ini memilki kedudukan yang tinggi dan agung di dalam Alquran, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Sa’id bin Al-Muallat, katanya “Aku pernah mengerjakan salat, lalu Rasulullah SAW memanggilku, tetapi aku tidak menjawabnya hingga aku menyelesaikan salat.

Setelah itu, aku mendatangi beliu, maka beliau pun bertanya, ‘Apa yang

(33)

18

menghalangimu datang kepadaku?’ Aku menjawab,’ya Rasulullah, aku tadi sedang mengerjakan salat’, lalu beliau bersabda, “Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah serua Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada yang memberi kehidupan kepadamu (Q.S Al-Anfal ayat 24). Lalu beliau bersabda, ‘Aku akan ajarkan kepadamu suatu surah yang paling agung di dalam Al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini’. Beliau kemudian menggandeng tanganku, dan ketika beliau hendak keluar dari masjid aku katakan

‘Ya Rasulullah, engkau tadi berkata akan mengejarkan kepadaku surah yang paling agung di dalam Alquran’ kemudian beliau menjawab, ‘Benar! Alhamdulillahi rabbil alamin ia adalah Al-Sab’ul Matsani dan Alquran yang telah diturunkankan kepadaku.’”. 1

Surah ini juga disebut sebagai Al-Sab’ul matsani (tujuh ayat yang berulang ulang) karena jumlah ayatnya yang berjumlah tujuh ayat dan diulang ulang pada setiap sholat seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari nabi SAW, beliau bersabda, “Barang siapa mengerjakan salat tanpa membaca Ummul Quran, maka salatnya tidak sempurna, tidak sempurna, tidak sempurna.”, setidak tidaknya kita akan membaca surah Al-Fatihah sebanyak 14 kali dalam sehari3

Surah Al-Fatihah merupakan ringkasan dari semua surah dan ayat yang ada di dalam Alquran, Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya semua kandungan Al-Qur’an terdapat dalam Al-Fatihah, dan semua yang ada dalam Al-Fatihah terdapat dalam basmalah. Adapun semua yang ada didalam basmalah terdapat dalam huruf ba, dan semua yang ada di dalam huruf ba, terdapat dalam titiknya.

aku adalah titik di bawah huruf ba”.3

Terdapat banyak makna yang terkandung dalam surah ini, didalamnya disebutkan tiga prinsip agama, yaitu mengenal Allah, mengenal hari akhir, dan mengenal Nabi SAW, dalam surah ini juga Allah SWT mengajarkan kita akhlak tentang cara penghambaan kita sebagai hamba kepada tuhannya, agar kita tidak egois dan arogan hidup di bumi ini.3

(34)

19 2.3.1 Tafsir ayat ke-1 surah Al-Fatihah

Artinya :

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Kebiasan kita sebagai umat manusia mencantumkan nama kita pada sesuatu agar kita tetap berkaitan dengan sesuatu itu, menjadi yang dikenang, dan agar tetap hidup dan tidak terlupakan.3

Surah Al-Fatihah merupakan surah pembuka dalam Alquran, oleh karena itu ayat pertama dalam surah Al-Fatihah merupakan ayat pertama yang dibaca ketika akan membaca Alquran. Allah SWT memulai Alquran dengan Nama-Nya sebagaimana kita umat manusia menjadikan mencantukam nama kita pada sesuatu, sehingga makna yang terkandung tetap berkaitan dan tertandai atas nama-Nya.3

Ketika kita memulai sesuatu dengan menyebut nama-Nya dan bekerja dengan-Nya, sehingga apa yang dikerjakan berkaitan dengan nama-Nya, tersifati dengan sifat-Nya, dan tertuju hanya untuk-Nya. Pekerjaan ini akan terhitung sebagai sesuatu yang dilakukan atas nama Allah SWT dan tidak akan sia-sia, dalam hadis yang diriwayatkan Nabi SAW, bersabda : “Setiap perbuatan yang tidak dimulai dengan nama Allah akan bunting (terputus/tidak bermanfaat).3

2.3.2 Tafsir ayat ke-2 surah Al-Fatihah

Artinya :

Segala Puji bagi Allah tuhan semesta alam

Ayat ini berisi kata pujian yang ditujukan kepada sesuatu yang sudah indah dengan sendirinya segala seperti tindakan dan ciptaannya. Dalam ayat ke 5 surah Al-Fatihah iyyaka na’budu (hanya kepada-Mu kami menyembah) menggambarkan bahwa surah ini merupakan gambaran terhadap pembicaraan manusia, jadi seolah olah ayat ini merupakan keluar dari perkataan manusia, tujuannya adalah Allah mengajarkan untuk memuji-Nya dan beradab dalam memuji-Nya.3

2 ^ 1 ^

(35)

20

Al-rabb, artinya pemilik, dalam hal ini Allah merupakan pemilik dari sesuatu yang setelah kata ini disebutkan yaitu al-alamin, jamak dari kata al-alam yang artinya yang ditandai. Kata ini digunakan untuk seluruh wujud seperti, dunia binatang, dunia tumbuhan, dunia manusia, dan bahkan dunia benda mati sekalipun.3 Jadi ayat ini menggambarkan agar manusia untuk selalu memuji sesuatu yang indah dengan sendirinya yaitu semua wujud, baik itu binatang, tumbuhan, manusia, maupun benda mati yang dimiliki oleh Allah SWT sebagai pencipta sekaligus pengaturnya.3

2.3.3 Tafsir ayat ke-3 surah Al-Fatihah

Artinya

Yang maha pengasih, maha penyayang

Ayat ini berisi perbedaan dari sifat Allah yaitu Al-rahman dan Al-rahim, yang sama sama berasal dari akar kata yang sama yaitu rahmat. Rahmat berarti sesuatu yang dapat mengatasi suatu urusan, atau suatu anugrah atau pemberian karunia untuk mencukupi suatu kebutuhan.3

Al-rahman berarti rahmat yang berkaitan dengan jumlah yang banyak dan tak terbatas, dalam hal ini berarti Allah memberikan rahmat bagi semua makhluk tak terbatas hanya kepada orang mukmin saja, orang non-mukmin pun akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT.3

Adapun Al-rahim adalah bentuk rahmat yang diberikan dari Allah yang sifatnya terus menerus, tetap, dan kekal dan hanya dianugerahkan kepada orang mukmin3

2.3.4 Tafsir ayat ke-4 surah Al-Fatihah

Artinya :

Pemilik hari pembalasan

4 ^ 3 ^

(36)

21

Kata al-malik memiliki dua arti yaitu penguasa atau pemilik, dalam ayat ini kata al-malik diartikan sebagai pemilik, Allah menisbatkan diri-Nya sebagai pemilik dari hari pembalasan, seperti dalam firman-Nya surah Al-mu’min ayat 16 : (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada satu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman) : “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?”, Kepunyaan Allah yang maha Esa lagi maha mengalahkan (QS Al-Mu’min [40]: 16). Sedangkan kata al-din diartikan sebagai subjek dari hari balasan ini nantinya yaitu manusia dan jin3.

2.3.5 Tafsir ayat ke-5 surah Al-Fatihah

Artinya :

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami Mohon pertolongan

Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat iyyaka na’budu, objek dalan suatu kalimat berada di awal kalimat, penentuan objek di awal kalimat mengisyaratkan adanya pembatasan bahwa Allah adalah pemilik yang mutlak tanpa syarat, dan batasan, sedangkan hamba merupakan kepemilikin Allah sehingga ibadah itu hanya dan harus ditujukan kepada Allah SWT, sama halnya dengan lanjutan dari ayat ini yaitu Iyyaka nasta’in, memiliki makna bahwa Allah adalah satu satunya tempat untuk meminta pertolongan.

Ketika hamba sedang beribadah kepada Allah SWT, berarti ia seakan akan menyerahkan dirinya untuk dimilik sang pemilik/tuan, jadi ibadah itu akan membawa seorang hamba jauh dari sifat istikbar (kesombongan/sikap arogansi) tetapi tidak menutupi kemungkinan untuk menjalankan tentang istyrak (perihal kemitraan/kesyirikan), dalam bukunya Muhammad Alcaff dari Allamah Thaba’thaba’I meyakini bahwa ibadah itu mengandung makna kepemilikan, di mana kesadaran ini mengiring setiap yang dimiliki, untuk mengenal sang pemilik, dan kemudian pengenalan ini diikuti dengan penyembahan dan ketundukan serta ketaatan kepada-Nya dengan cara ibadah. Ibadah yang tulus dan tanpa menginginkan apapun selain bentuk dari perilaku penghambaadan dan serta

5 ^

(37)

22

penaifan seorang hamba kepada tuhan-Nya. Ibadah yang yang mengharapkan selain Allah maka itu dikategorkan sebagai ibadah yang tidak tulus dan terdapat sifat arogansi, egoisme dan syirik.3

2.3.6 Tafsir ayat ke-6 dan ke-7 surah Al-Fatihah

Artinya :

(6) Tunjukilah kami jalan yang lurus (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Ayat ini mengajarkan kita etika berdoa, jika pada ayat sebelumnya kita memuji Allah swt dengan sifat kepemilikannya maka alangkah sebaiknya setelah memuji kita mengajukan permintaan. Sebagaimana yang Allah ajarkan dalam firman-Nya (dalam hadis qudsi) : “Setengahnya untuk-Ku dan setengah lainnya untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku yang ia minta.”.3

Kata ash-shiraathal mustaqiim (jalan yang lurus) menurut kesepakatan para ulama adalah jalan yang terang dan lurus tidak ada kebengkokan padanya. Kata ash-shiraath dalam bahasa arab digunakan untuk menunjakan segala perkataan, perbuatan, dan sifat yang baik maupun buruk, oleh karena itu pada ayat ke-6 surah Al-Fatihah Allah mensifatinya dengan lafaz mustaqiim (lurus), dan lurus yang dimaksud didalam ayat ini adalah islam.3

Pada ayat ke-7 surah Al-Fatihah Allah secara metaforis menerangkan sifat manusia dilihat berdasarkan jalan yang mereka pilih yaitu, pertama orang yang jalannya keatas, yaitu orang yang selalu beriman kepada Allah dan tidak sombong terhadap ibadahnya, kemudian yang kedua yaitu orang yang jalannya kebawah, yaitu orang orang yang mendapatkan azab dan murka dari Allah, dan yang terakhir yaitu orang yang tersesat dijalan, yaitu orang orang yang bingung dan sesat seperti orang orang yang suka menukar keimanan dengan kekafiran demi mendapatkan sesuatu, seperti dalam firman-Nya Allah SWT berfirman “Apakah kamu

6 ^

7 ^

(38)

23

mengehndaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lutus (Q.S Al-Baqarah [2]: 108).

2.4 Fisiologi Pembelajaran dan Memori 2.4.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah akuisisi pengetahuan atau keterampilan sebagai konsekuensi pengalaman, instruksi, atau keduanya. Dalam belajar dibutuhkan sebuah proses yang terdiri dari stimulus stimulus yang berisi perintah maupun larangan. Respon yang dikeluarkan oleh makhluk hidup merupakan hasil dari proses belajar yang selama ini dilakukan. Contohnya topeng monyet, seekor monyet akan diajarkan untuk bergoyang ketika mendengarkan musik, ketika monyet tersebut melakukannya maka akan mendapatkan pisang, sebaliknya jika menolak untuk melakukannya makan akan mendapatkan cambuk sebagai bentuk konsekuensi hukuman dari perintah yang tidak diikuti. Jadi ketika pertunjukan berlangsung monyet hanya akan merespon stimulus yang hasilnya akan memberi kenikmatan dan cenderung menghindari stimulus yang akan menghadirkan hukuman dari proses pembelajaran yang sebelumnya telah ia lakukan.20

2.4.2 Pengertian Memori

Memori adalah penyimpangan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat kembali. Bentuk interaksi makhluk hidup dan lingkungannya merupakan hasil dari proses belajar dan mengingat agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Pada proses mengingat terjadi perubahan perubahan saraf yang dikenal sebagai jejak memori. Memori disimpan dalam dua bentuk yaitu memori jangka pendek yang hanya bertahan beberapa detik hingga jam, dan memori jangka panjang yang dapat bertahan harian hingga tahunan, memori jangka panjang awalnya merupakan jejak memori jangka pendek yang dipindahkan ke tempat memori jangka panjang proses ini dinamakan konsolidasi memori.20

Stimulus yang didapat akan dijadikan memori jangka pendek dulu, ada dua nasib dari stimulus ini akan hilang karena daur ulang informasi yang diterima oleh

(39)

24

otak atau memori ini dikonsolidasikan secara kimiawi di otak menjadi memori jangka panjang yang kapasitas penyimpanannya lebih besar dibandingkan dengan kapasitas penyimpanan memori jangka pendek. Memori jangka panjang ini akan berguna jika dapat diambil kembali dan memengaruhi perilaku di masa yang akan datang proses ini dinamakan mengingat.20

2.4.3 Mekanisme biokimia ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang A. Ingatan jangka pendek

Terdapat dua bentuk ingatan jangka pendek yaitu habituasi adalah bentuk penurunan responsivitas terhadap presentasi berulag suatu stimulus biasa, yaitu rangsangan yang tidak menghasilkan penghargaan atau hukuman dan sensitasi adalah pengingkatan responsifitas terhadap rangsangan ringan setelah rangsangan kuat atau merusak. Kedua bentuk ingatan ini diuji cobakan pada siput laut aplysia.21

Gambar 2.13 mekanisme habituasi dan sensitasi pada Aplysia.20

(40)

25 1. Mekanisme Habituasi

Mekanisme habutasi terjadi ketika adanya modifikasi kanal di terminal akson presinaps. Kanal Ca2+ berpintu listrik terbuka menyebabkan masuknya ion Ca2+ dan memicu eksositosis neurotransmitter. Ketika respons ini dianggap biasa saja maka akan disebut sebagai habitusi, akan terjadi modifikasi kanal di terminal akson presinaps. Ca2+ yang sebelumnya akan masuk jika mendapatkan respon yang sama, pada saat ini tidak jumlahnya tidak akan sama yang akan masuk kedalam terminal akson presinaps, mengakibatkan tidak terjadinya eksositosis neurotransimitter, sehingga terjadi penurunan respons atau perilaku terhadap rangsangan tersebut. Mekanisme ini dipercaya sebagai bentuk pembelajaran manusia yang pertama, ketika bayi mendapatkan stimulus yang sama maka ia cenderung mengabaikannya dan lebih fokus terhadap stimulus – stimulus baru yang lebih penting.21

2. Mekanisme Sensitasi

Mekanisme sensitasi terjadi akibat rangsangan yang kuat atau merusak. Terjadi peningkatan pelepasan neurotransmitter di terminal presinaps akibat dari meningkatnya Ca2+ yang masuk kedalam akson terminal presinaps. Hal ini terjadi karena adanya pelepasan serotonin dari antar-neuron fasilitatif, menyebabkan pengaktifan jalur caraka kedua cAMP di akson terminal presinaps, sehingga terjadi penyumbatan kanal K+.

Keadaan ini mengakibatkan terjadinya pemanjangan potensial aksi dineuron presinaps sehingga influx Ca2+ meningkat, menyebabkan peningkatan pelepasan neurotransmitter dan peningkatan potensial pascasinaps di neuron eferen mengakibatkan terjadinya peningkatan respons perilaku terhadap rangsangan yang ringan.21

B. Mekanisme Potensial Jangka Panjang

Proses habituasi dan sensitasi yang masuk dalam ingatan jangka pendek tadi, termasuk dalam proses awal makhluk hidup dalam beradaptasi dengan lingkungannya, proses tadi merupakan suatu informasi yang akan disimpan lebih spesifik oleh mekanisme yang dinamakan potensial jangka panjang.21

(41)

26

Potensial jangka panjang merupakan keadaan peningkatan transmisi di sinaps akibat perubahan dari neuron presinaps (peningkatan pengeluaran neurotransmitter) atau dari neuron pascasinaps (peningkatan responsivitas terhadap neurotransmitter). Perubahan ini terjadi ketika hubungan sinaps ini sering digunakan. Potensial jangka panjang (PJP) paling sering ditemukan di daerah hipokampus yang merupakan bagian dari sitem limbik.21

PJP diawali oleh pelepasan glutamate oleh terminal neuron presinaps, kemudian glutamate ini kan berikatan dengan dua reseptor pascasinaps yaitu reseptor AMPA, dan reseptor NMDA.21

Ketika glutamate berikatan dengan reseptor AMPA akan menyebabkan masukna Na+ ke dalam neuron pascasinpas sehingga terjadi potensial aksi. Berbeda dengan reseptor AMPA, reseptor NMDA memiliki mekanisme yang cukup rumit.

kanal NMDA akan terbuka jika berikatan dengan glutamate dan depolarisasi oleh masukan lain, karena dalam fase repolarisasinya kanal ini tidak akan terbuka karena adanya ion Mg2+ yang menutup kanal ini.20

Mekanisme pembukaan reseptor NMDA diawali dengan berikatan dengan glutamate, tetapi hal ini belum cukup karena masih terdapat ion mg2+ di neuron pascasinaps, untuk mengeluarkan mg2+ dibutuhkan keadaan depolarisasi oleh aktiviatas eksitatorik lainnya. keadaan depolarisasi ini dibantu oleh depolariasi yang diakibatkan oleh reseptor AMPA pada neuron pasca sinaps yang sama dan dari sumber lain. Hal ini menyebabkan keadaan depolarisasi yang memadai di neuron pascasinaps untuk mengeluarkan Mg2+ dari kanal NMDA sehingga Ca2+

dapat masuk melalui kanal NMDA ini. Masuknya Ca2+ ini mengaktifkan jalur caraka kedua Ca2+ sehingga terjadi penambahan reseptor AMPA di neuron pascasinaps dan pelepasan nitrat oksida. Nitrat oksida ini akan merangsang peningkatan pelepasan glutamate oleh neuron presinaps.20

Keadaan ini menyebabkan informasi yang akan disampaikan oleh jalur sinaps ini akan lebih cepat dan effisien karena peningkatan aktivitas di akson antar neuronnya jika teraktivasi lagi di masa yang akan datang. 21

1. Ingatan Jangka Panjang

(42)

27

Mekanisme konsolidasi memori sampai saat ini masih belum jelas. Para peneliti meyakini konsolidasi memori ini terjadi karena perubahan struktur dan fungsional dari neuron neuron yang ada di otak akibat pengaktifan gen – gen spesifik yang mengontrol sintesis protein. Suatu penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan dengan desain penelitian meletakkan suatu hewan di lingkungan yang kaya akan stimulus dan yang miskin stimulus. Hasilnya didapatkan perbedaan secara mikroskopik terjadi di struktur neuron masing – masing hewan percobaan.

Hewan yang diletakkan di lingkungan kaya akan stimulus mengalami perubahan jumlah dendrit di sel – sel saraf di bagian otak yang menyimpan ingatan.21

Konsolidasi memori diawali oleh pengaktifan cAMP pada potensial jangka panjang, dan dalam bentuk ingatan sederhana seperti sensitasi, cAMP akan mengaktifkan cAMP responsive element banding protein (CREB) yang bekerja di DNA sehingga memengaruhi sintesis protein baru yang menyebabkan perubahan struktural pada neuron terkait. Terdapat juga immediate early ganes (IEG) yaitu gen yang dapat memerintahkan sintesis protein yang menyandi ingatan jangka panjang.21

Pada saat ini penelitian tentang ingatan jangka panjang ini sudah mulai fokus terhadap perubahan bentuk hubungan sinaps di substansia alba dan nigra otak. Neuron neuron di otak dapat menghasilkan sinyal kimia neuregulin yang dapat mengatur luas selubung meilin, sehingga proses penghantaran potensial aksi dapat terjadi lebih cepat.21

Gambar 2.14 mekanisme kemungkinan jalur untuk ingatan jangka panjang.20

(43)

28 2.5 Fisiologi Pendengaran

Batas pendengaran manusia berada pada frekuensi 40 Hz sampai 20 KHz dan akan menurun seiring bertambahnya usia. Gelombang suara yang berasal dari sumber suara akan dikumpulkan oleh daun telinga dan melewati meatus auditorik eksternus (telinga luar) dan menuju membrane timpani. Membran ini akan bergetar sesuai dengan besar dan tinggi gelombang suara yang ditangkap. Membran ini berhubungan dengan tulang tulang pendengaran (maleus, incus, stapes) di telinga tengah. Fungsi dari ketiga tulang pendengaran ini adalah untuk meneruskan getaran yang terjadi di membran timpani yang akhirnya akan menggetarkan cairan dalam koklea. Proses ini melibatkan perubahan energi dari udara ke cairan.22

Koklea tediri dari 3 tabung yang berlingkar, masing masing tabung berjalan parallel satu sama lain, ketiga tabung tersebut adalah Skala vestibule, skala media, dan skala timpani. Skala vestibule dan skala timpani trerdiri dari cairan yang disebut cairan perilimfe, yang akan bertemu pada ujung koklea, dan skala media yang terdiri dari cairan endolimfe.22

Skala media terletak di tengah dari Skala vestibule dan skala timpani. Batas antara skala media dan skala vestibula disebut membrane reisssner, sedangkan batas antara skala media dan skala timpani disebut membrane basilaris. Terdapat organo corti, suatu tempat melekatnya berbagai sel rambut.22

Sel rambut memiliki 2 jenis, sel rambut dalam dan sel rambut luar. Sel rambut ini berfungsi untuk mendetksi adanya perubahan gerakan pada membrane basilaris. Perubahan membrane basilaris ini akan mebuat defleksi dari sel sel rambut ini sehingga terjadi perubahan potensial aksi, dan pelepasan zat neurotransmitter dari dasar sel rambut, dan aktivasi serabut saraf yang membawa impuls ke pusat saraf yang lebih tinggi di otak hingga akhirnya sampai di korteks audiotrik primer.22

(44)

29 2.6 Alur Penelitian

(45)

30 2.7 Kerangka teori

(46)

31 2.8 Alur pengambilan sampel

(47)

32 2.9 Kerangka Konsep

(48)

33 2.10 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat Cara Pengukuran Skala

1 Gelombang alfa pre- intervensi

Gelombang alfa memiliki frekuensi 8-12 Hz. Yang diukur pada kedua kelompok sebelum dilakukan

intervensi

EEG Nicolet One V.32, VIASYS Health Care yang

terkaliberasi

Menghitung

gelombang yang terbentuk sebanyak 8-13 gelombang dalam 5 kotak kecil (selama 1 detik) pada aplikasi Nicolet

EEG modular

neurogenic software sistem V5.82

Numerik

2 Gelombang alfa pos- intervensi

Gelombang alfa memiliki frekuensi 8-12 Hz. Yang diukur pada kedua kelompok setelah dilakukan

intervensi

EEG Nicolet One V.32, VIASYS Health Care yang

terkaliberasi

Menghitung

gelombang yang terbentuk sebanyak 8-13 gelombang dalam 5 kotak kecil (selama 1 detik) pada aplikasi Nicolet

EEG modular

neurogenic software sistem V5.82

Numerik

(49)

34 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian yang menngunakan metode experimental

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei 2018 hingga Juli 2019

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian bertempat di Faklutas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Klinik Zam Zam Bintaro.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kedokteran angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.4 Sampel Penelitian

KEGIATAN WAKTU

Perekaman EEG I dan Pembagian soal Pre Test (Kel. Kontrol dan Perlakuan)

7-12 Mei 2018 Intervensi I (Pemberian materi

mengenai surah Al-Fatihah ) 27 Mei 2018 Intervensi dengan pemberian

buklet 26 Mei-6 September 2018

Intervensi II (Pemberian materi

mengenai surah Al-Fatihah ) 7 September 2018 Perekaman EEG II dan Pembagian

soal Post Test (Kel. Kontrol dan Perlakuan)

8-13 September 2018

Analisis Hasil Juli 2019

(50)

35

Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah probability sampling berupa simple random sampling. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik yang memberikan peluang yang sama bagi setiap individu dari suatu populasi untuk dipiluh menjadi sampel, sedangkan cara yang yang digunakan untuk memilih sampel ada simple random sampling yaitu anggota populasi diacak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut 3.5 Besar Sampling

Rumus besar sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis analitik numeric berpasangan :

N1 =N2 = 2 ((Zα+Zβ)S

X1 – X2 )2 Keterangan :

N1 = N2 = Besar Sampel = Defiat baku alfa = Defiat Baku beta

S = Sampingan baku gabungan X1 – X2 = Selisih rerata minimal

Kepustakaan pada penelitian ini tidak ada sebelumnya maka penelitian ini termasuk dalam studi pendahuluan yang menggunakan 10-20 orang subjek penelitian.

Pada penelitian ini menggunakan 20 orang subjek penelitian, yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dengan 10 orang subjek penelitian dan kelompok kontrol dengan 10 orang subjek penelitian.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.6.1 Kriteria Inklusi

 Mahasiswa kedokteran angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakrta yang bersedia mengikuti proses penelitian hingga akhir

 Sehat

Gambar

Tabel 6.1 Hasil aktivitas gelombang alfa otak EEG pre dan pos-intervensi  ...... 50  Tabel 6.2 Hasil uji normalitas aktivitas gelombang alfa otak pre-intervensi  ....
Grafik 4.1 Hasil gelombang alfa otak pre-intervensi  ........................................
Gambar 2.1 Pemasangan elektroda  tipe 10-20 sistem. 8
Gambar 2.3 Montase bipolar. 8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lemak abdomen sapi {tallow) merupakan limbah yang belum termanfaatkan dengan baik dan hanya dibuang begitu saja di rumah potong hewan (RPH) yang keberadaannya sering

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mahasiswa UNY angkatan tahun 2012 memiliki tingkat self disclosure dalam

Untuk mengetahui manajemen resiko kredit yang digunakan oleh Bank Woori Saudara Indonesia 1906

Untuk mengetahui strategi guru Al- Qur’an Hadits dalam menumbuhkan motivasi belajar membaca Al- Qur’an pada siswa di MTs Sultan Agung.

Mahasiswa dengan indikator-indikator seperti di atas jika dilihat dari segi loyalitas konsumen, dapat dikatakan sebagai konsumen yang memiliki kecenderungan kesetiaan

Penilitian dilakukan di pasar Rumah Tiga terhadap pedagang perantau etnis Buton untuk melihat hubungan yang terbangun antara sesama mereka, hubungan dengan pemberi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang Mengatur Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual: “ Sesuai dengan

Pan Mohammad Faiz, S.H dalam jurnal hukum yang berjudul Menabur Benih Constitutional complaint, berpendapat bahwa constitutional complaint sangat dimungkinkan menjadi