1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Sistem informasi mungkin sudah tidak asing bagi kita akhir-akhir ini di
mana-mana istilah ini sudah sedemikian sering digunakan mulai dari sekolah,
pemerintah daerah dan pusat, universitas, lingkungan bisnis, dan lain-lain. Sebuah
sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis data, dan
menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik (Turban, Mc Lean, Wetherbe,
1999). Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mentransformasikan data akuntansi menjadi informasi.
Paket Keuangan Negara, yaitu Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 dan
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 dan sebagai wujud adanya reformasi di
bidang keuangan telah mengamanatkan bahwa sistem akuntansi dan penyusunan
pelaporan keuangan pemerintah harus berdasarkan basis akrual. Pelaksanaan
sistem akuntansi berbasis akrual ini harus sudah dilaksanakan selambat-lambatnya
5 tahun sejak Undang-Undang tentang keuangan Negara pertama kali disahkan
atau lebih tepatnya tahun 2008 sistem aplikasi pemerintah sudah berbasis akrual.
Sebagai pedoman dalam pengimplementasian sistem tersebut telah ditetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah. Selama 5 tahun tersebut sistem akuntansi akrual belum dapat
diimplementasikan dan sebagai masa transisi sistem yang digunakan adalah
2
tahun 2008 masih banyak yang harus dilakukan persiapan-persiapan dan
penyempurnaan-penyempurnaan sehingga terjadi penundaan implementasi
akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Hal ini telah disepakati antara pemerintah
dengan DPR yang dituangkan dalam UU pertanggungjawaban APBN dan
diterbitkannya PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
berbasis akrual sebagai pengganti PP Nomor 24 tahun 2005.
Persiapan yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam
mengimplementasikan sistem akuntansi akrual tersebut diantaranya memberikan
training-training (sebanyak 24.000) sebagai pelatihan awal, penyiapan teknologi
informasi, dan persiapan dana yang dibutuhkan. Untuk persiapan penyelenggaraan
training, Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan bekerja sama dengan Direktorat
Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan workshop implementasi akuntansi
pemerintah berbasis akrual dan aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis
Akrual (SAIBA). Untuk pelaksanaan workshop di daerah, Pusdiklat Anggaran
dan Perbendaharaan juga bekerja sama dengan Balai Diklat Keuangan di
lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Terkait dengan
penyiapan teknologi informasi telah dihasilkan sistem aplikasi SPAN yang telah
dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2013, dan sistem aplikasi SAKTI yang
rencananya akan dilakukan piloting sistem pada tahun 2014. Sampai dengan tahun
2014 sistem aplikasi SAKTI masih terdapat penyempurnaan-penyempurnaan
sehingga tidak dimungkinkan dapat digunakan untuk tahun 2015, sedangkan pada
tahun 2015 seluruh satker sudah diwajibkan melaksanakan sistem akuntansi dan
yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah mengembangkan
aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Sistem ini
merupakan modifikasi dari aplikasi SAKPA yang selama ini telah familiar
digunakan oleh seluruh satker yang ada sehingga para satker tidak akan
mengalami kesulitan untuk mempelajari aplikasi SAIBA. Modifikasi tersebut
meliputi saldo awal, pencatatan transaksi, dan penyesuaian-penyesuaian. Dalam
menganalisis transaksi-transaksi yang semula dicatat berdasarkan basis kas pada
saat terjadinya transaksi tersebut akan disesuaikan pada akhir periode ke dalam
sistem basis akrual.
Menurut Tedy Fatkhuri sebagai bagian keuangan pada PSTA LAPAN
Bandung. Dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan Rekonsiliasi
(BAR) masih sering tertunda. Menurutnya hal ini karena belum stabilnya Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data di SAIBA
masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu yang
akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga masih adanya akun persediaan
dan asset yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau
tidak terbacanya beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persedian
dan asset karena proses peralihan dari kas basis ke akrual basis. Dengan demikian
akan memperlambat kerja dalam pembuatan laporan keuangan jika harus
melakukan rekon ulang. Semenjak menggunakan aplikasi SAIBA dalam membuat
laporan keuangan PSTA LAPAN harus membuat laporan operasional, laporan
perubahan ekuitas, neraca, laporan realisasi anggaran, dan catatan atas laporan
4
membuat laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan
saja.
Berdasarkan hal diatas maka penulis laporan kerja praktek ini mengambil
judul “Tinjauan Atas Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Sub Bagian
Tata Usaha Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung”.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dilaksanakannya kerja praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual pada
PSTA LAPAN Bandung
2. Untuk mengetahui kendala apa saja di dalam prosedur sistem akuntansi instansi
berbasis akrual pada PSTA LAPAN Bandung
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan atas kendala yang terjadi mengenai
prosedur sistem akuntansi instansi berbasis akrual pada PSTA LAPAN
Bandung
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Adapun kegunaan dari dilaksanakannya kerja praktek ini adalah :
1.3.1 Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil dari laporan ini dapat memberi informasi dan masukan
sebagai kebijakan dalam pengambilan keputusan mengenai prosedur sistem
1.3.2 Kegunaan Akademis
Diharapkan hasil dari laporan ini dapat menambah wawasan dan
memberikan ilmu tentang akuntansi keuangan yaitu dengan pemahaman mengenai
SAIBA di LAPAN Bandung.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek bertempat di Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan
bagian Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer yang berlokasi di Jalan
DR.Djundjunan No. 133 Bandung.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek (KKP) ini dilaksanakan selama 25
hari sesuai dengan aturan yang ada di UNIKOM dan telah disepakati oleh
LAPAN tanggal 27 Juli sampai dengan 28 Agustus 2015. Waktu kerja praktek
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Kronologi Pembentukan LAPAN
Pada tanggal 31 Mei 1962, dibentuk panitia Astronautika oleh Menteri
Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun
(selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).
Tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan Militer
Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan dua
roket seri Kartika berikut telemetrinya.
Tanggal 27 November 1963, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 263 Tahun 1963 tentang
LAPAN.
Penyempurnaan organisasi LAPAN melalui :
1. Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 1974,
2. Keppres Nomor 33 Tahun 1988,
3. Keppres Nomor 33 Tahun 1988 jo Keppres Nomor 24 Tahun 1994;
4. Keppres Nomor 166 Tahun 2000 sebagaimana diubah beberapa kali yang
terakhir dengan Keppres Nomor 4 Tahun 2013
5. Perpres Nomor 49 Tahun 2015.
Kompetensi Utama
8
2. Pemanfaatan sains atmosfer, iklim, dan antariksa.
3. Pengembangan teknologi dirgantara.
4. Pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
LAPAN merupakan salah satu Lembaga Non Departemen yang bertanggung
jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan tugasnya
dikoordinasikan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang riset dan
teknologi. Suatu lembaga memerlukan sebuah struktur organisasi agar lembaga
tersebut dapat berjalan dengan baik, dan masing-masing mempunyai tugas yang
berbeda sehingga dapat mengetahui secara jelas apa yang menjadi kewajiban dan
tanggung jawabnya.
Dalam menjalankan kegiatannya lembaga tersebut dipimpin oleh seorang
Kepala Badan dan membawahi berbagai bidang dan dibantu oleh sekretaris yang
juga membawahi beberapa bidang, setiap bidang dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian yang membawahi sub bidang masing-masing. Sub bidang terdiri dari staf
atau pegawai yang mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Berikut susunan dari struktur organisasi Deputi Sains, Pengkajian, dan
Informasi Kedirgantaraan.
a. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Dalam Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terbagi menjadi beberapa bagian
diantaranya:
a.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha. Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang:
a.1.1 Bidang Pemodelan Atmosfer
a.1.2 Bidang Komposisi Atmosfer
a.1.3 Bidang Teknologi Atmosfer
a.1.4 UPT
a.1.5 Kelompok Jabatan Fungsional
b. Pusat Sains Antariksa
Dalam Pusat Sains Antariksa terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya:
b.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha. Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang:
b.1.1 Bidang Matahari dan Antariksa
b.1.2 Bidang Geomagnet dan Magnet Antariksa
b.1.3 Bidang Ionosfer dan Telekomunikasi
b.1.4 Bidang Teknologi Penagamatan
b.1.5 UPT
b.1.6 Kelompok Jabatan Fungsional
c. Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan
Dalam Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan terbagi menjadi
10
c.1 Di kepalai oleh Subbagian Tata Usaha. Dalam subbagian tata usaha membawahi bidang:
c.1.1 Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional
c.1.2 Bidang Pengkajian Hukum Kedirgantaraan
c.1.3 Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Internasional
c.1.4 Bidang Sistem Informasi Kedirgantaraan
c.1.5 Kelompok Jabatan Fungsional
2.3 Uraian Jabatan Perusahaan
Adapun uraian jabatan pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
sebagai berikut:
1. Kepala LAPAN
Tugas dari kepala LAPAN yaitu:
a. Memimpin LAPAN sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku
b. Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijaksanaan sesuai dengan tugas
LAPAN
c. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas LAPAN yang menjadi
tanggung jawabnya
2. Inspektorat
Inspektorat mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan,
pengendalian administrasi, dan menyiapkan bahan informasi dalam hubungan
antara Lembaga tertinggi dan Lembaga tinggi Negara.
3. Deputi Penginderaan Jauh
Deputi Penginderaan Jauh mempunyai tugas melakukan penyusunan program,
penyiapan bahan dan sarana, pengembanagn metode dan pelaksanaan promosi
mengenai program, kegiatan, dan hasil-hasil LAPAN bidang penginderaan jauh.
Dalam melaksanakan tugas melakukan promosi penginderaan jauh sebagai
berikut:
a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi
b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi
c. Pengumpulan pengembangan metode promosi
d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan
e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi.
4. Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan
Bertugas untuk melakukan penyusunan program, penyiapan bahan dan sarana,
pengembangan metode dan pelaksanaan promosi mengenal program, kegiatan dan
hasil-hasil LAPAN bidang sains, pengkajian dan informasi kedirgantaraan.
Dalam melaksanakan tugas bidang sains, dalam melaksanakan tugas sebagai
promosi sains, pengkajian dan informasi kedirgantaraan tugas-tugasnya adalah
12
a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi
b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi
c. Pengumpulan pengembangan metode promosi
d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan
e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi.
5. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara
Deputi bidang teknologi dirgantara mempunyai tugas melakukan penyusunan
program, penyimpanan bahan dan sarana, pengembangan metode dan pelaksanaan
promosi mengenai program, kegiatan, dan hasil-hasil LAPAN bidang teknologi
dirgantara.
Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:
a. Pengumpulan bahan penyusunan program promosi
b. Pengumpulan bahan dan sarana promosi
c. Pengumpulan pengembangan metode promosi
d. Pengumpulan bahan pelaksanaan promosi, dan
e. Pengumpulan bahan evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi.
6. Sekretariat Utama
Sekretariat utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perancangan,
pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya lingkungan LAPAN.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai sekretariat utama adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi di lingkungan LAPAN
b. Koordinasi perencanaan dan perumusan kebijaksanaan teknis serta evaluasi
c. Koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
tugas LAPAN
d. Koordinasi penyusunan laporan
e. Pembinaan dan pelaksanaan pengembangan kerjasama teknik dan kemitraan
kedirgantaraan dengan instansi terkait di dalam dan luar negeri
f. Pembinaan dan pelaksanaan pemasyarakatan, pemasaran, pelayanan informasi
kedirgantaraan, dan perpustakaan
g. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata
tangga, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, rumah
tangga, hak atas kekayaan intelektual, pemeliharaan, dan inventarisasi.
Dalam sekretariat utama dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Biro Perencanaan dan Organisasi
Biro perancangan dan organisasi mempunyai tugas melaksanakan urusan
perencanaan, evaluasi, pelaporan, organisasi, tata laksana, dan hukum. Adapun
fungsinya sebagai berikut:
a. Koordinasi penyusunan kegiatan perencanaan, evaluasi kegiatan, serta
pelaporan
b. Pembinaan dan pelaksanaan organisasi dan ketatalaksanaan serta hukum.
2. Biro kerjasama dan humas Kedirgantaraan
Biro humas dan kerjasama kedirgantaraan mempunyai tugas
14
hubungan antara lembaga dan masyarakat serta kerjasama di bidang
kedirgantaraan. Adapun fungsinya sebagai berikut:
a. Pemberian informasi dan hubungan antar lembaga
b. Pemberian informasi dan hubungan media massa
c. Pengelolaan publikasi, pameran, dan informasi kepada masyarakat
d. Administrasi kerjasama teknis bilateral dan multilateral dengan instansi dalam
dan luar negeri
e. Pelaksanaan pameran program kegiatan dan hasil-hasil LAPAN
f. Pelaksanaan pemberian dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat dan
promosi hasil-hasil LAPAN.
3. Biro Umum
Biro umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan rumah tangga serta tata usaha. Biro umum mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian
b. Pelaksanaan urusan keuangan
c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga
d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan persuratan.
2.4 Kegiatan Perusahaan
Dalam mengemban tugas pokok di atas LAPAN menyelenggarakan
1. Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains
antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan
jauh serta pemanfaatannya;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer,
teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta
pemanfaatannya;
3. Penyelenggaraan keantariksaan;
4. Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan LAPAN;
6. Pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa;
7. Pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;
8. Pelaksanaan pengelolaan standarisasi dan sistem informasi penerbangan dan
antariksa;
9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan
10. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian dan
pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan
16 BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Landasan Teori
Dalam landasan teori, Adapun definisi mengenai sistem, informasi,
sistem informasi, akuntansi, akrual basis, cash basis, SAIBA, SPP, SPM, dan
SP2D menurut para ahli sebagai berikut:
3.1.1 Sistem
3.1.1.1 Definisi Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Berikut ini adalah beberapa definisi sistem yang telah dikemukakan:
Menurut Yakub (2012:1): “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur
-prosedur yang berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau tujuan tertentu”.
Menurut McLeod, Jr dalam Prasojo. (2011:152): “Sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling
3.1.2 Informasi
3.1.2.1 Definisi Informasi
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep,
ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Berikut ini adalah beberapa definisi
informasi yang telah dikemukakan:
Menurut Laudon & Laudon dalam Kadir (2010:3): “informasi adalah data yang
telah diolah menjadi bentuk yang bermakna dan berguna bagi manusia”.
Menurut Sutarman (2010 : 14): “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang
diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si
penerima”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah
bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan.
3.1.3 Sistem Informasi
3.1.3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan
untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil,
memanipulasi, dan menampilkan) informasi. Berikut ini adalah beberapa definisi
18
Menurut O’brian dalam Yakub (2012:16): “sistem informasi (information system)
merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi”.
Menurut Azhar Susanto (2013:55): “sistem informasi merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama yaitu
software, hardware, dan brainware yang memproses informasi menjadi sebuah
output yang berguna untuk pengambilan keputusan.
3.1.4 Akuntansi
3.1.4.1 Definisi Akuntansi
Akuntansi sering disebut sebagai “Bahasanya Dunia Usaha” karena
akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang
menyelenggarakannya dan pihak luar untuk mengambil keputusan. Berikut ini
adalah beberapa definisi akuntansi yang telah dikemukakan:
Menurut Rudianto (2010): “Akuntansi adalah sebagai sebuah sistem yang
menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik dalam pengambilan pilihan-pilihan peralasan dari berbagai tindakan akuntansi”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa akuntansi adalah sebuah sistem yang menghasilkan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil
tindakan-tindakan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan yang berguna dalam
pengambilan keputusan.
3.1.5 Akrual Basis
3.1.5.1 Definisi Akrual Basis
Dalam ilmu akuntansi dikenal adanya 2 metode pencatatan transaksi
salah satunya adalah akrual basis. Berikut ini adalah beberapa definisi akrual basis
yang telah dikemukakan:
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang Mengatur Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual: “Sesuai dengan kerangka waktu implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual, maka tahun 2014 merupakan tahun terakhir pemerintah pusat dan daerah harus sudah menggunakan basis akrual dalam penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan basis akrual dimaksudkan untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan baik para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan basis kas menuju akrual yang selama ini dianut”. Menurut Direktur Jendral Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono (2015):
“Bahwa dengan sistem akrual maka penerimaan Negara akan dicatat pada saat
negara memiliki hak penerimaan, dan belanja dicatat pada saat pemerintah sudah
berkewajiban untuk membayar”.
Menurut Suryo Adiprojo (2015): “Akrual basis adalah suatu basis akuntansi
dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan
dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa
20
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa akrual basis adalah suatu metode akuntansi dimana transaksi
diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada setiap transaksi yang
terjadi berdasarkan pengakuan yang sesungguhnya. Laporan keuangan yang
dihasilkan dari penerapan basis akrual dimaksudkan untuk memberikan informasi
yang lebih komprehensif dan lebih baik bagi para pemangku kepentingan para
pengguna laporan keuangan.
3.1.6 Cash Basis
3.1.6.1 Definisi Cash Basis
Dalam ilmu akuntansi dikenal adanya 2 metode pencatatan transaksi
salah satunya adalah cash basis. Berikut ini adalah beberapa definisi cash basis
yang telah dikemukakan:
Menurut Direktur Jendral Perbendaharaan Marwanto Harjowiryono (2015): “Pada
cash basis pencatatan penerimaan uang pada saat kita menerima , sedangkan
pencatatan belanja dicatat pada saat uang keluar”.
Menurut Suryo Adiprojo (2015): “Cash basis adalah suatu basis akuntansi dimana
transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya kas masuk
dan kas keluar serta diukur berdasarkan kas masuk dan kas keluar”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa cash basis adalah suatu metode pencatatan dimana transaksi
ekonomi dan peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya kas masuk dan kas
3.1.7 SAIBA
3.1.7.1 Definisi SAIBA
Mulai tahun 2015 pemerintah harus sudah menerapkan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan berbasis akrual. Dalam rangka penerapan basis akrual
pemerintah pusat mengembangkan aplikasi SAIBA ini. Berikut ini adalah
beberapa definisi SAIBA yang telah dikemukakan:
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintah yang Mengatur Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual: “SAIBA merupakan aplikasi akuntansi pemerintah pusat dalam rangka
menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual”.
Menurut Mukhtaromin (2014): “SAIBA merupakan modifikasi dari aplikasi
Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan
dengan standar akuntansi pemerintah dan SAPP”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa SAIBA adalah suatu aplikasi akuntansi pemerintah pusat untuk
menghasilkan laporan keuangan berbasis akrual yang merupakan modifikasi dari
SAI untuk menyesuaikan dengan standar akuntansi pemerintah.
3.1.8 SPP, SPM, dan SP2D
3.1.8.1 Definisi SPP, SPM, dan SP2D
Dalam pembuatan laporan keuangan pada SAIBA, harus adanya
dokumen sumber transaksi dalam hal ini adalah SPP, SPM, dan SP2D. Berikut ini
22
Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri
21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah
dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan atau bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran”.
Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri
21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Perintah Membayar (SPM) adalah
dokumen yang digunakan atau diterbitkan oleh pengguna anggaran atau kuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran
DIPA-SKPD”.
Menurut Permendagri 13 Tahun 2006, Permendagri 59/2007, dan Prmendagri
21/2011 mendefinisikan bahwa: “Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh
Bendahara Umum Daerah berdasarkan SPM”.
Berdasarkan definisi diatas SPP, SPM, dan SP2D merupakan dokumen
sumber transaksi dalam pembuatan Laporan Keuangan pada SAIBA. SPP adalah
dokumen untuk mengajukan permintaan pembayaran. SPM adalah dokumen
untuk mencairkan dana. Dan SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai
3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.2.1.1 Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Dalam pelaksanaan kerja praktek adapun prosedur penyelesaian SPP-LS sampai
dengan SPM-LS, prosedur penyelesaian SP2D, dan prosedur pembuatan laporan
keuangan.
A.Prosedur penyelesaian SPP-LS sampai dengan SPM-LS adalah sebagai berikut:
1. Penerima hak dari PSTA LAPAN (orang-orang yang mempunyai hak didalam
pembuatan RKA-KL) mengajukan tagihan ke KPPN untuk mencairkan dana
yang sudah terlampir didalam RKA-KL dengan disertai dokumen pendukung
seperti SPP, SPM, dan RKA-KL.
2. Tagihan penerima hak diserahkan kepada Bapak Muzirwan selaku PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen) berupa SPP-LS dengan disertai dokumen
pendukung seperti SPP, SPM, dan RKA-KL. Apabila dana yang tercantum
dalam RKA-KL melebihi dana yang dikeluarkan maka harus dikembalikan
lagi.
3. Setelah SPP-LS diproses lalu diserahkan kepada Bapak Nurkhamdani selaku
PP-SPM (Pejabat Penandatanganan SPM) yang berupa SPM-LS untuk
ditandatangani dengan disertai dokumen pendukung seperti SPP, SPM, dan
RKA-KL. Tidak hanya dokumen pendukung berupa kertas-kertas dokumen
24
software tertentu saja salah satunya adalah SAIBA dan yang bisa membuka
ADK tersebut hanya DJPB dan KPPN saja.
4. Ketika sudah ditandatangani oleh PP-SPM maka SPM-LS diserahkan kepada
KPPN dengan disertai dokumen pendukung berupa (SPP, SPM, dan RKA-KL)
dan juga ADK. Apabila KPPN menyetujui maka dana yang ditagih oleh
penerima hak dapat segera dicairkan melalui Bank.
B.Prosedur Penyelesaian SP2D
1. Bagian Perbendaharaan dari satuan kerja PSTA LAPAN menyiapkan dokumen
SPM-LS dan ADK
2. ADK tersebut menjadi dokumen penting dalam pembuatan SP2D
3. Ketika SP2D sudah selesai dibuat lalu oleh pihak bendahara SP2D tersebut
diserahkan kepada Bank untuk mencairkan uang
4. Oleh pihak Bank SP2D tersebut diperiksa apakah sudah sesuai dengan yang
ada dalam RKA-KL beserta dokumen pendukungnya. Apabila salah satu
dokumen pendukung tidak lengkap maka uang tidak dapat dicairkan oleh pihak
Bank
5. Setelah SP2D diperiksa oleh pihak Bank dan semua dokumen pendukung
sudah lengkap dan sudah sesuai dengan yang ada di RKA-KL maka uang dapat
dicairkan oleh pihak Bank
C.Prosedur Pembuatan Laporan Keuangan
Dalam pembuatan laporan keuangan, harus adanya dokumen sumber transaksi,
dalam hal ini adalah:
1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
2. Surat Perintah Membayar (SPM)
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Berikut ini adalah cara pembuatan laporan keuangan dengan menggunakan
SAIBA:
1. Klik menu Transaksi daftar SPM dan SP2D.
Daftar SPM digunakan untuk menampilkan daftar SPM yang ada untuk Satker
yang bersangkutan.Tampilan daftar SPM adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tampilan Daftar SPM
Tampilan Daftar SPM terbagi 3 (tiga) tampilan yaitu :
Tampilan SPM Header
Tampilan SPM Detail
Tampilan SPM Potongan
Untuk melihat tampilan SPM Detail dan SPM Potongan untuk masing-masing
SPM Header dilakukan dengan cara
1. Klik
26
2. Letakkan kursor pada baris No. SPM yang dimaksud
3. Klik atau
4. Klik tombol untuk memulai perekaman.
Tampilan layar untuk SPM Detail adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Tampilan SPM Detail
Sedangkan untuk tampilan SPM Potongan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Tampilan SPM Potongan
Tampilan layar untuk tambah SPM adalah sebagai berikut:
Gambar 3.4 Tampilan SPM Sebelum Diinput pada SAIBA
Tampilan Tambah Daftar SPM terdiri dari isian sebagai berikut:
Satker : Otomatis, sesuai setup lokasi.
Tgl. SPM : Diisi dengan tanggal SPM.
No. SPM : Diisi dengan nomor SPM.
Tgl. SP2D : Diisi dengan tanggal SP2D.
No. SP2D : Diisi dengan nomor SP2D.
Jumlah Bayar : Diisi dengan jumlah bersih rupiah SPM/SP2D.
KPPN : Diisi dengan kode KPPN
Cara Bayar : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode cara bayar.
Dokumen : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode dokumen.
No. Dokumen : Otomatis, sesuai jenis dokumen atau diisi dengan nomor
dokumen.
Tanggal Dokumen : Otomatis, sesuai jenis dokumen atau diisi dengan tanggal
dokumen.
Fungsi/SubFungsi/BA-Unit Es I/Program: Otomatis terisi, apabila mengisikan
kode Kegiatan
Kegiatan : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode kegiatan.
Output : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode output.
Lokasi : Otomatis, sesuai setup wilayah lokasi.
Jenis Belanja : Diisi dengan kode Jenis Belanja.
Jenis Pembayaran : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode jenis
pembayaran.
Sifat Pembayaran : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode sifat
pembayaran.
S.D. : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode sumber dana.
C.P. : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode cara penarikan.
28
Rupiah Pengeluaran : Diisi dengan rupiah Pengeluaran.
Dept : Otomatis, sesuai dengan kode akun Potongan yang diisi.
Unit : Otomatis, sesuai dengan kode akun Potongan yang diisi.
Akun : Diisi dengan kode akun Potongan.
Rupiah Potongan : Diisi dengan jumlah rupiah Potongan.
2. Pencetakan Daftar Transaksi
Klik untuk mencetak kertas kerja yang berisi elemen-elemen data
SPM yang telah direkam. Selanjutnya akan ditayangkan Daftar Transaksi yang
dimaksud sehingga siap dicetak. Daftar Transaksi tersebut akan diverifikasi
kembali dibandingkan dengan dokumen sumbernya. Apabila ditemukan
ketidakcocokkan dengan dokumen sumber maka Operator Komputer akan
membuatkan pembetulan dengan cara:
• Klik tombol
• Letakan kursor pada baris data yang salah.
• Setelah dibetulkan, klik .
Apabila setelah diverifikasi terdapat kesalahan nomor SPM atau nomor
SP2D, maka nomor
SPM/SP2D tersebut dapat diubah melalui tombol . Apabila aplikasi
SPM sudah berjalan untuk satker yang bersangkutan, maka perekaman data
kedalam aplikasi SAIBA. Sebelumnya, pada aplikasi SPM, nomor SP2D untuk
SPM tersebut telah dilakukan proses Catat Nomor SP2D dan dilakukan proses
Load Master.
Database aplikasi SPM harus dalam satu komputer yang sama dengan
aplikasi SAIBA 2014. Atau tidak dalam satu komputer yang sama tetapi aplikasi
SAIBA 2014 sudah terkoneksi dengan database aplikasi SPM.
Untuk copy SPM/SP2D dari aplikasi SPM, SPM yang sudah mendapatkan
nomor SP2D harus dilakukan proses Catat SP2D dan Load Master pada aplikasi
SPM.
Gambar 3.5 Tampilan Aplikasi SPM
Klik Transaksi Copy SPM/SP2D dari Aplikasi SPM sehingga muncul tampilan
sbb:
Gambar 3.6 Tampilan Copy DIPA dari Aplikasi SPM
Tampilan Proses Copy DIPA dari Aplikasi SPM terdiri dari isian sbb:
30
Password SPM : Diisi password SPM yang tidak digunakan.
Server SPM : Diisi dengan lokasi server SPM.
Tombol digunakan untuk melakukan koneksi kedalam database
aplikasi SPM 2014.
Tombol digunakan untuk keluar dari menu.
Gambar 3.7 Tampilan Copy SPM & SP2D dari aplikasi SPM
Tampilan Proses Copy Data SPM dan SP2D terdiri dari isian sbb:
Tgl SP2D : Diisi dengan tanggal SP2D (dari tanggal dan sampai tanggal SP2D
yang hendak dicopykan ke aplikasi SAK). Hasil Copy data SPM: Otomatis.
Tombol digunakan untuk melakukan proses copy.
Tombol digunakan untuk keluar dari menu.
3. Proses Posting
Klik menu Proses Posting
Proses Posting dilakukan untuk memindahkan transaksi yang telah tercatat
perubahan transaksi pada bulan yang telah dilakukan proses posting, maka
transaksi pada bulan tersebut harus dilakukan posting ulang
Tampilan layar untuk Proses Posting adalah sbb:
Gambar 3.8 Tampilan Proses Posting pada SAIBA
Tabel Periode dapat dipilih sesuai dengan periode posting data tersebut.
Tabel Informasi memberikan informasi jumlah record dari masing-masing
transaksi pada periode tersebut.
Tombol digunakan untuk menampilkan jurnal hasil dari proses
posting.
Tombol digunakan untuk keluar dari proses Posting.
Setelah jurnal-jurnal tersebut di posting ke dalam buku besar dan dilakukan
proses akuntansi selanjutnya menginput transaksi realisasi, transaksi penyesuaian,
dan jurnal neraca dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan maka
jurnal-jurnal tersebut akan menjadi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan
32
4. Pencetakan Laporan
Klik menu Laporan Pilih laporan yang akan dicetak
Gambar 3.9 Tampilan Laporan yang akan Dicetak
Pada masing-masing menu laporan akan diminta mengisikan format dari
jenis laporan yang akan dicetak. Misalnya akan mencetak Laporan Realisasi
Anggaran Belanja, maka akan muncul tampilan sbb:
Gambar 3.10 Tampilan Realisasi Anggaran Belanja
Tampilan Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat Satker terdiri dari isian
sbb:
• Pengeluaran Melalui : Dipilih Pengeluaran melalui KPPN, BUN atau
Gabungan (KPPN dan BUN).
• Jenis Laporan : Dipilih laporan Bulanan atau Triwulanan.
Klik Proses Pengiriman Data ke KPPN
Sub menu Pengiriman ke KPPN digunakan untuk melakukan proses pengiriman
data ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara untuk proses rekonsiliasi.
Tampilan layar Pengiriman Data ke KPPN adalah sbb:
Gambar 3.11 Tampilan Pengiriman Data ke KPPN (ADK)
Tampilan Proses Pengiriman ke KPPN terdiri dari isian sbb:
Bulan : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan periode pengiriman.
KPPN : Diisi/pilih menggunakan tombol , sesuai dengan kode KPPN.
Copy Ke : Diisi/pilih menggunakan tombol sesuai dengan lokasi media yang
akan dicopy (bisa ke disket atau ke flash disk).
Tombol Proses digunakan untuk melakukan proses pengiriman data. Tombol
Keluar digunakan apabila proses telah selesai.
3.2.1.2 Kendala yang Terjadi di Dalam Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Tidak ada aplikasi yang beredar di dunia ini yang tidak memiliki kendala,
begitu pula pada aplikasi SAIBA. Beberapa kendala yang dimiliki oleh SAIBA
34
Ketika kita bingung memilih kode akun, kita akan menggunakan kolom
pencarian seperti halnya yang ada pada SAKPA, Sayangnya kolom pencarian
pada SAIBA tidak dapat mengakomodasi kebutuhan ini.
Masih adanya akun persediaan yang belum diregister dan akun asset yang
belum diregister
Dalam menggunakan aplikasi SAIBA masih belum stabil. Masih ada
beberapa akun dan tools yang belum bisa digunakan secara maksimal.
Dengan demikian akan memperlambat kerja dan menghambat beberapa aktivitas
dalam pembuatan laporan keuangan.
3.2.1.3 Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Dalam setiap permasalahan pasti akan ada jalan keluarnya. Dalam hal ini
kendala yang ada pada SAIBA pasti ada upayanya yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut yaitu dengan:
Melakukan update terbaru SAIBA versi 2.4 dan 2.5
Untuk menghilangkan persediaan dan asset yang belum diregister maka
dibutuhkan jurnal penyesuaian.
Mengkonsultasikan kendala apa yang sedang dihadapi ke KPPN. Biasanya
KPPN akan memberitahukan untuk tindak lanjut berikutnya agar kendala
Melakukan rekon ulang. Rekon ulang ini dilakukan tidak hanya dari PSTA
LAPAN saja tetapi KPPN juga melakukan rekon ulang untuk mengetahui
masalah yang sedang terjadi.
Dengan demikian kendala yang terjadi pada saat mengaplikasikan SAIBA dapat
terselesaikan dengan baik apabila kita melakukannya sudah sesuai dengan
petunjuknya.
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1 Analisis Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Prosedur yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan standar yang
telah ditentukan oleh Kemenkeu. PSTA LAPAN pun sudah mengikuti peraturan
pemerintah yang mengharuskan bahwa sistem akuntansi dan penyusunan
pelaporan keuangan pemerintah harus berdasarkan basis akrual. PSTA LAPAN
sudah mengaplikasikannya dengan menggunakan SAIBA (Sistem Akuntansi
Instansi Berbasis Akrual) dalam pembuatan laporan keuangan. Namun dalam
prosedur SAIBA masih terdapat masalah karena sistem yang belum stabil. Maka
dari itu perlu ada perbaikan dari pihak operator agar sistem pada aplikasi SAIBA
36
3.2.2.2 Analisis Kendala yang Terjadi di Dalam Prosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Walaupun prosedur yang dilakukan oleh PSTA LAPAN sudah baik dan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan tetapi masih terjadi kendala pada
aplikasi SAIBA tersebut yaitu dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan Kas dan
Rekonsiliasi (BAR) masih sering tertunda karena belum stabilnya Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data di SAIBA
masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu yang
akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga mengenai persediaan dan asset
yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau terbacanya
beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persediaan dan asset
karena proses peralihan dari kas basis ke akrual basis. Kendala yang terjadi pada
SAIBA tersebut dapat menghambat dalam pembuatan laporan keuangan sehingga
akan membuang waktu pekerjaan yang harusnya bisa selesai dalam waktu yang
sudah ditentukan malah menjadi lama tidak sesuai dengan perkiraan yang sudah
ditentukan.
3.2.2.3 Analisis Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Ptosedur Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual pada PSTA LAPAN Bandung
Untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada aplikasi SAIBA di PSTA
LAPAN sudah baik tetapi masih saja ada hambatan yang terjadi ketika sudah
melakukan update SAIBA versi terbaru. Namun biasanya setelah melakukan
update SAIBA versi terbaru masih saja ada kendala yang terjadi yang memang
sampai saat ini sulit untuk diperbaiki. Dalam SAIBA masih ada akun yang
merupakan akun dalam kas basis seperti persediaan dan asset yang belum
diregister. Untuk menghilangkan akun tersebut biasanya dibutuhkan jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian tersebut merupakan cara terakhir untuk
memperbaiki neraca. Karena akun asset dan persediaan yang belum diregister
apabila tidak dihilangkan akan mengganggu atau tidak enak dilihat ketika akan
melihat neraca. Maka dari itu perlu diperbaiki atau dihilangkan agar menjadi lebih
38 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dalam Prosedur SAIBA yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan oleh Kemenkeu. SAIBA sendiri merupakan Sistem
Akuntansi Instansi Berbasis Akrual dimana dalam pembuatan laporan
keuangan harus berdasarkan basis akrual. PSTA LAPAN sudah menerapkan
peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut dengan baik dan sesuai
standar. Namun dalam mengaplikasikan prosedur tersebut masih saja ada
masalah yang terjadi pada sistem yang belum stabil.
2. Dalam suatu kendala pada dasarnya setiap sistem aplikasi memiliki kendala
yang akan dihadapi, begitu juga dengan aplikasi SAIBA. Dalam aplikasi
SAIBA kendala yang terjadi seperti dalam membuat Berita Acara Pemeriksaan
Kas dan Rekonsiliasi (BAR) masih sering tertunda karena belum stabilnya
Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA). Dalam penginputan data
di SAIBA masih terjadi masalah tidak terbacanya di aplikasi SPAN Kemenkeu
yang akhirnya terjadi ketidaksesuaian. Selain itu juga mengenai persediaan dan
asset yang belum diregister. Hal ini dikarenakan masih tidak terdeteksi atau
terbacanya beberapa akun MAK (Mata Anggaran Kumulatif) pada persediaan
demikian akan memperlambat kerja dan menghambat beberapa aktivitas dalam
pembuatan laporan keuangan.
3. Dalam upaya yang telah dilakukan bahwa setiap permasalahan pasti akan ada
jalan keluarnya. Dalam hal ini kendala yang ada pada SAIBA pasti ada
upayanya yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya untuk
mengatasi masalah tersebut dengan melakukan update SAIBA versi terbaru.
Namun biasanya setelah melakukan update SAIBA versi terbaru masih saja ada
kendala yang terjadi yang memang sampai saat ini sulit untuk diperbaiki.
Dalam SAIBA masih ada akun yang merupakan akun dalam kas basis seperti
persediaan dan asset yang belum diregister. Untuk menghilangkan akun
tersebut biasanya dibutuhkan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian tersebut
merupakan cara terakhir untuk memperbaiki neraca agar dapat terlihat dengan
baik.
4.2 Saran
1. Dalam prosedur aplikasi SAIBA perlu ada perbaikan dari pihak operator agar
sistem dari aplikasi SAIBA dapat berjalan dengan baik dan stabil dan juga agar
prosedur dalam pembuatan laporan keuangan bisa terselesaikan dengan baik
yaitu dengan membuat aplikasi SAIBA menjadi versi terbaru agar
masalah-masalah yang sudah terjadi pada aplikasi SAIBA sebelumnya dapat diperbaiki
dengan adanya update SAIBA versi terbaru agar lebih sempurna.
2. Solusi dalam mengatasi kendala yang terjadi agar tidak menyulitkan dalam
40
yaitu dengan melakukan update SAIBA versi terbaru, dan juga apabila kendala
tersebut masih terjadi upaya selanjutnya dengan membuat jurnal penyesuaian.
Hal tersebut dapat membantu apabila kesulitan dalam menghilangkan akun
yang seharusnya tidak perlu ada. Solusi lainnya yaitu pemahaman terhadap
akuntansi dasar yang harus dimiliki oleh operator dalam mengimplementasikan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dalam
Menempuh Jenjang S1 Progam Studi Akuntansi
Oleh:
Fina Lusiyana NIM.21112810
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR……….... i
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN……….. ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek………. 1
1.2 Tujuan Kerja Praktek………... 4
1.3 Kegunaan Kerja Praktek……….. 4
1.3.1 Kegunaan Praktis………. 4
1.3.2 Kegunaan Akademis……… 5
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek……... 5
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek………. 5
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek……….. 5
v
2.1 Stuktur Organisasi Perusahaan……… 8
2.3 Uraian Jabatan Perusahaan……….. 10
2.4 Kegiatan Perusahaan………... 14
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori……… 16
3.1.1 Sistem……….. 16
3.1.1.1 Definisi Sistem……… 16
3.1.2 Informasi……….. 17
3.1.2.1 Definisi Informasi……… 17
3.1.3 Sistem Informasi……….. 17
3.1.3.1 Definisi Sistem Informasi……… 17
3.1.4 Akuntansi………. 18
3.1.4.1 Definisi Akuntansi………... 18
3.1.5 Akrual Basis……….... 19
3.1.5.1 Definisi Akrual Basis……….. 19
3.1.6 Cash Basis………... 20
3.2.1.1 Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung…… 23
3.2.1.2 Kendala yang Terjadi Didalam Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung……… 33
3.2.1.3 Upaya yang Dilakukan Atas Hambatan yang Terjadi Mengenai Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 34
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek……….. 35
3.2.2.1 Analisis Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung……….. 35
3.2.2.2 Analisis Kendala yang Terjadi Didalam Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 36
3.2.2.3 Analisis Upaya yang Dilakukan Atas Kendala yang Terjadi Mengenai Prosedur SAIBA pada PSTA LAPAN Bandung………... 36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan……….. 38
4.2 Saran……… 39
DAFTAR PUSTAKA………. 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN……… 42
41
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur-Pengendalian Resiko-Pengembangan. Bandung: Lingga Jaya.
Kementrian Keuangan, (2014), Aplikasi SAIBA: Menelusuri Akuntansi Realisasi pada Satuan Kerja (Satker) Pemerintah Pusat pada Aplikasi SAIBA,
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran- dan-perbendaharaan/19732-aplikasi-saiba-menelusuri-akuntansi-realisasi-pada-satuan-kerja-satker-pemerintah-pusat-pada-aplikasi-saiba.
Modul Proses Bisnis Sistem Aplikasi Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA).
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.05/2013 Tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pmerintah
Simanjuntak, Biasar H. 2005. Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Jurnal Pemerintahan Vol.1 No.1.
Suhayati, Ely; Anggadini, Sri Dewi. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
I. Identitas Pribadi
Nama : Fina Lusiyana
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 Februari 1994
Agama : Islam
Nama Ayah : Pawit Usgianto
Nama Ibu : Rasiah
Alamat : Jl. Jatihandap No.189 Rt.02 Rw.15
II. Pendidikan
1. TK Tunas Mandala : 1999 – 2000
2. SDN Jatihandap III : 2000 – 2006
3. SMP PGII 2 : 2006 – 2009
4. SMA PGII 1 : 2009 – 2012
5. Tercatat sebagai Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
61 III. Pengalaman Organisasi
1. ORISMA SMA PGII 1 BANDUNG (2010 – 2011)
2. SADAYA UNIKOM (2013 – 2014)
IV. Prestasi yang telah diperoleh
1. Mengikuti Ujian Ganesha Mental Aritmetika (GAMA) (2003)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan,
kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek ini, penulis melaksanakan survei pada Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer LAPAN Bandung.
Laporan kerja praktek ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
Mata Kuliah kerja praktek dalam menempuh jenjang S1 Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Dimana judul yang diambil yaitu “TINJAUAN ATAS SISTEM AKUNTANSI
INSTANSI BERBASIS AKRUAL DI SUB BAGIAN TATA USAHA PUSAT
SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER LAPAN BANDUNG”.
Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun laporan kerja
praktek ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan
Ibu Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan
petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan kerja praktek
ii
Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
2. Bapak Dr. Ir.Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
3. Ibu Prof, Dr. Hj. Dwi Kartini, S.E.,Spec. Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak.,CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ibu Wati Aris Astuti, SE.,M.Si selaku Koordinator Kerja Praktek Program
Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
6. Seluruh Dosen Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis.
7. Bapak Drs. Waluyo Eko Cahyono, M.I.L selaku Kepala Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.
8. Bapak Nurkhamdani, S.IP selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.
9. Bapak Hasan Sadikin selaku pembimbing di tempat kerja praktek Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer LAPAN Bandung.
10. Seluruh Staf Pegawai di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN
12. Kakak saya tercinta Fani Andriyani, Spd yang selalu memberikan bimbingan,
do’a, dan motivasi kepada penulis.
13. Yang Tercinta Rijal Ma’sum Sunarto yang selalu memberikan bantuan, do’a,
semangat, dan motivasi kepada penulis.
14. Sahabat-sahabatku Yulia Astuti, Rani Ratna Wulan. Mariyah Ulfah Agniya,
Dililla Fadhilah yang selalu mendorong dan memberikan bantuan secara moril
maupun materiil.
15. Teman-teman seperjuangan 4 Akuntansi 7 yang memberikan bantuan dan
kontribusinya sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat terselesaikan.
16. Semua pihak yang telah membantu memberikan semangat serta do’anya
kepada penulis yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu.
Penulis berharap semoga laporan hasil kerja praktek ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
iv
TEKNOLOGI ATMOSFER LAPAN BANDUNG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek dalam
Menempuh Jenjang S-1 Program Studi Akuntansi
Fina Lusiyana 21112810
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek
Bandung, Desember 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007
Pembimbing Instansi
Hasan Sadikin
NIP. 19691008 199102 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
1. Karya tulis (laporan kerja praktek) saya ini adalah asli dan murni baik
gagasan, rumusan, serta penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan tim pembimbing.
2. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.
Bandung, Desember 2015
Fina Lusiyana
tempat penelitian, Menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Desember 2015
Kepala Urusan Keuangan
Hasan Sadikin
NIP. 19691008 199102 1 001
Pembimbing,
Dr. Surtikanti, SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP. 4127.34.03.007 Penulis,