• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Tafsir surat Al- An’am secara umum 1.Tafsir surat Al- An’am secara umum

بًَبَعْحِإ ٍِْيَدِنا َْٕنبِث َٔ بًئْيَش ِِّث إُك ِسْشُت َّلََّأ ْىُكْيَهَع ْىُكُّث َز َوَّسَح بَي ُمْتَأ ا َْٕنبَعَت ْمُل

بَّيِإ َٔ ْىُكُلُش ْسََ ٍُْحََ ٍق َلَْيِإ ٍِْي ْىُكَد َلَّ َْٔأ إُهُتْمَت َلَّ َٔ

بَي َش ِحا ََٕفْنا إُث َسْمَت َلَّ َٔ ْىُْ

ْىُكبَّص َٔ ْىُكِنَذ ِّكَحْنبِث َّلَِّإ ُ َّللَّا َوَّسَح يِتَّنا َطْفَُّنا إُهُتْمَت َلَّ َٔ ٍََطَث بَي َٔ بَُِْٓي َسََٓظ

( ٌَُٕهِمْعَت ْىُكَّهَعَن ِِّث

151

ٍَُعْحَأ َيِْ يِتَّنبِث َّلَِّإ ِىيِتَيْنا َلبَي إُث َسْمَت َلَّ َٔ )

ىَّتَح

ْىُتْهُل اَذِإ َٔ بََٓعْظُٔ َّلَِّإ بًعْفََ ُفِّهَكَُ َلَّ ِظْعِمْنبِث ٌَا َصيًِْنا َٔ َمْيَكْنا إُف َْٔأ َٔ َُِّدُشَأ َغُهْجَي

ٌَٔ ُسَّكَرَت ْىُكَّهَعَن ِِّث ْىُكبَّص َٔ ْىُكِنَذ إُف َْٔأ ِ َّللَّا ِدَْٓعِث َٔ ىَث ْسُل اَذ ٌَبَك َْٕن َٔ إُنِدْعبَف

(

151

َأَٔ )

ْىُكِث َقَّسَفَتَف َمُجُّعنا إُعِجَّتَت َلَّ َٔ ُُِٕعِجَّتبَف بًًيِمَتْعُي يِطا َس ِص اَرَْ ٌَّ

ٌَُٕمَّتَت ْىُكَّهَعَن ِِّث ْىُكبَّص َٔ ْىُكِنَذ ِِّهيِجَظ ٍَْع

(

151

)

(151) “Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas

kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).

(152) Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfa`at, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban

27

kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,

(153) Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Dalam tafsir misbah (Quraish Shihab, 2002: 313) Surah

al-An`am adalah surah Makkiyah. Secara redaksional, penamaan itu

tampaknya disebabkan kata al-an‟am ditemukan dalam surah ini sebanyak

enam kali. Nama ini adalah satu-satunya nama untuknya yang dikenal pada masa Rasul saw. Menurut sejumlah riwayat, keseluruhan ayatnya turun sekaligus. bahwa surah ini diantar oleh tujuh pulah ribu malaikat dengan alunan tasbih.

Ibnu kasir mengambil dari Imam Hakim di dalam kitab

Mustadraknya dan mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Muhammad ibnu Ya 'qub Hafiz dan Abul Fadl, yaitu Al-Hasan ibnu Ya'qub A-Adl; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Wahhab Al-Abdi, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Munkadir, dari Jabir yang mengatakan bahwa ketika surat Al An'am diturunkan, Rasulullah Saw.membaca tasbih, kemudian bersabda:

28

ُظ ُح َز ُْٕظ ْتَن ِصَُ

ببَ ن ا ٍَْيبَث ببَي َّدبَظ ِخبَكَِ َلَبًَنْا ٍَبِي تبِك َْٕي بََٓعَي ِو بَعََْلآْا ُح َز ْٕ

ُّجَت ْسَت ْىِِٓث ُض ْز لآْا َٔ ِحْيِجْعَّتن بِث مْجَش ْىَُٓن ٍِْيَمِف

Sesungguhnya surat ini diiringi oleh para malaikat (yang jumlahnya)

menutupi cakrawala langit.

Sedangkan Rasulullah Saw. sendiri mengucapkan:

َحْجُظ ِىْيِظَعنْا الله ٌَ بَحْجُظ

ب

ِظَعنا الله ٌَ

ِىْي

Mahasuci Allah Yang Mahaagung, Mahasuci Allah Yang Mahaagung.

Kemudian Ibnu Murdawaih meriwayatkan dari Imam Tabrani, dari Ibrahim ibnu Nailah, dari Ismail ibnu Umar , dari Yusuf ibnu Atiyyah, dari Ibnu Aun, dari Nafi' , dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

َّيَش َٔ ًحَد ِحا َٔ ًخَهًُْج ِو بَعََْلآْا ُح َز ُْٕظ َّيَهَع ْتَن ِصَُ

ِخبَكَِ َلَبًَنْا ٍَبِي ببًفْنَا ٌَ ُْٕعْجبَظ بََٓع

ِدْيًِْحَّتنا َٔ ِحْيِجْعَّتن بِث مْجَش ْىَُٓن

Surat Al-An'am diturunkan kepadaku sekaligus, dan diiringi oleh tujuh puluh ribu malaikat, dari mereka terdengar suara gemuruh karena bacaan tasbih dan tahmid.

Sementara ulama mengecualikan beberapa ayat- sekitar enam ayat

yang menurut mereka turun setelah Nabi saw. Berhijrah ke Madinah, yaitu ayat 90 s/d 93 dan 150 s/d 153, kendati ada riwayat yang hanya menyebut dua ayat, yaitu ayat 90 dan 91. Riwayat lain bahkan menyatakan hanya satu ayat, yaitu ayat 90. Tetapi yang di riwayat-riwayat itu mengandung kelemahan-kelemahan, apalagi, seperti tulis pakar tafsir dan hadits, Sayyid

29

seluruh ayat surah ini turun sekaligus, padahal persoalan yang diinformasikan riwayat itu bukan persoalan ijtihad atau nalar tetapi sejarah, bukan juga persoalan yang berhubungan dengan hawa nafsu yang dapat mengantar kepada penolakannya, atau persoalan redaksi yang bisa menjadikannya memiliki kelemahan, karena itu riwayat-riwayat tentang turunnya seluruh ayat surah ini sekaligus pastilah mempunyai dasar yang

dapat dipertanggung jawabkan.”

Disisi lain, riwayat pengecualian beberapa ayat yang dikemukakan dinilai oleh sekian banyak ulama memiliki kelemahan-kelemahan sehingga tidak wajar riwayat-riwayat itu dijadikan dasar untuk menolak riwayat yang demikian banyak tentang turunnya surah ini sekaligus karena riwayat yang banyak, kendati lemah, dapat saling memperkuat.

Tidak ada surah panjang lain yang yang turun sekaligus kecuali surah al-An`am ini. Untuk membuktikan bahwa Allah mampu menurunkannya sekaligus tanpa berbeda mutu. Tetapi, dia tidak menurunkan semua ayatnya demikian karena kemaslahatan menuntut diturunkannya sedikit demi sedikit.

Bahwa keseluruhan ayat surah ini turun sekaligus, tidak mejadikan

riwayat sebab nuzul beberapa ayatnya harus ditolak. Karena, seperti

diketahui apa yang dinamai sebab nuzul tiidak harus dipahami dalam arti

peristiwa yang terjadi menjelang turunnya ayat, tetapi juga dipahami dalam arti peristiwa-peristiwa yang petunjuk atau hukumnya dikandung oleh ayat yang bersangkutan selama peristiwa yang dinyatakan sebagai

30

sebab nuzul itu terjadi pada periode turunya Al-Qur`an, baik terjadi

sebelum maupun sesudah turunya ayat dimaksud.

Dalam tafsir al misbah, Imam as-Suyuthi menyebut riwayat yang menginformasikan bahwa surah ini turun diwaktu malam, dan bahwa bumi berguncang menyambut kehadirannya. Riwayat-riwayat yang disinggung diatas oleh sementara ulama dinilai-dinilai sebagai riwayat-riwayat yang

dha`if (lemah).kendati demikian, tidak ada halangan untuk mengakui turunya surah ini sekaligus. Apalagi, seperti tulis al-Biqa`i, tujuan utama

surah ini adalah memantapkan tauhid dan ushuluddin/prinsip-prinsip

ajaran Islam.

Ajaran tauhid menggambarkan keesaan Allah dan kekuasaan-Nya. Allah swt. Yang mewujudkan dan mematikan, dan dia juga yang membangkitan dari kematian. Disamping persoalan keesaan Allah dan keniscayaan Hari Kiamat, ayat-ayat surah ini mengandung penegasan tentang hal-hal yang diharamkan-Nya sambil membatalkan apa yang diharamkan manusia atas dirinya karena hanya Dia sendiri yang berwenang menetapkan hukum dan membatalkan apa yang ditetapkan manusia, seperti yang dilakukan oleh kaum musyrikin menyangkut

binatang dan sebagainya. Inilah yang diisyaratkan oleh namanya, yakni

al-an`am.

Dalam tafsir al-misbah (Quraish Shihab, 2002:315), Sayyid Quthub memulai tafsirnya tentang surah ini dengan menguraikan ciri-ciri surah Makkiyah, di mana surah al-An`am merupakan salah satu di

31

antaranya. Pakar ini menulis bahwa surah-surah Makkiyah berkisar pada uraian tentang wujud manusia di alam raya dan kesudahannya, tentang hubungannya dengan alam dan makhluk hidup lainnya, serta hubungannya dengan Pencipta alam dan kehidupan. Uraian surah ini tulisannya tidak berbeda dengan tema tersebut. Di sini, ayat-ayatnya berbicara tentang soal ketuhanan dan penghambaan diri makhluk kepada-Nya, baik di langit maupun di bumi.

Sebagaimana halnya dalam tafsir al misbah al-Biqa`i, Sayyid Quthub juga menggaris bawahi nama surah ini, yakni al-An`am. Oleh pakar ini, penamaannya dikembalikan kepada kenyataan yang hidup ditengah masyarakat ketika itu dalam hal kaitannya dengan hakikat hubungan manusia dengan Allah swt. Masyarakat jahiliyah ketika itu memberi hak kepada diri mereka untuk menghalalkan dan mengharamkan sembelihan, makanan, serta aneka ibadah yang berkaitan dengan binatang, buah-buahan, bahkan anak-anak. Nah, ayat-ayat al-An`am bermaksud membatalkan pandangan Jahiliyah itu agar di dalam hati setiap manusia tertanam hakikat yang diajarkan oleh agama ini; yaitu bahwa hak menghalalkan dan mengharamkan hanyalah wewenang Allah, dan bahwa setiap bagian terkecil dalam kehidupan manusia harus sepenuhnya tunduk kepada ketentuan hukum-hukum Allah swt saja. Dengan demikian, pada hakikatnya, surah ini bertujuan memantabkan tauhud dan ushuludin, dan sekaligus memantapkan kewenangan Allah swt. Dalam segala persoalan. Dari sini pula maka wajar jika ia turun sekaligus, tidak bertahap.

32

Memang, prinsip-prinsip ajaran agama tidak ditetapkan Allah swt. Secara bertahap, berbeda dengan tuntunan yang berkaitan dengan hukum. Hukum pada dasarnya, menuntut pelaksanaan dengan melakukan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang. Jika hukum-hukum yang beraneka ragam dan mencangkup banyak hal turun sekaligus, tentulah yang dituntut melaksanakannya akan mengalami banyak kesulitan, lebih-lebih jika ketetapan yang dituntut itu tidak sejalan dengan kebiasaan selama ini. Itulah sebabnya, dalam bidang hukum Al-Qur`an sering kali menempuh cara bertahap seperti yang terlihat dalam tuntunan meninggalkan minuman keras. (quraish shihab, 2002: 313-316)

Dokumen terkait