Bab 6 Proses Dan Prosedur Penyusunan RAD-GRK
6.3 Tahap Analisis
6)Kegiatan Aktor Privat/Masyarakat pada Sektor Penghasil Emisi
Pada bagian ini Pemerintah Provinsi perlu mengenali kegiatan pihak swasta (bisnis) dan kelompok masyarakat yang mungkin memiliki keterkaitan positif ataupun negatif dengan usaha pengurangan emisi GRK. Dalam hal ini identifikasi keterkaitan diperuntukkan untuk memetakan kondisi yang ada dari aktor privat/masyarakat dan tidak secara langsung memberikan pengaruh perhitungan terhadap target pengurangan emisi di daerah. Berikut ialah contoh tabel yang dapat digunakan:
Tabel 6.3 Format Identifikasi Kegiatan Aktor Privat/Masyarakat pada Sektor Penghasil Emisi
Nama Aktor Uraian kegiatan Lokasi kegiatan
Peluang keterkaitan dengan RAD GRK (+ / -)
Pengelola Hutan adat
Keikutsertaan hutan adat pada kegiatan REDD
(misal: Kalimantan Tengah)
(+) Dapat dimasukkan sebagai salah satu usulan kegiatan.
LSM dan
Pemerintah Kota
Car Free Day (misal: Kota
Bandung)
(+) Dapat dimasukkan sebagai salah satu usulan kegiatan.
6.3Tahap Analisis
Pada tahap ini, Pemerintah Provinsi melakukan analisis terhadap data – data yang telah dikumpulkan dalam rangka memberikan alternatif terhadap pilihan kegiatan mitigasi yang dapat dilakukan sebagai bagian dari Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK). Tahap analisis ini menghasilkan Laporan tentang Fakta dan Analisis – Penyusunan Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca. Tahap analisis setidaknya dilakukan dalam jangka waktu 2 (dua) – 3 (tiga) bulan.
75 | P a g e Gambar 6.4 Tahap Analisis
Secara garis besar Laporan Fakta dan Analisis – RAD GRK harus dapat memberikan masukan sebagai berikut:
a) Potensi Kegiatan Mitigasi untuk setiap sektor
b) Kendala yang mungkin terjadi untuk setiap Kegiatan Mitigasi untuk setiap sektor c) Peluang yang mungkin mendukung Potensi Kegiatan Mitigasi untuk setiap sektor d) Hambatan yang mungkin terjadi untuk setiap Kegiatan Mitigasi untuk setiap sektor Terdapat beberapa analisis yang harus dilakukan sebagai berikut :
1) Analisis Footprint Sektor Penghasil Emisi
Analisis footprint bertujuan untuk memetakan masukan (input) dan keluaran (output)dari sektor – sektor penyumbang emisi GRK, memberikan pemahaman mengenai bagaimana emisi GRK tersebut dihasilkan dan lokasi kemungkinan intervensinya melalui kegiatan mitigasi.
Gambar 6.5 Ilustrasi Footprint Sektor Penghasil emisi 2) Analisis Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca
Pada bagian ini Pemerintah Provinsi harus dapat melakukan perhitungan proses dan keluaran emisi dengan skenario business a s usua l pada sektor tertutup. Deskripsi dan konsep umum mengenai proyeksi emisi gas rumah kaca dan business as usual (BAU) dapat mengacu pada Bab 3.2 Panduan RAD GRK.
76 | P a g e 3) Analisis Identifikasi Usulan Kegiatan Mitigasi
Pada bagian ini Pemerintah Provinsi mulai dapat memilah dan menyeleksi kemungkinan kegiatan mitigasi yang akan dilakukan dengan berdasarkan kepada substansi RAN GRK maupun hasil analisis dari keadaan setiap penghasil emisi yang bersifat tertutupdan campurandi daerah provinsi. Berikut ialah skema seleksi tersebut:
Gambar 6.6 Ilustrasi Seleksi Pemilihan Usulan Kegiatan Mitigasi
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan di dalam analisis identifikasi usulan kegiatan mitigasi (Gambar 6.4):
a) Pemerintah Provinsi perlu mengidentifikasi aksi mitigasi yang terdapat pada Dokumen RAN GRK. Berdasarkan hasil identifikasi apabila terdapat kegiatan aksi mitigasi pada RAN GRK yang dengan jelas menyebutkan suatu lokasi kegiatan yang berada pada provinsi tersebut, maka kegiatan tersebut dapat pula diusukan di dalam RAD GRK.
b) Langkah berikutnya Pemerintah perlu mengidentifikasi program pembangunan lokal pada setiap sektor. Apabila program pembangunan tertentu dapat dibuktikan memiliki peran mitigasi yakni mengurangi emisi gas rumah kaca, maka dapat diusulkan sebagai bagian dari RAD GRK. Namun demikian, apabila program tersebut merupakan bagian dari kegiatan pada umumnya (business a s usual), maka hal tersebut tidak dapat diusulkan di dalam RAD GRK.
4) Analisis Kesiapan Pelaporan yang memenuhi kriteria Monitorable – Reportable –
Veryfiyable (MRV)
Analisis terhadap kesiapan MRV di lingkup Pemerintah Provinsi mencakup tiga hal utama, sebagai berikut:
a) MRV atas status emisi: Pengukuran terhadap status emisi, dihitung dalam ton CO2; Pelaporan rutin terhadap inventarisasi emisi gas rumah kaca; Verifikasi terhadap status emisi gas rumah kaca berdasarkan standar internasional (ISO, IPCC, dll).
b) MRV atas penggunaan dana: Pengukuran jumlah dana yang digunakan; Pelaporan rutin penggunaan dana di setiap tindakan mitigasi; Verifikasi
77 | P a g e penggunaan dana dengan sistem akuntansi pemerintah atau dengan melibatkan pihak ketiga yang independen.
c) MRV atas teknologi: Pengukuran teknologi yang ditransfer maupun digunakan dalam setiap tindakan mitigasi sektoral; Pelaporan riset dan pengembangan teknologi untuk mitigasi; Verifikasi terhadap penggunaan teknologi mitigasi. MRV atas status emisi: Pengukuran terhadap status emisi, dihitung dalam ton CO2; Pelaporan rutin terhadap inventarisasi emisi gas rumah kaca; Verifikasi terhadap status emisi gas rumah kaca berdasarkan standar internasional (ISO, IPCC, dll).
5) Analisis Kelembagaan dan Stakeholder Mapping Sektor Penghasil Emisi
Analisis kelembagaan dan stakeholder mapping dilakukan untuk menganalisis lebih jauh posisi kepentingan dan pengaruh setiap actor (pemerintah, perusahaan, dan kelompok masyarakat) di dalam setiap penghasil emisi dan bagaimana peranan yang akan dikembangkan dalam rangka kegiatan mitigasi. Berikut ialah contoh tabel analisis untuk bagian ini:
Tabel 6.4 Format Tabel Analisis Stakholder Sektor Penghasil Emisi
Sektor Nama Aktor
Kepentingan terhadap
Mitigasi
Pengaruh terhadap Mitigasi
Peran yang dapat diberikan dalam
rangka Mitigasi
6)Analisis Pembiayaan Kegiatan Mitigasi
Pada tahap analisis pembiayaan kegiatan mitigasi, terdapat tiga sub analisis yang perlu dilakukan, yakni: 1) Penghitungan biaya mitigasi, 2) Identifikasi sumber daya, dan 3) Perumusan strategi pendanaan. Penjelasan rinci untuk setiap sub analisis dapat dilakukan dengan mengacu kepada uraian pada Bab 4.
Secara umum, sub analisis penghitungan biaya mitigasi dapat dilakukan dengan tiga pendekatan sebagai berikut (penjelasan rinci dapat mengacu pada Bab 4):
1)Cost Benefit Analysis
Cost-benefi analysis pada dasarnya merupakan penghitungan alternatif biaya dan manfaat ekonomi serta pemilihan aksi mitigasi yang memiliki manfaat tertinggi.
2)Cost Effectivenes Analysis
Cost effectiveness analysis merupakan bentuk khusus dari cost benefit analysis
; kekhusuan dari pendekatan ini ialah semua biaya dari proyek / aksi mitigasi dihitung dalam konteks hubungannya terhadap tujuan kebijakan. Aliran biaya
78 | P a g e dari suatu kegiatan mitigasi dilakukan dengan pembandingan melalui Net Present Value (NPV).
3)Multi Attribute Analysis
Multi-attribute analysis merupakan teknik untuk mengintegrasikan indikator-indikator kuantitatif yang berbeda dalam kerangka pengambilan keputusan dengan menggunakan skor dan bobot. Hal ini memungkinkan faktor-faktor yang sulit dimasukkan dalam biaya terhadap kerangka pengambilan keputusan. Analisis biaya harus konsisten antara tingkatan dan memberikan informasi yang sesuai kepada pembuat kebijakan. Analisis biaya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Analisis makroekonomi, 2) Analisis sektoral, dan 3) Analisis tingkat proyek. Adapun dalam konteks sumber dan strategi pendanaan pada dasarnya pemangku kepentingan di tingkat Pemerintah Provinsi dapat mengoptimalkan potensi pendanaan asli daerah, dana perimbangan pusat – daerah, serta berbagai kebijakan/perjanjian/peraturan yang memungkinkan pendanaan dari institusi internasional maupun privat.
Pada akhirnya Analisis Pembiayaan Mitigasi akan menghasilkan uraian informasi yang dikemas dalam table sebagai berikut:
Tabel 6.5 Format Skenario Emisi, Opsi Mitigasi dan Biaya
Sektor/ skenario Kumulatif BAU (MtCO2) Pilihan Mitigasi Pengurangan emisi kumulatif (MtCO2) Total Biaya Mitigasi (Billion USD) Biaya Sistem Abatement (USD/tCO2) PersentaseRe duksi emisi setiap sektor