METODE PENELITIAN
C. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Independent (Bebas)
1 Tahap Define (Pendefinisian)
Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis kurikulum, analisis kebutuhan, analisis karakterististik peserta didik, analisis awal yang akan terjadi belajar peserta didik, serta analisis media pembelajaran yg mendukung pembelajaran. Adapun rincian kegiatan di tahap define adalah menjadi berikut.
a. Analisis kurikulum
Peneliti melakukan penelitian di UPT SMAN 2 Sinjai karena telah menerapkan kurikulum 2013 dengan materi impuls momentum dan, ketersediaan UPT SMAN 2 Sinjai untuk dijadikan lokasi pelaksanaan penelitian. Adapun materi yang akan diajarkan pada proses pembelajaran impuls dan momentum adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan konsep impuls 2) Menjelaskan konsep momentum
3) Menerapkan konsep impuls dalam menyelesaikan permasalahan fisika 4) Menerapkan konsep momentum dalam menyelesaikan permasalahan fisika 5) Menerapkan hubungan impuls dan momentum dalam permasalahan fisika 6) Menganalisis permasalahan fisika berkaitan jenis-jenis tumbukan
Sesuai hasil analisis kurikulum memberikan bahwa di UPT SMAN 2 Sinjai menggunakan kurikulum 2013 (K-13). dalam kurikulum 2013 terdapat 4 kompetensi inti yg harus dicapai sang peserta didik setelah melaksanakan pembelajaran ekamatra yaitu spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. galat satu materi yang cocok artinya impuls dan momentum, dengan memakai LKPD berbasis snowball throwing, Bila tujuan berasal produk tesebut tercapai maka 4 kompetensi pada peserta didik tadi bisa dikembangkan.
berdasarkan akibat observasi yg telah dilaksanakan, kurikulum yang digunakan buat kelas X adalah kurikulum 2013. tetapi pembelajaran yang dilakukan di kelas sebagian besar masih memakai metode ceramah menggunakan hadiah latihan soal. sang karena itu beberapa peserta didik terdapat yg tidak memerhatikan dan melakukan aktivitas lain di luar konteks pembelajaran mirip mengobrol menggunakan temannya, bermain handphone, tertidur dan lain-lain.
Materi impuls serta momentum artinya materi yg diberikan pada kelas X.
sesuai kurikulum 2013, materi gerak adalah galat satu utama bahasan yg harus dipelajari peserta didik pada semester gasal. Pembelajaran fisika yang dilaksanakan mengacu di Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI) seperti yg tercantum
dalam Permendikbud nomor 24 Tahun 2016 wacana kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013. Kompetensi Dasar (KD) terkhusus buat masing-masing mata pelajaran sendangkan di Kompetensi Inti (KI).
Tujuan pembelajaran fisika dalam Kurikulum 2013 melalui model snowball throwing disebutkan agar siswa memiliki kemampuan mengamati permasalahan di sekitar terkait materi pelajaran, menanyakan terkait hal yang telah diamati tentang materi pelajaran, menalar informasi-informasi yang telah diperoleh dari pertanyaan yang dikemukakan, mencoba menyelesaikan masalah dari hasil pengamatan, menanya dan menalar, dan membuat kesimpulan terkait materi pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dikemukakan bahwa dalam setiap pembelajaran, hendaknya guru membimbing siswanya agar mampu mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru pada Kurikulum 2013 bukanlah “mengajar” tetapi sebagai “pembimbing/fasilitator” pembelajaran.
Tabel 3.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pada Impuls dan Momentum
Kompetensi Dasar Indikator
3.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan momentum dalam kehidupan sehari-hari.
4.10 Menyajikan hasil pengujian penerapan hukum kekekalan momentum, misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana.
3.10.7 Menjelaskan konsep impuls.
3.10.8 Menjelaskan konsep momentum.
3.10.9 Menerapkan konsep impuls dalam penyelesaian permasalahan fisika.
3.10.10 Menerapkan konsep momentum dalam penyelesaian permasalahan fisika.
3.10.11 Menganalisis hubungan impuls dan momentum dalam permasalahan fisika.
1.10.12Menerapkan prinsip hukum kekekalan momentum untuk penyelesaian masalah fisika.
4.10.1 Menganalisis nilai koefisien restitusi berdasarkan praktikum bola jatuh bebas ke lantai.
b. Analisis kebutuhan
Terbatasnya perangkat pembelajaran merupakan salah satu masalah yang terdapat di sekolah, khususnya pada pembelajaran fisika yang memfasilitasi peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka. Karena adanya pandemi covid-19 sehingga peserta didik hanya belajar dirumah dengan diberi tugas oleh guru dan tidak lagi menggunakan buku paket yang disediakan oleh pemerintah melainkan secara daring. Sehingga diperlukan media lain untuk membantu peserta didik dalam belajar seperti LKPD berbasis snowball throwing.
Selain itu, penggunaan metode ceramah masih mendominasi dalam pembelajaran fisika meskipun secara daring.
Berdasarkan apa yang ada di lapangan (sekolah), diketahui bahwa peserta didik masih kurang terampil dalam melakukan eksperimen dengan menemukan konsep-konsep baru pada proses pembelajaran fisika sehigga perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran berupa LKPD berbasis snowball throwing yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk berperan aktif menemukan konsep-konsep baru dan terampil dalam melakukan eksperimen fisika. Perangkat pembelajaran dengan berbasis snowball throwing ini diharapkan mampu meningkatkan kerjasama kelompok dan pengalaman peserta didik. Oleh karena itu,
perlu dilakukan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran fisika yaitu LKPD berbasis snowball throwing untuk menemukan konsep-konsep baru, meningkatkan kemampuan bekerja sama, dan mampu meningkatkan keterampilan individu peserta didik
c. Analisis Karakteristik Peserta Didik
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru fisika kelas X, peserta didik hanya di berikan catatan dan soal untuk dikerjakan dirumah. Mereka malas melaksanakan tugas sehingga peserta didik kurang berpengalaman dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Peserta didik tidak terlibat untuk berpartisipasi dalam menemukan konsep baru dalam pembelajaran fisika. Karena keadaan pandemi seperti ini menyebabkan peserta didik belajar dengan menjawab soal saja. Peserta didik pada masa Covid-19 pada saat melakukan pembelajarn virtual (daring) hanya beberapa peserta didik yang mengikuti, alasannya karena kendala jaringan, tidak memiliki kouta dan lain-lainnya. Pada proses pembelajaran peserta didik kurang melakukan umpan balik seperti bertanya saat materi yang diajarkan telah dipaparkan. Dalam hal ini 80% peserta didik berpotensi dalam menemukan dan mengembangkan pola pikirnya kurang dieksplorasi. Akibatnya peserta didik tidak bisa mengungkapkan hasil pemikirannya dengan guru maupun dengan teman-temannya.
Dilihat dari dari perkembangan kognitifnya, peserta didik ini berada pada tahap operasi formal (umur 11 tahun ke atas) . Namun pada kenyataannya, peserta didik tersebut masih memerlukan benda konkret dalam mempelajari fisika. Oleh karena itu, dalam pembelajaran fisika perlu diawali dengan masalah nyata yang
dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Secara umum kemampuan akademik siswa kelas X MIPA pada UPT SMAN 2 Sinjai bersifat homogen. Peserta didik memiliki karakteristik yang menyukai kegiatan mengamati yang dapat memberikan pengalaman langsung pada peserta didik, sehingga penerapan metode ini sesuai dengan karakteristik peserta didik UPT SMAN 2 Sinjai.
Tabel 3.2 Presentasi karakteristik peserta didik dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan impuls dan momentum
Kelas
Adapun dari tabel 4.2 menyatakan data karakteristik peserta didik dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan impuls dan momentum. Jika diubah dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Gambar 3.2 Grafik karakteristik peserta didik dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan impuls dan momentum
d. Analisis Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar peserta didik diketahui bahwa pembelajaran pada materi “impuls momentum dan” menggunakan metode ceramah. Hasil belajar peserta didik sebanyak 70% masih dibawah nilai KKM. Berdasarkan hasil survei melalui aplikasi zoom pada proses belajar mengajar pada materi impuls dan momentum memberikan bahwa lebih dari 50% peserta didik kurang memperhatikan pendidik.
banyak materi fisika yang disampaikan menggunakan metode konvensional seperti ceramah yang lebih dominan dipergunakan sang guru. Sehubungan dengan hal tersebut, pengajar dituntut merancang suatu pembelajaran menggunakan menentukan model yg bervariasi dan media yg menarik. Pembelajaran fisika lebih banyak disampaikan dengan metode ceramah. Penggunaan contoh snowball throwing diperlukan bisa menaikkan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
e. Analisis Media Pembelajaran
Penerapan Penerapan model snowball throwing memerlukan media pembelajaran yg mendukung, sebab buku cetak yang digunakan pada pembelajaran pada UPT SMAN 2 Sinjai memberikan konsep secara pribadi serta tidak mencakup langkah-langkah pembelajaran snowball throwing. Variasi media pembelajaran pula diperlukan buat meningkatkan yang akan terjadi belajar peserta didik.
berdasarkan inilah penelitian mengembangkan media pembelajaran berupa LKPD berbasis snowball throwing pada utama bahasan impuls serta momentum.