Setelah perangkat pembelajaran direvisi dan dinyatakan layak diuji cobakan oleh validator, maka tahap selanjutnya adalah implemantasi dalam proses
110
pembelajaran. Implementasi dimaksudkan adalah melakukan uji coba menggunakan perangkat pembelajaran didalam proses pembelajaran. Uji coba dilakukan pada tanggal 3 April 2017 sampai dengan 24 Mei 2017 di SMP Negeri 1 Imogiri dengan subjek penelitian siswa kelas VII G yang berjumlah 29 siswa.
Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.
Tabel 24. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk Pertemuan Jam
Angket awal kemandirian belajar, sifat-sifat segiempat
2 3-4 Selasa, 4 April 2017
Keliling segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang)
3 6-7 Rabu, 5 April 2017
Keliling segiempat keliling segiempat (trapesium dan layang-layang)
Angket akhir kemandirian belajar, tes kemampuan berpikir kreatif matematis
7 6-7 Rabu, 24 Mei 2017
Angket akhir kemandirian belajar, tes kemampuan berpikir kreatif matematis (tes susulan untuk 1 siswa yang belum melakukan tes) Pada tahap ini, peneliti mengujicobakan RPP dan LKS yang sudah dibuat.
Namun ada 1 RPP yang tidak berhasil diujicobakan, dikarenakan waktu yang diberikan untuk pembelajaran matematika pada materi segiempat 2 minggu (seharusnya 6 kali pertemuan), namun ternyata hari Selasa, 11 April 2017 siswa kelas VII libur dikarenakan untuk try out provinsi siswa kelas 1X sehingga RPP 2
111
tidak di ajarkan dan aktivitas yang ada di LKS terkait RPP 2 dijadikan tugas pada pertemuan pertama. Sebelum melakukan uji coba, peneliti melakukakan diskusi dan penjelasan terlebih dahulu dengan guru matematika sebagai pengguna. Adapun hal yang dibahas adalah penggunaan RPP dimana RPP yang digunakan adalah RPP berbasis Problem Based Learning, sehingga langkah pembelajaran berbeda dengan RPP yang biasa digunakan oleh guru. LKS yang digunakan adalah LKS berbasis Problem Based Learning sehingga materi pembelajaran diawali dengan masalah.
Proses pembelajaran pada kelas VII G dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Penelitian diawali dengan pemberian angket untuk mengukur tingkat kemandirian belajar awal. Selanjutnya, diakhir penelitian siswa diberikan soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang terdiri dari 4 soal uraian dan angket akhir kemandirian belajar. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh dua orang observer yaitu peneliti dan satu mahasiswa. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya atau mengobservasi kegiatan atau aktivitas selama pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan, yaitu pembukaan. Pembukaan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, serta mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru membagikan LKS segiempat dengan saintifik berbasis Problem Based Learning. Setelah itu, guru
112
memberikan apersepsi dengan mengingat kembali materi yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Berikut adalah gambar contoh suasana saat guru memberikan apersepsi.
Gambar 11. Contoh Suasana Saat Apersepsi
Kegiatan pendahuluan dilanjutkan dengan motivasi. Kegiatan motivasi ini berupa pemberian motivasi oleh guru dengan memberikan gambaran manfaat dari mempelajari materi segiempat dan aplikasi materi tersebut dalam kehidupan siswa.
Motivasi yang akan disampaikan telah tersedia pada LKS bagian info unik serta pada powerpoint. Motivasi ini diharapkan agar siswa merasa tertarik untuk mempelajari materi segiempat dan akan lebih giat dalam belajar. Setelah kegiatan pendahuluan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Kegiatan inti berupa langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning. Berikut adalah penjelasan dari tiap langkah pembelajaran.
a. Memberikan orientasi tentang permasalahnnya kepada siswa
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dalam 1 kelompok terdiri dari 3-4 orang. Pembagian kelompok berdasarkan tempat duduk terdekat dan guru juga memastikan bahwa di setiap kelompok ada siswa yang aktif. Selanjutnya
113
setelah siswa duduk berkumpul bersama kelompoknya, siswa diminta untuk mengamati masalah yang ada pada LKS. Hal ini dilakukan dengan membaca dan memahami masalah yang ada pada LKS. Dengan memberikan permasalahan diawal pembelajaran, tanpa mempelajari materi terlebih dahulu serta tidak diberikan contoh soal dan penyelesaiannya dimaksudkan supaya siswa berusaha menemukan konsep materi dan solusi permasalahan dengan cara mereka sendiri, sehingga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian belajar siswa. Berikut adalah gambar siswa sedang mengamati masalah.
Gambar 13. Siswa Mengamati Masalah pada LKS
114 b. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Setelah siswa mengamati masalah, kemudian siswa diminta mencari tahu apa yang diketahui. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan bertukar pendapat agar mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.
Guru juga memberi tahu bahwa walaupun dikerjakan secara berkelompok atau ada pembagian tugas namun setiap siswa tetap mengerjakan secara lengkap aktivitas pada LKS masing-masing dan setiap siswa harus paham apa yang di diskusikan/
dikerjakan oleh kelompoknya. Berikut adalah gambar saat guru mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
Gambar 12. Suasana Saat Guru Mengorganisasikan Siswa untuk Meneliti c. Membantu investigasi mandiri ataupun kelompok
115
Pada kegiatan ini, siswa secara mandiri mencoba menyelesaikan permasalahan awal yang ada pada LKS terlebih dahulu tanpa bantuan dari temannya dibantu dengan cara menjawab aktivitas yang ada pada LKS. Setelah menemukan solusi dari permasalahannya kemudian mendiskusikannya bersama dengan teman sekelompoknya dan menyimpulkan hasil penyelesaian masalah.
Dalam kegiatan ini, diharapkan setiap siswa dapat ikut berperan aktif dalam kelompoknya dan saling memberikan tambahan atau pendapat untuk solusi dari permasalahan yang akan diselesaikan. Selain itu ada juga uji pemahaman yang harus diselesaikan siswa secara individu ataupun kelompok. Suasana saat diskusi berlangsung dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13. Siswa Mencoba Menyelesaikan Masalah
116
Di sisi lain guru juga mengawasi jalannya diskusi yang dilakukan oleh tiap kelompok. Jika ada kelompok yang belum mengerti dan menemukan solusinya maka guru memberikan bantuan secukupnya seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14. Guru Mengawasi Diskusi
Gambar 15. Guru Memberikan Bantuan
117
d. Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit
Setelah semua kelompok berhasil menemukan penyelesaian masalahnya maka pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi. Kegiatan ini dilakukan dengan menuliskan jawaban dari permasalahan yang ada pada papan tulis dan juga memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa yang lain. Presentasi ini tidak dilakukan oleh semua kelompok melainkan hanya beberapa saja. Penentuan kelompok yang akan maju dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan dari guru.
Tujuannya agar siswa bisa secara mandiri mempunyai inisiatif untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Suasana saat siswa mengomunikasikan/ menyajikan solusi dapat dilihat pada gambar 16 di bawah ini.
Gambar 16. Siswa Mempresentasikan Hasil Penyelesaian Masalah dan Mengomunikasikan
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Pada kegiatan ini, siswa bersama dengan guru membahas hasil penyelesaian masalah dari kelompok yang sudah maju mempresentasikannya. Sebelum guru mengklarifikasi kebenaran dari hasil penyelesaian masalah kelompok yang maju,
118
guru mempersilakan siswa yang lain untuk memberikan tanggapan, pertanyaan, kritik, atau saran kepada temannya yang presentasi, bisa terkait dengan hasil penyelesaiannya, memaparkan cara atau jawaban yang berbeda, atau yang lainnya.
Tujuan dari pemaparan cara atau jawaban yang berbeda untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dikarenakan siswa akan mengetahui ada jawaban-jawaban atau cara-cara lain yang dapat digunakan sebagai solusi permasalahan tersebut. Jika sudah tidak ada siswa yang ingin menyampaikan pendapat mereka maka guru melakukan klarifikasi terhadap kebenaran dari hasil penyelesaian masalah yang sudah dipresentasikan dan memperkuat konsep yang dipelajari, dapat dilihat pada Gambar 17 berikut ini.
Gambar 17. Guru Membahas dan Mengevaluasi Hasil Presentasi Siswa Diakhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari itu dan merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara menjawab secara lisan pertanyaan dari guru atau memberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang sudah
119
dipelajari. Dari 5 kali pertemuan guru tidak berhasil memberikan kuis. Dilanjutkan dengan pemberian tugas individu/ kelompok. Pemberian tugas ini juga dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian belajar siswa terkait dengan aspek bertanggung jawab, tidak bergantung pada orang lain serta aspek mempunyai inisiatif. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam dan berdoa. Selain itu, agar siswa tahu apakah proyek mandiri dan proyek kelompok yang telah mereka kerjakan benar atau tidak maka diakhir pembelajaran siswa diberi kesempatan memfotocopy LKS yang sudah ada kunci jawabannya dikarenakan tidak ada waktu untuk membahas tugas ketika pembelajaran berlangsung.
Selama proses uji coba berlangsung ada beberapa catatan yang didapat.
Berikut ini merupakan catatan selama proses uji coba perangkat pembelajaran berlangsung.
a. Pertemuan ke 1
Dilaksananakan pada hari Senin tanggal 3 April 2017, siswa diberikan LKS segiempat berbasis Problem Based Learning. Tiap anak menerima 1 buah LKS.
Pertemuan ini mempelajari tentang sifat-sifat segiempat. Semua materi tersebut terkandung dalam kasus 1 pada LKS 1. Pembelajaran berlangsung dengan baik dan tertib. Hanya saja ada siswa yang malas menulis sehingga dalam mengisi Tabel pengelompokan bangun segiempat sesuai dengan sifat yang dimilikinya pada kasus 1 nama bangun disingkat dan siswa belum sempat menulis pada Tabel kesimpulan sifat-sifat dari segiempat karena keterbatasan waktu yang tersedia yaitu 1 jam pelajaran dan waktu masih dipotong untuk upacara. Sehingga guru berinisiatif
120
untuk kekurangan pengisian Tabel dijadikan sebagai PR. Sementara untuk proyek mandiri 1 dan uji pemahaman 1 tidak dijadikan tugas namun akan dibahas guru ketika les sore. Sebelum pembelajaran ditutup guru menugaskan siswa untuk mengerjakan kasus 2 dan uji pemahaman 2 yang ada pada LKS dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Seharusnya kasus 2 dan uji pemahaman 1 digunakan sebagai aktivitas ketika pertemuan kedua tanggal 4 April 2017, namun karena tanggal 11 April 2017 ada try out provinsi untuk kelas IX sehingga menyebabkan siswa kelas VII libur. Oleh karena itu, materi LKS dan RPP 2 yang seharusnya dilaksanakan pada pertemuan kedua menjadi tidak dilaksanakan.
121 b. Pertemuan ke 2
Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017. Pada pertemuan ini materi yang dibahas adalah materi pada LKS 2 yaitu keliling segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang). Sebelum masuk pada materi, guru meminta siswa mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Pembelajaran dilakukan dengan diskusi antar siswa dan dalam pertemuan ini ada 4 kasus yang harus diselesaikan. Dikarenakan kebanyakan siswa kesulitan ketika ada soal cerita, guru memberikan pancingan agar siswa dapat memahami maksud permasalahan pada tiap kasus. Selain itu, karena ada 4 kasus guru dibantu observer memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok yang kesulitan. Apalagi ketika menyelesaikan kasus 6, banyak siswa yang bingung dalam memahami masalah tersebut (dalam hal ukuran kawat), sehingga guru memberikan bantuan yaitu guru membuat alat peraga sederhana dengan 2 lembar kertas hvs yang dilipat untuk mengilustrasikan suatu pagar yang dibuat dari lembaran kawat harmonika galvanis.
Pada akhir pertemuan guru memberikan tugas berupa proyek kelompok 1.
c. Pertemuan ke 3
Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017, materi yang dipelajari adalah materi pada LKS 2 yaitu keliling segiempat keliling segiempat (trapesium siku-siku dan layang-layang). Siswa diberikan satu permasalahan yaitu mencari keliling trapesium siku-siku dan layang-layang, namun sebelum mencari keliling, siswa diminta untuk membentuk 2 trapesium dan 2 layang-layang dari tusuk gigi yang disediakan. Siswa secara berkelompok memasang-masangkan lidi dan membentuk bangun tersebut diatas hvs dan setelah itu ditempel. Dikarenakan siswa
122
membuat trapesium siku-siku namun sudutnya tidak siku-siku dan lidi yang disediakan sengaja dibatasi sehingga menyebabkan beberapa siswa membentuk trapesium siku-siku dan layang-layang yang tidak sesuai dengan teorinya.
Gambar 18. Contoh Trapesium Dari Lidi yang Dibuat oleh Siswa d. Pertemuan ke 4
Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 April 2017, materi yang dipelajari adalah materi pada LKS 3 yaitu luas segiempat. Permasalahan dalam pembelajaran ini adalah menemukan rumus luas bangun-bangun segiempat dengan bantuan alat peraga berupa triagram yang terbuat dari kertas berpetak. Pembelajaran berlangsung dengan lancar, namun beberapa siswa bukannya menemukan rumus luas bangun-bangun segiempat tetapi mereka malah menghitung luas triagram dari bangun-bangun segiempat. Selain itu, ada 3 siswa yang duduk di belakang ketika pembelajaran mereka membuka laptop untuk browsing dan youtobe. Pada akhir pertemuan guru memberikan tugas berupa proyek kelompok 3.
123 e. Pertemuan ke 5
Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 April 2017, materi yang dipelajari adalah lanjutan materi pada LKS 3 yaitu luas segiempat. Pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar. Saat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, banyak siswa yang maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapatnya karena adanya banyak perbedaan jawaban.
Namun ada juga dua siswa yang melakukan diskusi dan evaluasi sambil bermain laptop. Pada akhir petemuan, diberikan tugas untuk mengerjakan latihan mandiri 3.
f. Pertemuan ke 6
Pada tanggal 16 Mei 2017 diadakan tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Tes ini digunakan untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif. Dihadiri oleh seluruh 28 dari 29 siswa kelas VIIG, dikarenakan 1 siswa sakit. Selama tes berjalan dengan tertib dan baik.
Berikut adalah suasana saat tes kemampuan berpikir kreatif matematis berlangsung.
Gambar 19. Suasana Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
124 g. Pertemuan ke 7
Pada tanggal 24 Mei 2017 diadakan tes susulan kemampuan berpikir kreatif matematis untuk 1 siswa yang tidak bisa mengikuti tes pada tanggal 16 Mei 2017.
Tes dilakukan di perpustakaan SMP Negeri 1 Imogiri dan berjalan dengan tertib dan baik. Berikut adalah suasana saat tes susulan kemampuan berpikir kreatif matematis berlangsung.
Gambar 20. Seorang Siswa Sedang Tes Susulan Kemampuan Berpikir Kreatif 5. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap ini dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang meliputi aspek kevalidan, aspek kepraktisan dan aspek keefektifan. Berikut adalah hasil analisis dari ketiga aspek tersebut.
a. Analisis kevalidan
Kevalidan perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil lembar penilaian perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS. Hasil penilaian dari validator diperoleh rata-rata skor pada terhadap perangkat pembelajaran berupa RPP adalah 4,41. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka RPP yang dikembangkan telah
125
valid, dengan kategori sangat baik. LKS yang dikembangkan telah valid untuk digunakan, yakni dengan rata-rata skor 4,33 dengan kategori sangat baik.
b. Analisis kepraktisan
Berdasarkan data hasil angket respons siswa, diperoleh rata-rata skor 4,24.
Sementara hasil angket respons guru menunjukan rata-rata skor 4,42. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi keterlaksananaan pembelajaran selama proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menunjukan persentase rata-rata 95%. Berdasarkan klasifikasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah dikembangkan, pelaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dinyatakan praktis.Selain itu, saran yang diberikan guru digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi tahap 2. Secara lengkap, revisi produk tahap 2 dapat dilihat pada bagian revisi produk.
c. Analisis keefektifan
Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil tes berpikir kreatif matematis dan angket kemandirian belajar. Berdasarkan data uji menggunakan IBM SPSS Statistics 21 diperoleh kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis dan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemandirian belajar siswa.
126 B. Hasil Uji Coba Produk