METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
B. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Kebudayaan Islam
2. Tahap Implementasi Pembelajaran
Impelementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar telah berjalan
sesuai dengan Permendikbud. Pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah,
yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar),
experimenting (mencoba), networking (membentuk jejaring/
mengomunikasikan).
a. Mengamati (Observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang
lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali
akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Kompetensi yang dikembangkan pada langkah
46 b. Menanya (questioning)
Guru menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru
bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta
didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta
didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi
penyimak dan pembelajar yang baik.
Kegiatan Belajar :
“Proses menanya saya setting dengan melakukan agar anak-anak mengajukan pertanyaan tentang informasi atau hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamat, nak-nak itu kadang-kadang masih memerlukan pancingan-pacingan dari saya untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat dimana anak-anak mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri” IP1_L30-35
“Diterangkan dulu materi yang lalu dan yang belum di pahami oleh murid kalau ada yang ingin ditanyakan di suruh bertanya dahulu
sebelum melanjutkan materi” IP5_L17-19.
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) .
Berbeda dengan penugasan yang menginginkan tindakan nyata,
pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat
dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan
verbal.
47
untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Kualitas pertanyaan
menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai
dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi.
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.
c. Mengesplorasi (eksploring)
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas
fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Pada
proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013
menggambarkan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif daripada guru. Aktivitas menalar dalam konteks proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi yakni
mengacu kepada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan peristiwa
– peristiwa kemudian menjadikannya penggalan memori diotak. Kegiatan belajar :
“mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
48 yang bertentangan”. IP1_L64-70
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir dalam menyimpulkan.
d. Mengasosiasi (associating)
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata maka peserta didik harus
mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi
yang sesuai. Peserta didik harus memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar serta mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:
“menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut
tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya”. IP2_L22-25
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan
49 e. Mengkomunikasikan (networking)
Jejaring pembelajaran disebut juga pembelajaran kolaboratif, yang
merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekedar teknik pembelajaran di
kelas – kelas sekolah.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa ketika peserta didik
diberi tugas untuk dirinya sediri, mereka akan bekerja sebaik-baiknya
ketika bekerjasama atau berkolaborasi dengan temannya.
Pada langkah ini, pendidik diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari. Hasil
tersebut disampaikan dikelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud, Nomor 81A Tahun 2013, adalah
menyampaikan hasil pengamatan , kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan , tertulis, atau media lainnya.
Kompetensi yang dikembangkan yaitu untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.