• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Ketiga 2020-2024

TAHAPAN IMPLEMENTASI

C. Tahap Ketiga 2020-2024

Implementasi tahap ketiga 2020-2024 dituangkan dalam perencanaan yang terdokumentasikan dalam renstra 2020-2024. Tahap ketiga merupakan pelaksanaan dari dampak pengembangan pada tahap kedua. Karena itu keberhasilan tahap ketiga ini sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dari tahap kedua.

1. Strategi Pelayanan Strategi pokoknya adalah:

a. Penerapan manajemen mutu layanan. Manajemen mutu layanan yang sudah dikembangkan sebelumnya terus diperbaiki berdasarkan evaluasi pada 5 tahun sebelumnya. Dalam kegiatan ini akan dilaukan perbaikan terhadap standar pelayanan sebelumnya. Untuk

melaksanakan strategi tersebut, berbagai kebijakan yang akan dilaksanakan adalah:

1) Kebijakan Pengembangan Kompetensi yang ditujukan pada: a) Penyelenggaraan penilaian kompetensi.

(1) Asesmen reguler SDM Sekretriat. (2) Asesmen untuk promosi dan mutasi.

(3) Asesmen temporer untuk Tenaga Ahli dan Asisten Anggota.

b) Penyelenggaraan pengembangan kompetensi. (1) Pengelolaan talent pool.

(2) Perbaikan metode asesmen untuk suatu jabatan tertentu dan menggunakan berbagai simulasi yang mencerminkan perilaku yang dipersyaratkan dalam jabatan tertentu. c) Penyelenggaraan coaching and conseling.

(1) Melaksanakan konseling psikologi permasalahan kepegawaian.

(2) Melaksanakan coaching permasalahan pelaksanaan tugas

2) Kebijakan Pengembangan Kepemimpinan yang ditujukan pada: a) Penyelenggaraan pengkajian pengembangan kompetensi

kepemimpinan.

(1) Perbaikan kurikulum diklat kepemimpinan kesekretariatan keparlemanan.

(2) Perbaikan modul-modul kepemimpinan kesekretariatan keparlemanan.

b) Penyelenggaraan model/kurikulum pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, antara lain:

(1) Penyelenggaraan pendidikan kedinasan: Diklatpim I,II, III dan IV.

(2) Penyelenggaraan Kepemimpinan Kesekretariatan Keparlemenan I, II, III dan IV (Mulai bisa diikuti pejabat Sekretaris DPRD).

(3) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

3) Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan yang ditujukan pada:

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai berikut:

(1) Kebijakan pengembangan jenis pendidikan dan pelatihan seperti periode sebelumnya.

(2) Kebijakan pengembangan jenis tugas belajar seperti sebelumnya.

(3) Sumber Pembiayaan Program seperti sebelumnya.

(4) Pengembangan Model Pendidikan dan Pelatihan, yanag seperti sebelumnya dengan berbagai penyempurnaan. (5) Pengembangan Bidang-bidang Pendidikan dan Pelatihan

yang dituangkan dalam Rencana Pendidikan.

(6) Mengembangkan kemitraan strategis dengan berbagai lembaga pendidikan yang selanjutnya ditetapkan dalam Keputusan Sekretaris Jenderal.

b) Penyelenggaraan tugas belajar ke luar negeri.

c) Menjaga kemitraan strategis dengan berbagai lembaga pemberi bantuan pendidikan di luar negeri.

d) Menyelenggarakan pengkajian pengembangan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perkembangan kajian manajemen keparlemenan.

e) Pelaksanaan strategis pendidikan dan pelatihan didukung dengan peningkatan manajemen pendidikan dan pelatihan, kualitas pegawai pusat (pejabat fungsional), anggaran, sarana, dan prasarana kediklatan.

f) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan manajemen keparlemenan I, II dan III (Mulai bisa diikuti oleh pegawai Sekretariat DPRD).

4) Kebijakan Pengkajian Manajemen Keparlemenan mempunyai tugas menyelenggarakan pengkajian bidang manajemen keparlemenan, antara lain:

b) Pengkajian pengelolaan otonomi parlemen, termasuk pengkajian terhadap tatalaksana.

c) Pengkajian pengelolaan SDM.

d) Pengkajian pengelolaan sarana dan prasarana.

b. Strategi pendampingan. Pendampingan diperlukan untuk penguatan pada unit-unit organisasi yang membutuhkan pendampingan pada area yang akan diperbaiki atau dikembangkan. Begitu juga pendampingan pada DPR ditujukan pada pendampingan di Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang membutuhkan masukan substansi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi AKD yang bersangkutan.

2. Strategi Pengembangan

Dalam strategi pengembangan, dalam strategi pokoknya adalah Pengembangan Organisasi Pembelajar. Strategi ini dibutuhkan untuk menunjang pencapaian SDM yang kompeten dan produk pelayanan memenuhi standarisasi akademik yang baik. Untuk mewujudkan strategi pengembangan kebijakan yang akan dilaksanakan adalah:

a. CBHRM melalui pemberian Pendidikan dan Pelatihan berbasis task

based, personal based dan organizational based, dengan mengikuti

perkembangan kajian manajemen keparlemenan.

b. Penilaian Hasil Kerja yang sepenuhnya menerapkan BSC.

c. Penerapan etika peneliti dan penelitian melalui sikap kerja seperti disiplin, kritis, kreatif, motivatif, inovatif, pengendalian diri, dan adaptif. d. Pemutahiran IT melalui kebijakan pengembangan data base yang terintegrasi antara unit-unit kerja dan bersifat dinamis yang dibutuhkan untuk mendukung tugas-tugas DPR dan suporting system.

Data base juga dibutuhkan sebagai bagian dari penyempurnaan

penerapan manajemen pengetahuan yang akan diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemenan.

e. Dukungan kelembagaan dibutuhkan karena untuk berjalannya organisasi perlu didukung dengan perangkat regulasi, dan sarana dan prasarana kerja yang memadai. Pada dukungan kelembagaan

kegiatan yang akan dilakukan adalah evaluasi dan penyempurnaan terhadap berbagai perangkat regulasi serta sarana dan prasarana.

Baik strategi pelayanan dan pengembangan akan dikembangkan strategi pengembangan budaya organisasi. Strategi ini dibutuhkan untuk menciptakan SDM yang profesional melalui cara kerja yang memenuhi nilai-nilai.

3. Indikator Keberhasilan

a. Indikator Keberhasilan Pelayanan dan Pendampingan

Sasaran yang ingin dicapai dalam lima tahun renstra 2015-2019 untuk output kegiatan pengembangan kompetensi adalah:

1) Terselenggaranya kegiatan pengembangan kompetensi sesuai dengan perencanaan.

2) Seluruh pegawai sudah menjalani asesmen kompetensi.

3) Bentuk fisik kegiatan adalah: Laporan asesmen, Laporan pengembangan kompetensi dan Laporan coaching and counseling.

Sedangkan outcome dari kegiatan pengembangan kompetensi adalah:

1) Menimbulkan efek positif bagi organisasi melalui:

a) Mendapatkan calon pejabat sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.

b) Pengembangan potensi pegawai secara terus menerus sehingga didapatkan kinerja yang lebih baik.

c) Diagnosa kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi organisasi.

2) Menimbulkan efek positif bagi pegawai melalui:

a) Dapat bekerja pada posisi atau tempat yang sesuai dengan kompetensinya.

b) Dapat mengoptimalkan potensi diri.

c) Dapat mengetahui kebutuhan pengembangan diri berdasarkan feedback yang diterima.

Sasaran output yang ingin dicapai dalam kegiatan penyelenggaraan pengembangan kepemimpinan adalah:

1) Terselenggaranya kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang sesuai dengan perencanaan.

2) Peningkatan jumlah pejabat struktural yang mendapatkan pendidikan manajemen keparlemenan.

3) Bentuk fisiknya adalah laporan pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.

Sedangkan outcome dari kegiatan pengembangan kompetensi adalah menimbulkan efek positif bagi organisasi melalui penerapan manajemen keparlemenan dalam pengelolaan organisasi unsur penunjang.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah:

1) Terselenggaranya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan perencanaan.

2) Peningkatan jumlah pegawai yang mendapatkan pendidikan lanjutan.

3) Tersedianya tenaga Master dan Doktor berbasis riset untuk kebutuhan penguatan fungsi DPR, kelembagaan parlemen, dan unsur penunjang.

4) Terbentuknya jejaring pengembangan SDM dengan lembaga pendidikan dan lembaga pendanaan baik dalam negeri maupun luar negeri.

5) Bentuk fisiknya adalah laporan pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan penyelenggaraan pengembangan manajemen keparlemenan adalah:

1) Terselenggaranya kegiatan pengkajian manajemen keparlemenan yang sesuai dengan perencanaan.

2) Peningkatan perbaikan pengelolaan organisasi sesuai dengan

policy paper.

Indikator keberhasilan pendampingan adalah unit-unit organisasi yang membutuhkan pendampingan pada area yang akan diperbaiki atau dikembangkan mengalami perubahan dalam pengelolaannya.

Dari tugas dan fungsi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemanan secara keseluruhan (key indicator

performance) adalah dampak dari keluaran (outcome) adalah

terciptanya penguatan kelembagaan dan ketatalaksanaan DPR RI dan Setjen DPR RI, efisiensi anggaran dan peningkatan kualitas SDM

supporting system.

b. Indikator Keberhasilan Pengembangan

Sasaran yang ingin dicapai dalam lima tahun renstra 2020-2024 untuk output kegiatan pengembangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemanan adalah:

1) SDM Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemanan sesuai antara kompetensi jabatan dan kompetensi personalnya. 2) 25 orang pegawai bergelar doktor.

Sedangkan outcome dari kegiatan pengembangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemanan adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keparlemanan tumbuh menjadi unit organisasi profesional dan menjadi bagian dari organisasi terbaik di Indonesia.

BAB LIMA

Dokumen terkait