• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP OPERASIONAL

Dalam dokumen SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN (Halaman 34-40)

1. Operasional dari saluran drainase, Pipa Jalur SPAB, Jamban dan Septicktank Komunal, IPAL, pompa dan TPST

Peningkatan fungsi saluran drainase lebih maksimal

 Memasang tanda larangan membuang sampah ke saluran drainase

 Melakukan pembersihan saluran secara rutin melibatkan masyarakat dan instansi terkait

 Pengoperasian pompa secara tepat melalui pelatihan pada petugas di lapangan  Peningkatan anggaran untuk O & M Saluran, IPA, SPAB dan TPST

 Memberikan sanksi bagi masyarakat yang membuag sampahnya pada saluran drainase.

Peningkatan kualitas air badan air

 Pelarangan pembuangan sampah dan air limbah ke saluran ataupun badan air yang ada

 Memasang tanda larangan membuang sampah ataupun melakukan BAB dan pembuangan air limbah ke saluran drainase

 Operasional jaringan off-site dan IPAL sesuai dengan prosedur.  Pengaturan kegiatan di daerah aliran saluran

 Melakukan pengoperasian TPST sehingga sampah tidak dibuang sembarangan  Penyediaan sarana dan prasarana sampah secara komunal sebelum di oleh di TPST  Perawatan fasilitas jamban dan septik-tank komunal

Peningkatan kesempatan kerja

 Pemasangan pengumuman melalui kelurahan setempat

 Adanya keterbukaan syarat-syarat tenaga kerja oleh pengelola IPAL dan TPST, dalam proses pengambilan tenaga kerja melalui kerjasama dengan aparat kelurahan setempat.

 Pemberian upah untuk operator sesuai aturan yang umumnya berlaku melalui perjanjian antara pihak pengelola dan tenaga kerja yang terlibat sehingga terhindar adanya perselisihan.

Kecemburuan sosial

 Prioritas pada tenaga kerja setempat.

LAPORAN AKHIR

 Selalu melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan aparat kelurahan / kecamatan setempat.

Berkurangnya volume sampah pada saluran drainase

 Pembuatan rambu larangan pembuangan sampah ke badan air

 Pemberian sangsi bagi masyarakat yang membuang sampah ke saluran atau badan air

 Pengoperasian TPST secara tepat dan sesuai SOP Penurunan terjadinya banjir

 Mengoperasikan pompa sesuai SOP

 Melakukan pemeliharaan terhadap saluran berupa pengerukan sedimentasi dan sampah yang mungkin terikut di dalam saluran atau badan air lainnya

 Melakukan normalisasi saluran Perubahan pola perilaku hidup sehat

 Melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang manfaat hidup sehat baik melalui media massa, langsung bertemu masyarakat maupun melalui media elektronik  Membuat slogan-slogan hidup sehat / kampaye perilaku hidup sehat

 Menyediaan sarana dan prasarana pembuangan sampah sementara sebelum di kelola di TPST dalam bentuk kontainer dengan desain terpisah antara sampah basah dan sampah kering

 Peningkatan jumlah gantungan sampah terutama yang berada di dalam areal penduduk padat dan tidak ada akses pengambilan dengan becak sampah

Peningkatan komunitas biota

 Melakukan bioremediasi sesuai dengan SOP yang ada.

 Mempertahankan kualitas air pada badan air dengan melakukan pengoperasian TPST, IPAL dan pembuangan air limbah melalui sistem jaringan (sistem off-site). Peningkatan kesehatan masyarakat

 Melakukan pembuangan air limbah pada sistem jaringan yang dibuat atau jamban komunal dan septik-tank komunal yang dibangun serta melakukan pemeliharaan kebersihan

 Melakukan kegiatan penghijauan di sekitar saluran

 Membuat slogan-slogan hidup sehat di sekitar proyek baik dalam bentuk spanduk  Menyediaan sarana dan prasarana pembuangan sampah sementara sebelum di kelola

di TPST dalam bentuk kontainer dengan desain terpisah antara sampah basah dan sampah kering

2. Pemeliharaan Bangunan dan LingkunganPeningkatan kualitas estetika lingkungan

LAPORAN AKHIR

 Monitoring terhadap pengelolaan saluran drainase dan kinerja pompa yang telah berhasil dilakukan sebagai bahan analisa untuk memperbaiki / meningkatkan kinerja sistem pengelolaan saluran drainase.

 Monitoring terhadap pengelolaan limbah (jalur SPAB) yang telah berhasil dilakukan sebagai bahan analisa untuk memperbaiki / meningkatkan kinerja sistem pengelolaan limbah.

 Monitoring terhadap pengelolaan sampah (TPST) yang telah berhasil dilakukan sebagai bahan analisa untuk memperbaiki / meningkatkan kinerja sistem pengelolaan sampah.

 Monitoring terhadap effluen IPAL secara berkala agar diketahui efisiensi pengolahan yang telah dicapai sekaligus sebagai bahan analisa untuk memperbaiki / meningkatkan kinerja IPAL tersebut sehingga kualitas effluen hasil pengolahan dapat terkontrol.

Peningkatan kesehatan masyarakat

 Melakukan pembuangan air limbah pada sistem jaringan yang dibuat atau jamban komunal dan septik-tank komunal yang dibangun serta melakukan pemeliharaan kebersihan

 Melakukan kegiatan penghijauan di sekitar saluran

 Membuat slogan-slogan hidup sehat dalam bentuk spanduk

 Menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah sementara sebelum di kelola di TPST dalam bentuk kontainer dengan desain terpisah antara sampah basah dan sampah kering

Khusus untuk kegiatan peningkatan TPA dilakukan rencana mitigasi sebagai berikut:

1. Pemasangan Pipa Ventilasi Gas dan Pipa Lindi a. Peningkatan kualitas air tanah

Agar pipa lindi dalam areal sel sampah dapat menampung lindi sampah, maka dilakukan pemasangan pipa lindi dengan kemiringan sesuai dengan topografi sel-sel sampah. Kemiringan pipa lindi dibuat 1-2 % untuk memudahkan tercapainya aliran air ke dalam pipa

Pemasangan pipa lindi menggunakan pipa yang tidak mudah berkarat seperti pipa PVC dan dipasang dengan pemberian pemerata beban sepperti kerikil disamping kiri dan kanan perletakan pipa

Pipa lindi diberi lubang – lubang sebesar 2 cm untuk memudahkan pengaliran lindi sampah ke dalam pipa lindi. Lubang pada pipa tidak dibuat terlalu kecil karena sampah dapat masuk ke dalam pipa dan mengakibatkan penyumbatan

LAPORAN AKHIR

Pengetesan terhadap angka permeabilitas tanah lapisan dasar TPA setelah dilakukan pemadatan tanah untuk memberi kepastian apakah tanah mudah/tidak meloloskan air lindi. Karena pemasangan pipa lindi tidak akan efisien apabila angka permeabilitas tanah masih > 10-7cm/dt. Pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian penggilasan beberapa kali kepada tanah, kemudian dilakukan tes permeabilitas tanah (nilai K). Sesuai syarat yang ada, maka sebaiknya nilai K < 1 < 10-7cm/dt. Bila nilai K tersebut belum tercapai maka lapisan tanah asli dapat diberi tambahan tanah lempung (clay) dan kemudian dipadatkan lagi. Ketinggian lempung yang dilapiskan pada tanah asli adalah 20-30 cm.

Untuk pengendalian gas pengamanan selama pengoperasian berupa saluran ventilasi (pipa gas). Saluran ventilasi berupa pipa PVC diameter 8 - 10 cm yang diberi lubang perforasi. Pada dinding bukit lapisan tanah penutup.

2. Kegiatan Perataan dan Pemadatan Sampah

a.

Penurunan Kualitas Udara

Pemeliharaan green belt yang berfungsi mengeliminasi adanya pencemaran udara akibat beroperasinya TPA

Penimbunan dilakukan secara merata sesuai dengan dimensi sel yang telah direncanakan

Penimbunan dilakukan dengan membentuk bidang dengan kemiringan 1 : 3 yang nantinya akan dijadikan bidang tumpu oleh sel berikutnya

Sampah yang telah dibongkar dari truk disebar secara merata di rencana lokasi sel menurut ukuran sel dan dipadatkan sesuai dengan tinggi rencana

Guna menjaga ketertiban kerja dan efisien kerja, kegiatan penyebaran sampah dan pemadatan sampah ruang kerjanya terpisah

Pemadatan sampah dilakukan setelah pekerjaan penimbunan sampah selesai Pemadatan dilakukan dalam posisi sudut 1 : 3 (sesuai dengan kemiringan sel) dengan bulldozer type Track dengan jumlah lintasan minimum 3 kali lintasan dan tidak lebih dari 5 lintasan (bila kurang dari 3 lintasan, pemadatan tidak optimal dan bila lebih dari 5 lintasan akan tidak/kurang berpengaruh pada peningkatan kepadatan sampah).

Pelapisan tanah harian (pelapisan harian) dilakukan setiap operasi harian selesai dilakukan. Seluruh permukaan timbunan tertutup rapat guna mencegah adanya bau dan rembesan air. Tebal lapisan dalam kondisi padat direncanakan 15 cm. Cadangan tanah penutup ditempatkan pada lokasi yang terletak diatas lahan kerja.

LAPORAN AKHIR

Pelapisan tanah antara dilakukan pada bagian permukaan setiap sel setelah mencapai ketinggian 2 sampai 3 layer. Tebal lapisan dalam kondisi padat 30 cm. Penutupan ini harus membentuk kemiringan guna mencegah timbulnya gangguan air sebesar 1 %.

b.

Peningkatan Vektor Penyakit

Penutupan sampah dilakukan setiap hari sesuai aturan yang berlaku

Secara berkala menyirami areal sampah dengan EM 4 atau enzim sejenisnya untuk mengurangi bau dan datangnya lalat

3. Pengolahan Lindi

a.

Peningkatan kualitas air tanah

Pemasangan pipa lindi di sekitar lokasi sel – sel sampah dan pembuatan saluran lindi di sekeliling sampah menuju bangunan pengolah lindi

Melakukan koleksi dan resirkulasi lindi ke timbunan sampah, karena disamping melokalisasi penyebaran lindi, resirkulasi sangat membantu proses dekomposisi sampah. COD lindi sebagai sumber energi N dan P nutrient mikrobial pengurai sampah

Pengolahan lindi dengan IPAL

Uraian dampak penting terhadap lingkungan hidup dari masing-masing rencana usaha dan / atau kegiatan tiap-tiap sektor bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tabalong yang meliputi sektor Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan air bersih yang harus dikelola berdasarkan hasil evaluasi dampak penting dari masing-masing proyek adalah sebagai berikut :

KABUPATEN TABALONG 2010-2014

XI-39

SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

A. RTH

Tahapan

Kegiatan Rona Lingkungan Awal

Komponen

Lingkungan Kemungkinan Yang Terkena

Dampak Dampak Pra Kontruksi Pematokan - sosial - keresahan sosial

- jalan dan lalu lintas - terganggunya fungsi jalan - persepsi

masyarakat - persepsi negatif

Pengerahan Tenaga Kerja - kependudukan - bertambahnya penduduk musiman - sosial - konflik sosial

- tenaga kerja - tidak terserap TK yang ada - budaya - terganggunya budaya setempat Pengerahan Alat - kebisingan

- timbulanya/meningkatnya kebisingan

- jalan dan lalu lintas - terganggunya arus lalu-lintas - bahaya - kecelakaan lalu lintas Pembersihan Lapangan - sosial - keresahan sosial

Pengangkutan Bahan - kualitas udara - meningkatnya kadar debu - kebisingan

- timbulanya/meningkatnya kebisingan

Penumpukan Bahan - jalan dan lalu lintas - terganggunya arus lalu-lintas - bahaya - kecelakaan lalu lintas Pengurukan Jalan - ekonomi

- menurunnya kegiatan ekonomi setempat

- pengguna lahan - berkurangnya areal hijau - kualitas air - menurunya kualitas air - pemanfaatan air

baku - berkurangnya pemanfaatan air baku - kualitas udara - meningkatnya kadar debu

- jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian

- drainase - terganggunya sistem drainase alam

-sekolah/pendidikan

- terganggunya kegiatan belajar/mengajar

- masjid - terganggunya kegiatan keagaman - langgar - terganggunya kegiatan keagaman Kontruksi - bahaya - kecelakaan lalu lintas

- kesehatan - meningkatnya gangguan pernafasan Pelebaran Jalan - sosial - keresahan sosial

- jalan dan lalu lintas - terganggunya arus lalu-lintas - perumahan

- terpotongnya sebagian rumah penduduk

- tergesernya pagar rumah penduduk - persepsi

KABUPATEN TABALONG 2010-2014

XI-40

SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Tahapan

Kegiatan Rona Lingkungan Awal

Komponen

Lingkungan Kemungkinan Yang Terkena

Dampak Dampak Pemasangan Batu - ekonomi

- terganggunya kegiatan ekonomi setempat

- jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian - bahaya - kecelakaan lalu lintas

- masjid - terganggunya kegiatan keagaman - langgar - terganggunya kegiatan keagaman - bahaya - kecelakaan lalu lintas/lainnya Penggorengan Aspal - jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian

-sekolah/pendidikan

- terganggunya kegiatan belajar/mengajar - bahaya - terjadinya kebakaran Pengaspalan - jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian

- air bersih - rusaknya jaringan pipa distribusi

-sekolah/pendidikan

- terganggunya kegiatan belajar/mengajar - bahaya - kecelakaan lalu lintas Penggalian - jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian

- air bersih - rusaknya jaringan pipa distribusi - bahaya - kecelakaan lalu lintas

- kecelakaan lainnya Pemasangan

Gorong-gorong - jalan dan lalu lintas

- terganggunya arus lalu-lintas/pedestrian - bahaya - kecelakaan lalu lintas

Pasca Kontruksi Penggunaan Jalan - pengguna lahan - berubahnya penggunaan lahan - kualitas udara - meningkatnya kadar debu dan CO2 - kebisingan - meningkatnya kebisingan

- bahaya - kecelakaan lalu lintas

Dalam dokumen SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN (Halaman 34-40)

Dokumen terkait