• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pencocokan Alternative Strategi dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Metode Perancangan Program Peningkatan Pendapatan

6.1.2 Tahap Pencocokan Alternative Strategi dengan

6.1.2 Tahap Pencocokan Alternative Strategi dengan Analisis Internal- Eksternal (IE)

Pada Matrik IE parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Total skor IFAS dikelompokkan dalam tiga kelas yaitu lemah (skor 1 – 2) rata – rata (2 – 3) serta kuat (3 – 4) dengan demikian akan diperoleh 9 kuadran alternatif strategi.

Tabel 6.3. Matrik IE

Total Nilai IFE : 3,225

Kuat Rata-rata Lemah

3,00-4,00 2,00-2,99 1,00-1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 Tota l Nil ai EF E : 3,668

Tinggi 1. Tumbuh dan Bina

2. Tumbuh dan

Bina 3. Pertahankan dan 3,00-4,00 3,0

Pelihara

Rata-rata 4. Tumbuh dan

Bina 5. Pertahankan dan 6. Divestasi/Panen 2,00-2,99 2,0

Pelihara

Rendah

7. Pertahankan dan 8. Divestasi/Panen 9. Divestasi/Panen 1,00-1,99 1,0

Pelihara

Pada prinsipnya ke 9 kuadran tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :

a. Strategi pertumbuhan dan intensifikasi

Strategi ini dilakukan bila skor internal dan eksternal bertemu pada kuadran I, II, V, VII atau VIII

b. Strategi peningkatan dan optimalisasi

Strategi ini dilakukan bila skor internal dan eksternal bertemu pada kuadran IV atau V

c. Strategi stabilisasi dan efisiensi

Strategi ini dilakukan bila skor internal dan eksternal bertemu pada kuadran III, VI dan IX

Dari tabel Matrik IFE dan EFE didapatkan nilai total IFE 3,225 menunjukan posisi internal yang kuat terletak pada kuadran I dan untuk nilai total EFE 3,668 menunjukan posisi eksternal yang tinggi terletak pada kuadran I.

Penggabungan matrik IFE dan EFE ini dalam Matrik IE memperlihatkan nilai tumbuh dan bina yang terdapat pada sel satu, sehingga pada strategi pertumbuhan dan intensifikasi. Artinya jika data yang digunakan adalah data yang valid dan akurat maka potensi serta target penerimaan dapat sesuai dengan kenyataan, dan dengan kerjsama serta sosialiasi secara terus menerus

maka pelaksanaan pelayanan pajak reklame dapat diwujudkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

6.1.3 Tahap Pencocokan Alternative Strategi dengan Analisis SWOT Penilaian para stakeholder yang menjadi responden terhadap faktor-faktor internal memiliki kepentingan dan/atau kompetensi dan/atau keterlibatan dalam proses perencanaan sampai dengan evaluasi manajemen penyelenggaraan pajak reklame memperlihatkan bahwa unsur kekuatan lebih dominan dari pada unsur kelemahan. Penilaian terhadap faktor- faktor eksternal memperlihatkan bahwa unsur ancaman lebih besar dari pada unsur peluang.

Pada strategi untuk meningkatkan penerimaan pendapatan dari pajak reklame di Kabupaten Bogor ditemukan berbagai factor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh secara langsung maupun tidak terhadap pelaksanaan penerimaan pajak reklame. Rumusan strategi yang dihasilkan dari analisis internal dan eksternal, yaitu :

a. Strategi SO (Strengths – Opportunities)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal untuk memperoleh keuntungan dalam meningkatkan penerimaan pendapatan dari pajak reklame di Kabupaten Bogor. Kekuatan yang dimiliki adalah :

1. Eksistensi dari unit kerja dalam organisasi pemda adanya Dipenda sebagai penyelenggaran pajak reklame;

2. Dasar hukum yang pasti untuk pemungutan pajak reklame berdasarkan Perda Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame;

3. Adanya konsistensi dukungan anggaran dari APBD dalam penyelenggaran manajemen pajak reklame;

4. Terdapat jumlah SDM aparatur pemda di bidang pajak reklame. Adapun peluang yang dapat dijadikan pendorong adalah :

1. Adanya potensi dan kontribusi ekonomi yang besar, sehingga mendorong tingkat perkembangan iklan/reklame bagi masyarakat; 2. Meningkat dan berkembangnya Wajib pajak, seiring dengan tingkat

kesadaran masyarakat untuk taat pada hokum; 3. Meningkatnya kepatuhan wajib pajak,

4. Luasnya potensi titik pemasangan reklame, secara geografis luas wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas pada dasarnya sudah merupakan suatu peluang untuk dapat dimanfaatkan setiap sisi ruangnya terutama bagi iklan/reklame komersil.

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh tiga strategi, yaitu pertama, melakukan penataan birokrasi dan manajemen pelayanan penyelenggaraan pajak reklame secara lebih simple demi kemudahan masyarakat. Kedua memberikan reward/penghargaan punishment/hukuman kepada masyarakat yang membayar pajak sesuai ketentuan. dan ketiga membuka UPT Dipenda dan UPT DKP secara tersebar di seluruh wilayah kabupaten Bogor untuk mempermudah pelayanan dan penataan/pengawasan.

Strategi W-O merupakan strategi yang disusun untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Beberapa kelemahan yang ada :

1. Kompetensi SDM dalam perencanaan potensi subyek dan obyek pajak reklame;

2. Masih adanya variasi kemampuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak reklame;

3. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang penyelenggaraan pajak reklame;

4. Koordinasi antara SKPD penyelengaraan pelayanan pajak reklame. Adapun peluang yang dapat dijadikan pendorong adalah :

1. Adanya potensi dan kontribusi ekonomi yang besar, sehingga mendorong tingkat perkembangan iklan/reklame bagi masyarakat; 2. Meningkat dan berkembangnya Wajib pajak, seiring dengan tingkat

kesadaran masyarakat untuk taat pada hokum; 3. Meningkatnya kepatuhan wajib pajak,

4. Luasnya potensi titik pemasangan reklame, secara geografis luas wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas pada dasarnya sudah merupakan suatu peluang untuk dapat dimanfaatkan setiap sisi ruangnya terutama bagi iklan/reklame komersil.

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh dua strategi, yaitu membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Pemerintah, swasta dan masyarakat dan penambahan kualitas dan kuantitas SDM ditunjang oleh perbaikan sarana prasarana penyelenggaraan pajak reklame.

c. Strategi ST (Strengths- Threats)

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman Eksternal dalam meningkatkan penerimaan pendapatan dari pajak reklame di Kabupaten Bogor. Kekuatan yang dimiliki adalah :

1. Eksistensi dari unit kerja dalam organisasi pemda adanya Dipenda sebagai penyelenggaran pajak reklame;

2. Dasar hukum yang pasti untuk pemungutan pajak reklame berdasarkan Perda No. 25 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame;

3. Adanya konsistensi dukungan anggaran dari APBD dalam penyelenggaran manajemen pajak reklame;

4. Terdapat jumlah SDM aparatur pemda di bidang pajak reklame.

Sedangkan Ancaman yang dianggap akan mempengaruhi kebijakan penerimaan pendapatan dari pajak reklame di Kabupaten Bogor yaitu : 1. Masih kurangnya kesadaran WP tentang Pajak Reklame;

2. Secara geografis lokasi kabupaten Bogor yang diapit oleh Kota Bogor dan Kota Depok;

3. Adanya kebijakan pemanfaatan badan jalan Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Pusat;

4. Kebijakan Pelayanan Pajak Kota Bogor

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh dua strategi, yaitu Melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara berkesinambungan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar SKPD.

d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)

Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Beberapa kelemahan yang ada :

1. Kompetensi SDM dalam perencanaan potensi subyek dan obyek pajak reklame;

2. Masih adanya variasi kemampuan SDM dalam penyelenggaraan (pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak reklame;

3. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang penyelenggaraan pajak reklame;

4. Koordinasi antara SKPD penyelengaraan pelayanan pajak reklame. Ancaman yang dianggap akan mempengaruhi kebijakan penerimaan pendapatan dari pajak reklame di Kabupaten Bogor yaitu :

1. Masih kurangnya kesadaran WP tentang Pajak Reklame;

2. Secara geografis lokasi kabupaten Bogor yang diapit oleh Kota Bogor dan Kota Depok;

3. Adanya kebijakan pemanfaatan badan jalan Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Pusat;

4. Kebijakan Pelayanan Pajak Kota Bogor

Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh dua strategi, yaitu membangun system data yang valid dan akurat dan mewujudkan manajemen pelayanan pajak reklame secara mudah dan cepat. Selanjutnya adalah melakukan penyusunan strategi melalui Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats).

IFE Internal Factor Evaluation

EFE

External Factor Evaluation

Strength

1. Eksistensi dari unit kerja dalam organisasi pemda adanya Dipenda sebagai penyelenggaran pajak reklame;

2. Dasar hukum yang pasti untuk pemungutan pajak reklame berdasarkan Perda No. 25 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame;

3. Adanya konsistensi dukungan anggaran dari APBD dalam penyelenggaran manajemen pajak reklame;

4. Terdapat jumlah SDM aparatur pemda di bidang pajak reklame.

Weakness

1. Kompetensi SDM dalam perencanaan potensi subyek dan obyek pajak reklame; 2. Masih adanya variasi

kemampuan SDM dalam penyelenggaraan

(pengumpulan, pengelolaan dan pelayanan) pajak reklame;

3. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam penunjang penyelenggaraan pajak reklame; 4. Koordinasi antara SKPD penyelengaraan pelayanan pajak reklame. Opportunity

1. Adanya potensi dan kontribusi ekonomi yang besar, sehingga mendorong tingkat

perkembangan iklan/reklame bagi masyarakat;

2. Meningkat dan berkembangnya Wajib pajak,

3. Meningkatnya kepatuhan wajib pajak,

4. Luasnya potensi titik pemasangan reklame, secara geografis luas wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas pada dasarnya sudah merupakan suatu peluang untuk dapat dimanfaatkan setiap sisi ruangnya terutama bagi iklan/reklame komersil.

S-O

1. Melakukan penataan birokrasi dan manajemen pelayanan penyelenggaraan pajak reklame secara lebih simple demi kemudahan masyarakat. (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4)

2. Memberikan

reward/penghargaan dan punishment/hukuman kepada masyarakat yang membayar pajak sesuai ketentuan. (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3) 3. Membuka UPT Dipenda dan

UPT DKP secara tersebar di seluruh wilayah kabupaten Bogor untuk mempermudah pelayanan dan penataan/pengawasan. (S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4)

W-O

1. Membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Pemerintah, swasta dan masyarakat (W1, W2, W3, W4, O1, O2, O3, O4) 2. Penambahan kualitas dan

kuantitas SDM ditunjang oleh perbaikan sarana prasarana penyelenggaraan pajak reklame (W1, W2, W3, W4, O1, O2, O3, O4)

Threat:

1. Masih kurangnya kesadaran WP tentang Pajak Reklame;

2. Secara geografis lokasi kabupaten Bogor yang diapit oleh Kota Bogor dan Kota Depok;

3. Adanya kebijakan pemanfaatan badan jalan Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Pusat; 4. Kebijakan Pelayanan Pajak Kota

Bogor

S-T

1. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. (S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3, T4)

2. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar SKPD (S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3, T4)

W-T

1. Membangun system data yang valid dan akurat (W1, W2, T1, T2, T3, T4)

2. Mewujudkan manajemen pelayanan pajak reklame secara mudah dan cepat ((W1, W2, W3, W4, T1, T2, T3, T4)

Input strategi yang digunakan pada matriks SWOT berasal dari responden pemerintah daerah sebagai pihak internal dan kemudian digabungkan dengan

pihak responden reklame/masyarakat sebagai pihak eksternal. Penggabungan tersebut diharapkan dapat menghasilkan alternatif strategi bagi kedua belah pihak.

6.2. Tahap Keputusan dan Rancangan Program Strategi Peningkatan

Dokumen terkait