• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

3. TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN Tahap Masukan

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal.

Matrik Faktor Strategi Eksternal

Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, perlu diketahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut adalah cara-cara penentuan EFAS (external factors analysis summary) :

 Menentukan faktor – faktor yang menjadi peluang dan ancaman dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

 Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

 Menghitung rating (dalam kolom 3 ) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding). Sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi kelompok peternak yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang sangat besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating + 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

 Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

 Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi kelompok peternak bersangkutan.

Matrik Faktor Strategi Internal.

Setelah faktor-faktor strategi internal suatu kelompok peternak di identifikasikan kemudian disusun tabel IFAS (Internal Factors Analysis Summary) untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness kelompok peternak, tahapannya adalah :

 Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan kelompok peternak dalam kolom 1.

 Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting).

 Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi kelompok peternak yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik), sedangkan variabel negatif adalah kebaikannya.

 Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4 hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

 Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi kelompok peternak yang bersangkutan.

Tahap Analisis Matriks SWOT

Suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh internal dan aksternal usaha ternak sapi potong atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta perumusan strategi pengembangan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Aceh Utara.

Menurut Rangkuti (2001), kinerja suatu perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor lingkungan Internal strength dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis, kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisa SWOT.

Merupakan analisis kondisi kekuatan yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Weakness (kelemahan)

Merupakan analisis kondisi kelemahan yang ada dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi.

Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

Threats (ancaman)

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Strategi SO

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi ST

Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Matriks Grand Strategi

Matriks Grand Strategi ini digunakan agar diperoleh koordinat posisi strategi yang akan digunakan. Koordinat ditentukan dari skor faktor strategi internal dan eksternal. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar 3 dibawah ini.

Gambar 1. Penentuan Matrik Grand Strategi.

Keterangan:

Kuadran 1 : Strategi Agresif yaitu strategi memanfaatkan kekuatan untuk ...meraih peluang.

Kuadran 2 : Strategi Turnaround yaitu memanfaatkan peluang dengan cara ...meminimalkan kelemahan yang ada.

Kuadran 3 : Strategi Difensif yaitu strategi berusaha menghindari ancaman ...dan meminimalkan kelemahan.

Kuadran 4 : Strategi Diversifikasi yaitu strategi mengatasi ancaman dengan ...meraih peluang.

Tahap Pengambilan Keputusan

Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisis, maka tahap selanjutnya disusun daftar prioritas yang harus di implementasikan. Pada tahap ini, menkaji ulang dari empat strategi (SO, ST, WO, WT) yang telah dirumuskan dalam tahap analisis. Setelah itu diambil keputusan dalam menentukan strategi yang paling menguntungkan, efektif dan efisien bagi organisasi berdasarkan matrik SWOT dan matrik Grand Strategi dan pada akhirnya dapat disusun suatu rencana strategi yang akan dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan selanjutnya.

Definisi dan Batasan Operasional

Dalam penelitian seringkali terjadi kesalahpahaman. Untuk menghindari kesalahpahaman dibuat suatu defenisi batasan operasional.

Definisi

1. Pendapatan peternak adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki padasektor produksi dan sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untukdigunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor.

2. Penambahan berat badan sapi potong adalahjumlah kenaikan bobot berat badan pada sapi potong per hari.

3. Umur peternak adalah lama hidup peternak dalam tahun.

4. Modal peternak adalah dana maupun peralatan yang digunakan untuk kegiatan proses pemeliharaan sapi potong

5. Pendidikan peternak adalah lama peternak menempuh pendidikan formal dalam tahun.

6. Pengalaman peternak adalah lama peternak dalam usaha pemliharaan sapi potong.

7. Mortalitas sapi potong adalah angka kematian sapi potong dalam satu periode.

8. Skala pemeliharaan sapi potong adalah jumlah sapi potong yang dipelihara oleh peternak dalam satu periode.

9. R/C adalah perbandingan antara total penerimaan dan total cost pada suatu usaha kegiatan pemeliharaan sapi potong dalam suatu periode.

10. Analisis kelayakan usaha adalah untuk menganalisis suatu usaha layak atau tidak layak untuk diusahakan.

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh.

2. Sampel penelitian adalah peternak sapi potong di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

3. Penelitian dilakukan pada bulan oktober tahun 2014 sampai dengan bulan januari tahun 2015.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait