• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6 Tahap Konsep Desain

5.6.3 Tahap Pengembangan Konsep

Pengembangan konsep ini dibagi menjadi tiga konsep utama yaitu konsep ruang, konsep tata hijau dan konsep sirkulasi.

5.6.3.1 Konsep Ruang

Konsep pengembangan ruang merupakan konsep yang paling penting dalam mendesain suatu tapak. Konsep ruang yang dimaksud disini adalah konsep lanskap yang dibagi menjadi beberapa ruang pada pengembangannya. Hal ini bertujuan agar mempermudah dalam memahami karakter lanskap. Konsep ruang

57

GPR ini membagi tapak ke dalam empat ruang, yaitu ruang penerimaan, ruang sosial, ruang bermain dan ruang pribadi (Gambar 19).

1. Ruang penerimaan, meliputi area main gate dan side gate dari GPR. Ruang penerimaan ini harus memperhatikan desain sehingga menarik perhatian baik penghuni maupun bukan penghuni ketika memasuki kawasan permukiman. Karena ruang ini memberikan kesan awal pada pengunjung agar tertarik untuk masuk ke dalam tapak dan memberikan rasa nyaman ketika berada di kawasan ini. Area ini ditandai dengan adanya gerbang dan pos satpam, sehingga gerbang dapat menjadi point of interest

dari ruang penerimaan.

2. Ruang sosial, yaitu ruang yang memberikan kesempatan bagi para penghuni tapak untuk bersosialisasi, bertemu dan berkumpul. Area ini meliputi perimeter garden yang berada di bagian selatan tapak dan

connecting park. Karena ruang ini difungsikan sebagai ruang sosial, untuk itu diperlukan fasilitas khusus yang menunjang kegiatan seperti jogging track, bangku taman dan perkerasan, tetapi fasilitas yang disediakan tidak terlalu banyak agar tidak menggangu aktifitas utama.

3. Ruang bermain, yaitu ruang yang lebih diperuntukkan bagi anak-anak sebagai sarana bermain dan bersenang-senang. Ruang ini merupakan ruang aktif yang akan menarik anak-anak untuk masuk ke dalamnya dan bermain, ruang ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas penggunanya. Karena sasaran utama adalah anak-anak, fasilitas khusus yang diberikan pada tapak harus menarik dan penggunaan elemen didesain sedemikian rupa dengan tetap membawa nilai edukasi dan memperhatikan keamanan. Area ini meliputi children playground yang ada di setiap traffic island kawasan GPR.

4. Ruang pribadi, yaitu ruang utama/ruang inti yang terdiri dari bangunan-bangunan rumah yang ditempati oleh penghuni perumahan GPR. Pada ruang ini yang akan didesain adalah elemen utama pada lanskap jalannya. Area ini meliputi boulevard area, neighborhood addressing road serta

Gambar 19 Konsep Ruang

(dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012)

5.6.3.2 Konsep Tata Hijau

Daerah Bali memiliki pertamanan dengan filosofi yang sangat tinggi sebagai unsur tanaman yang memberi kehidupan, keteduhan, kedamaian, keindahan, tempat meditasi, memuji dan menyembah Tuhan sebagai warisan Budaya Hindu di Bali. Sedangkan masyarakat Singapura selalu mempergunakan tanaman yang besar, berbunga dan wangi sejak awal perkembangan pertamanan di Singapura. Hal inilah yang mendasari pemilihan jenis tanaman untuk proyek GPR. Konsep pemilihan tanaman disesuaikan dengan konsep arsitektural bangunan yang telah ada. Untuk itu, konsultan lanskap menawarkan penggunaan tanaman lokal Bali dan low maintenance. Hal ini dimaksudkan agar konsep lanskap dengan ciri khas nuansa perkotaan di Singapura dan Bali dapat terwujud.

Pemilihan tanaman yang digunakan dalam mendesain lanskap GPR ini memanfaatkan potensi dan keanekaragaman tanaman yang adaptif di wilayah Jakarta. Secara umum komposisi tanaman yang digunakan terdiri dari tegakan pohon, semak, tanaman merambat, tanaman penutup tanah (groundcover) dan rumput. Tanaman yang digunakan dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan fungsi yaitu tanaman penaung, pengarah, pembatas dan artistik (Gambar 20).

59

1. Vegetasi penaung, vegetasi ini menempati area jalan lokal (internal road) dengan ROW 9 dan 8 meter. Vegetasi yang digunakan adalah vegetasi dengan ukuran kecil dan berbunga (small size flowering tree) seperti

Michelia champaca, Elaeocarpus grandiflorus dan Tabebuia pallida, sehingga dapat berfungsi sebagai identitas dengan adanya warna bunga dan menaungi rumah dari sinar matahari. Penanaman vegetasi ini megikuti prinsip desain berupa adanya pengulangan (repetition) dan keseimbangan (balance).

2. Vegetasi pengarah, vegetasi ini ditempatkan di area jalan utama (boulevard area) dengan ROW 14 meter dan jalan lingkungan (neighborhood addressing road dengan) dengan ROW 10 meter. Tujuan penggunaan vegetasi pengarah ini agar dapat membantu pegguna jalan dalam memperjelas arah yang dituju. Vegetasi yang digunakan adalah vegetasi dengan ukuran besar pada boulevard area seperti Samanea saman

dan Pelthoporum pterocarpum, serta vegetasi dengan ukuran medium (medium size flowering tree) seperti Tabebuia rosea. Selain itu, penanaman vegetasi pengarah menggunakan prinsip desain kesederhanaan (simplicity).

3. Vegetasi pembatas, vegetasi ini ditempatkan pada area pembatas jalan dengan lingkungan sekitar (perimeter area), sehingga bentukan dari pagar dapat tertutupi oleh tanaman. Vegetasi yang digunakan sebagai border adalah Bambu (Bambusa sp.). Sama halnya dengan vegetasi penaung dan pengarah, pola penanaman dari bambu ini adalah repetition dengan jarak yang berdekatan. Penanaman dari bambu ini akan membentuk suatu garis berumpun yang dapat menutupi pagar pembatas (screen) sehingga akan memperluas bentukan yang terkesan kaku dari pagar.

4. Vegetasi artistik, vegetasi ini ditempatkan pada traffic island kawasan GPR. Vegetasi ini dipilih yang memiliki karakter menarik seperti bunga atau daun berwarna indah dan semarak. Vegetasi yang digunakan adalah

Plumeria red (kamboja) dan Cyrtostachis lakka (palem merah). Tanaman ini juga dipadupadankan dengan semak yang berbeda-beda di setiap island

Gambar 20 Konsep Tata Hijau (dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012)

5.6.3.3 Konsep Sirkulasi

Kawasan GPR akan membangun jaringan jalan sepanjang 500 m yang dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat. Pembangunan jaringan jalan tersebut meliputi jalan utama dan jalan lingkungan termasuk jalan lokal. Jalan utama merupakan jalan yang menghubungkan seluruh area permukiman sedangkan jalan lingkungan merupakan jalan yang terdapat dalam cluster, termasuk jalan akses menuju ke rumah penghuni. Menurut Untermann dan Shall (1984), perencana harus menentukan seberapa luas sebuah sistem jalan diperuntukkan untuk tapaknya, yaitu dengan menggunakan tiga kategori yaitu utama, lokal dan jalan masuk. Tiga kategori tersebut diperuntukkan untuk tapak yang luas, sedangkan untuk tapak yang kecil menggunakan sistem jalan masuk yang luas.

Konsep sirkulasi jalan utama (Jl. Green Permata Boulevard) memiliki jalur dari Barat ke Timur, sedangkan jalan lokal memiliki jalur dari Utara ke Selatan untuk menghindari silau yang ditimbulkan sinar matahari. Konsep sirkulasi yang diterapkan di perumahan ini adalah sistem dua pintu dimana penghuni dapat keluar masuk rumah dengan dari dua jalur yang berbeda. Terdapat perbedaan jalan yang dapat dibedakan atas ukuran lebar jalan yang ada di kawasan GPR. Hal

61

ini juga akan mempengaruhi besarnya ukuran pohon yang digunakan. Jenis dan ukuran jalan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis dan Ukuran Lebar Jalan

Sumber: PT. Tropica Greeneries, 2012

Pemilihan material hot mix digunakan pada jalan utama, sedangkan untuk jalan lingkungan dipilih material paving block untuk memudahkan air meresap ke dalam tanah sehingga dapat memberikan kesan menarik dan menghilangkan rasa jenuh serta kebosanan bagi pengguna kendaraan ketika melintasi jalan.

Menurut Chiara dan Koppelman (1990) terdapat enam pola jalan agar sebuah permukiman tidak terlihat monoton. Tipe jalan yang digunakan pada kawasan GPR ini meliputi tiga tipe jalan, yaitu tipe loop, cul-de-sac dan taman. Dengan pola jalan tersebut, diharapkan penghuni dapat merasakan kenyamanan saat berada di rumah. Konsep sirkulasi yang digunakan pada kawasan GPR dapat dilihat pada Gambar 21.

Jenis Jalan Lebar Jalan Nama Jalan

Jalan Utama ROW 14 (Area B) Jl. Green Permata Boulevard

ROW 18 Jl. E

Jalan

Lingkungan/lokal

Jalan besar ROW 10 Jl. Magnolia

(Area C) Jl. Palm

Jl. Olive

Jl. Walnut

Jalan sedang ROW 9 Jl. Redwood

(Area D) Jl. Rosewood Jl. Oakwood Jl. Pinewood Jl. Ironwood Jl. Ebony Jl. Acacia

Gambar 21 Konsep Sirkulasi

(dibuat oleh: Dwi Nurulloh Kisami, 2012)

Dokumen terkait