• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Strategi PPF yang Dikembangkan untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi Energi

2. Tahap Perancangan

Landasan utama perumusan strategi perkuliahan untuk meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa PSTKEP adalah materi

perkuliahan fisika, hasil studi kelayakan pada 12 dosen PSTKEP. Setiap

komponen PPF dideskripsikan secara bertahap dan diusahakan selalu fokus pada 3

aspek penting yaitu: kemampuan menganalisis, kemampuan mengkreasi dan

penguasaan konsep fisika yang mendasari pengembangan ke-2 kemampuan

berpikir tersebut. Hasil perancangan dijelaskan sebagai berikut.

Struktur PPF, uraian materi dan analisis konsep

Struktur PPF terdiri dari struktur kegiatan perkuliahan, struktur kegiatan

praktikum dan struktur kegiatan penelitian. Di dalam struktur kegiatan

perkuliahan terdapat komponen seperti urutan pertemuan, pokok dan sub-pokok

bahasan, proses pembelajaran, strategi pembelajaran, tagihan tugas dan kegiatan

ekstra. Isi setiap komponennya merupakan deskripsi ringkas setiap komponen.

Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui isi setiap komponen dan

keterkaitan antar komponen guna kepentingan implementasi PPF satu semester.

Struktur kegiatan praktikum mengandung komponen seperti urutan

pertemuan, kegiatan praktikum, indikator kemampuan berpikir yang

dikembangkan, judul praktikum, konsep fisika yang disajikan, dan tagihan tugas.

Isinya adalah deskripsi ringkas setiap komponen. Tujuan utama penyusunannya

adalah untuk mengetahui materi, target, jenis dan tagihan tugas dari kegiatan

praktikum yang mendukung perkuliahan tatap-muka. Selain itu mengetahui

perkuliahan. Konten total struktur ini hanya sebagian struktur kegiatan

perkuliahan.

Struktur kegiatan penelitian mengandung komponen seperti: urutan

pertemuan, topik penelitian, kegiatan pembelajaran, konsep fisika yang disajikan,

indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi yang dikembangkan dan

tagihan tugas. Kedudukan struktur ini dalam PPF yang dikembangkan adalah

sama seperti kedudukan struktur kegiatan praktikum, yaitu pendukung struktur

kegiatan perkuliahan. Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui

kemampuan kegiatan penelitian mendukung pelaksanaan struktur kegiatan

perkuliahan. Isi setiap komponennya dideskripsikan secara ringkas dan

dikondisikan selalu menjaga keterkaitan antar komponen. Dengan kata lain, isi

setiap komponen selalu mengacu kepada tujuan PPF yang dikembangkan.

Uraian materi merupakan deskripsi lengkap atas sejumlah konsep

penyusun setiap pokok bahasan PPF yang dikembangkan. Sesuai temuan hasil

penelitian, hanya perlu disusun 8 jenis uraian materi untuk pokok bahasan, yaitu:

besaran-satuan, kinematika, dinamika, usaha-energi, momentum-impuls, gerak

rotasi, fluida, dan termofisika. Berdasarkan suatu uraian materi dapat diketahui

rincian seluruh konsep, kedudukan setiap konsep, dan keterkaitan antar konsep

dalam sebuah pokok bahasan. Kegiatan ini berperan penting sebagai landasan

teori (berpikir) dalam mendesain analisis konsep dan analisis kemampuan

berpikir, khususnya materi atau konsep fisika yang mendasari kegiatan

pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa.

Analisis konsep terdiri dari komponen seperti label, definisi, atribut (kritis,

Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui karakteristik sebuah konsep

yang muncul dalam suatu pokok bahasan. Dengan melaksanakan kegiatan ini

diharapkan tidak ada lagi miskonsepsi muncul terkait penggunaan konsep dalam

kegiatan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa.

Analisis indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi

Komponen yang perlu ditelusuri dalam melakukan analisis ini adalah: (a)

konsep dalam pokok bahasan fisika sebagai materi pembelajaran, (b) indikator

kemampuan berpikir sebagai target pembelajaran umum, (c) sub-indikator

kemampuan berpikir sebagai target pembelajaran khusus, (d) metode

pembelajaran untuk mencapai target pembelajaran dan (e) rencana evaluasi untuk

mengukur ketercapaian target pembelajaran.

Indikator kemampuan berpikir dianalisis berdasarkan pengertian versi

Anderson (2001), seperti dikaji pada bagian Bab II. Analisis kemampuan berpikir

dibatasi dalam lingkup konsep fisika sebuah pokok bahasan. Artinya kemampuan

berpikir yang dikembangkan dicari keterkaitannya dengan sub-sub pokok bahasan

penyusun sebuah pokok bahasan fisika sebagai materi pembelajaran. Selanjutnya

dimunculkan suatu target pembelajaran berdasarkan 2 hal saling mendukung dan

terkait, yaitu konsep fisika dan sub-indikator kemampuan berpikir. Hasilnya

berupa tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai melalui pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan ini maka disusun langkah-langkah pembelajaran, dengan

memperhatikan 3 hal penting, yaitu: pokok bahasan fisika sebagai materi

pembelajaran, model pembelajaran DIBI sebagai strategi pembelajaran, dan

konten evaluasi sebagai target pembelajaran. Hasil analisis indikator kemampuan

pelaksanaan perkuliahan atau model pembelajaran DIBI setiap pokok bahasan,

seperti tercantum dalam struktur kegiatan perkuliahan. Berdasarkan hasil analisis

kemampuan berpikir dapat diketahui deskripsi lengkap prihal target utama dan

langkah-langkah pembelajaran tiap perkuliahan pokok bahasan.

Rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan fasiltas pendukungnya

Berdasarkan hasil analisis indikator kemampuan berpikir, terutama target

pembelajaran setiap perkuliahan yang disusun berdasarkan konsep fisika dan

sub-indikator kemampuan berpikir tertentu, maka dapat disusun RPP setiap pokok

bahasan, dengan mengikuti tahapan-tahapan model pembelajaran DIBI, yang telah

dirumuskan dalam studi pendahuluan. Untuk menjamin keterlaksanaan RPP di

lapangan maka perlu disusun fasilitas pendukungnya berupa: petunjuk kegiatan

dosen, tugas pendahuluan dan LKM. Setiap RPP suatu pokok bahasan didukung

dengan satu perangkat fasilitas perkuliahan.

Komponen RPP meliputi: (a) sub-indikator kemampuan berpikir berbasis

konsep fisika tertentu, sebagai deskripsi target pembelajaran tertentu; (b) materi

pembelajaran fisika yang mendapat penekanan utama dalam pembelajaran,

sehingga kondisi pembelajaran selalu dikaitkan dan disesuaikan dengan konten

evaluasi; (c) kegiatan pembelajaran yang mendeskripsikan tahapan-tahapan

kegiatan, dengan tetap fokus kepada penyajian semua materi pembelajaran yang

telah dirumuskan; dan (d) alokasi waktu setiap tahapan perkuliahan. Tujuan

penyusunan instrumen ini adalah untuk mengetahui semua jenis aktivitas dosen

dan aktivitas mahasiswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan RPP

setiap pokok bahasan, diharapkan dosen mampu mengendalikan seluruh kegiatan

pandang penggunaan waktu, kapasitas materi pembelajaran yang disajikan dan

strategi perkuliahan yang mengarah kepada konten evaluasi. Selain itu, melalui

kegiatan penyusunan instrumen ini akan mengkondisikan dosen selaku

implementor lebih yakin dalam mengeksekusi metode perkuliahan di lapangan.

Petunjuk kegiatan dosen merupakan petunjuk yang disusun secara khusus

untuk kepentingan dosen dalam melaksanakan kegiatan uji hipotesis konsep

berbasis perangkat peralatan demonstrasi. Pembuatan petunjuk ini merupakan

tuntutan dari model pembelajaran DIBI, seperti tercantum dalam sub-tahapan ke-2

kegiatan inti, sehingga pelaksanaan model pembelajaran DIBI dapat seperti yang

diharapkan. Dalam petunjuk ini dipaparkan tujuan kegiatan, daftar peralatan,

gambar perangkat peralatan dan cara kerja. Instrumen ini mendeskripsikan

kegiatan demonstrasi yang fokus pada kegiatan pembelajaran yang meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa.

LKM merupakan fasilitas pendukung yang dirancang secara khusus untuk

kepentingan mahasiswa dalam mengikuti tahapan-tahapan kegiatan inti model

pembelajaran DIBI, yaitu: merumuskan hipotesis, menguji hipotesis,

merumuskan dan mengambil kesimpulan. Melalui LKM, mahasiswa dibimbing

mengikuti tahapan pembelajaran melalui aktivitas berpikir dan bekerja. Aktivitas

berpikir seperti meramalkan kebenaran sebuah hipotesis yang mungkin berlaku,

merefleksikan hasil pengamatan atas kegiatan demonstrasi, menganalisis hal-hal

seperti konsep yang relevan, fungsi utama sebuah konsep, titik tinjauan sebuah

konsep, bias sebuah konsep, nilai sebuah konsep, maksud kehadiran sebuah

konsep, dllnya. Selain beberapa mahasiswa terlibat dalam menguji hipotesis

berdiskusi dengan cara mengajukan atau menjawab pertanyaan terkait konten

kegiatan demonstrasi, menuliskan jawaban pertanyaan sesuai tuntutan LKM.

Semua kegiatan dalam LKM selalu didasarkan pada pertanyaan yang fokus

kepada pengembangan kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa.

Melalui ke-2 aktivitas ini, diharapkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi,

serta penguasaan konsep mahasiswa meningkat.

Petunjuk kegiatan praktikum dan penelitian

Kurikulum politeknik secara umum menuntut pelaksanaan perkuliahan

dengan 50% perkuliahan tatap-muka dan 50% perkuliahan praktek atau 40%

perkuliahan tatap-muka dan 60% perkuliahan praktek yang mendukung

perkuliahan tatap-muka. Untuk itu dalam PPF yang dikembangkan,

dipertimbangkan 2 jenis kegiatan, yaitu: perkuliahan tatap-muka memakai model

pembelajaran DIBI dan perkuliahan praktek memakai praktikum dan penelitian.

Kondisi pelaksanaan perkuliahan fisika di setiap prodi politeknik, tempat

penelitian sangat variatif. Ada prodi meminta layanan berupa perkuliahan

tatap-muka dan perkuliahan praktek secara terpisah. Ada prodi meminta layanan tidak

eksplisit memisahkan perkuliahan tatap-muka dan perkuliahan praktek. Prodi

hanya memberi jadwal perkuliahan fisika, yaitu 3x50 menit atau 4x50 menit

per-minggu. Kondisi ini berdampak langsung pada: (a) kapasitas materi optimal yang

mampu disajikan, (b) perkuliahan praktek tidak mendukung perkuliahan

tatap-muka, dan (c) pelaksanaan perkuliahan tatap-muka dan perkuliahan praktek

bervariasi, yaitu: ada dilaksanakan bersamaan dan ada juga dilaksanakan

bergantian, di mana perkuliahan tatap-muka selama setengah semester awal dan

Namun demikian, perkuliahan praktek yang dikembangkan dalam

penelitian ini akan mampu mengampu dan memenuhi semua kebutuhan prodi.

Oleh karena tujuan utama perkuliahan praktek adalah memberi penguatan kognitif

mahasiswa setelah mengikuti model pembelajaran DIBI, maka acuan penyusunan

petunjuk praktikum dan petunjuk penelitian adalah sama seperti acuan

penyusunan rencana pelaksanaan perkuliahan, yaitu: sub-indikator kemampuan

berpikir berbasis konsep fisika implisit dalam peralatan untuk petunjuk praktikum

dan sub-indikator kemampuan berpikir berbasis konsep fisika implisit dalam

fenomena fisika untuk petunjuk penelitian. Komponen petunjuk praktikum

adalah: konsep fisika yang disajikan, indikator kemampuan berpikir yang

dikembangkan, tagihan tugas, daftar peralatan, cara kerja, tipe pertanyaan untuk

penguasaan konsep dan tipe pertnyaan untuk pengembangan kemampuan berpikir.

Komponen petunjuk penelitian adalah: konsep fisika yang harus disajikan,

indikator kemampuan berpikir yang dikembangkan, spesifikasi tagihan tugas dan

prosedur penelitian. Praktikum dan penelitian dilaksanakan melalui bimbingan

dosen, agar terlaksana sesuai spesifikasi tagihan tugas yang telah ditetapkan.

Alat Ukur Efektivitas dan Dampak PPF yang Dikembangkan

Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan dampak PPF di lapangan

maka perlu disusun instrumen sebagai berikut: (a) 50 soal tes untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menganalisis, kemampuan berpikir mengkreasi, dan

penguasaan konsep mahasiswa; (b) Lembar observasi aktivitas dosen dan

mahasiswa untuk mengetahui kinerja dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan

penilaian laporan praktikum dan penelitian; dan (d) Kuesioner pengukur respon

mahasiswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran DIBI.

Untuk menyusun soal tes, harus disusun lebih dulu kisi-soal sebagai

pedoman pembuatan soal. Di dalam kisi-soal diperoleh deskripsi tentang nomor

dan jumlah soal yang dirumuskan, materi evaluasi dan tingkat kemudahan butir

soal. Materi evaluasi efektivitas PPF adalah sub-indikator kemampuan berpikir

yang terkait konsep fisika. Sub-indikator ini diperoleh dengan cara mengkaitkan

konsep fisika sebuah pokok bahasan dengan sub-indikator kemampuan berpikir

yang dicapai melalui pelaksanaan model pembelajaran DIBI. Berbekal kisi-soal

maka dapat diketahui karakter tiap butir soal yang ditulis sesuai kepentingan.

Lembar observasi aktivitas dosen dan mahasiswa didesain berdasarkan

aspek-aspek aktivitas dosen dan mahasiswa yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran memakai model pembelajaran DIBI. Penyusunannya dilakukan

dengan mempelajari tahapan kegiatan yang ada dalam model pembelajaran DIBI.

Setiap aspek yang diobservasi mendapat penilaian dalam skala 1 (terendah)

sampai dengan 4 (tertinggi). Berdasarkan lembar ini, seorang observer dapat

memberi penilaian dosen selaku implementor model pembelajaran DIBI dan

seluruh mahasiswa selaku objek dan target pembelajaran. Hasil penilaian diolah

secara kuantitatif untuk mengetahui indeks penilaian terhadap aktivitas dosen dan

mahasiswa secara keseluruhan.

Acuan penilaian laporan praktikum dan laporan penelitian disusun karena

evaluasi kegiatan perkuliahan praktek sangat penting untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan praktek.

mendapat penilaian, lengkap dengan bobot penilaian setiap komponen. Penilaian

ini mampu memotivasi mahasiswa dalam memenuhi tagihan tugas perkuliahan

praktek sehingga akan dicapai hasil belajar yang optimal.

Kuesioner penjaring tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan model

pembelajaran DIBI didesain berdasarkan kisi-kuesioner, yang menjelaskan aspek

yang diukur berdasarkan pendapat mahasiswa. Berdasarkan informasi ini dapat

ditentukan jumlah pernyataan penyusun isi kuesioner. Kuesioner dilaksanakan

dengan meminta pendapat langsung, yaitu mahasiswa membaca setiap pernyataan

dalam kolom uraian, lalu memberi check list berupa: SS (Sangat Setuju), S

(Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Berdasarkan hasil rekapitulasinya dapat ditentukan persentase tanggapan

mahasiswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran DIBI.

Dokumen terkait