• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Materi PPF yang Dikembangkan untuk Mahasiswa Prodi Teknik Konversi Energi Politeknik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Materi PPF yang Dikembangkan untuk Mahasiswa Prodi Teknik Konversi Energi Politeknik"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Materi PPF yang Dikembangkan untuk Mahasiswa Prodi Teknik Konversi Energi Politeknik

Analisis landasan pendidikan politeknik menunjukkan penyelenggaraan

proses pembelajaran dalam pendidikan politeknik harus dikondisikan sedemikian

rupa sehingga mampu mengembangkan aspek kognitif mahasiswa dan

dilaksanakan dengan memberi penekanan pada aspek penguasaan konsep-konsep

fisika fundamental dan esensial, yang ada secara implisit dalam sistem peralatan.

Hal ini dapat diwujudkan melalui pemilihan materi perkuliahan yang esensial,

efisien dan efektif sesuai dengan konsep less is more dan strategi perkuliahan

yang fokus pada pengembangan kemampuan menganalisis dan mengkreasi

mahasiswa. Berbasis penguasaan konsep fisika fundamental, kemampuan

menganalisis dan mengkreasi dapat dibangun kemampuan profesional yang

dibutuhkan oleh lulusan ketika bekerja di industri.

Analisis kompetensi lulusan PSTKEP menunjukkan tidak semua

kompetensi lulusan PSTKEP dapat didukung dengan pelaksanaan PPF. Analisis

ke-4 kompetensi lulusan PSTKEP telah memunculkan materi-materi fisika yang

harus dikuasai dan dibutuhkan oleh mahasiswa PSTKEP. Penguasaan

materi-materi ini akan menghasilkan kompetensi fisika yang nantinya mampu

mendukung pembentukkan kompetensi lulusan PSTKEP, seperti diperlihatkan

(2)

Tabel 4.1. Kebutuhan Materi Fisika Berbasis Kompetensi Lulusan PSTKEP

Kompetensi Lulusan Analisis Pengertian Kompetensi Analisis Kebutuhan Materi 1.Mampu melaksanakan petunjuk operasi sistem energi (pembangkit tenaga listrik, sistem utilitas).

Petunjuk operasi sistem energi merupakan langkah prosedural operasional sistem mesin (pembangkit tenaga listrik, sistem utilitas). Sistem energi adalah seperangkat peralatan membentuk satu unit

operasional, berbasis input energi tertentu, untuk diproses sehingga ada produksi energi listrik. Pembangkit tenaga listrik merupakan sistem penghasil energi listrik. Sistem utilitas merupakan sistem peralatan yang mendukung proses pembangkitan energi listrik.

Kemampuan ini dapat dibangun melalui

penguasaan materi-materi fisika esensial yang terkandung dalam sistem konversi energi, antara lain: besaran dan satuan,

mekanika, termofisika dan listrik-magnet. 2.Mampu berkomunikasi melalui gambar teknik sesuai standar yang berlaku

Berkomunikasi adalah kemampuan memberi suatu penjelasan sehingga ada pemahaman bagi orang lain. Gambar teknik merupakan bahasa grafis, berupa garis dan simbol, biasanya

menggunakan sedikit kata-kata, karena setiap simbol dan garis memiliki makna. Karena itu gambar teknik ialah bahasa universal dipakai di seluruh dunia.

Kemampuan ini dapat didukung melalui

penguasaan dan penerapan konsep-konsep fisika, terutama besaran, satuan, dimensi, grafik, dan rumus yang ada dalam materi mekanika, termofisika dan listrik magnet. 3.Mampu menggunakan mesin-mesin energi (mesin listrik, mesin thermal, mesin fluida) dalam sistem energi.

Kemampuan menggunakan mesin energi adalah keterampilan mengoperasikan mesin energi berbasis pemahaman konsep-konsep dalam mesin. Mesin listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin kalor adalah mesin yang mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Mesin fluida adalah mesin yang memanfaatkan zat alir sebagai benda kerja.

Kemampuan ini dapat dibangun melalui

penguasaan dan penerapan konsep-konsep fisika yang terkandung dalam mesin energi. Konsep tersebut ada dalam materi besaran dan satuan, mekanika, termofisika dan listrik magnet. 4.Mampu melaksanakan auditing dan retrofiting serta merealisasi-kan rancangan sistem energi sederhana

Auditing energi adalah pekerjaan mengaudit atau mengasesmen adanya kebocoran energi yang tidak perlu. Retrofiting energi yaitu perbaikan kebocoran berbasis pekerjaan auditing energi. Merealisasikan rancangan sistem energi sederhana adalah memodelkan kembali sirkulasi energi berdasarkan auditing energi sehingga diperoleh kondisi pemanfaatan energi efisien dan efektif.

Kemampuan ini dapat dibangun melalui

penguasaan dan penerapan konsep fisika terkait dengan energi, seperti yang ada dalam materi mekanika, termofisika, listrik magnet, dan gelombang

elektromagnetik.

Memperhatikan seluruh konten dalam kolom analisis kebutuhan materi

pada Tabel 4.1 maka topik-topik fisika yang harus dikuasai mahasiswa PSTKEP,

antara lain: besaran-satuan, dimensi, mekanika, termofisika, listrik-magnet, dan

(3)

fisika yang harus dibangun dalam personal mahasiswa PSTKEP melalui

pelaksanaan PPF, seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kompetensi Fisika Berbasis Materi Fisika Esensial

Materi Esensial Kompetensi Fisika

1.Besaran -satuan 1. Menguasai besaran fisika dan satuannya dalam Sistem Internasional. 2.Mekanika 2. Menerapkan konsep gerak lurus dan gerak melingkar dalam

memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

3. Menerapkan Hukum Newton dan konsep statika dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

4. Menerapkan konsep usaha, energi, dan daya dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

5. Menerapkan konsep momentum dan impuls dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

6. Menguasai konsep gerak rotasi benda tegar. 7. Menguasai konsep getaran.

8. Menguasai konsep gelombang mekanik dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

9. Menguasai konsep fluida.

2.Termofisika 10. Menerapkan konsep kalor dan hukum termodinamika dalam mesin kalor.

3.Listrik Magnet 11. Menguasai konsep listrik statis.

12. Menerapkan konsep listrik arus searah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknik energi.

13. Menguasai konsep medan magnet sehingga mahasiswa mampu menyelesaikan masalah dan menerapkannya dalam teknik energi. 14. Menguasai konsep gaya magnet sehingga mahasiswa mampu

menyelesaikan masalah dan menerapkannya dalam teknik energi. 15. Menguasai konsep induksi elektromagnetik sehingga mahasiswa

mampu menyelesaikan masalah dan menerapkannya dalam teknik energi.

16. Menerapkan konsep listrik arus bolak balik dalam menyelesaikan masalah teknik energi.

4.Gelombang Elektromagnetik

17. Menerapkan konsep gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah teknik energi.

Kompetensi fisika dalam PPF ditelusuri melalui suatu pemahaman bahwa

setiap topik fisika mengandung beberapa sub-topik fisika. Fakta di dalam berbagai

literatur fisika menunjukkan jumlah sub-topik penyusun setiap topik adalah

berbeda. Ini menyebabkan setiap materi fisika esensial menghasilkan sejumlah

kompetensi berbeda. Seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2 nampak bahwa topik

besaran-satuan hanya menghasilkan 1 kompetensi, mekanika menghasilkan 8

(4)

Penyebab lainnya adalah perbedaan kapasitas konsep yang terkandung dalam

setiap topik fisika.

Kata awal kalimat setiap kompetensi fisika nampak hanya menampilkan

dua jenis kata kerja yaitu menguasai dan menerapkan. Ini dilakukan atas 2

pertimbangan yaitu: (a) keluasan jenis konsep yang terkandung dalam setiap

materi esensial. Jika kandungan jenis konsep lebih luas termasuk konsep kualitatif

dan kuantitatif maka dipakai kata menguasai dan jika kandungan konsep lebih

sempit dan didominasi konsep kuantitatif maka dipakai kata menerapkan; dan (b)

urgensi kata menguasai dan menerapkan, terkait dengan manfaat lebih jauh dari

konsep fisika spesifik bagi mahasiswa PSTKEP. Jika konsep fisika spesifik dalam

materi esensial berperan sangat strategis maka dipakai kata menerapkan dan untuk

kurang strategis digunakan kata menguasai.

Hasil komparasi kedua kata tersebut ketika digunakan untuk menyatakan

sejumlah kompetensi fisika nampak berlaku dua hal yang sangat prinsip, yaitu:

kata menerapkan memiliki kandungan masalah lebih terbatas dan membutuhkan

keterampilan lebih terbatas dibandingkan kata menguasai. Artinya kompetensi

yang terkandung dalam “menerapkan konsep” lebih spesifik/khas dibandingkan

kompetensi yang terkandung dalam “menguasai konsep”.

Untuk mengetahui konsep-konsep fisika yang berperan strategis di dalam

proses perkuliahan tiap mata kuliah lanjutan di PSTKEP, maka perlu dianalisis

setiap silabus mata kuliah lanjutan di PSTKEP, yang terkait fisika. Oleh karena

tidak semua mata kuliah lanjutan di PSTKEP terkait dengan PPF maka perlu

dipilih beberapa mata kuliah lanjutan yang dapat didukung oleh pelaksanaan PPF

(5)

lanjutan terkait. Konsep-konsep fisika ini berperan penting ketika mahasiswa

harus menguasai setiap kompetensi mata kuliah terkait dan bidang ilmu prodi

secara keseluruhan. Penguasaan mahasiswa terhadap konsep-konsep fisika ini

dengan cara yang baik akan berdampak besar terhadap keberhasilan lulusan dalam

menangani bidang pekerjaannya di dunia industri dan diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang mampu berperan-serta dalam mengatasi problem

teknologi energi di lingkup lokal, nasional maupun global.

Hasil analisis terhadap silabus mata kuliah lanjutan terkait fisika, seperti

diperlihatkan pada Tabel 4.3 nampak bahwa konsep fisika strategis dalam

beberapa mata kuliah lanjutan PSTKEP sangat perlu didukung dengan PPF yang

mampu menyajikan konsep-konsep fisika terkait. Kondisi ini mengakselerasi

proses pencapaian kompetensi mata kuliah lanjutan PSTKEP seperti mekanika

fluida, rangkaian listrik, perpindahan kalor, elektronika dan termodinamika.

Tabel 4.3. Konsep Fisika Strategis dalam Mata Kuliah Lanjutan di PSTKEP

Mata

Kuliah Pokok Bahasan Konsep Fisika

Meka-nika Fluida Sifat-sifat fluida; Hidrostatik; Hidrodinamika;

Perpindahan daya pada aliran; Pompa rotasi dan torak; Turbin air; dan Kompresor.

Fluida statis dan fluida dinamis;

Tekanan, hukum Pascal, dan hukum Archimedes, tegangan permukaan, kapilaritas;

Aliran Laminer dan Turbulen, Aliran tunak dan Tidak Tunak, Debit aliran, persamaan

kontinuitas, viskositas, persamaan Bernoulli, bilangan Reynold;

Rang-kaian Listrik

Sumber dan elemen rangkaian Teorema rangkaian dan rangkaian dc; Elektrostatika;

Medan magnetik; Induksi

elektromagnetik; Rangkaian dengan eksitasi sinusoidal;

Tanggapan transien; Alat ukur; Metode pengukuran;

Hubungan antara tegangan dan arus pada rangkaian ac; Diagram locus; Rangkaian tiga fasa;

Sumber, arus, tegangan, tahanan;

Rangkaian seri, rangkaian pararel, hukum Ohm, hukum arus Kirchhoff, hukum tegangan Kirchhoff, daya dan energi listrik;

Hukum Coulomb, medan listrik, hukum Gauss, potensial listrik, energi potensial listrik, dan kapasitansi; Medan magnet, hukum Biot Savart, dan hukum Ampere; Hukum Faraday, dan hukum Henry; Gelombang Sinusoidal, periode,

frekuensi, harga maksimum, rerata, dan efektif arus bolak balik, reaktansi induktif,

Tabel 4.3. Konsep Fisika Strategis dalam Mata Kuliah Lanjutan di PSTKEP (Lanjutan)

Mata Kuliah

(6)

Bentuk tegangan periodik non-sinusoidal.

reaktansi kapasitif, impedansi, dan resonansi; Voltmeter, Ampermeter, Galvanometer; Sudut fase, faktor daya, dan daya arus bolak balik.

Perpin-dahan Kalor

Konduksi; Konveksi;

Radiasi; Aliran kalor eksternal dan internal;

Penerapan pada heat exchanger.

Temperatur, kalor jenis, kapasistas kalor, kalor lebur, kalor beku,kalor uap, kalor embun, energi kalor, perpindahan kalor, konduktivitas termal, perpindahan kalor konduksi, perpindahan kalor konveksi (alamiah dan paksa), benda hitam, emisivitas dan perpindahan kalor radiasi Elektro

-nika

Bahan semikonduktor; Dioda; Transistor; Thyristor; Diac; Triac; Mosfet dan komponen

semikonduktor lainnya;

Operasional amplifier; Rangkaian logik; IC dan mikroprossesor; Rangkaian analog; Rangkaian loop.

Teori Atom, Elektron valensi, Ikatan antar Atom, Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, Ikatan Vander Walls, Bahan semikonduktor, Atom Donor, Atom Akseptor, tipe P, tipe N, Diode, Rangkaian Dioda, Transistor tipe PNP dan NPN, dan Rangkaian Transistor.

Termo- dina-mika

Pengantar energi; Konsep-konsep dasar termodinamika; Energi; Entropi; Sistem Tertutup dan Terbuka; Gas; Kompresi Gas; Uap; dan Penerapan Termodinamika mesin-mesin konversi.

Sistem, lingkungan, proses termodinamika seperti isotermal, isobar, isokhorik, dan adiabatik, siklus Carnot, mesin kalor, mesin pendingin, persamaan gas ideal, usaha, hukum termodinamika I, Hukum Termodinamika II; Energi dalam, Energi kalor; Entropi

Hasil komparasi Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kompetensi

fisika hasil perumusan mampu memberikan penguasaan konsep-konsep fisika

awal untuk beberapa mata kuliah lanjutan di PSTKEP. Ini berarti pencapaian

penguasaan kompetensi fisika oleh mahasiswa akan berkontribusi positif terhadap

penguasaan kompetensi ke-5 mata kuliah lanjutan di PSTKEP, seperti

diperlihatkan pada Tabel 4.3.

Berdasarkan temuan kebutuhan materi fisika dan kompetensi fisika hasil

analisis kompetensi lulusan PSTKEP, serta temuan kebutuhan konsep fisika hasil

analisis silabus mata kuliah lanjutan PSTKEP, maka dapat dimunculkan 17 pokok

bahasan dan 75 sub-pokok bahasan fisika paling penting bagi mahasiswa PSTKEP

sebagai materi PPF yang dikembangkan, seperti diperlihatkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Pokok dan Sub-Pokok Bahasan Fisika untuk Mahasiswa PSTKEP

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

1.Besaran dan satuan

1. Besaran pokok, turunan dan tambahan 2. Sistem satuan dan dimensi.

3. Ketidakpastian dalam pengukuran 4. Angka penting

(7)

2.Kinematika gerak

6. Persamaan gerak translasi 7. Memadu gerak (gerak parabola) 8. Persamaan gerak melingkar

9. Gerak roda-roda yang bersinggungan atau dihubungkan rantai. 3.Dinamika

gerak

10. Hukum Newton dan diagram benda bebas

11. Aplikasi hukum Newton pada gerak lurus di bidang datar dan miring 12. Statika atau keseimbangan benda partikel

13. Aplikasi hukum Newton pada gerak melingkar 4.Getaran 14. Elastisitas dan Hukum Hooke

15. Getaran pegas

16. Superposisi gerak harmonik 17. Getaran teredam

18. Getaran paksa dan resonansi 5.Usaha dan

energi

19. Usaha oleh gaya konstan 20. Usaha oleh gaya tidak konstan

21. Teorema usaha energi dan energi kinetik 22. Energi potensial gravitasi

23. Hukum kekekalan energi mekanik, konservasi energi 24. Daya mekanik

6.Momentum dan impuls

25. Momentum

26. Hubungan impuls dengan perubahan momentum

27. Hukum kekekalan momentum dan aplikasinya pada kasus tumbukan 7.Gerak rotasi

benda tegar

28. Momen gaya 29. Momen inersia 30. Energi kinetik rotasi

31. Hukum kekekalan momentum anguler 32. Gerak menggelinding benda tegar 33. Titik berat dan keseimbangan benda tegar 8.Fluida 34. Tekanan dalam Fluida

35. Debit aliran dan persamaan kontinuitas 36. Persamaan Bernoulli dan aplikasinya 9.Gelombang

mekanik

37. Persamaan gelombang pada tali 38. Gelombang berjalan

39. Gelombang tegak

40. Intensitas dan energi gelombang 41. Gelombang bunyi

10. Kalor dan hukum termo-dinamika

42. Temperatur, kalor, azas Black dan kalorimeter 43. Pemuaian termal

44. Perambatan kalor 45. Teori kinetik gas 46. Hukum termodinamika

47. Mesin kalor dan mesin pendingin 11. Listrik Statis 48. Muatan listrik dan hukum Coulomb

49. Medan listrik

50. Potensial listrik dan energi potensial listrik 51. Kapasitansi

Tabel 4.4. Pokok dan Sub-Pokok Bahasan Fisika untuk Mahasiswa PSTKEP (Lanjutan)

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

12. Listrik arus searah

52. Arus, hukum Ohm, dan hambatan listrik,

53. Hambatan pengganti dari rangkaian hambatan seri, paralel, kombinasi dan jembatan Wheatstone

54. Hukum Kirchhoff

55. Alat ukur listrik dan energi listrik 56. Rangkaian RC

(8)

13. Medan magnet

57. Flux magnet, medan magnet dan hukum Biot Savart

58. Intensitas magnet, permeabilitas magnet dan sifat magnet bahan 59. Penerapan hukum Ampere pada kumparan

14. Gaya magnet

60. Gaya pada muatan listrik

61. Gaya pada penghantar berarus listrik 62. Prinsip kerja motor listrik

15. Induksi Elektro-magnetik

63. Hukum Induksi Faraday, dan hukum Lenz 64. Prinsip kerja generator listrik

65. Induktansi diri dan silang

66. Rangkaian arus searah dengan komponen RL 67. Prinsip kerja transformator

16. Listrik arus bolak balik

68. Sifat arus bolak-balik dalam resistor, kapasitor dan induktor, 69. Reaktansi kapasitif, reaktansi induktif dan impedansi 70. Rangkaian seri RL, RC, dan RLC

71. Daya rangkaian arus bolak balik 17. Gelombang

elektro-magnetik

72. Teori dan Percobaan Maxwell

73. Perambatan gelombang elektromagnetik 74. Spektrum gelombang elektromagnetik 75. Energi dan daya gelombang elektromagnetik

Setiap materi esensial hasil analisis kompetensi lulusan PSTKEP nampak

merekomendasikan sejumlah pokok bahasan tertentu. Materi esensial

besaran-satuan hanya merekomendasi pokok bahasan besaran-besaran-satuan. Materi esensial

mekanika merekomendasikan pokok bahasan kinematika, dinamika, usaha-energi,

impuls-momentum, gerak rotasi, getaran, dan fluida. Materi esensial termofisika

hanya merekomendasikan pokok bahasan kalor dan hukum termodinamika.

Materi esensial listrik-magnet merekomendasikan pokok bahasan listrik statis,

listrik arus searah, medan magnet, gaya magnet, induksi elektromagnetik, dan

listrik arus bolak-balik. Materi gelombang elektromagnetik hanya

merekomendasikan pokok bahasan gelombang elektromagnetik.

Jenis konsep fisika hasil analisis silabus mata kuliah lanjutan PSTKEP

nampak juga merekomendasikan kebutuhan sejumlah pokok bahasan strategis

yang harus ada dalam PPF. Mata kuliah mekanika fluida merekomendasikan

pokok bahasan fluida. Mata kuliah rangkaian listrik dan elektronika

merekomendasikan pokok bahasan listrik statis, listrik arus searah, medan magnet,

(9)

perpindahan panas dan termodinamika merekomendasikan pokok bahasan kalor

dan termodinamika.

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap pokok bahasan strategis hasil

analisis kebutuhan pokok bahasan yang direkomendasikan oleh kompetensi fisika

dan konsep-konsep fisika strategis yang direkomendasikan oleh ke-5 mata kuliah

lanjutan di PSTKEP. Analisis ini bertujuan merumuskan sejumlah sub-pokok

bahasan fisika strategis yang menyusun pokok bahasan terkait. Pemahaman secara

komprehensif terhadap rekomendasi dari kebutuhan materi fisika esensial dan

mata kuliah lanjutan di PSTKEP serta proses analisis sub-pokok bahasan

penyusun tiap pokok bahasan strategis merupakan latar belakang dimunculkannya

ke-17 pokok bahasan fisika dan ke-75 sub-pokok bahasan dalam PPF.

Untuk mengetahui pokok bahasan yang digunakan dalam silabus mata

kuliah fisika yang sudah digunakan di politeknik maka dilakukan analisis

terhadap silabus mata kuliah fisika di PSTKEP atau proses perkuliahan fisika

yang sedang berjalan di PSTKEP. Hasil studi pendahuluan terhadap PPF yang

sedang berjalan menunjukkan bahwa perkuliahan teori menyajikan pokok

bahasan sebagai berikut: besaran, satuan, vektor, kinematika, usaha, energi,

momentum, gerak rotasi, momen gaya, fluida statis, fluida dinamik,

kesetimbangan, suhu dan kalor. Perkuliahan praktek di laboratorium fisika

menyajikan judul-judul praktikum seperti momen inersia, tara kalor mekanik,

daya dan rangkaian resistor, gerak jatuh bebas, momen gaya dan kesetimbangan,

hukum Joule, hukum kekekalan energi mekanik, dan faktor daya arus

bolak-balik. Nampak bahwa tidak semua pokok bahasan strategis pada Tabel 4.4

(10)

berjalan di PSTKEP. Mayoritas pokok bahasan PPF yang digunakan di PSTKEP

hanya memakai materi esensial besaran-satuan, mekanika dan termofisika. Materi

esensial listrik-magnet dan gelombang elektromagnetik tidak nampak

dipergunakan. Ini perlu diklarifikasi lebih lanjut melalui uji kelayakan pada dosen

PSTKEP selaku stakeholder, yang dianggap memiliki kepakaran atau

pengetahuan tentang kebutuhan materi fisika esensial bagi mahasiswa PSTKEP.

Analisis Perancangan Tujuan Perkuliahan Fisika

Visi dan misi pendidikan fisika adalah berupaya mendidik mahasiswa

sebagai pebelajar agar berilmu dan berketerampilan unggul, berpikiran terbuka,

beretos kerja, terlatih melaksanakan penelitian sesuai metode kerja ilmiah dan

belajar mengaplikasikan pengetahuan terbaiknya, mempunyai sikap disiplin, jujur

dan bertanggung jawab. Disamping itu, agar pebelajar dapat bersikap peka,

tanggap dan berperan aktif dalam menerapkan fisika ketika memecahkan problem

yang ada di sekitar lingkungannya.

Melalui penguasaan ilmu fisika baik proses, produk dan sikap, pebelajar

akan mampu mengembangkan ilmunya, bersikap tenggang rasa dan membina

kerja sama secara sinergis, demi tercapainya efisiensi, efektivitas, kualitas dan

kesuksesan yang nyata. Melalui pembelajaran fisika, pebelajar akan dididik

mengembangkan kemampuan observasi, kemampuan eksperimentasi dan

kemampuan berpikir taat azas, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan

berpikir eksperimental, mencakup tata laksana percobaan, mengenal peralatan

untuk pengukuran di dalam atau luar laboratorium.

Selain itu, pembelajaran fisika juga mampu membangun pemahaman yang

(11)

(Dancy, 2007). Untuk mencapai kondisi ini, mahasiswa dituntut harus mampu

mengembangkan beberapa jenis keterampilan seperti memahami pemakaian

konsep fisika fundamental, mengetahui tempat dan waktu suatu konsep spesifik

diterapkan, mampu mengkomunikasikan pemahaman fungsional dalam bentuk

multi-representasi berbentuk lisan, grafik, diagram, persamaan, dan yang lain

serta mampu memahami hakekat penerapan fisika secara efektif baik di dalam dan

luar kelas. Implementasi kondisi ini akan memfasilitasi mahasiswa dalam

menumbuhkan, mengembangkan dan membentuk kompetensi diri sesuai tuntutan

prodi di mana mahasiswa belajar, termasuk PSTKEP.

Peran utama PPF di politeknik adalah memfasilitasi mahasiswa dalam

menumbuhkan, mengembangkan dan membentuk kompetensi diri sesuai tuntutan

prodi, dimana mahasiswa belajar. PPF harus mampu mengembangkan dimensi

kognitif, psikomotorik, dan afektif pebelajar sehingga mereka dapat mengikuti

program perkuliahan lanjutan di PSTKEP. Oleh karena kualitas penguasaan

konsep fisika berkorelasi tinggi dengan tuntutan kualitas kompetensi mata kuliah

prodi, maka kegiatan PPF di PSTKEP harus dikondisikan sedemikian rupa

sehingga mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep fisika pada

masalah praktis terkait bidang teknik konversi energi. PPF harus mampu memberi

pengalaman belajar pada mahasiswa melalui kegiatan bekerja dan kegiatan

berpikir secara bermakna sehingga bermanfaat bagi kehidupan mahasiswa di

kemudian hari.

Dengan memperhatikan penjelasan di atas, yaitu: hasil analisis secara

berurutan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.4 serta

(12)

fisika, maka rancangan tujuan perkuliahan fisika sementara yang dianggap sesuai

kebutuhan mahasiswa PSTKEP adalah sebagai berikut:

1. Memberi pemahaman konsep fisika dasar yang dapat menunjang kompetensi

lulusan PSTKEP;

2. Mahasiswa memiliki kemampuan menerapkan konsep, prinsip, dan hukum

fisika dalam bidang studi teknik energi;

3. Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis yang dibutuhkan dalam

memahami bagian konsep fisika yang terkandung dalam suatu peralatan

(sistem konsep), terkait bidang studi teknik konversi energi; dan

4. Mahasiswa memiliki kemampuan mengkreasi yang dibutuhkan dalam

memadukan beberapa konsep fisika sebagai sistem konsep, terkait bidang

studi teknik konversi energi.

Rancangan 2 tujuan perkuliahan pertama didasari oleh pentingnya

kegiatan memahami dan menerapkan konsep fisika sesuai tuntutan kompetensi

fisika yang harus dikuasai mahasiswa hasil analisis kompetensi lulusan PSTKEP.

Rancangan 2 tujuan perkuliahan terakhir didasarkan oleh pentingnya tipe aktivitas

berpikir menganalisis dan mengkreasi bagi mahasiswa PSTKEP terkait dengan

pekerjaan yang akan digeluti dan ditekuni mahasiswa, setelah lulus dan terjun di

dunia industri.

Nampak semua tujuan perkuliahan fisika di atas menekankan 4 jenis

kegiatan, antara lain: memahami, menerapkan, menganalisis dan mengkreasi

konsep fisika. Tujuan ini selaras dengan pendapat Anderson, L.W., dkk. (2001), di

mana ke-4 kegiatan tersebut didefinisikan sebagai learning outcomes kegiatan

(13)

mampu menyusun pengertian dari pesan pembelajaran berbasis komunikasi lisan,

tulisan dan grafik. Menerapkan termasuk tingkat kemampuan berpikir ke-3, yaitu

mampu melakukan atau menggunakan suatu prosedur dalam situasi yang

diberikan. Menganalisis termasuk tingkat kemampuan berpikir ke 4, yaitu mampu

memecah suatu konsep menjadi bagian-bagian konsep dan mampu menentukan

hubungan antar bagian konsep untuk maksud tertentu. Mengkreasi termasuk

tingkatan kemampuan berpikir ke-6, yaitu mampu menempatkan elemen-elemen

secara simultan guna membentuk koherensi atau mampu menyusun ulang

elemen-elemen guna menghasilkan suatu pola atau struktur yang baru.

Jika dikaji lebih dalam nampak pula bahwa implementasi semua tujuan

perkuliahan di atas akan memberikan mahasiswa hal-hal sebagai berikut: (a)

Pengetahuan dasar fisika serta pengembangan kemampuan pemahaman dan

penerapan fisika pada persoalan-persoalan teknik praktis sehingga mereka dapat

dengan mudah mengikuti mata kuliah dasar keahlian (MKDK) maupun mata

kuliah keahlian (MKK) pada masing-masing program studi. Kegiatan ini

diarahkan oleh rancangan 2 tujuan perkuliahan pertama. (b) Pengetahuan serta

pemahaman materi fisika yang tidak diperoleh pada mata kuliah program studi

sehingga mereka mempunyai wawasan umum keilmuan, khususnya berkaitan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan ini diarahkan

oleh rancangan dua tujuan terakhir perkuliahan. (c) Pemahaman metode ilmiah

yang didasarkan pada pengamatan dan pengukuran besaran fisika, serta

melakukan analisa gejala untuk menyimpulkan atau mencari hubungan fisis setiap

besaran, sehingga dapat menunjang wawasan mereka saat terjun ke dunia kerja

(14)

rancangan tujuan perkuliahan fisika melalui kegiatan perkuliahan praktek berupa

praktikum dan penelitian. (d) Pengetahuan seragam dan lebih lengkap bila

dibandingkan dengan pengetahuan fisika yang mereka peroleh di sekolah lanjutan

atas, baik SMA maupun SMK, yang mereka perlukan sebagai prasyarat mengikuti

pendidikan di politeknik. Kegiatan ini diarahkan oleh rancangan dua tujuan

perkuliahan terakhir melalui kegiatan perkuliahan teori, yaitu implementasi model

pembelajaran DIBI pada mahasiswa kelas eksperimen. (e) Pengkondisian

mahasiswa yang membiasakan diri memecahkan persoalan-persoalan

teknis-praktis sehingga mereka dapat melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai

persoalan yang dihadapi saat terjun ke dunia kerja. Kegiatan ini diarahkan oleh

semua tujuan perkuliahan melalui perkuliahan teori dengan model pembelajaran

DIBI dan perkuliahan praktek dengan kegiatan praktikum dan penelitian.

Tabel 4.5. Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 4 Tujuan Perkuliahan PPF

Tujuan Perkuliahan Pilihan Responden (%)

1 2 3 4 5

1. Memberi pemahaman konsep fisika dasar yang dapat

menunjang kompetensi lulusan program studi teknik konversi energi politeknik.

91,7 0 0 0 8,3

2. Mahasiswa memiliki kemampuan menerapkan konsep, prinsip, dan hukum fisika dalam bidang studi teknik konversi energi.

91,7 8,3 0 0 0

3. Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis yang dibutuhkan dalam memahami bagian konsep fisika yang terkandung dalam suatu peralatan (sistem konsep), terkait bidang studi teknik konversi energi.

91,7 8,3 0 0 0

4. Mahasiswa memiliki kemampuan mengkreasi yang dibutuhkan dalam memadukan beberapa konsep fisika sebagai sistem konsep, terkait bidang studi teknik konversi energi.

91,7 8,3 0 0 0

Keterangan:

1: Konten dapat disetujui, tanpa ada perubahan

2: Konten dapat disetujui dengan kalimat diperbaiki penimbang utama 3: Konten dapat disetujui dengan format bahasa diperbaiki peneliti

4: Konten dapat disetujui namun peneliti perlu melakukan perubahan konten 5: Konten tidak disetujui.

Berdasarkan pendapat 12 dosen PSTKEP melalui angket maka dapat

(15)

sub-pokok bahasan dan 8 pokok bahasan fisika paling esensial, sesuai kebutuhan

mahasiswa PSTKEP. Pendapat stakeholder terhadap tujuan perkuliahan fisika

dapat dilihat pada Tabel 4.5. Nampak bahwa 97,9% responden setuju dan 91,7%

responden setuju tanpa ada perubahan terhadap ke-4 desain tujuan perkuliahan

serta 100% responden setuju terhadap 3 tujuan perkuliahan terakhir, tanpa ada

perubahan. Ini berarti ke-4 tujuan perkuliahan tersebut mempunyai landasan yang

kokoh dan kuat jika dipakai sebagai tujuan perkuliahan PPF yang dikembangkan.

Ke-4 tujuan perkuliahan yang telah dirancang diyakini oleh para dosen PSTKEP

sebagai tujuan perkuliahan sangat sesuai kebutuhan dan kepentingan mahasiswa

PSTKEP. Para dosen PSTKEP sangat setuju terhadap arah kegiatan PPF yang

menekankan penguasaan sejumlah kompetensi fisika sesuai tuntutan kompetensi

lulusan PSTKEP. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kompetensi fisika

yang dirumuskan merupakan pra-kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa

PSTKEP dan melalui kegiatan PPF dan perkuliahan mata kuliah lanjutan di

PSTKEP akan dihasilkan kompetensi lulusan sesuai tuntutan PSTKEP.

Pendapat 12 dosen PSTKEP melalui angket terhadap ke-17 kompetensi

fisika dapat dilihat pada Tabel 4.6. Nampak bahwa mayoritas dosen PSTKEP

memilih alternatif 1 (konten dapat disetujui tanpa ada perubahan) bahkan terdapat

8 jenis kompetensi fisika yang dipilih oleh 100% responden. Rerata persentase

dosen PSTKEP yang memilih alternatif 1 adalah 89,7%; memilih alternatif 2

adalah 3,9%; memilih alternatif 3 adalah 5,2%; dan memilih alternatif 4 adalah 0.

Ini berarti rerata responden yang setuju terhadap ke-17 kompetensi fisika adalah

98,8%. Berdasarkan hasil polling ini maka ke-17 kompetensi dapat dijadikan

(16)

dosen PSTKEP menyadari betul adanya kepentingan bagi mahasiswa PSTKEP

untuk menguasai ke-17 kompetensi fisika di atas dalam rangka mendukung

kompetensi lulusan PSTKEP. Ke-17 kompetensi fisika di atas oleh ke-12

responden dipahami sebagai kompetensi mata kuliah optimal yang dapat

diwujudkan melalui pelaksanaan PPF.

Melihat keterlaksanaan program di lapangan, nampak ada keterbatasan

alokasi waktu yang disediakan, sehingga agar sesuai kurikulum PSTKEP maka

ditetapkan hanya 8 kompetensi fisika saja. Penetapan ini didasarkan pada hasil

jajak pendapat oleh 12 dosen PSTKEP prihal 8 pokok bahasan fisika paling

esensial bagi mahasiswa PSTKEP. Ke-8 kompetensi fisika tersebut adalah: (a)

Menguasai besaran fisika dan satuannya dalam SI. (b) Menguasai konsep gerak

lurus dan melingkar dalam memecahkan masalah terkait bidang studi teknik

konversi energi. (c) Menguasai hukum Newton dan konsep statika dalam

memecahkan masalah terkait bidang studi teknik konversi energi. (d) Menguasai

konsep usaha, energi, dan daya dalam memecahkan masalah yang terkait bidang

studi teknik konversi energi. (e) Menguasai konsep momentum-impuls dalam

memecahkan masalah yang terkait bidang studi teknik konversi energi. (f)

Menguasai konsep gerak rotasi benda tegar. (g) Menguasai konsep fluida. (i)

Menguasai konsep suhu, kalor, teori kinetik gas dan hukum termodinamika dalam

memecahkan msalah yang terkait bidang studi teknik konversi energi. Ke-8

kompetensi di atas nampak disetujui oleh 97,9% responden, sehingga ke-8

kompetensi ini mempunyai landasan kokoh dan kuat serta mutlak dapat dijadikan

dasar dan target pelaksanaan PPF.

Tabel 4.6. Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 17 Kompetensi PPF

(17)

1 2 3 4 5 1. Menguasai besaran fisika dan satuannya dalam SI 100 0 0 0 0 2. Menguasai konsep gerak lurus dan melingkar dalam

memecahkan masalah terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0

3. Menguasai hukum Newton dan konsep statika dalam memecahkan masalah terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0

4. Menguasai konsep usaha, energi, dan daya dalam memecahkan masalah yang terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0 5. Menguasai konsep momentum-impuls dalam memecahkan

masalah yang terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0 6. Menguasai konsep gerak rotasi benda tegar 100 0 0 0 0 7. Menguasai konsep getaran. 66,7 16,7 8,3 0 8,3

8. Menguasai konsep fluida. 83,4 8,3 0 0 8,3

9. Menguasai konsep gelombang mekanik 75,0 16,7 8,3 0 0 10.Menguasai konsep suhu, kalor, teori kinetik gas dan hukum

termodinamika dalam memecahkan msalah yang terkait bidang studi teknik konversi energi.

91,7 0 0 0 8,3

Tabel 4.6. Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 17 Kompetensi PPF (Lanjutan)

Kompetensi Pilihan Responden (%)

1 2 3 4 5 11.Menguasai konsep listrik statis. 83,3 0 16,7 0 0 12.Menguasai konsep listrik arus searah untuk memecahkan

masalah, terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0 13.Menguasai konsep medan magnet 83,3 0 16,7 0 0 14.Menguasai konsep gaya magnet 83,3 0 16,7 0 0 15.Menguasai konsep induksi elektromagnetik 83,3 8,4 8,3 0 0 16.Menguasai konsep listrik arus bolak balik dalam menyelesaikan

masalah terkait bidang studi teknik konversi energi.

100 0 0 0 0 17.Menguasai konsep gelombang EM dalam menyelesaikan

masalah, terkait bidang studi teknik konversi energi.

75 16,7 8,3 0 0 Keterangan:

1: Konten dapat disetujui, tanpa ada perubahan

2: Konten dapat disetujui dengan kalimat diperbaiki penimbang utama 3: Konten dapat disetujui dengan format bahasa diperbaiki peneliti

4: Konten dapat disetujui namun peneliti perlu melakukan perubahan konten 5: Konten tidak disetujui.

Pendapat 12 dosen PSTKEP melalui angket terhadap ke-17 pokok bahasan

fisika dan ke-75 sub-pokok bahasan fisika dapat dilihat pada Tabel 4.7. Untuk

setiap sub-pokok bahasan penyusun pokok bahasan fisika tampak bahwa rerata

jumlah responden memilih alternatif 1 sekitar 83,3%; alternatif 2 sekitar 7,5%;

alternatif 3 sekitar 1,2%; alternatif 4 sekitar 0,9%; dan alternatif 5 sekitar 7,1%.

Ini berarti sekitar 92,9% responden setuju terhadap rancangan setiap sub-pokok

(18)

Oleh karena alasan 8 pokok bahasan fisika esensial sesuai dengan hasil

jajak pendapat pada 12 dosen PSTKEP, maka pokok bahasan (rerata jumlah

responden yang setuju sebagai pokok bahasan fisika paling esensial) yang dipilih

dan disetujui responden sebagai 8 pokok bahasan esensial, dapat ditentukan dalam

dua cara: (a) Berdasarkan hasil angket pada Tabel 4.7 yaitu: Besaran Satuan

(96,7%); Kinematika Gerak (91,7%); Dinamika Gerak (97,9%); Usaha-Energi

(100%); Impuls-Momentum (91,7%); Gerak Rotasi Benda Tegar (94,5%); Fluida

(91,7%); dan Termofisika (90,3%) sehingga responden yang setuju terhadap

setiap pokok bahasan dalam susunan ke-8 pokok bahasan fisika esensial adalah

94,3%. (b) Berdasarkan hasil angket langsung pada Tabel 4.8, responden yang

setuju terhadap setiap pokok bahasan dalam susunan ke-8 pokok bahasan fisika

esensial adaah 70,8%.

Tabel 4.7 Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 75 Sub Pokok Bahasan PPF

Pokok

Bahasan Sub Pokok Bahasan

Pilihan Responden (%)

1 2 3 4 5

1. Besaran satuan

1. Besaran pokok, turunan, tambahan 100 0 0 0 0 2. Sistem satuan dan dimensi. 100 0 0 0 0 3. Ketidakpastian pengukuran 91,7 8,3 0 0 0 4. Angka penting 83,3 8,4 0 0 8,3 5. Operasi vektor 75 16,7 0 0 8,3 2. Kine-matika gerak

6. Persamaan gerak translasi 83,4 8,3 0 0 8,3 7. Memadu gerak (gerak parabola) 66,7 16,7 8,3 0 8,3 8. Persamaan gerak melingkar 83,4 8,3 0 0 8,3 9. Gerak roda-roda

bersing-gungan/dihubungkan rantai.

83,4 0 0 8,3 8,3

3. Dina-mika gerak

10.Hukum Newton & diagram benda bebas 91,7 8,3 0 0 0 11.Aplikasi hukum Newton pada gerak lurus

bidang datar/miring

83,3 8,3 0 0 8,4

12.Statika/keseimbangan benda partikel 83,3 16,7 0 0 0 13.Aplikasi hukum Newton pada gerak

melingkar

75 25 0 0 0

4. Usaha Energi

14.Usaha oleh gaya konstan 100 0 0 0 0 15.Usaha oleh gaya tidak konstan 100 0 0 0 0 16.Teorema usaha energi & energi kinetik 100 0 0 0 0 17.Energi potensial gravitasi 100 0 0 0 0 18.Hukum kekekalan energi mekanik,

konservasi energi

100 0 0 0 0

19.Daya mekanik 91,7 8,3 0 0 0

(19)

tum dan impuls

21.Hubungan impuls dengan perubahan momentum

75 8,4 8,3 0 8,3

22.Hukum kekekalan momentum dan tumbukan 75 8,4 8,3 0 8,3 6. Gerak rotasi benda tegar 23.Momen gaya 91,7 8,3 0 0 0 24.Momen inersia 91,7 8,3 0 0 0

25.Energi kinetik rotasi 91,7 8,3 0 0 0 26.Hukum kekekalan momentum anguler 66,7 16,7 0 8,3 8,3 27.Gerak menggelinding benda tegar 58,3 16,7 0 8,3 16,7 28.Titik berat & keseimbangan benda tegar 66,7 16,7 0 8,3 8,3

Tabel 4.7 Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 75 Sub Pokok Bahasan PPF (Lanjutan)

Pokok

Bahasan Sub Pokok Bahasan

Pilihan Responden (%)

1 2 3 4 5

7. Getaran 29.Elastisitas dan hukum Hooke 83,3 8,4 8,3 0 0

30.Getaran pegas 75 8,3 8,4 8,3 0

31.Superposisi gerak harmonis 66,7 8,3 8,3 8,4 8,3 32.Getaran teredam 75 8,3 8,4 8,3 0 33.Getaran paksa dan resonansi 66,7 8,3 16,7 8,3 0 8. Fluida 34.Tekanan dalam Fluida 83,4 0 8,3 0 8,3

35.Debit aliran dan persamaan kontinuitas 91,7 0 0 0 8,3 36.Persamaan Bernoulli dan aplikasinya 91,7 0 0 0 8,3 9.

Gelom-bang mekanik

37.Persamaan gelombang pada tali 66,7 16,7 0 0 16,6 38.Gelombang berjalan 66,7 16,7 0 0 16,6 39.Gelombang tegak 66,7 16,7 0 0 16,6 40.Intensitas dan energi gelombang 75,0 16,7 0 0 8,3 41.Gelombang bunyi 66,7 16,7 0 0 16,6

10.Termo-fisika

42.Suhu, kalor, azas Black dan kalorimeter 91,7 8,3 0 0 0

43.Pemuaian termal 91,7 0 0 0 8,3

44.Perambatan kalor 91,7 0 0 0 8,3 45.Teori kinetik gas 83,3 8,4 0 0 8,3 46.Hukum termodinamika 83,3 0 0 0 16,7 47.Mesin kalor dan mesin pendingin 75,0 8,3 0 0 16,7 11.Listrik

Statis

48.Muatan listrik dan hukum Coulomb 83,4 8,3 0 0 8,3

49.Medan listrik 91,7 8,3 0 0 0

50.Potensial dan energi potensial listrik 91,7 0 0 0 8,3

51.Kapasitansi 83,3 8,4 0 0 8,3

12.Listrik arus searah

52.Arus, hukum Ohm dan hambatan listrik, 91,7 0 0 0 8,3 53.Hambatan total hambatan seri, paralel,

kombinasi & jembatan Wheatstone

91,7 0 0 0 8,3

54.Hukum Kirchhoff 91,7 0 0 0 8,3

55.Alat ukur listrik dan energi listrik 91,7 0 0 0 8,3

56.Rangkaian RC 91,7 0 0 0 8,3

13.Medan magnet

57.Flux magnet, medan magnet dan hukum Biot Savart

83,3 8,3 0 0 8,4

58.Intensitas, permeabilitas magnet & sifat magnet bahan

75,0 16,7 0 0 8,3

59.Penerapan hukum Ampere pada kumparan 91,7 0 0 0 8,3 14.Gaya

magnet

60.Gaya pada muatan listrik 91,7 0 0 0 8,3 61.Gaya pada penghantar berarus listrik 91,7 0 0 0 8,3 62.Prinsip kerja motor listrik 91,7 0 0 0 8,3

(20)

15.Induksi Elektro-magnetik

63.Hukum Induksi Faraday & hukum Lenz 83,3 8,4 0 0 8,3 64.Prinsip kerja generator listrik 83,3 8,4 0 0 8,3 65.Induktansi diri dan silang 75,0 16,7 0 0 8,3 66.Rangkaian arus searah dgn komp. RL 91,7 8,3 0 0 0 67.Prinsip kerja transformator 83,3 8,4 0 0 8,3 16.Listrik

arus bolak balik

68.Sifat arus bolak-balik dlm resistor, kapasitor & induktor,

91,7 0 0 0 8,3

69.Reaktansi kapasitif, reaktansi induktif dan impedansi

83,3 8,3 0 0 8,4

70.Rangkaian seri RL, RC, dan RLC 91,7 0 0 0 8,3 71.Daya rangkaian arus bolak balik 91,7 0 0 0 8,3

Tabel 4.7 Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 75 Sub Pokok Bahasan PPF (Lanjutan)

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Pilihan Responden (%)

1 2 3 4 5

17.Gelombang Elektro-magnetik

72.Teori dan Percobaan Maxwell 66,7 16,7 0 0 16,6 73.Perambatan gelombang elektromagnetik 66,7 16,7 0 0 16,6 74.Spektrum gelombang elektromagnetik 66,7 16,7 0 0 16,6 75.Energi dan daya gelombang

elektromagnetik

66,7 16,7 0 0 16,6

Keterangan:

1: Konten dapat disetujui, tanpa ada perubahan

2: Konten dapat disetujui dengan kalimat diperbaiki penimbang utama 3: Konten dapat disetujui dengan format bahasa diperbaiki peneliti

4: Konten dapat disetujui namun peneliti perlu melakukan perubahan konten 5: Konten tidak disetujui.

Adapun hasil jajak pendapat prihal 8 pokok bahasan fisika paling esensial

diperlihatkan pada Tabel 4.8. Ini dilakukan berdasarkan pertanyaan: “Oleh karena

keterbatasan jumlah pertemuan dan semester (hanya 1 semester) yang disediakan prodi teknik energi di Polban, maka implementasi 17 pokok bahasan tidaklah mungkin. Sesuai pendapat Reif (1995) yaitu “Less is More” (sedikit lebih baik) dan Fratt (2002) yaitu “a mile wide and an inch deep” (topik sains terlalu luas namun tidak mendalam), maka perlu dipilih 8 pokok bahasan fisika, yang betul-betul esensial dan bermanfaat bagi mahasiswa teknik konversi energi di politeknik. Untuk itu, para dosen sebagai pengajar prodi teknik konversi energi dimohon merekomendasikan hanya 8 pokok bahasan yang masuk kategori esensial bagi mahasiswa prodi teknik energi di politeknik. Mohon bubuhkan tanda cek di dalam kolom opsi yang dipilih! Terimakasih.”

(21)

Dalam hasil jajak pendapat nampak getaran tidak muncul sebagai pokok

bahasan esensial. Berdasarkan Tabel 4.8, responden yang memilih getaran sebagai

bagian dari 8 pokok bahasan esensial 8,3%. Sebagian besar responden

beranggapan getaran termasuk pokok bahasan tidak penting bagi mahasiswa

PSTKEP. Hasil studi pendahuluan menunjukkan getaran dianggap sebagai salah

satu pokok bahasan fisika sesuai kurikulum PSTKEP. Ada pandangan berbeda

antara dosen PSTKEP dengan dosen fisika Unit Pelayanan Mata Kuliah Umum

(UPMKU) Polban tentang kepentingan materi getaran bagi mahasiswa PSTKEP.

Tabel 4.8 Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 8 Pokok Bahasan Esensial PPF

No. Pokok Bahasan Jumlah Responden (%)

1. Besaran Satuan 83,3

2. Kinematika Gerak 58,3

3. Dinamika Gerak 75,0

4. Usaha Energi 91,7

5. Impuls Momentum 50,0

6. Gerak Rotasi Benda Tegar 58,3

7. Getaran 8,3

8. Fluida 75,0

9. Gelombang Mekanik 0

10. Termofisika 75,0

11. Listrik Statis 33,3

12. Listrik Arus Searah 25,0

13. Medan Magnet 50,0

14. Gaya Magnet 33,3

15. Induksi Elektromagnetik 33,3 16. Listrik Arus Bolak Balik 25,0 17. Gelombang Elektromagnetik 25,0

Berdasarkan hasil polling 8 pokok bahasan fisika paling esensial maka

secara otomatis dapat ditentukan jumlah dan jenis sub-pokok bahasan penyusun

materi PPF. Teknik penyusunannya berdasarkan pemahaman bahwa setiap pokok

bahasan terdiri atas sejumlah sub-pokok bahasan. Berdasarkan pemahaman ini,

dapat dimunculkan hanya 37 sub-pokok bahasan sebagai penyusun 8 pokok

bahasan fisika esensial, seperti diperlihatkan pada Tabel 4.9. Nampak bahwa

(22)

80% responden. Ini berarti mayoritas dosen pengampu mata kuliah lanjutan di

PSTKEP sangat setuju terhadap ke-37 sub-pokok bahasan fisika dalam PPF.

Hal menarik lainnya tampak pada Tabel 4.9 adalah ke-12 responden

menganggap setiap sub-pokok bahasan penyusun pokok bahasan usaha-energi

merupakan kumpulan sub-pokok bahasan terpenting bagi mahasiswa PSTKEP,

sehingga konsep ini harus dikuasai dengan baik oleh mahasiswa PSTKEP.

Tabel 4.9 Tiga Puluh Tujuh Sub Pokok Bahasan Penyusun Ke-8 Pokok Bahasan Esensial PPF untuk Mahasiswa PSTKEP

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan %*)

1. Besaran Satuan 1. Besaran Pokok, Turunan, Tambahan 100

2. Sistem Satuan dan Dimensi 100

3. Ketidak-pastian Pengukuran 91,3

4. Angka Penting 83,3

5. Operasi Vektor 75,0

2. Kinematika Gerak

6. Persamaan Gerak Translasi 83,3

7. Memadu Gerak 66,7

8. Persamaan Gerak Melingkar 83,3

9. Gerak Roda-Roda Bersinggungan/Dihubungkan Rantai 83,3 3. Dinamika Gerak 10. Hukum Newton dan Diagram Benda Bebas 91,7 11. Aplikasi Hukum Newton pada Bidang Datar/Miring 83,3 12. Statika atau Keseimbangan Benda Partikel 83,3 13. Aplikasi Hukum Newton pada Gerak Melingkar 75,0 4. Usaha Energi 14. Usaha oleh Gaya Konstan 100 15. Usaha oleh Gaya Tidak Konstan 100 16. Teorema Usaha Energi dan Energi Kinetik 100

17. Energi Potensial Gravitasi 100

18. Hukum Kekekalan Energi Mekanik, Konservasi Energi 100

19. Daya Mekanik 91,7

5. Impuls Momentum

20. Momentum 75,0

21. Hubungan Impuls dengan Perubahan Momentum 75,0 22. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan 75,0 6. Gerak Rotasi

Benda Tegar

23. Momen Gaya 91,7

24. Momen Inersia 91,7

25. Energi Kinetik Rotasi 91,7

26. Hukum Kekekalan Momentum Anguler 66,7 27. Gerak Menggelinding Benda Tegar 58,3 28. Titik Berat dan Keseimbangan Benda Tegar 66,7

7. Fluida 29. Tekanan dalam Fluida 83,3

30. Debit Aliran dan Persamaan Kontinuitas 91,7 31. Persamaan Bernoulli dan Aplikasinya 91,7 8. Termofisika 32. Suhu, Kalor, Azas Black dan Kalorimeter 91,7

33. Pemuaian Termal 91,7

34. Perambatan Kalor 91,7

35. Teori Kinetik Gas 83,3

36. Hukum Termodinamika 83,3

(23)

*) Persentase responden dengan pendapat 1: konten dapat disetujui tanpa perubahan oleh 12 dosen

PSTKEP

Penerapan hasil uji kelayakan ini di lapangan selalu harus memperhatikan

ketercapaian: (a) ke-4 tujuan perkuliahan, (b) ke-8 kompetensi, (c) ke-8 pokok

bahasan dan (d) ke-37 sub-pokok bahasan PPF. Seluruh rangkaian kegiatan uji

kelayakan materi PPF yang dikembangkan, diperlihatkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Pengembangan Materi PPF untuk Mahasiswa PSTKEP dikritisi oleh peneliti

untuk melakukan

digunakan sebagai landasan teori untuk menyusun

Analisis kompetensi lulusan prodi teknik konversi energi

di politeknik

Analisis silabus mata kuliah fisika di prodi teknik konversi energi

politeknik

Analisis silabus mata kuliah prodi teknik

konversi energi di politeknik Konsep Fisika yang digunakan dalam Mata Kuliah Prodi Teknik Konversi Energi

Materi perkuliahan fisika hasil pengembangan

Polling pada stakeholder

(12 dosen prodi teknik konversi energi di politeknik) Rekomendasi (persentase pilihan oleh stakeholder) dalam

draf konten PPF untuk mahasiswa politeknik jurusan teknik konversi energi Analisis

landasan pendidikan

politeknik

Materi Fisika yang dibutuhkan untuk

Mendukung Kompetensi lulusan

prodi Teknik Konversi Energi

Konsep Fisika yang telah ada dan diberikan dalam Mata Kuliah Fisika untuk Prodi Teknik Konversi Energi

Angket penjaring pendapat stakeholder (dosen prodi teknik konversi energi di politeknik) Landasan teori

tentang karakter pendidikan di

politeknik

Draf konten PPF yang terdiri dari: 1. tujuan perkuliahan fisika (4 tjuan)

2. kompetensi fisika yang harus dibangun untuk mahasiswa teknik konversi energi di politeknik (17 kompetensi)

3. pokok bahasan esensial untuk mahasiswa teknik konversi energi di politeknik (17 pokok bahasan)

4. sub pokok bahasan fisika yang ada dalam 17 pokok bahasan fisika esensial untuk mahasiswa jurusan teknik konversi energi di politeknik (75 sub pokok bahasan)

(24)

B. Strategi PPF yang Dikembangkan untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi Energi Politeknik

1. Tahap Pendahuluan

Kajian terhadap metode ILD menunjukkan metode ini mempunyai

tahapan kegiatan kognitif yang mempermudah mahasiswa mencapai tujuan

pembelajaran (Crouch, 2004; Sokoloff, Thornton, dan Laws, 2004 dalam Bolotin,

2007). Metode ini juga memberi pengalaman awal dalam membentuk kebiasaan

berpikir (habits of mind), terutama mengeksplorasi konsep implisit-eksplisit

dalam peralatan. Kemampuan profesional menjelaskan cara kerja suatu peralatan

merupakan tuntutan utama bagi lulusan politeknik ketika bekerja. Kemampuan ini

dikuasai jika didasari pemahaman yang baik semua unit konsep dalam peralatan.

Kajian metode PBI menunjukkan metode ini mampu memberi pengalaman

belajar mendalam dan bermakna bagi mahasiswa dibanding metode lain. Dalam

berbagai literatur dijelaskan PBI selalu mengkondisikan mahasiswa dapat

berinkuiri dalam arti seluas-luasnya. Melalui pengkondisian habits of mind,

mahasiswa melakukan serangkaian proses belajar, diawali eksplorasi konsep

berbasis pengetahuan awal guna proses aktifasi konsep yang telah ada dalam diri

mahasiswa, dilanjutkan modifikasi konsep berbasis temuan selama proses

pembelajaran, dan diakhiri penguatan struktur kognitif berupa merumuskan dan

menarik kesimpulan. Karakter metode PBI ini cocok untuk tujuan pembelajaran

meningkatkan kemampuan menganalisis (level IV) dan mengkreasi mahasiswa

(level VI-tertinggi) sebagai hasil belajar versi Anderson (2001).

Dengan demikian, langkah memasukkan metode ILD ke dalam kerangka

(25)

di atas, metode ILD mampu menghasilkan pembelajaran dengan pemanfaatan

waktu lebih efisien dibandingkan metode PBI murni. Dalam model pembelajaran

DIBI, ada keterlibatan dosen ketika menguji hipotesis pada kegiatan inti.

Perkuliahan praktek berupa praktikum dan penelitian secara berkelompok

dan mandiri dapat dipandang sebagai penguatan kognitif. Perkuliahan ini

mengkondisikan mahasiswa menemukan sejumlah masalah dan berusaha

menyelesaikannya serta memperoleh pengalaman belajar yang sangat bermakna

dan bermanfaat bagi pribadi mahasiswa demi kepentingan mereka di kemudian

hari. Perkuliahan praktek merupakan pelaksanaan metode PBI namun peran dosen

lebih terbatas dibandingkan mahasiswa, seperti yang ada dalam pelaksanaan

perkuliahan tatap-muka menggunakan model pembelajaran DIBI. Dengan

demikian, pendekatan praktikum dan penelitian diharapkan mampu mendukung

keberhasilan model pembelajaran DIBI di lapangan dalam meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa.

Perguruan tinggi politeknik sebagai bagian satuan pendidikan vokasional

bertugas mendidik mahasiswa, tidak hanya menekankan penguasaan pengetahuan

semata, namun juga menekankan penguasaan keterampilan berbasis pengalaman

kerja memakai peralatan di laboratorium, terkait program studi, tempat mahasiswa

belajar. Misi prodi teknik konversi energi di Polban (2009) adalah menghasilkan

ahli madya dan sarjana sains terapan bidang konversi energi, yang mampu bekerja

di dunia industri seperti pembangkit tenaga listrik, penambangan migas dan

batubara, manufaktur, dan konstruksi. Ahli ini juga diharapkan mampu berperan

serta mengatasi problem teknologi energi di lingkup lokal, nasional maupun

(26)

dalam mengoperasikan mesin berbasis teknologi energi, memahami konsep kerja

per-unit mesin dan sistem mesin. Dari sudut pandang lain, tampak ada peran

strategis yang mampu diperankan oleh tipe kemampuan menganalisis dan

mengkreasi terhadap pengembangan kemampuan profesional mahasiswa, baik

untuk kepentingan mahasiswa selama menempuh pendidikan di kampus maupun

setelah lulus dan terjun di industri. Dengan demikian pengembangan kemampuan

menganalisis dan mengkreasi sangat relevan dengan misi perguruan tinggi

politeknik, khususnya prodi teknik konversi energi politeknik.

Berdasarkan alur berpikir di atas, perlu dirumuskan strategi perkuliahan

(model pembelajaran DIBI) dengan target utama adalah meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa. Untuk menghasilkan

model pembelajaran DIBI yang terkait dan sesuai dengan materi pembelajaran

dan assesmen, maka dibutuhkan konten atau isi program perkuliahan seperti: (a)

struktur program perkuliahan sebagai silabus, uraian materi dan analisis konsep

sebagai hasil kajian materi dan konsep fisika yang harus dikuasai dalam

perkuliahan; (b) analisis kemampuan berpikir sebagai hasil kajian kemampuan

berpikir yang menjadi target dan harus dikuasai mahasiswa dalam perkuliahan; (c)

rencana pelaksanaan perkuliahan dan fasilitas pendukungnya sebagai hasil kajian

terhadap satuan acara perkuliahan (SAP) dalam perkuliahan tatap-muka; (d)

petunjuk praktikum dan petunjuk penelitian sebagai hasil kajian terhadap SAP

untuk perkuliahan praktek; (e) format monev kegiatan mahasiswa sebagai hasil

kajian penilaian dan umpan-balik untuk kegiatan mahasiswa; dan (f) instrumen

evaluasi perkuliahan sebagai hasil kajian instrumen ukur efektivitas dan dampak

(27)

2. Tahap Perancangan

Landasan utama perumusan strategi perkuliahan untuk meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa PSTKEP adalah materi

perkuliahan fisika, hasil studi kelayakan pada 12 dosen PSTKEP. Setiap

komponen PPF dideskripsikan secara bertahap dan diusahakan selalu fokus pada 3

aspek penting yaitu: kemampuan menganalisis, kemampuan mengkreasi dan

penguasaan konsep fisika yang mendasari pengembangan ke-2 kemampuan

berpikir tersebut. Hasil perancangan dijelaskan sebagai berikut.

Struktur PPF, uraian materi dan analisis konsep

Struktur PPF terdiri dari struktur kegiatan perkuliahan, struktur kegiatan

praktikum dan struktur kegiatan penelitian. Di dalam struktur kegiatan

perkuliahan terdapat komponen seperti urutan pertemuan, pokok dan sub-pokok

bahasan, proses pembelajaran, strategi pembelajaran, tagihan tugas dan kegiatan

ekstra. Isi setiap komponennya merupakan deskripsi ringkas setiap komponen.

Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui isi setiap komponen dan

keterkaitan antar komponen guna kepentingan implementasi PPF satu semester.

Struktur kegiatan praktikum mengandung komponen seperti urutan

pertemuan, kegiatan praktikum, indikator kemampuan berpikir yang

dikembangkan, judul praktikum, konsep fisika yang disajikan, dan tagihan tugas.

Isinya adalah deskripsi ringkas setiap komponen. Tujuan utama penyusunannya

adalah untuk mengetahui materi, target, jenis dan tagihan tugas dari kegiatan

praktikum yang mendukung perkuliahan tatap-muka. Selain itu mengetahui

(28)

perkuliahan. Konten total struktur ini hanya sebagian struktur kegiatan

perkuliahan.

Struktur kegiatan penelitian mengandung komponen seperti: urutan

pertemuan, topik penelitian, kegiatan pembelajaran, konsep fisika yang disajikan,

indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi yang dikembangkan dan

tagihan tugas. Kedudukan struktur ini dalam PPF yang dikembangkan adalah

sama seperti kedudukan struktur kegiatan praktikum, yaitu pendukung struktur

kegiatan perkuliahan. Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui

kemampuan kegiatan penelitian mendukung pelaksanaan struktur kegiatan

perkuliahan. Isi setiap komponennya dideskripsikan secara ringkas dan

dikondisikan selalu menjaga keterkaitan antar komponen. Dengan kata lain, isi

setiap komponen selalu mengacu kepada tujuan PPF yang dikembangkan.

Uraian materi merupakan deskripsi lengkap atas sejumlah konsep

penyusun setiap pokok bahasan PPF yang dikembangkan. Sesuai temuan hasil

penelitian, hanya perlu disusun 8 jenis uraian materi untuk pokok bahasan, yaitu:

besaran-satuan, kinematika, dinamika, usaha-energi, momentum-impuls, gerak

rotasi, fluida, dan termofisika. Berdasarkan suatu uraian materi dapat diketahui

rincian seluruh konsep, kedudukan setiap konsep, dan keterkaitan antar konsep

dalam sebuah pokok bahasan. Kegiatan ini berperan penting sebagai landasan

teori (berpikir) dalam mendesain analisis konsep dan analisis kemampuan

berpikir, khususnya materi atau konsep fisika yang mendasari kegiatan

pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa.

Analisis konsep terdiri dari komponen seperti label, definisi, atribut (kritis,

(29)

Tujuan penyusunannya adalah untuk mengetahui karakteristik sebuah konsep

yang muncul dalam suatu pokok bahasan. Dengan melaksanakan kegiatan ini

diharapkan tidak ada lagi miskonsepsi muncul terkait penggunaan konsep dalam

kegiatan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan berpikir mahasiswa.

Analisis indikator kemampuan menganalisis dan mengkreasi

Komponen yang perlu ditelusuri dalam melakukan analisis ini adalah: (a)

konsep dalam pokok bahasan fisika sebagai materi pembelajaran, (b) indikator

kemampuan berpikir sebagai target pembelajaran umum, (c) sub-indikator

kemampuan berpikir sebagai target pembelajaran khusus, (d) metode

pembelajaran untuk mencapai target pembelajaran dan (e) rencana evaluasi untuk

mengukur ketercapaian target pembelajaran.

Indikator kemampuan berpikir dianalisis berdasarkan pengertian versi

Anderson (2001), seperti dikaji pada bagian Bab II. Analisis kemampuan berpikir

dibatasi dalam lingkup konsep fisika sebuah pokok bahasan. Artinya kemampuan

berpikir yang dikembangkan dicari keterkaitannya dengan sub-sub pokok bahasan

penyusun sebuah pokok bahasan fisika sebagai materi pembelajaran. Selanjutnya

dimunculkan suatu target pembelajaran berdasarkan 2 hal saling mendukung dan

terkait, yaitu konsep fisika dan sub-indikator kemampuan berpikir. Hasilnya

berupa tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai melalui pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan ini maka disusun langkah-langkah pembelajaran, dengan

memperhatikan 3 hal penting, yaitu: pokok bahasan fisika sebagai materi

pembelajaran, model pembelajaran DIBI sebagai strategi pembelajaran, dan

konten evaluasi sebagai target pembelajaran. Hasil analisis indikator kemampuan

(30)

pelaksanaan perkuliahan atau model pembelajaran DIBI setiap pokok bahasan,

seperti tercantum dalam struktur kegiatan perkuliahan. Berdasarkan hasil analisis

kemampuan berpikir dapat diketahui deskripsi lengkap prihal target utama dan

langkah-langkah pembelajaran tiap perkuliahan pokok bahasan.

Rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan fasiltas pendukungnya

Berdasarkan hasil analisis indikator kemampuan berpikir, terutama target

pembelajaran setiap perkuliahan yang disusun berdasarkan konsep fisika dan

sub-indikator kemampuan berpikir tertentu, maka dapat disusun RPP setiap pokok

bahasan, dengan mengikuti tahapan-tahapan model pembelajaran DIBI, yang telah

dirumuskan dalam studi pendahuluan. Untuk menjamin keterlaksanaan RPP di

lapangan maka perlu disusun fasilitas pendukungnya berupa: petunjuk kegiatan

dosen, tugas pendahuluan dan LKM. Setiap RPP suatu pokok bahasan didukung

dengan satu perangkat fasilitas perkuliahan.

Komponen RPP meliputi: (a) sub-indikator kemampuan berpikir berbasis

konsep fisika tertentu, sebagai deskripsi target pembelajaran tertentu; (b) materi

pembelajaran fisika yang mendapat penekanan utama dalam pembelajaran,

sehingga kondisi pembelajaran selalu dikaitkan dan disesuaikan dengan konten

evaluasi; (c) kegiatan pembelajaran yang mendeskripsikan tahapan-tahapan

kegiatan, dengan tetap fokus kepada penyajian semua materi pembelajaran yang

telah dirumuskan; dan (d) alokasi waktu setiap tahapan perkuliahan. Tujuan

penyusunan instrumen ini adalah untuk mengetahui semua jenis aktivitas dosen

dan aktivitas mahasiswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan RPP

setiap pokok bahasan, diharapkan dosen mampu mengendalikan seluruh kegiatan

(31)

pandang penggunaan waktu, kapasitas materi pembelajaran yang disajikan dan

strategi perkuliahan yang mengarah kepada konten evaluasi. Selain itu, melalui

kegiatan penyusunan instrumen ini akan mengkondisikan dosen selaku

implementor lebih yakin dalam mengeksekusi metode perkuliahan di lapangan.

Petunjuk kegiatan dosen merupakan petunjuk yang disusun secara khusus

untuk kepentingan dosen dalam melaksanakan kegiatan uji hipotesis konsep

berbasis perangkat peralatan demonstrasi. Pembuatan petunjuk ini merupakan

tuntutan dari model pembelajaran DIBI, seperti tercantum dalam sub-tahapan ke-2

kegiatan inti, sehingga pelaksanaan model pembelajaran DIBI dapat seperti yang

diharapkan. Dalam petunjuk ini dipaparkan tujuan kegiatan, daftar peralatan,

gambar perangkat peralatan dan cara kerja. Instrumen ini mendeskripsikan

kegiatan demonstrasi yang fokus pada kegiatan pembelajaran yang meningkatkan

kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa.

LKM merupakan fasilitas pendukung yang dirancang secara khusus untuk

kepentingan mahasiswa dalam mengikuti tahapan-tahapan kegiatan inti model

pembelajaran DIBI, yaitu: merumuskan hipotesis, menguji hipotesis,

merumuskan dan mengambil kesimpulan. Melalui LKM, mahasiswa dibimbing

mengikuti tahapan pembelajaran melalui aktivitas berpikir dan bekerja. Aktivitas

berpikir seperti meramalkan kebenaran sebuah hipotesis yang mungkin berlaku,

merefleksikan hasil pengamatan atas kegiatan demonstrasi, menganalisis hal-hal

seperti konsep yang relevan, fungsi utama sebuah konsep, titik tinjauan sebuah

konsep, bias sebuah konsep, nilai sebuah konsep, maksud kehadiran sebuah

konsep, dllnya. Selain beberapa mahasiswa terlibat dalam menguji hipotesis

(32)

berdiskusi dengan cara mengajukan atau menjawab pertanyaan terkait konten

kegiatan demonstrasi, menuliskan jawaban pertanyaan sesuai tuntutan LKM.

Semua kegiatan dalam LKM selalu didasarkan pada pertanyaan yang fokus

kepada pengembangan kemampuan menganalisis dan mengkreasi mahasiswa.

Melalui ke-2 aktivitas ini, diharapkan kemampuan menganalisis dan mengkreasi,

serta penguasaan konsep mahasiswa meningkat.

Petunjuk kegiatan praktikum dan penelitian

Kurikulum politeknik secara umum menuntut pelaksanaan perkuliahan

dengan 50% perkuliahan tatap-muka dan 50% perkuliahan praktek atau 40%

perkuliahan tatap-muka dan 60% perkuliahan praktek yang mendukung

perkuliahan tatap-muka. Untuk itu dalam PPF yang dikembangkan,

dipertimbangkan 2 jenis kegiatan, yaitu: perkuliahan tatap-muka memakai model

pembelajaran DIBI dan perkuliahan praktek memakai praktikum dan penelitian.

Kondisi pelaksanaan perkuliahan fisika di setiap prodi politeknik, tempat

penelitian sangat variatif. Ada prodi meminta layanan berupa perkuliahan

tatap-muka dan perkuliahan praktek secara terpisah. Ada prodi meminta layanan tidak

eksplisit memisahkan perkuliahan tatap-muka dan perkuliahan praktek. Prodi

hanya memberi jadwal perkuliahan fisika, yaitu 3x50 menit atau 4x50 menit

per-minggu. Kondisi ini berdampak langsung pada: (a) kapasitas materi optimal yang

mampu disajikan, (b) perkuliahan praktek tidak mendukung perkuliahan

tatap-muka, dan (c) pelaksanaan perkuliahan tatap-muka dan perkuliahan praktek

bervariasi, yaitu: ada dilaksanakan bersamaan dan ada juga dilaksanakan

bergantian, di mana perkuliahan tatap-muka selama setengah semester awal dan

(33)

Namun demikian, perkuliahan praktek yang dikembangkan dalam

penelitian ini akan mampu mengampu dan memenuhi semua kebutuhan prodi.

Oleh karena tujuan utama perkuliahan praktek adalah memberi penguatan kognitif

mahasiswa setelah mengikuti model pembelajaran DIBI, maka acuan penyusunan

petunjuk praktikum dan petunjuk penelitian adalah sama seperti acuan

penyusunan rencana pelaksanaan perkuliahan, yaitu: sub-indikator kemampuan

berpikir berbasis konsep fisika implisit dalam peralatan untuk petunjuk praktikum

dan sub-indikator kemampuan berpikir berbasis konsep fisika implisit dalam

fenomena fisika untuk petunjuk penelitian. Komponen petunjuk praktikum

adalah: konsep fisika yang disajikan, indikator kemampuan berpikir yang

dikembangkan, tagihan tugas, daftar peralatan, cara kerja, tipe pertanyaan untuk

penguasaan konsep dan tipe pertnyaan untuk pengembangan kemampuan berpikir.

Komponen petunjuk penelitian adalah: konsep fisika yang harus disajikan,

indikator kemampuan berpikir yang dikembangkan, spesifikasi tagihan tugas dan

prosedur penelitian. Praktikum dan penelitian dilaksanakan melalui bimbingan

dosen, agar terlaksana sesuai spesifikasi tagihan tugas yang telah ditetapkan.

Alat Ukur Efektivitas dan Dampak PPF yang Dikembangkan

Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dan dampak PPF di lapangan

maka perlu disusun instrumen sebagai berikut: (a) 50 soal tes untuk mengetahui

peningkatan kemampuan menganalisis, kemampuan berpikir mengkreasi, dan

penguasaan konsep mahasiswa; (b) Lembar observasi aktivitas dosen dan

mahasiswa untuk mengetahui kinerja dosen dan mahasiswa melakukan kegiatan

(34)

penilaian laporan praktikum dan penelitian; dan (d) Kuesioner pengukur respon

mahasiswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran DIBI.

Untuk menyusun soal tes, harus disusun lebih dulu kisi-soal sebagai

pedoman pembuatan soal. Di dalam kisi-soal diperoleh deskripsi tentang nomor

dan jumlah soal yang dirumuskan, materi evaluasi dan tingkat kemudahan butir

soal. Materi evaluasi efektivitas PPF adalah sub-indikator kemampuan berpikir

yang terkait konsep fisika. Sub-indikator ini diperoleh dengan cara mengkaitkan

konsep fisika sebuah pokok bahasan dengan sub-indikator kemampuan berpikir

yang dicapai melalui pelaksanaan model pembelajaran DIBI. Berbekal kisi-soal

maka dapat diketahui karakter tiap butir soal yang ditulis sesuai kepentingan.

Lembar observasi aktivitas dosen dan mahasiswa didesain berdasarkan

aspek-aspek aktivitas dosen dan mahasiswa yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran memakai model pembelajaran DIBI. Penyusunannya dilakukan

dengan mempelajari tahapan kegiatan yang ada dalam model pembelajaran DIBI.

Setiap aspek yang diobservasi mendapat penilaian dalam skala 1 (terendah)

sampai dengan 4 (tertinggi). Berdasarkan lembar ini, seorang observer dapat

memberi penilaian dosen selaku implementor model pembelajaran DIBI dan

seluruh mahasiswa selaku objek dan target pembelajaran. Hasil penilaian diolah

secara kuantitatif untuk mengetahui indeks penilaian terhadap aktivitas dosen dan

mahasiswa secara keseluruhan.

Acuan penilaian laporan praktikum dan laporan penelitian disusun karena

evaluasi kegiatan perkuliahan praktek sangat penting untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan praktek.

Gambar

Tabel 4.8 Pendapat Dosen PSTKEP terhadap 8 Pokok Bahasan Esensial PPF
Tabel 4.9 Tiga Puluh Tujuh Sub Pokok Bahasan Penyusun Ke-8 Pokok        Bahasan Esensial PPF untuk Mahasiswa PSTKEP
Gambar 4.1  Pengembangan Materi PPF untuk Mahasiswa PSTKEP
Tabel 4.10 Perubahan Sub-Komponen Strategi PPF Selama Tahap Pengembangan   (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi pokok getaran dan gelombang dengan menggunakan model pembelajaran problem posing secara berkelompok,

Berdasarkan tabel 15 di atas telah terjadi peningkatan aktivitas dan kinerja guru yang mendukung keberhasilan pembelajaran pada proses pembelajaran Matematika tentang Luas

Data hasil belajar akan disajikan secara deskriptif melalui Tabel 11 yang akan merangkum data empirik skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5A sebagai kelompok

Dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen (yang menggunakan model snowball throwing) dapat meningkatkan rata- rata hasil belajar siswa secara signifikan dibandingkan dengan

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen yaitu kelas 1VA adalah menggunakan media Audio Visual dengan metode Reading Aloud. Adapun langkah-langkah model

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model pembelajaran inkuiri terbimbing.. No

Hal ini dapat dikatakan bahwa kedua kelas berasal dari kondisi yang sama dan dapat diberi perlakuan, yaitu kelas eksperimen diberi model pembelajaran kooperatif tipe

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, dan aktivitas pembelajaran menggunakan