• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP SURVEY DAN INVESTIGASI 1. Survey Pengukuran Topografi

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

F.5. TAHAP SURVEY DAN INVESTIGASI 1. Survey Pengukuran Topografi

F.5.1.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya pekerjaan Topografi adalah melakukan pekerjaan pengukuran topografi pada lokasi yang telah ditentukan dengan volume yang telah ditentukan.

Sedang tujuannya adalah untuk memperoleh data-data teknis pengukuran yang akan dipakai sebagai dasar untuk melakukan pekerjaan detail desain.

F.5.1.2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pengukuran Topografi antara lain adalah:

1. Pengukuran dan pemetaan situasi sumber air baku skala 1 : 2.000 2. Pengukuran situasi rencana bangunan, skala 1 : 1.000.

3. Pengukuran situasi rencana jalur pipa utama.

4. Pengukuran memanjang dan melintang trase jaringan pipa

F.5.1.3. Pemasangan Patok Kayu, BM dan CP a.Pemasangan Patok Kayu:

♦Bentuk dan ukuran Patok

5 7

50 Paku Beton

♦ Pemasangan patok ditempatkan pada jalur kerangka dan dipasang

sepanjang sungai dengan interval jarak 100 m.

♦ Patok kayu yang dipasang berukuran 5 x 7 x 50 cm.

♦ Patok kayu dipasang di lokasi yang aman dan stabil dan bagian atas yang muncul + 10 cm di permukaan.

♦ Untuk titik centring dipasang paku seng.

♦ Bagian atas patok dicat warna merah dengan tulisan warna hitam untuk membedakannya dengan patok yang dipasang pihak lain.

♦ Pemberian simbol (nama) patok yang tidak mengikuti trase sungai diberi simbol a, b, c dan seterusnya.

♦ Pemberian simbol (nama) patok yang mengikuti sungai diberi simbol sesuai nama sungainya.

F-11 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

b. Pemasangan Patok Beton/Bench Mark (BM) dan Control Point (CP)

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemasangan BM di lapangan, diantaranya adalah :

♦ Patok beton (Bench Mark / BM) yang akan dipasang mempunyai ukuran 20

x 20 x 100 cm dan dipakai sebagai kerangka utama dalam pemetaan situasi.

♦ Patok beton pembantu (Control Point = CP) dipasang sebagai patok pendamping untuk orientasi arah dan untuk memudahkan dalam uji petik (cross check). CP mempunyai ukuran dengan diameter 10 x 75 cm.

♦ Dalam pemasangan BM/CP akan disesuaikan pula untuk kebutuhan

pengukuran trase sungai, sehingga patok – patok ini dapat dipakai untuk pengukuran trase sungai.

♦ Penentuan rencana lokasi pemasangan BM/CP dilakukan atas dasar sketsa rencana jalur kerangka utama, yaitu dengan interval maksimum 5,00 Km.

♦ Pemasangan BM/CP akan ditempatkan pada lokasi yang aman dan stabil, serta mudah diketemukan kembali.

♦ Dibuat foto Bench Mark/CP untuk deskripsi BM/CP.

♦ Bagian BM/CP yang muncul di permukaan adalah + 20 cm.

♦ Penomoran BM dicantumkan pada marmer (12 x 12) cm dengan cara cekungan, sedangkan untuk CP dibuat dalam ukuran (8 x 8) cm.

♦ Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Bench Mark (BM) :

20 40 20 20 50 10 10 30 Beton Bertulang 1 : 2 : 3 c. Pembuatan Diskripsi BM

♦ Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan dalam buku Standar Perencanaan Irigasi (KP-07).

♦ Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah ditentukan dalam buku Standar Perencanaan Irigasi (KP-07).

♦ Sketsa lokasi dan keterangan letak BM/CP, dibuat sejelas mungkin untuk memudahkan dalam pencarian BM dikemudian hari.

♦ Foto BM/CP dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah sekitarnya. Pemotretan diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor BM/CP dan keterangan yang diperlukan tampak jelas pada foto.

♦ Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (z) dan keterangan lokasi BM/CP dicantumkan pula dalam format standar tersebut.

♦ Bentuk dan Ukuran Patok Beton/Control Point (CP)

15 30 40 10 10 20 15 F.5.1.4. Pemetaan Topografi

Pada dasarnya metode pekerjaan Pemetaan Topografi baik untuk skala 1 : 2000 maupun 1 : 500 adalah sama, hanya berbeda pada kerapatan pengukuran detailnya. Pemetaan situasi strase pipa skala 1 : 2000 dengan interval kontur 1 meter, pemetaan situasi rencana bangunan skala 1 : 200 dengan interval kontur 0,5 meter. Pada umumnya pekerjaan pemetaan topografi terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pekerjaan Lapangan

• Penentuan batas pemetaan dan jalur kerangka pemetaan

Batas pemetaan ditentukan berdasarkan pada rencana batas pemetaan yang dibuat pada peta kerja. Sepanjang jalur batas pemetaan, dilakukan perintisan dan pemasangan patok kayu tiap jarak ± 25 meter.

Patok-patok kayu tersebut merupakan titik-titik kerangka pemetaan poligon dan leveling dan juga sebagai titik ikat (awal dan akhir) pengukuran situasi detail dengan cara raymeter dan radial. Alat ukur yang dipakai adalah Theodolite Wild T-0 dan pita ukur.

F-13 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

Pengukuran poligon dilakukan di sepanjang jalur batas pemetaan dan jalur kerangka pemetaan mengikuti patok kayu dan BM yang telah dipasang, sehingga semua patok kayu dan BM dapat dihitung koordinatnya (x, y). Pengukuran sudut dilakukan dengan Theodolith T-0 atau yang sederajat dan jarak dengan EDM.

Sudut horizontal dibaca 2 seri ganda, dengan setting pada bacaan ± 00 dan ± 900, sehingga didapat 4 (empat) buah sudut (setting 00, biasa, seting 00 luar biasa, setting 900, biasa, setting 900 luar biasa).

Perbedaan ke 4 (empat) sudut tersebut terhadap rata-ratanya tidak lebih dari ± 10”, bila lebih dari ± 10”, maka pengukuran di ulang, sudut vertikal yang dipakai adalah yang telah dikoreksi dengan kalibrasi ± ½ (B + LB – 3600), bila sudut vertikal merupakan sudut zenith.

Jarak diukur dengan alat EDM, dengan pembacaan pulang pergi masing-masing dibaca 5 kali.

• Pengukuran sipat datar

Pengukuran leveling dilakukan mengikuti jalur pengukuran poligon, sehingga semua patok kayu dan BM dapat dihitung koordinat dan elevasinya (x, y, z).

Pengukuran dilakukan dengan atat waterpass.

• Pengukuran leveling

Pengukuran leveling dilakukan mengikuti jalur pengukuran poligon, sehingga semua patok kayu dan BM dapat dihitung koordinat dan elevasinya (x, y, z).

Pengukuran dilakukan dengan alta automatic level Wild Nak – 2 dilengkapi dengan rambu ukur dan nivo rambu. Pembacaan dilakukan double stand dengan jalur pengukuran tertutup (loop) atau terikat pada 2 (dua) BM. Pembacaan pada stand I dilakukan lengkap BA, BT dan BB, sedangkan pembacaan pada stand II cukup BT saja.

Sebagai kontrol pengukuran, maka perbedaan 2 x BT dengan BA + BB tidak boleh lebih dari ± 2 mm dan perbedaan beda tinggi ∆H stand I dan stand II tidak boleh lebih dari ± 2 mm.

• Pengukuran situasi detail

Pengukuran situasi detail dilakukan dengan alat ukur Theodolite Wild T-0 dengan bacaan 1’ (satu menit) untuk sudut (horizontal dan vertikal) dan jarak dengan tachometry menggunakan rambu ukur.

Pengukuran dimulai dan diakhiri dari patok kayu yang telah diketahui koordinat dan elevasinya (x, y, z) hasil pengukuran poligon dan leveling, sehingga dapat dilakukan kontrol terhadap hasil ukurnya.

Pengukuran dilakukan secara poligon ray dan kombinasikan dengan system radial setiap kali berdiri alat dan poligon ray satu dengan lainnya dibuat sejajar dengan jarak 25 meter.

Poligon ray dimulai dari patok kayu dan diakhiri ke patok kayu pada batas pemetaan. Titik-titik poligon ray dibuat tidak lebih dari 50 meter dilandasi dengan patok kayu.

b. Pekerjaan Perhitungan

Pekerjaan perhitungan dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Perhitungan Sementara dan Perhitungan Final.

• Perhitungan Sementara

Perhitungan sementara dilakukan tiap hari terhadap hasil ukur, misalnya sudut rata-rata hasil ukur 2 (dua) seri ganda, jarak rata-rata hasil ukur pulang pergi dan pemasukan data sudut dan jarak ke dalam formulir hitungan koordinat.

Perhitungan sementara untuk leveling dilakukan dengan menghitung beda tinggi stand I dan stand II dan beda tinggi rata-rata stand I dan stand II, jarak muka dan jarak belakang dan memasukkan data-data tersebut ke dalam formulir hitungan leveling.

Perhitungan sementara untuk situasi detail dilakukan dengan menghitung jarak datar dan beda tinggi titik-titik detail pada formulir situasi detail.

• Perhitungan Final

Perhitungan final dilakukan setelah semua pekerjaan pengukuran selesai dilakukan. Hitungan poligon dan sifat datar dilakukan dengan cara Least square.

Ketelitian pengukuran yang harus dipenuhi adalah: Poligon :

- Ketelitian koordinat = 1 : 10.000

- Setelah penutup sudut horizontal = 10 N Leveling :

- Setelah penutup elevasi = 10 D Keterangan :

F-15 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

N = jumlah titik poligon D = jarak dalam kilometer

Hasil perhitungan final adalah berupa tabel koordinat (x,y) dan elevasi (z) dari titik poligon dan titik situasi detail.

c. Pekerjaan Penggambaran

Pekerjaan penggambaran dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Penggambaran Sementara dan Penggambaran Final.

• Penggambaran Sementara

Penggambaran sementara (draft) akan dilakukan pada kertas milimeter. Semua yang ada dilapangan seperti jalan, bangunan, kunuran, batas vegetasi, sungai dan sebagainya akan digambarkan pada draft.

• Penggambaran Final

Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1 dengan ukuran luas peta 80 x 60 cm.

F.5.1.5. Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang sungai dilakukan setiap jarak interval 100 m dengan skala 1 : 100 yang pada umumnya pekerjaan pengukuran penampang tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

§ Pengukuran potongan melintang

Pengukuran potongan melintang dilakukan dari patok kayu yang telah dipasang terlebih dahulu (kerangka poligon).

Pengukuran dilakukan dengan cara Tachmetri dengan alat ukur Theodolite Wild T-0, dengan arah diusahakan setegak lurus mungkin terhadap rencana trase. Poligon sekunder tersebut harus tertutup terhadap titik tetap terdekat BM guna mencetak ketelitiannya.

§ Pengukuran profil melintang dilakukan pada setiap titik memanjang dan dibuat tegak lurus rencana trase atau jalur profil memanjang.

§ Pengukuran profil melintang dilakukan tiap interval 100 untuk rencana trase yang relatif lurus dan landai, setiap 25 m untuk rencana trase yang menikung dan berbukit.

§ Lebar untuk profil melintang diambil 50 m ke kiri dan 50 ke kanan dari tiap rencana trase.

§ Alat ukur digunakan Theodolith Wild T-0 atau yang sederajat. § Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1.

§ Pekerjaan penggambaran dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Penggambaran Sementara dan Penggambaran Final.

• Penggambaran Sementara

Penggambaran sementara (draft) akan dilakukan pada kertas milimeter.

• Penggambaran Final

Penggambaran final akan dilakukan pada kertas kalkir A1 dengan ukuran luas peta 80 x 60 cm.

F.5.1.6. Pengukuran Situasi Detail Rencana Bangunan

Pengukuran situasi detail bangunan fasilitas dilakukan pada lokasi yang ditentukan bersama direksi pekerjaan. Pengukuran situasi rencana bangunan fasilitas dengan skala 1 : 200. pada umumnya metodologi pengukuran situasi untuk bangunan fasilitas adalah sama dengan pengukuran situasi sungai utama, namun karena pengukuran ini akan dipakai untuk pekerjaan perencanaan, maka pengukuran dilakukan lebih detail mengingat produk akhir pekerjaan ini adalah peta situasi dengan skala 1 : 200. Total luasan yang akan dipetakan ± 1 Ha.

F.5.1.7. Ketelitian Pengukuran

Ketelitian pengukuran yang harus dipenuhi adalah: Poligon

- Ketelitian koordinat = 1 : 10.000 - Salah penutup sudut hirizontal = 10 N

Leveling

- Salah penutup elevasi = 10 D keterangan:

F-17 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

N = jumlah titik poligon D = jarak dalam kilometer

Hasil perhitungan final adalah berupa table koordinat (x, y) dan elevasi (z) dari semua titik poligon dan titik situasi detail.

F.5.1.8. Pengolahan Data Pengukuran

Pekerjaan perhitungan dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Perhitungan Sementara dan Perhitungan Final.

• Perhitungan Sementara

Perhitungan sementara dilakukan tiap hari terhadap hasil ukuran, misalnya sudut rata-rata hasil ukuran 2 (dua) seri ganda, jarak rata-rata hasil ukuran pulang persegi dan memasukan data sudut dan jarak ke dalam formulir hitungan koordinat.

Perhitungan sementara untuk leveling dilakukan dengan menghitung beda tinggi stand I dan stand II dan beda tinggi rata-rata stand I dan stand II, jarak muka dan jarak belakang dan memasukkan data-data tersebut ke dalam formulir hitungan leveling.

Perhitungan sementara untuk situasi detail dilakukan dengan menghitung jarak datar dan beda tinggi titik-titik detail pada formulir situasi detail.

• Perhitungan Final

Perhitungan final dilakukan setelah semua pekerjaan pengukuran selesai dilakukan. Hitungan poligon dan sifat datar dilakukan dengan cara Least Square.

Ketelitian pengukuran yang harus dipenuhi adalah sesuai dengan ketentuan yang telah dijelaskan pada bagian atas.

F.5.1.9. Plotting Posisi

Dalam pelaksanaan kegiatan kontrol posisi/koordinat suatu lokasi agar mencapai tingkat keakuratan hasil secara maksimal, digunakan alat bantu pembacaan posisi yang sering disebut GPS (Global Positioning System). Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca kepada banyak orang secara simultan.

GPS, singkatan dari Global Positioning System (Sistem Pencari Posisi Global), adalah suatu jaringan satelit yang secara terus menerus memancarkan sinyal radio dengan frekuensi yang sangat rendah. Alat penerima GPS secara pasif menerima sinyal ini, dengan syarat bahwa pandangan ke langit tidak boleh terhalang, sehingga biasanya alat ini hanya bekerja di ruang terbuka. Satelit GPS bekerja pada referensi waktu yang sangat teliti dan memancarkan data yang menunjukkan lokasi dan waktu pada saat itu. Operasi dari seluruh satelit GPS yang ada disinkronisasi sehingga memancarkan sinyal yang sama. Alat penerima GPS akan bekerja jika ia menerima sinyal dari sedikitnya 4 buah satelit GPS, sehingga posisinya dalam tiga dimensi bisa dihitung. Pada saat ini sedikitnya ada 24 satelit GPS yang beroperasi setiap waktu dan dilengkapi dengan beberapa cadangan. Satelit tersebut dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, mengorbit selama 12 jam (dua orbit per hari) pada ketinggian sekitar 11.500 mile dan bergerak dengan kecepatan 2000 mil per jam. Ada stasiun penerima di bumi yang menghitung lintasan orbit setiap satelit dengan teliti.

Gambar F.2. Sistem Posisi Global / Global Positioning System (GPS)

F.5.2. Survey Hidrologi / Hidrometri ð Pengukuran Debit

Debit aliran sungai merupakan informasi yang sangat penting dalam teknik sungai. Data debit dalam pengembangan sungai dipakai untuk meneliti debit banjir rencana, perhitungan debit andalan, pengoperasian bendungan, bendung, pintu air dan lain-lain.

Pengamatan debit di lapangan dilakukan dengan mengukur potongan melintang. Sebuah potongan melintang sungai dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian kecepatan masing-masing bagian penampang dicatat.

F-19 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

Data pengukuran debit dapat juga diperoleh melalui pengamatan langsung atau lengkung debit (Stage Discharge relation Curve) yang dibuat dari hasil sejumlah pengamatan dari bangunan yang telah dibuat secara permanent.

Beberapa tipe pengukuran yang digunakan:

§ Dengan ember dan stopwatch, untuk mata air.

§ Dengan ambang trapesium (alat ukur cipoletti), untuk sungai dan mata air dengan debit besar.

§ Dengan alat ukur Thomson, untuk sungai dan mata air dengan debit kecil. § Dengan mengukur kecepatan aliran, untuk sungai dan saluran.

§ Cara kerja/pemakaian alat-alat diatas.

Pengamatan debit di lapangan dilakukan dengan mengukur potongan melintang. Sebuah potongan melintang sungai dibagi menjadi beberapa bagian, kemudian kecepatan masing-masing bagian penampang dicatat.

Data pengukuran debit dapat juga diperoleh melalui pengamatan langsung atau lengkung debit (Stage Discharge relation Curve) yang dibuat dari hasil sejumlah pengamatan dari bangunan yang telah dibuat secara permanent.

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu harus ditentukan lokasi yang tepat untuk pengukuran kecepatan. Syarat yang harus dipenuhi adalah:

a. Aliran air relatif konstan, tidak ada turbulensi/olakan, b. Situasi saluran relatif lurus,

c. Penampang aliran diusahakan segi empat atau trapesium,

d. Semua debit air dapat mengumpul tanpa ada yang masuk ke tempat lain.

Langkah-langkah pengukuran debit, yaitu: a. Tentukan lokasi pengukuran kecepatan b. Gambar sketsa tampang aliran

c. Tentukan titik-titik pengukuran, jika kedalaman aliran memungkinkan diambil 6 titik pengukuran yaitu:

Titik 1 : Kiri Atas Titik 2 : Kiri Bawah Titik 3 : As Atas Titik 4 : As Bawah Titik 5 : Kanan Atas Titik 6 : Kanan Bawah

d. Siapkan Current Meter dan assesorisnya

e. Masukkan Current Meter dalam air secara perlahan sampai semua baling-baling tenggelam

f. Lakukan pengukuran setelah putaran baling-baling konstan g. Box Counter akan mencatat jumlah putaran

h. Hidupkan stopwatch saat Box Counter mulai dinyalakan i. Matikan stopwatch saat Box Counter dimatikan

j. Jumlah putaran per detik (n) diperoleh dengan membagi angka pembacaan di Box Counter dengan waktu pencatatan dari stopwatch

k. Lakukan langkah 5 sampai 10 untuk titik yang lain l. Ukur lebar saluran dengan roll meter

m. Ukur kedalaman aliran pada beberapa titik (minimal 3 titik : kiri, as dan kanan)

n. Semua hasil pengukuran dicatat atau ditabelkan

o. Untuk propeller No. 50/250, kecepatan aliran diperoleh dari : n ≤ 1,74 ; v = 1,20 + 24,73n

n > 1,74 ; v = 0,24 + 25,68n p. Hitung luas tampang aliran (A)

q. Debit aliran dapat di hitung, Q = v x A

Gambar F.3. Sketsa penempatan current meter pada pengukuran kecepatan ð Pengukuran Kualitas Air

Salah satu hal terpenting dari segi pemanfaatan air sungai ialah memelihara mutu air yang baik, karena air merupakan salah satu bahan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan yang ketat atas mutu air guna kesehatan dan kesejahteraan.

Guna keperluan pekerjaan DED Air Baku ini maka dilakukan uji kualitas air dari sumber air yang akan dipakai, untuk itu dilakukan pengambilan contoh (sample) air. Selanjutnya ke dua contoh air tersebut di uji di laboratorium. Prosedur dan acuan pengujian mutu air mengacu pada Standard Methods For Examination of

F-21 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

Water and Wastewater 20th Edition 1998 (SMEWW) and Standard National Indonesia tahun 1991 (SNI).

Cara pengukuran kualitas air baik secara penglihatan (visual) maupun mempergunakan alat untuk temperature, pH, daya hantar listrik, warna, kekeruhan, bau, rasa dan besi.

Tabel F. 2 Standar Kualitas Air

Konsentrasi Maksimum yang diijinkan

Klas A B C D No. Parameter Pemakaian yang dimaksudkan Domestic tanpa pengolahan Domestic dengan pengolahan Ikan dan peternakan Irigasi, industri, pembangkit tenaga air, perkotaan Keterangan FISIKA

1. Daya hantar listrik umhos/cm (25oC)

- - - 2250 Tergantung pada

spesies dari kapasitas vegetasi maksimum jika untuk spesies yang ditoleiri

2. Bau - - - - Tidak berbau

3. Total zat terlarut (TDS) mg/l 1000 - - -

4. Zat pada terlarut (TDS) mg/l - 1000 1000 2000 Tergantung pada spesies dari kapasitas vegetasi maksimum jika untuk spesies yang ditoleiri

5. Kekeruhan skala NTU 5 - - -

6. Rasa - - - - Tak Berasa

7. Temperatur oC (± 3oC) Temperatur udara Temperatur air Normal Temperatur air Normal Temperatur air Normal

Sesuai dengan kondisi setempat

8. Warna Skala TCU - - - -

KIMIA a. Kimia In -organik 1. Mercury (mg/l) 0.001 0.001 0.002 0.005 2. Alumunium (mg/l) 0.2 - - - 3. Free Ammoniac (mg/l) - 0.5 0.02 - 4. Arsenic (mg/l) 0.05 0.05 1 1 5. Baron (mg/l) - - - 1 6. Barium (mg/l) 1.0 1.0 - - 7. Iron (mg/l) 0.3 5 - - 8. Fluoride (mg/l) 0.5 1.5 1.5 - 9. Cadmium (mg/l) 0.005 0.018 0.01 0.01 10. Cobalt (mg/l) - - - 1 11. Free Colorine (mg/l) - - 0.003 - 12. CaCO2 (mg/l) 500 - - - 13. Chloride (mg/l) 250 600 - - 14. Chromium (Hexalen) (mg/l) 0.05 0.05 0.05 0.003 15. Manganese (mg/l) 0.1 0.5 - 60 16. Na (alkali salt) (mg/l) - - - 10 17. Nicel (mg/l) - - - 0.5 18. Sodium (mg/l) 200 - - - 19. Nitrate, as N (mg/l) 10 10 - - 20. Nitrite, as N (mg/l) 1.0 1.0 0.06 - 21. Silver (mg/l) 0.05 - - - 22. Oksigen terlarut/Dissolved Oxygen (mg/l) - Air permukaan direkomendasikan

untuk lebih tinggi atau paling tidak

6

Diisyaratkan lebih tinggi

daripada 3

-

23. Ph 6.5-8.5 5 - 9 6 - 9 6 - 9 Batas minimum dan maksimum 24. Selenium (mg/l) 0.01 0.01 0.05 0.05

25. Seng (mg/l) 5 5 0.02 2

26. Sodium Absortion Ratio (SAR) (mg/l) - - - 0.2 27. Cyanide (mg/l) 0.1 0.1 0.02 - 28. Sulfide (mg/l) 400 400 - - 29. Sulfide as H2S (mg/l) 0.05 0.1 0.002 - 30. Tembaga (mg/l) 10 10 0.02 0.2 31. Residual Sodium Carbonate

(RSC) (mg/l)

- - - 1.25 - 2.50

32. Timah (mg/l) 0.05 0.1 0.03 1

ð Petunjuk Survey Sumber Air § Mata air

Karakteristik umum

Mata air adalah air yang berada diantara dua lapisan kedap air yang muncul kepermukaan secara alami. Debit minimum harus lebih besar dari debit yang akan diproduksi.

Petunjuk Survey:

− Menanyakan pada masyarakat atau instansi terkait tentang keberadaan mata air pada radius 10 km dan penggunaan/fungsi mata air tersebut.

− Pada lokasi mata air, harus ditentukan bahwa lokasi tersebut adalah benar-benar tempat munculnya air dari dalam tanah, dengan menyelidiki daerah bagian hulu dari lokasi tersebut.

− Menanyakan kepada masyarakat besarnya debit air atau ketinggian muka air pada waktu musim penghujan dan musim kemarau.

− Mengamati debit air pernah kecil atau mengering pada saat survey.

− Menanyakan apakah mata air pernah berpindah tempat.

− Bila mata air berpotensi maka perlu dilakukan : ü Pengukuran debit aliran.

ü Pengukuran kualitas air.

ü Foto lokasi mata air dan sekitarnya, dan dimasukan dalam buku data kota, dan dilengkapi keterangan lokasi, tanggal dan tanggapan. § Air Tanah Dangkal

Karakteristik Umum

Air tanah dangkal disebut juga air tanah bebas yaitu dari permukaan air sampai permukaan tanah tidak dibatasi oleh lapisan kedap air.

Bila diperlukan perkiraan dari debit air bias diukur dengan uji pemompaan secara sederhana dari sumur-sumur yang ada atau dengan analisa saringan dari material-material lapisan tanah.

Petunjuk Survey

− Melakukan survey pendahuluan terhadap sumur-sumur yang ada baik yang

jauh dari sungai maupun yang dekat dengan sungai. Dengan mengukur diameter dan kedalaman muka air sesudah digunakan (siang hari).

− Mengukur kembali kedalam muka air sebelum dipergunakan (pada malam

F-23 TIRTA BUANA

Management & Consulting Engineers

− Menghitung penurunan air dan dan mencatat waktu mencapai ketinggian

normal.

− Melakukan analisa setelah lokasi potensial ditemukan, kemudian dilakukan pengeboran dengan tangan pada daerah tersebut sedalam 10 meter.

− Membuat sketsa dari lokasi sumur dangkal dan sekelilingnya serta memberi tanda sungai-sungai jalan-jalan yang ada didekatnya.

− Membuat gambar dari lapisan-lapisan tanah yang tertembus selama pengeboran, dengan menentukan ketebalan, warna, ukuran butir kandungan air, dan kecepatan pengeboran.

− Mengambil contoh air dan melakukan pengukuran terhadap suhu, pH, daya

hantar listrik (EC), warna, kekeruhan, bau, rasa dan besi.

− Mengambil contoh pasir dan kerikil untuk analisa saringan yang dilakukan di laboratorium mekanika tanah.

§ Air Tanah Dalam Karakteristik

Air tanah dalam adalah air tanah yang berada di dalam dua lapisan kedap air. Disebut sumur positif bila muka air statisnya bisa melampaui muka permukaan tanah.

Disebut sumur negatif bila muka air statisnya bisa melampaui permukaan tanah, diperlukan bantuan pompa untuk menaikkan air ke permukaan tanah. Tujuan utama survey adalah untuk mengetahui nilai spesifik (memberikan perkiraan jumlah air yang dapat dipompakan dari sumur dalam).

Petunjuk Survey

− Menanyakan pada penduduk setempat bila ada sumur dalam pada jarak kira-kira 3 km dari desa.

− Menanyakan pada BPAM/instansi terkait bila ada sumur dalam mengenai tahun pembuatan, kedalam sumur, kualitas air dan konstruksinya serta pernah tidaknya terjadi kering.

− Menghitung perkiraan spesifik yield.

§ Air Tanah Permukaaan Karakteristik umum

Untuk penyediaan air bersih digunakan sungai/danau sebagai sumber airnya. Pada umumnya air permukaan banyak mengandung zat-zat organik dan anorganik yang besarnya tergantung dari kadar pencemaran pada badan air. Danau

Walaupun pada umumnya air danau cukup baik, tetapi bila terlalu dekat pemukiman, sering terjadi pencemaran.

Muka air danau kadang-kadang fluktuasinya tinggi dari tahun-ketahun. Untuk mengetahui apakah kapasitas danau cukup atau tidak untuk menunjang sistem