• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan dan Prosedur Pelatihan Kecerdasan Emosi

Pelatihan kecerdasan emosi yang dilakukan dengan pendekatan kelompok ini akan menggunakan konsep experiental learning. Dalam hal ini menurut Johnson & Johnson (2001) perilaku manusia terbentuk berdasarkan hasil pengalaman yang terlebih dahulu dimodifikasi untuk menambah efektivitas. Semakin lama perilaku menjadi suatu kebiasaan dan berjalan otomatis, maka individu semakin berusaha memodifikasi perilaku yang sesuai dengan situasi.

Materi pelatihan kecerdasan emosi yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada indikator kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Goleman (2009), antara lain: 1. Kesadaran diri, tujuannya agar peserta mampu memahami arti dan

makna kesadaran diri sehingga dapat mengenali perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu terjadi.

2. Pengaturan diri, tujuannya agar peserta mampu memahami arti dan makna pengaturan diri sehingga dapat mengenali perasaan yang sedang terjadi untuk selanjutnya dapat mengekspresikannya dengan baik.

3. Memotivasi diri, tujuannya agar peserta mampu untuk memotivasi atau memberikan semangat untuk dirinya sendiri di setiap situasi dalam kehidupannya.

4. Empati, tujuannya agar peserta mampu untuk mengenali emosi orang lain sehingga dapat merasakan perasaan yang sedang dialami oleh orang lain.

5. Keterampilan sosial, tujuannya agar peserta memiliki keterampilan sosial sehingga dapat mengatur suasana hati dan dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain.

Pelatihan kecerdasan emosi yang akan dilaksanakan terdiri atas lima sesi dengan durasi waktu selama enam setengah jam.

a. Sesi pertama diawali dengan perkenalan dan ice breaker (menyanyi bersama). Ice breaker dimaksudkan untuk menghilangkan kebekuan diantara peserta dalam suatu pelatihan. Dengan demikian diharapkan mereka akan dapat saling mengenal, mengerti, dan dapat saling berinteraksi dengan baik satu sama lain. Tujuan dilaksanakannya ice breaker adalah 1) agar tercipta kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesama peserta dalam forum pelatihan; 2) menghilangkan sekat-sekat pembatas diantara peserta sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa ada yang merasa lebih pintar, ada yang merasa bodoh, ada

yang merasa kaya, dan lain sebagainya, yang ada hanyalah kesamaan kesempatan untuk maju; 3) terciptanya kondisi yang dinamis di antara peserta; 4) menimbulkan kegairahan atau motivasi antara sesama peserta untuk melakukan aktivitas bersama selama pelatihan berlangsung (Sunarno, 2005).

b. Sesi kedua diisi dengan orientasi. Sesi orientasi yang dimaksud adalah suatu proses pemberian pemahaman kepada peserta tentang segala sesuatu yang bekaitan dengan pelatihan yang sedang dilaksanakan. Tujuan dari sesi orientasi adalah 1) menghilangkan kebingungan peserta tentang apa yang sebenarnya sedang mereka ikuti; 2) meluruskan motivasi awal peserta untuk mengikuti pelatihan; 3) memberikan pemahaman tentang hal-hal apa saja yang seharusnya peserta lakukan selama mengikuti pelatihan; 4) memberikan gambaran ringkas tentang hal-hal yang akan peserta temui selama mengikuti pelatihan (dengan tidak memberitahu hal-hal yang sangat rahasia/esensial); 5) memunculkan komitmen dan kesediaan peserta untuk mengikuti acara pelathan dari awal sampai akhir denagn penuh perhatian dan kesadaran diri (Sunarno, 2005). Tahap selanjutnya diisi dengan permainan yang berhubungan dengan indikator kecerdasan emosi.

c. Sesi ketiga diisi dengan ceramah tentang tujuan, dan manfaat pelatihan, serta penjelasan tentang metode dan teknik pelaksanaan pelatihan. Hal ini bertujuan agar peserta memahami tujuan dan manfaat pelatihan serta dapat mengikuti setiap sesi pelatihan sesuai

dengan prosedur yang telah ditentukan. Selain itu, melalui metode ceramah dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peserta sehingga dapat mengubah struktur kognitif peserta. Setelah ceramah dilanjutkan diskusi tentang pentingnya kecerdasan emosi. Peserta dikondisikan untuk saling menasihati sesama responden terdekat secara bergantian. Sebelum sesi ketiga usai, acara diisi dengan penayangan video motivasi terkait materi kecerdasan emosi. Pemilihan metode ceramah dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Simamora (2006) yang menyatakan bahwa metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan dan merupakan bentuk pelatihan yang paling umum. Metode ceramah memungkinkan untuk menyajikan cakupan dan materi yang luas dalam jangka waktu terbatas. Teknik ceramah dianggap paling tepat dilakukan untuk memberikan informasi yang sangat banyak kepada sejumlah orang dengan efisien. Dalam metode ceramah dapat pula disertakan media lain seperti notebook, hand out, infocus, dan alat peraga. Kelebihan metode ceramah antara lain: 1) dapat mengkomunikasikan minat intrinsik dan antusiasme terhadap materi bahasan yang dapat meningkatkan minat partisipan dalam proses pelatihan; 2) dapat mencakup materi selain yang sudah ada sebelumnya; 3) dapat menjangkau lebih banyak pendengar sekaligus; 4) pelatih dapat bertindak sebagai model yang efektif bagi peserta; 5) mudah mengendalikan materi yang disampaikan. Dalam kesehariannya proses belajar mengajar yang dilakukan pada sekolah yang akan diteliti menggunakan metode ceramah. Dengan demikian

perlakuan dengan pelatihan kecerdasan emosi pada kelompok intervensi dilakukan dengan bentuk ceramah serta dilanjutkan dengan diskusi sensitivitas (sensitivity training). Menurut Simamora (2006), diskusi sensitivitas adalah metode untuk meningkatkan sensitivitas antar pribadi melalui diskusi yang terbuka dan jujur tentang perasaan, sikap, dan perilaku peserta pelatihan. Dalam sesi ini para peserta pelatihan didorong untuk memberitahu peserta lain (pasangannya) secara terbuka tentang bagaimana sikap dan perilakunya. Selanjutnya pasangan memberikan penilaian serta masukan terhadap sikap dan perilaku tersebut. Tujuan dari metode diskusi sensitivitas ini adalah agar peserta pelatihan mampu mengubah perasaan, sikap, kebiasaan, dan perilaku ke arah yang lebih baik.

d. Sesi keempat diisi dengan penyampaian kesimpulan akan pentingnya kecerdasan emosi dalam kehidupan sehari-hari. Tahap selanjutnya diisi dengan penyampaian pesan dan kesan responden terhadap pelatihan. Peneliti juga meminta responden untuk memberikan masukan terkait jalannya pelatihan untuk peningkatan kualitas pelaksanaan pelatihan berikutnya.

e. Sesi kelima diisi dengan muhasabah yaitu pemutaran video motivasi terkait materi kecerdasan emosi. Pemilihan metode muhasabah dalam akhir sesi pelatihan bertujuan untuk mengistirahatkan pikiran, hati, dan fisik, agar memperoleh stamina, energi, gelora, harapan, dan motivasi baru. Sehingga diharapkan setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat lebih memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan pada masa

yang akan datang (Bachrun, 2011). Sementara itu, pemilihan metode video didasarkan pada banyaknya manfaat yang akan didapat dari penggunaan media film atau video jika diterapkan dalam pelatihan maupun saat proses pembelajaran. Menurut Arsyad (2013) ada tujuh keuntungan menggunakan media film dan video, yaitu: 1) Melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, 2) Menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu, 3) Selain mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya, 4) Mengandung nilai-nilai positif yang dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok, 5) Dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung, 6) Dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok heterogen, maupun perorangan, serta 7) Melalui penayangan gambar frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan satu minggu dapat ditampilkan secara singkat dalam beberapa menit saja.

Setelah semua sesi selesai, peneliti mengakhiri sesi kelima dengan ucapan terima kasih sekaligus menutup proses pelatihan. Pelaksanaan sesi-sesi dalam pelatihan dijelaskan dalam Tabel 1:

Tabel 1

Tabel Pelaksanaan Pelatihan

Sesi Pelatihan Waktu Metode Pelatihan

Pembukaan 60 menit

a. Perkenalan

b. Ice Breaker: Brain Gym c. Penjelasan kegiatan

d. Kontrak & peraturan pelatihan Sesi:

Kesadaran dan Pengaturan Diri

90 menit

a. Ceramah, simulasi, diskusi b. Permainan “Kayu Jatuh” c. Sesi Hening

d. Lembar kerja subjek

Istirahat 1 15 menit -

Sesi: Memotivasi Diri

60 menit

a. Video “Jangan Menyerah” b. Ceramah, diskusi

c. Video “Every One is Number 1” d. Lembar kerja subjek

Istirahat 2 30 menit -

Sesi: Empati dan Keterampilan Sosial

60 menit

a. Senam Chicken Dance

b. Video “Penyandang DMD Berprestasi”

c. Ceramah, diskusi d. Lembar kerja subjek

Penutupan 75 menit

a. Muhasabah: instrumentalia “Bismillah”

b. Video narasi “The Eagle” c. Sesi Cooling Down (Release) d. Evaluasi pelatihan

e. Ucapan terima kasih Total 390 menit

C. Pelatihan Kecerdasan Emosi untuk Menurunkan Kecemasan

Dokumen terkait