• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah 6 : Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar diskusi kelompok)

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu menyusun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan intervensi tindakan di kelas. Tahapan-tahapan tersebut mengikuti tahapan-tahapan yang ada dalam sebuah siklus PTK.

Akan tetapi, sebelum memasuki tahapan yang terdapat dalam siklus PTK, peneliti melakukan kegiatan prasiklus. Kegiatan ini berupa pengajuan angket untuk mengetahui tingkat minat baca siswa. Penyusunan pertanyaan dalam angket ini berdasarkan pendapat Bimo Walgito dalam Pengantar Psikologi Umum yang menjelaskan bahwa timbulnya minat itu dikarenakan adanya perasaan senang atau ada rasa ketertarikan terhadap objek yang dilihat, rasa suka dan terikat pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat dalam diri seseorang dapat diungkapkan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang cenderung lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dan minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas tertentu.4.

Bentuk angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat minat membaca siswa yaitu berupa pernyataan dengan jawaban SS-S-KS-TS. Angket disebar 2 kali, yaitu angket pertama berisi 40 butir pernyataan lalu disebarkan kepada siswa, setelah itu dilakukan uji validitas. Dari uji validitas tersebut didapat 29 butir pernyataan yang dapat digunakan penelitian dalam menyebarkan angket ke-2.

Contoh Angket :

No Pernyataan SS S KS TS

1 Membaca lebih menyenangkan daripada berlibur. 2 Saya lebih tertarik membaca buku pelajaran

daripada novel

3 Buku cerita petualangan selalu membuat saya penasaran.

4 Saat saya membaca, saya merasa ikut serta dalam cerita tersebut.

5 Saya merasa senang ketika menyelesaikan membaca buku bacaan.

6 Saya lebih tertarik ketika membaca buku drama. 7 Saya suka membaca kumpulan puisi Chairil

Anwar.

8 Setiap minggu saya selalu pergi ke toko buku. 9 Saya lebih sering menghabiskan waktu untuk

membaca buku yang saya miliki.

4

Dwi Sunar Prasetyono. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Jakarta: Think. 2008. h. 51-52.

10 Saya suka menabung untuk membeli buku bacaan.

11 Setiap minggu pasti saya sudah membaca sebuah buku cerita petualangan.

12 Saya suka bertukar buku bacaan dengan teman. 13 Setiap buku koleksi saya selalu saya beri label

nama dan sampul plastik.

14 Saya lebih suka membaca daripada bermain. 15 Saya lebih cenderung membaca daripada

menonton televisi setiap malamnya.

16 Saya lebih suka dibelikan buku bacaan daripada mainan.

17 Saya lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku daripada tidur.

18 Saya lebih suka membaca buku pelajaran daripada novel.

19 Membaca buku cerita lebih menyenangkan daripada menulis cerita.

20 Buku dongeng lebih saya sukai karena kisahnya selalu memberikan nasihat yang baik.

21 Membaca buku saat santai lebih saya sukai daripada menonton tv.

22 Saya lebih suka mengoleksi buku bacaan daripada mainan

23 Saya membaca selama 180 menit dalam sehari. 24 Saya lebih suka merawat koleksi buku bacaan

daripada merawat mainan.

25 Saya suka membaca kumpulan cerpen dan puisi di internet.

26 Saya senang bergabung dengan kelompok membaca

27 Saya lebih senang pergi ke toko buku daripada ke mall.

28 Saya sering meminjam buku di perpustakaan sekolah.

29 Saya sering ikut pembacaan cerpen di FLP (Forum Lingkar Pena).

Keterangan : SS = sangat setuju S = setuju

KS = kurang setuju TS = tidak setuju

Dalam penelitian ini tindakan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti dibagi dalam beberapa siklus.

1. Tahap Perencanaan

Pertama, peneliti bersama guru berkolaborasi menentukan masalah yang akan diajukan kepada siswa. Masalah ini harus berhubungan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang dianggap menyulitkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan guru. Kemudian diketahui bahwa siswa-siswa sangat lemah dalam hal memahami teks bacaan. Kelemahan ini disebabkan rendahnya minat baca siswa saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, menurut Wigfield dan Guthrie5, anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula prestasi belajarnya.

Karena itu, standar kompetensi yang dipilih adalah standar kompetensi Membaca dengan rincian “memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak”. Adapun kompetensi dasar yang dipilih adalah “menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (kamus, buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.) yang dilakukan melalui membaca memindai”.

Menurut Umri Nuraini dkk6, membaca memindai adalah membaca yang dilakukan secara cepat. Tujuan membaca memindai adalah untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Jadi, meskipun dilakukan secara cepat, pembaca memindai tetap harus memahami isi bacaan. Membaca memindai sering digunakan untuk membaca kamus, jadwal perjalanan, daftar nomor telepon, daftar isi, indeks, daftar susunan acara, daftar menu, ensiklopedia, dan tulisan berjalan pada layar televisi.

Karena itu, indikator yang diharapkan adalah sebagai berikut. a. Siswa dapat membaca teks dengan cepat.

5

Wigfield dan Guthrie dalam Soejanto Sandjaja. Pengaruh Keterlibatan Orangtua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari Pendekatan Stres Lingkungan. (jurnal no.2 tahun 2012).

b. Siswa dapat menemukan kata-kata penting dalam wacana dengan menggunakan kamus.

c. Siswa dapat menyampaikan kembali informasi yang didapat melalui membaca memindai.

Kedua, setelah mengetahui masalah yang akan disampaikan kepada siswa, peneliti bersama guru menyiapkan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan masalah. Alternatif-alternatif itu diwujudkan dalam bentuk permainan kelompok yang bertujuan membangkitkan minat baca siswa. Adapun alternatif-alternatif tersebut adalah sebagai berikut.

a. Permainan membaca cepat7 dengan menentukan batas waktu tertentu. Permainan ini bertujuan melatih siswa untuk membaca cepat. Membaca cepat sangat diperlukan saat siswa hendak mengerjakan soal-soal berbentuk wacana. Akan tetapi, penilaian atas permainan ini bukan hanya kecepatan membaca, melainkan juga intonasi dan pelafalan kalimat yang tepat.

b. Permainan mencari harta karun, yaitu permainan mencari gagasan utama, definisi sebuah kata, kata berimbuhan, kata sifat, kata ganti, dan hal penting lainnya dalam wacana. Permainan ini bertujuan melatih siswa untuk memahami teks bacaan, mengingat kembali apa yang dibaca, dan mencatat hal-hal penting dalam bacaan. Permainan ini bermanfaat saat siswa menjawab pertanyaan berdasarkan wacana yang dibaca.

c. Permainan mengisi Teka-Teki Silang, yaitu permainan mencari kata yang tepat sesuai dengan kalimat yang rumpang. Permainan ini bertujuan melatih siswa mengasah kemampuan berbahasa dengan memahami konteks kalimat. Permainan ini berguna bagi siswa untuk memahami makna tersirat (gramatikal) maupun tersurat (leksikal) dalam sebuah wacana.

Dalam kaitannya dengan minat, beberapa permainan di atas bertujuan untuk menghidupkan faktor-faktor personal yang dapat menimbulkan minat baca siswa. Adapun faktor-faktor personal yang akan dihidupkan adalah kemampuan

7

Tentang kendala dan cara membaca cepat bisa dilihat di Soedarsono. Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001

membaca, inteligensi (kecerdasan), sikap, dan kebutuhan psikologis (merasa dihargai).

Ketiga, peneliti dan guru menentukan rencana kerja penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan.

Tabel 1. Rencana Kerja Penelitian Tindakan Kelas

No Jenis Kegiatan Bulan

Desember September Oktober November Desember 1 Penyusunan proposal 2 Pelaksanaan siklus 1 3 Pelaksanaan siklus 2 4 Tabulasi dan analisis data 5 Penyusunan laporan PTK 6 Seminar hasil PTK 7 Perbaikan laporan PTK 8 Penjilidan

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti bersama guru berkolaborasi dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan, sekaligus melakukan pengamatan baik pada aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Adapun pelaksanaan tindakan awal dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Guru memaparkan secara singkat perihal wacana, bagaimana “memahami wacana, mencari gagasan utama dan informasi penting dari sebuah wacana, serta membaca cepat sebuah wacana” yang selama ini menjadi masalah bagi siswa.

b. Peneliti memberikan tugas berdasarkan pemaparan singkat yang sudah diberikannya. Tugasnya berupa permainan kelompok, yaitu Permainan

Membaca Cepat, Permainan Mencari Harta Karun, dan Permainan Mengisi Teka-Teki Silang (TTS).

c. Peneliti dan guru membagi siswa-siswa di kelas ke dalam beberapa kelompok. d Setiap kelompok mendapat sebuah wacana (siklus 1) dan kamus (siklus 2) yang

sama dengan kelompok lainnya. Pada siklus pertama diberikan wacana yang berisi kisah sukses seorang tokoh yang bersifat inspiratif. Tema ini sengaja dipilih untuk membangkitkan minat baca siswa. Pada siklus kedua diberikan beberapa halaman kamus yang nanti akan ditanyakan beberapa definisi istilah di dalamnya. Hal ini dalam upaya membiasakan peserta didik membaca kamus. e. Setiap kelompok menentukan siapa pembaca wacana dalam Permainan Membaca Cepat, siapa pencari harta karun dalam Permainan Mencari Harta Karun, dan siapa pemain TTS dalam Permainan Mengisi TTS.

f. Peneliti dan guru memberi waktu untuk tiap kelompok mempersiapkan diri. Pada pertemuan-pertemuan berikutnya baru diadakan permainan-permainan tersebut.

3. Tahap Pengamatan atau Observasi

Tindakan pada tahap pengamatan didominasi oleh data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai instrumen yang telah disiapkan. Penggunaan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya perlu diungkap secara rinci dan lugas, termasuk cara perekamannya. Peneliti bersama guru berkolaborasi dalam mencatat semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran untuk digunakan sebagai sumber dan pengolahan data.

Perwakilan setiap kelompok yang berjumlah tiga orang maju ke depan secara bergiliran dalam ajang Permainan Membaca Cepat. Pertama-rama seorang perwakilan kelompok pertama membacakan wacana (siklus 1) dan beberapa halaman kamus (siklus 2) dalam waktu lima menit.

Peneliti dan guru mencatat sampai mana teks bacaan yang dibaca dalam waktu lima menit tadi. Selain itu, peneliti dan guru juga mencatat ketepatan intonasi, kejelasan ucapan atau pelafalan, ketenangan membaca, dan penguasaan

bacaan. Mereka juga mencatat siapa saja yang aktif mengikuti pembacaan wacana tadi.

Kemudian seorang anggota kelompok lainnya menjadi pembicara dalam ajang Permainan Mencari Harta Karun. Setiap kelompok memaparkan hal-hal penting yang ditemukan dalam wacana yang mereka baca, seperti gagasan utama, definisi istilah, kata berimbuhan, kata sifat, kata ganti, dan hal penting lainnya. Setelah itu kelompok peserta mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan bagian-bagian penting tersebut dan kelompok presentasi wajib menjawabnya dengan benar. Pemenang permainan ini adalah mereka yang paling banyak memaparkan hal-hal penting yang ditemukan dalam wacana serta mampu menjawab berbagai pertanyaan peserta diskusi dengan benar. Sementara itu, peneliti dan guru mencatat ketepatan hal-hal penting yang dipaparkan kelompok presentasi. Mereka juga mencatat tanya jawab yang terjadi, kerja sama anggota kelompok, serta keterlibatan siswa lain dalam diskusi tersebut.

Pada akhirnya perwakilan setiap kelompok yang terdiri dari tiga orang tadi mengikuti ajang Permainan Mengisi TTS. Peneliti dan guru memberikan beberapa lembar TTS kosong yang berisi soal yang harus dijawab perwakilan kelompok dalam waktu lima menit. Mereka yang paling cepat mengisi TTS dalam jumlah banyak dengan benar akan ditetapkan sebagai pemenang. Sementara itu, peneliti dan guru mencatat kecepatan dan ketepatan siswa dalam mengisi TTS. Kelompok tercepat berhak dinilai lebih dahulu hasil pekerjaannya. Kemudian diikuti kelompok-kelompok lainnya sesuai urutan.

Kecepatan dan ketepatan mengisi TTS ini berguna untuk membangkitkan insting bahasa siswa dalam memahami makna gramatikal, yaitu makna yang sesuai dengan konteks kalimat, pada sebuah wacana. Lembar observasi siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No Kegiatan Siswa yang Diamati Skor

1 2 3 4 5

Dokumen terkait