TINJAUAN PUSTAKA
3.4 Tahapan Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari tahapan proses penelitian, yaitu tahap persiapan, inventarisasi data, analisis, dan sintesis.
3.4.1 Persiapan
Pada tahap ini dilakukan persiapan yang meliputi pembuatan usulan studi, penentuan lokasi, permohonan izin mengadakan penelitian di lokasi, pembuatan daftar isian data biofisik dan aktivitas, daftar pertanyaan dalam kuisioner, daftar peta, daftar peralatan yang dibutuhkan, dan penyusunan jadwal survei.
3.4.2 Inventarisasi atau Pengumpulan Data
Pelaksanaan survei dilakukan dengan observasi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menginventarisasi kondisi biofisik, fisik dan perilaku (aktivitas) pada lanskap sekolah. Pencarian data sekunder diperoleh dari dokumen/informasi sekolah yang bersangkutan, dinas yang terkait dan penelusuran pustaka (Tabel 1).
10 Tabel 1. Data Yang Diperlukan
Jenis Data Bentuk Data Cara
Pengambilan
Aspek Administratif Pendirian Lokasi Kurikulum Sekunder Primer, Sekunder Sekunder Survei, URL Survei, URL URL Studi Pustaka
Aspek Lanskap Lokasi/Luas Akses Land cover Vegetasi Iklim Desain Fasilitas Primer, Sekunder Primer Primer Primer Sekunder Primer Primer
Survei, Studi Pustaka Survei Survei Survei Studi Pustaka Survei Survei
Aspek Sosial Jumlah masyarakat sekolah
Karakteristik Pengguna Aktivitas
Jumlah Jam Belajar Keinginan User Primer Primer Primer, Sekunder Primer Primer Wawancara Survei Survei, Wawancara Kuisioner Survei
Aspek Pengelolaan Sistem Tenaga
Primer, Sekunder Primer
Survei, Wawancara Survei
Pengumpulan data primer melalui wawancara dilakukan kepada pengelola sekolah sedangkan kuisioner diberikan kepada siswa kelas IV-VI untuk mengetahui persepsi penilaian yang akan diberikan terhadap aspek kualitas fungsional dan kualitas estetika. Pencarian data sekunder dilakukan untuk mendukung studi penelitian ini. Kondisi umum sekolah meliputi kriteria, standar dan persyaratan yang berhubungan dengan lanskap sekolah terutama lanskap Sekolah Alam sebagai pembanding dengan kondisi di lapang. Selain itu data sekunder lainnya dapat diperoleh dari sekolah yang bersangkutan, dan penelusuran pustaka.
3.4.3 Analisis
Pelaksanaan analisis dilakukan dengan pengolahan data secara sistematis dari data yang telah terkumpul di lokasi penelitian. Analisis dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Analisis lanskap untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah secara deskriptif;
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan karakter pendukung lanskap sekolah yang ada di kedua sekolah. Karakter lanskap yang ada dijadikan sebagai kriteria pembanding untuk mengetahui karakteristik lanskap sekolah alam
11 yang dijadikan sebagai media pembelajaran lingkungan. Hasil dari analisis ini berupa tabel pembanding karakter antara kedua sekolah (Tabel 2).
Tabel 2. Analisis Kualitas Lanskap
No. Kriteria SAB SAC
1 2 dst.
2. Analisis aspek sosial aktivitas sehingga diketahui karakter dan pemanfaatan ruang dari pengguna dan pengelola sekolah alam secara deskriptif dan spasial.
Pengambilan data yang ditentukan dengan rancangan yang dibuat sebagai berikut:
a. membagi waktu penelitian (membagi dua periode waktu yaitu pagi dan sore hari dengan masing-masing periode waktu terdiri dari lima kali ulangan), b. membagi taman berdasarkan letak menjadi setting taman.
Untuk prosedur pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada hari sekolah sebanyak lima hari. Waktu pagi ditentukan pada pukul 07.00-11.30 dan waktu sore pada pukul 11.30-16.00.
Hasil dari pengolahan data behavior setting, dapat diterjemahkan secara visual dan sederhana kedalam bentuk behavior mapping. Pemetaan yang dilakukan adalah teknis place centered mapping. Ittelson (Setiawan dan Haryadi, 1995) menjelaskan langkah pertama yang dilakukan adalah membuat sketsa setting meliputi seluruh unsur fisik yang diperkirakan akan mempengaruhi perilaku pengguna tersebut, peneliti dapat menggunakan peta dasar yang telah didapat sebelumnya. Langkah berikutnya membuat daftar perilaku yang akan diamati serta menentukan simbol atau tanda sketsa bagi setiap perilaku, kemudian dalam kurun waktu tertentu peneliti mencatat berbagai perilaku.
Behaviour Mapping dibagi menjadi dua yaitu,
1. Different Park Will Attract Different People (taman yang berbeda akan menarik user yang berbeda), masing-masing komponennya diuraikan menjadi (Tabel 3),
a. Different park dibagi berdasarkan:
12 Tabel 3. Setting Different Park
Setting Taman
Sentra Pagi Sentra Sore
Berdasarkan Lokasi
SAB:
Data taman 1 (taman penerimaan)
Data taman 2 dan 3 ( taman obat dan taman sentral) Data taman 4-6 (taman A to Z,
taman warna, dan taman panca indera)
SAC:
Data taman 1 (taman penerimaan)
Data taman 2 dan 3 (taman produksi dan taman jam) Data taman 4-7, dan 9 (taman
daur ulang, taman outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater)
Data taman 8 (Taman manfaat)
SAB:
Data taman 1 (taman penerimaan)
Data taman 2 dan 3 ( taman obat dan taman sentral) Data taman 4-6 (taman A to Z,
taman warna, dan taman panca indera)
SAC:
Data taman 1 (taman penerimaan)
Data taman 2 dan 3 (taman produksi dan taman jam) Data taman 4-7, dan 9 (taman
daur ulang, taman outbound, taman taman warna, taman sentral, dan ampiteater)
Data taman 8 (Taman manfaat) b. Different user digolongkan dalam tingkatan umur yaitu umur A. 7
tahun – 9 tahun (kelas I – III Sekolah Dasar), B. 10 tahun – 12 tahun (kelas IV – VI Sekolah Dasar), dan C. Pegawai sekolah (Dewasa). Dalam katagori ini dibuat simbol atau tanda yang nantinya akan diplot pada peta.
2. Diffferent park will generate different activity (taman yang berbeda akan menggerakkan aktivitas yang berbeda), masing-masing komponennya diuraikan menjadi,
1. Different park dibagi berdasarkan
Lokasi, yaitu sentra pagi (SP) dan sentra sore (SS)
2. Different activity dibedakan kedalam ragam aktivitas yang dilakukan pada saat pengamatan. Terdapat 11 aktivitas yang berlangsung seperti 1. Belajar 2. Duduk 3. Berdiri 4. Berjalan 5. Berlari 6. Bermain 7. Memanjat 8. Berbincang 9. Jongkok 10. Outbound/olahraga 11.Makan (Tabel 4).
13 Tabel 4. Ragam Aktivitas
Katagori Perbandingan Simbol (angka) Keterangan
Ragam aktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Belajar Duduk Berdiri Berjalan Berlari Bermain Memanjat Berbincang Jongkok Outbound / olahraga Makan
3. Analisis SWOT untuk mengetahui pengembangan atau pengelolaan berikutnya.
Analisis efektivitas fungsi lanskap/setting analisis secara SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities and Threats) (Rangkuti, 1997) dengan melihat faktor Internal dan eksternal yang mempengaruhi atau tergantung dari kepentingan dan permasalahan tapak. Dari analisis SWOT akan dihasilkan matriks SWOT. Matriks ini dapat menghasilkan 4 strategi kemungkinan alternatif. Keempat strategi itu adalah:
1. SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya,
2. ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman,
3. WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada, dan
4. WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
14 Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
a) Analisis penilaian faktor Internal dan faktor eksternal b) Penentuan bobot setiap variabel
c) Penentuan peringkat (rating) d) Penyusunan alternatif strategi
e) Pembuatan tabel rangking alternatif strategi Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Analisis Penilaian Faktor Internal dan Eksternal
Penilaian faktor Internal (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan serta memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Sedangkan penilaian faktor eksternal (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang (David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997). Identifikasi berbagai faktor tersebut secara sistematis digunakan untuk merumuskan strategi untuk pengelolaan Sekolah Alam.
b. Penentuan Bobot Setiap Variabel
Sebelum melakukan pembobotan faktor Internal maupun eksternal, terlebih dahulu ditentukan tingkat kepentingannya. Setiap faktor Internal dan eksternal diberi nilai berdasarkan tingkat kepentingannya (Tabel 5 dan Tabel 6).
Tabel 5.Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Internal
Simbol Faktor kekuatan (strength) Tingkat kepentingan
S1 Kekuatan yang sangat besar
S2 Kekuatan yang besar
S3 Kekuatan yang sedang
Sn
Simbol Faktor kelemahan (weakness) Tingkat kepentingan
W1 Kelemahan yang tidak berarti
W2 Kelemahan yang kurang berarti
W3 Kelemahan yang cukup berarti
15 Tabel 6. Formulir Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal
Simbol Faktor peluang (opportunity) Tingkat kepentingan
O1 Peluang sangat tinggi
O2 Peluang tinggi
O3 Peluang yang sedang
On
Simbol Faktor ancaman (threats) Tingkat kepentingan
T1 Acaman yang besar
T2 Ancaman yang sedang
T3 Ancaman yang kecil
Tn
Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak pengelola. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal (Lampiran 1 dan Lampiran 2).
c. Penentuan peringkat (rating)
Penentuan tiap variabel terhadap kondisi objek diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4 terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki Sekolah Alam. Nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan (Lampiran 3).
Total skor pembobotan berkisar antara 1-4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan IFE di bawah 2,5 maka dapat dinyatakan bahwa kondisi Internal lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5 maka dinyatakan kondisi Internal kuat, Demikian juga total pembobotan EFE, jika dibawah 2,5 menyatakan bahwakondisi eksternal lemah dan jika di atas 2,5 menyatakan bahwa kondisi eksternal kuat (David, 2008 yang disitasi Rangkuti, 1997) (Lampiran 4 dan Lampiran 5).
Setelah pembobotan dan pemberian rating maka didapatkan skor pada faktor internal dan eksternal, tahap selanjutnya adalah pemetaan pada matriks internal-eksternal. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui orientasi strategi yang akan diterapkan. Pemetaan dibagi menjadi sembilan kolom yang kemudian tiga kolom utama yang terdiri dari kolom I, II, dan IV untuk strategi yang tumbuh dan membangun (growth and build); kolom III, V dan VII untuk strategi yang mempertahankan dan pelihara (hold and maintain); serta kolom VI, VIII, dan IX
16 untuk strategi panen dan devesitas (harvest and divest) (Rangkuti, 1997) (Gambar 2).
Gambar 2. Orientasi Strategi berdasarkan matriks IE (Sumber: David, yang disitasi Rangkuti)
d. Penentuan Alternatif Strategi
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT (Tabel 7).
Tabel 7. Matriks SWOT Eksternal
Internal Opportunity Threats
Strenght
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi
Weakness
Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan kelemahan Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada Sumber: Rangkuti, 1997
e. Penentuan Tabel Rangking Alternatif Strategi
Penentuan prioritas dari strategi yang dihasilkan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan akan menetukan rangking prioritas strategi (Tabel 8). Jumlah skor ini diperoleh dari penjumlahan semua skor di setiap faktor-faktor strategis yang terkait. Rangking akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada. Perangkingan ini dilakukan secara subjektif dimana strategi akan berupa usaha memaksimumkan kekuatan (strength) dan
17 peluang (opportunity) serta meminimumkan ancaman (threat) dan kelemahan (weakness).
Tabel 8. Formulir Perangkingan Alternatif Strategi dari Matriks SWOT Alternatif
Strategi Keterkaitan dengan Unsur SWOT Skor Rank
SO1 SO2 SO3 …. Son
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada
WO1 WO2 WO3 ….. Won
Mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ST1 ST2 ST3 ….. STn
Menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi
WT1 WT2 WT3 …… WTn
Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada
3.4.4 Sintesis
Hasil analisis SWOT dan deskriptif maka tahapan selanjutnya adalah perumusan rekomendasi untuk menghasilkan usulan pengembangan/pengelolaan lanskap kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pengelolaan agar dapat digunakan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.
18
BAB IV HASIL